Orang Kristen yang takut akan Tuhan akan MENGHARGAI waktu dengan cara

Orang paling kaya dan orang paling miskin sama-sama memiliki 24 jam sehari. Begitu pula dengan waktu untuk orang sehat dan sakit, orang paling bahagia dan yang merasa paling susah.

Jadi, kenapa kita sering merasa waktu kita tidak cukup untuk melakukan ini-itu? Atau, sebaliknya, kita memboroskan waktu untuk melakukan hal-hal sepele atau yang tidak berfaedah bagi diri kita?

Bagaimana agar kita lebih bijaksana menggunakan setiap saat yang Tuhan berikan dalam hidup kita?

Making the Most of Your Opportunities

Masalah kita sebenarnya bukanlah tentang kekurangan waktu, melainkan pada pengelolaan waktu.

Paulus menulis kepada jemaat Kolose: “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.” – Kolose 4:5. Dalam New English Translation, ayat tersebut diterjemahkan sebagai, “Conduct yourselves with wisdom toward outsiders, making the most of the opportunities.”

Artinya, dalam setiap tindakan kita, termasuk dalam interaksi dengan sesama di luar Gereja, kita perlu memerhatikan penggunaan waktu. Gunakan setiap kesempatan pergaulan kita dengan orang lain sebaik mungkin. Waktu kita tidak banyak, tetapi sering kali kita menghamburkannya untuk hal yang kurang bermanfaat bagi pertumbuhan Kerajaan Allah.

Dalam versi King James, kata yang dipakai adalah redeeming the time (menebus waktu). Begitu banyak waktu kita yang hilang dengan mubazir. Jadi, sekarang bukan lagi saatnya berleha-leha. Kita diharapkan melakukan usaha dobel, bahkan tripel dalam memanfaatkan waktu dan membayar kesempatan yang disia-siakan di masa lalu.

Saya pribadi menyadari ada banyak waktu yang mestinya dapat saya gunakan untuk memenangkan jiwa tetapi dilewatkan begitu saja. Mari kita perlakukan waktu yang Tuhan berikan dengan lebih serius. Hendaknya kita memakai setiap kesempatan interaksi dengan pribadi-pribadi lain untuk mengabarkan Injil Kristus.

Ingatlah tiga hal ini agar kita lebih menghargai waktu:

Sebagai murid Yesus, muara dari seluruh aspek kehidupan kita adalah menggenapi amanat agung-Nya (Matius 28:19). Janganlah kita mengukur waktu berdasarkan uang. Ukuran kita adalah jiwa yang dimenangkan. Dan, pemenangan jiwa yang otentik selalu dilakukan oleh orang yang jiwanya berkelimpahan di dalam Kristus.

Apa pun karunia pelayanan yang kita miliki, kita tetap perlu menjalankan amanat agung tersebut. Siapa yang sudah kita tuntun kepada Yesus? Sudahkah kita mengabarkan Injil Kristus kepada sesama lewat perbuatan kita sehari-hari? Untuk melakukannya, apakah jiwa kita sendiri sudah melimpah dengan kasih-Nya?

2. Atur Waktu untuk Mengatur Waktu

Waktu tidak bisa ditabung atau ditumpuk. Apa yang sudah berlalu tidak dapat kita tarik kembali. Dan, waktu yang tak direncanakan dengan baik akan menguap begitu saja, tanpa membawa kita lebih dekat kepada tujuan Kristus.

Di sisi lain, kelebihan orang yang memenangkan jiwa-jiwa, yang imannya terus bertumbuh dan mampu mencapai banyak hal, adalah pada pengaturan waktu dan realisasinya.

Mari bangun kebiasaan untuk mengatur waktu. Apakah kita sudah menyusun rencana sebelum hari dimulai? Pastikan hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini, kita punya perencanaan untuk waktu kita.

3. Evaluasi dan Kreatif Menggunakan Waktu

Ada jiwa yang butuh waktu lama hingga dapat dituai bagi Kristus, tetapi ada pula yang bisa sangat cepat. Selain butuh hikmat untuk membedakannya, kita juga perlu mengevaluasi cara interaksi kita dengan sesama dan bagaimana distribusi waktunya.

Renungkanlah, kalau perlu tuliskan, adakah hal yang harus kita lakukan secara berbeda besok dan seterusnya? Jiwa seperti apa yang kita mesti bawa ke dalam Kerajaan Allah? Tuhan Yesus selalu intensional (melandaskan tindakan dengan niat) dalam segala hal yang Dia kerjakan. Jadilah seorang yang intensional juga seperti Yesus.

Semoga tiga hal di atas dapat membantu kita bersikap lebih bijaksana terhadap setiap kesempatan dalam hidup untuk membawa orang lain kepada keselamatan.

Marilah berdoa: Bapa, ajari kami untuk melihat betapa berharganya waktu kami hari ini dari sudut pandang kerajaan Allah. Waktu yang kami miliki bernilai untuk kekekalan. Bantulah kami menggunakannya dengan penuh hikmat. Amin.

* Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official

Artikel terkait: Menanti Pertolongan yang Tampaknya Mustahil

Video inspirasi:

Ayat bacaan: Efesus 5:16 ========================

"dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."

Adik saya baru saja mendapatkan musibah kecelakaan ketika sedang mengendarai sepeda motor bersama temannya. Puji Tuhan ia masih selamat, meskipun mendapatkan tujuh jahitan di ubun-ubun kepalanya. Musibah sebenarnya bisa dihindari apabila ia tidak mengebut dan memakai helm. Akibat menghindari sebuah becak ia terpelanting ke jalan dan sebuah mobil mengerem tepat di depan kepalanya. Putaran ban ternyata masih kencang, dan ubun-ubun kepalanya pun terkikis oleh ban sehingga sobek cukup panjang. Bayangkan seandainya pengemudi mobil itu telat menginjak rem sepersekian detik saja, atau kurang dalam sedikit saja, kepalanya bisa remuk tergiling mobil itu. Saya bersyukur Tuhan masih memberi kesempatan baginya untuk hidup. Saat ini ia masih beristirahat untuk memulihkan luka-luka dan bengkak yang ia alami di sekujur tubuh.

Tidak ada satupun dari kita yang tahu kapan kita dipanggil kembali menghadap Bapa. Banyak orang yang begitu takut menghadapi tahun 2012 yang mereka percaya akan menjadi akhir dari dunia ini. Teman saya pernah bercanda bahwa nanti memasuki tahun 2012 dia akan berubah. Padahal siapa yang bisa mengetahui kapan dunia ini berakhir, dan tentu saja siapa yang bisa tahu kapan ia dipanggil pulang? Kasus "near death experience" yang dialami adik saya semakin membuka mata saya bahwa kita tidaklah pernah tahu kapan kita akan meninggalkan dunia ini. Bisa jadi puluhan tahun lagi, beberapa jam lagi bahkan mungkin pula sedetik lagi.

Paulus mengingatkan kepada jemaat Efesus untuk tidak membuang-buang waktu dengan terus berbuat dosa. Ia mengingatkan: "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif" (Efesus 5:15).Ini pesan yang sangat penting karena tidak selamanya kesempatan untuk bertobat itu ada pada kita. Jangan bebal, tapi jadilah orang yang bijaksana dengan menghargai waktu yang masih diberikan kepada kita. Lebih lanjut Paulus pun menekankan kita untuk bijaksana memanfaatkan waktu karena bumi yang kita huni saat ini penuh dengan hal-hal yang menyesatkan. "dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (ay 16).

Dari apa yang dialami adik saya kemarin kita bisa melihat betapa sepersekian detik saja sudah begitu berharga. Sadarilah betapa seringnya kita sulit menghargai waktu dengan baik. Padahal membuang satu menit atau satu detik saja akan berarti membuang sebuah kesempatan besar. Waktu yang sudah berlalu tidak bisa diulangi lagi, kesempatan seringkali berlalu tanpa bisa kita dapat kembali. Tetapi kita begitu seringnya terlena dengan segala kenikmatan dunia sehingga selalu berpikir bahwa kita masih punya banyak kesempatan. Yesus jelas berkata: "Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." (Matius 25:13).

Terlena, menunda-nunda memang menjadi kebiasaan buruk bagi manusia. Itulah sebabnya kita perlu mengingat sepenggal doa Musa mengenai hal ini yang tertulis dalam Mazmur. "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12). Doa dan kedekatan kita kepada Bapa bisa memampukan kita untuk tetap terus menghitung hari-hari kita dengan bijaksana, terus berjaga-jaga. Yesus mengingatkan kita "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala." (Lukas 12:35) dan Paulus mengingatkan "Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar." (1 Tesalonika 5:6). Jangan terlena, jangan terus menunda kesempatan untuk memperbaiki diri, berbalik dari jalan-jalan yang sesat untuk kembali ke jalan yang benar. Tuhan memang membuka pintu kesempatan lebar-lebar kepada kita untuk berbalik arah kembali kepadaNya. Dia memang berjanji akan segera mengampuni kita, bahkan berjanji untuk tidak lagi mengingat-ingat dosa kita seperti apa yang Tuhan katakan dalam Yeremia 31:34. Namun kita harus ingat pula bahwa kesempatan emas seperti itu tidaklah tersedia selamanya. Ada waktu dimana kita akan dipanggil menghadapNya dan harus siap mempertanggungjawabkan semua yang kita perbuat dan katakan, dan kita tidak akan pernah tahu kapan saat itu tiba. Oleh karena itu hendaklah kita menjadi orang-orang yang arif dan bijaksana dalam menghitung hari-hari kita, mengisi setiap waktu kita dengan hal-hal bermanfaat, mempergunakan waktu yang masih diberikan dengan sebaik-baiknya agar kita tidak sampai menyesal ketika saatnya tiba. Marilah kita hargai setiap waktu yang diberikan Tuhan dengan semaksimal mungkin.

Jangan sia-siakan setiap detik yang diberikan Tuhan kepada kita

Follow us on twitter: //twitter.com/dailyrho

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA