Mengapa umat islam khususnya warga nu melakukan peringatan nisfu syaban

Semarang, IDN Times - Malam Nisfu Syaban tahun 2022 Masehi atau 1442 Hijriah bakal menjelang . Nisfu Syaban jatuh pada Jumat tanggal 18 Maret 2022 hingga 19 Maret 2022,

Nisfu Syaban artinya merupakan malam pertengahan bulan Syaban. Yakni peringatan pada tanggal 15 bulan kedelapan atau bulan Syaban dari kalender hijriah.

Baca Juga: Tuntunan Lengkap Puasa Ramadan dari PP Muhammadyah saat Wabah COVID-19

1. Nisfu Syaban tahun ini bertepatan pada Rabu 18 Maret 2022 Malam

pexels.com/Abdullah Ghatasheh

Malam Nisfu Syaban 2022 tahun ini jatuh pada Jumat (mulai Kamis malam), 18 Maret 2022.

Nisfu Syaban adalah malam di mana dibukanya 300 pintu rahmat dan ampunan oleh Allah SWT.

Ada banyak keutamaan yang bisa diraih dengan cara beribadah, salah satunya melaksanakan puasa Syaban, dan melaksanakan shalat Tasbih.

2. Keutamaan Bulan Sya'ban yang merupakan bulan penuh berkah

Bulan Syaban merupakan bulan penuh berkah, Bulan Syaban merupakan bulan sebelum Ramadhan, pada Bulan Syaban Allah membukakan pintu rahmat dan ampunan seluas-luasnya. Umat Islam pada bulan ini dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sunah seperti puasa sunah dan memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam Nisfu Syaban.

Di malam Nisfu Syaban Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

3. Dianjurkan untuk membaca Yasin agar terhindar dari wabah

Ilustrasi positif COVID-19. pixabay.com

Malam Nisfu Syaban dikenal sebagai Laylatul Bara'ah atau Laylatun Nisfe min Sha'ban di dunia Arab, dan sebagai Shab-e-barat di Afghanistan, Bangladesh, Pakistan, Iran dan India.

PBNU mengimbau masyarakat untuk membaca amalan yang biasa dilakukan oleh warga NU pada malam nisfu Syaban, diantaranya membaca surat Yasin tiga kali.

Pada masing-masing bacaan disertai niat permohonan untuk dianugerahi panjang umur dalam keberkahan dan rida-Nya, dijauhkan dari segala macam bahaya seperti fitnah, penyakit, wabah, dan sejenisnya, dan diberi kekuatan iman dengan tidak bergantung kepada sesama manusia.

3. Memperbanyak membaca doa di malam Nisfu Syaban

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Melansir dari artikel Tiga Amalan Utama pada Malam Nisfu Syaban yang ditulis oleh Hengki Ferdiansyah yang terbit di NU Online, Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menyebutkan setidaknya terdapat tiga amalan yang dapat dilakukan pada malam nisfu Syaban.

Tiga amalan ini disarikan dari kitab Madza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki.

Pertama, memperbanyak doa. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء

Artinya, “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

4. Membaca kalimat syahadat sebanyak-banyaknya

Amalan yang kedua yang dianjurkan oleh Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki di malam Nisfu Syaban yakni membaca dua kalimat mulia yakni kalimat syahadat sebanyak-banyaknya.

وينبغي للمسلم أن يغتنم الأوقات المباركة والأزمنة الفاضلة، وخصوصا شهر شعبان وليلة النصف منه، بالاستكثار فيها من الاشتغال بكلمة الشهادة "لا إله إلا الله محمد رسول الله".

Artinya, “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”

5. Memperbanyak membaca istighfar

Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Meski manusia merupakan sering melakukan dosa dan kesalahan namun Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun.

Menurut Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Karenaya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam nisfu Sya’ban.

الاستغفار من أعظم وأولى ما ينبغي على المسلم الحريص أن يشتغل به في الأزمنة الفاضلة التي منها: شعبان وليلة النصف، وهو من أسباب تيسير الرزق، ودلت على فضله نصوص الكتاب، وأحاديث سيد الأحباب صلى الله عليه وسلم، وفيه تكفير للذنوب وتفريج للكروب، وإذهاب للهموم ودفع للغموم
Artinya, “Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan.

Demikian amalan-amalan yang dianjurkan dikerjakan di malam Nisfu Sya'ban atau malam pertengahan bulan Sya'ban. Tak terasa ya setelah bulan Syaban ini umat Islam akan segera memasuki Bulan Ramadhan.

Baca Juga: Tradisi Dandangan Sambut Ramadan di Kudus Tahun Ini Ditiadakan

Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Nisfu Sya'ban" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR
(Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Nisfu Sya'ban adalah peringatan pada tanggal 15 bulan kedelapan (Sya'ban) dari kalender Islam. Hari ini juga dikenal sebagai Laylatul Bara’ah atau Laylatun Nisfe min Sha’ban di dunia Arab, dan sebagai Shab-e-barat[1][2] di Afghanistan, Bangladesh, Pakistan, Iran dan India. Nama-nama ini diterjemahkan menjadi "malam pengampunan dosa", "malam berdoa" dan "malam pembebasan", dan sering kali diperingati dengan berjaga sepanjang malam untuk beribadah.[3] Di beberapa daerah, malam ini juga merupakan malam ketika nenek moyang yang telah wafat diperingati.[3]

Perayaan Nisfu Sya'ban di Qom, Iran

  • Lailat al-Baraa (bahasa Arab: ليلة البراءة‎, Malam Pengampunan Dosa);
  • Lailat al-Du'a (bahasa Arab: ليلة الدعاء‎, Malam Berdoa);
  • Nim Sha'ban di Afghanistan dan Iran;
  • Nisf Sha'ban (bahasa Arab: نصف شعبان‎, Pertengahan Sya'ban) di negara-negara berbahasa Arab;
  • Nisfu Sya'ban di negara-negara berbahasa Melayu;
  • Shab-e-Baraat di India, Pakistan, dan Bangladesh, berarti Malam Pengampunan Dosa; serta
  • Berat Kandili di Turki.
  • Wulan Ruwah di Jawa, yang berarti bulan arwah, digunakan untuk mengirim do'a kepada para leluhur agar mendapat pengampunan dosa.

Setelah Shalat Maghrib disunnahkan melaksanakan shalat sunnah dua raka'at. Disunnahkan pada raka'at pertama membaca Surah Al-Kafirun dan pada raka'at kedua membaca Surah Al-Ikhlas.[4] Pada pendapat lain disunnahkan membaca Surah Al-Ikhlas enam kali di tiap raka'atnya.[5]

Bacaan Surah

Setelah melaksanakan shalat sunnah tersebut disunnahkan membaca Surah Yasin tiga kali. Pada bacaan pertama diharapkan untuk dipanjangkan umurnya. Bacaan kedua diharapkan untuk diluaskan rezekinya. Lalu pada bacaan terakhir diharapkan agar meninggal secara Husnul Khotimah.[4]

Bacaan Doa

Setelah membaca Surah Yasin dianjurkan membaca doa malam Nisfu Sya'ban sebagai berikut:

اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ. اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Artinya:
“Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”[6]

  • 1414: 27 Januari 1994
  • 1415: 17 Januari 1995
  • 1416: 6 Januari 1996
  • 1417: 26 Desember 1996
  • 1418: 15 Desember 1997
  • 1419: 4 Desember 1998
  • 1420: 23 November 1999
  • 1421: 11 November 2000
  • 1422: 1 November 2001
  • 1423: 22 Oktober 2002
  • 1424: 11 Oktober 2003
  • 1425: 30 September 2004
  • 1426: 19 September 2005
  • 1427: 8 September 2006
  • 1428: 28 Agustus 2007
  • 1429: 17 Agustus 2008
  • 1430: 6 Agustus 2009
  • 1431: 27 Juli 2010
  • 1432: 17 Juli 2011
  • 1433: 5 Juli 2012
  • 1434: 24 Juni 2013
  • 1435: 13 Juni 2014
  • 1436: 2 Juni 2015
  • 1437: 22 Mei 2016
  • 1438: 12 Mei 2017
  • 1439: 1 Mei 2018
  • 1440: 21 April 2019
  • 1441: 9 April 2020
  • 1442: 29 Maret 2021
  • 1443: 18 Maret 2022
  • 1444: 7 Maret 2023
  • 1445: 25 Februari 2024
  • 1446: 14 Februari 2025
  • 1447: 3 Februari 2026
  • 1448: 23 Januari 2027
  • 1449: 12 Januari 2028
  • 1450: 31 Desember 2028
  • 1451: 21 Desember 2029
  • 1452: 11 Desember 2030
  • 1453: 30 November 2031
  • 1454: 19 November 2032
  • 1455: 8 November 2033
  • 1456: 28 Oktober 2034

  1. ^ Dinesh Bihari Trivedi, A. H. M. Zehadul Karim, Law and order in upper India: a study of Oudh, 1856-1877, Northern Book Centre, 1990, ISBN 978-81-85119-83-0, ... The first significant religious occasion shabe-barat (lailat- ul-barat or the night of deliverance) is held in the middle of Shaban (eighth month of the Islamic calendar) ... 
  2. ^ Clare M. Wilkinson-Weber, Embroidering lives: women's work and skill in the Lucknow embroidery industry, SUNY Press, 1999, ISBN 978-0-7914-4088-9, ... Shab-barat is observed with nightlong prayer and recitation (in the mosque for men, and at home for the women). 
  3. ^ a b Jamal J. Elias, Islam: Religions of the world, Psychology Press, 1999, ISBN 978-0-415-21165-9, ... Laylat al-bara'a ... fortune for the coming year is popularly believed to be registered in Heaven ... prayer vigils and by feasting and illumination ... oblations are made in the name of deceased ancestors ... 
  4. ^ a b Pustaka Agung Surabaya. Majmu' Syarif (مَجْمُوْعْ شَرِيْفْ). 
  5. ^ "Hukum Cara Sholat Nisfu Sya'ban". Almunawwar.net.  Parameter |acces-date= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  6. ^ Kurniawan, Alhafiz (30 April 2018). "Doa Malam Nisfu Sya'ban". NU Online. Diakses tanggal 8 Mei 2020. 

 

Artikel bertopik Islam ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nisfu_Sya%27ban&oldid=19526309"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA