Mengapa Kerajaan Medang Kamulan Kahuripan dibagi menjadi 2?

Mpu Bharada membagi Kerajaan Medang Kamulan menjadi dua yaitu Kediri dan Jenggala atas perintah Raja Airlangga. Alasan pembagian kerajaan ini adalah ….

Pembahasan

Kerajaan Medang mencapai puncak pada masa raja Airlangga. Untuk menghindari perang saudara, kerajaan dibagi dua untuk dua putra Airlangga, yakni Kerajaan Kahuripan dengan ibu kota Janggala dan Kerajaan Kediri dengan ibu kota Daha. Raja Kahuripan adalah Mapanji Garasakan dan raja Kediri yaitu Sri Samarawijaya. Sebagai pelaksana pembagian kekuasaan ditunjuklah Mpu Bharada.

Jawaban

Dengan demikian, alasan pembagian kerajaan Medang oleh raja Airlangga adalah menghindari adanya perang saudara.

See also Presiden yang memimpin Indonesia pada masa Reformasi secara berurutan antara lain

DI BALIK nama besar Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri, kerajaan ini merupakan hasil dari pembagian wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno sendiri merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia, yang awalnya berlokasi di Jawa Tengah, namun akhirnya memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur.

Berdirinya Kerajaan Kediri tak bisa dilepaskan dari Raja Airlangga yang bertahta di Kerajaan Mataram Kuno. Awalnya Raja Airlangga membagi kerajaan menjadi dua, yaitu di Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri), yang dibatasi dengan Gunung Jawi dan Sungai Brantas. Tujuan pembagian kerajaan tersebut yaitu agar tidak ada pertikaian.

Namun ketika Raja Airlangga memutuskan membagi dua kerajaannya, menjadi Jenggala dan Panjalu. Alhasil perubahan – perubahan pun terjadi, dalam artian ketidakstabilan politik yang semakin berlangsung. Hal itu terungkap dalam buku "Kerajaan Kediri atau Panjalu: Sistem Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Yuka, Tanaya, P., Ravando, Dieta Lebe S., dan Iqra R., 2007".

Kerajaan Janggala atau Kahuripan terdiri atas Malang dan Delta Sungai Brantas dengan pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, dengan ibukotanya Kahuripan. Sedangkan Kerajaan Panjalu (Kediri) meliputi Kediri, Madiun dengan ibukotanya Daha.

Langkah membagi kerajaan menjadi dua ini dilakukan Raja Airlangga karena terjadi perebutan tahta kerajaan sehingga ia terpaksa membelah kerajaan menjadi dua. Hasil perang tersebut, Kerajaan Panjalu (Kediri) diberikan kepada Sri Samarawijaya yang berpusat di Kota Daha.

Sedangkan Kerajaan Jenggala (Kahuripan) diberikan pada Mapanji Garasakan yang berpusat di Kahuripan. Dalam Prasasti Meaenga disebutkan bahwa Panjalu bisa dikuasai Jenggala dan nama Raja Mapanji Garasakan (1042-1052 M) diabadikan.

Tapi berikutnya Kerajaan Panjalu melakukan penyerangan kepada Kerajaan Jenggala, dan berhasil menaklukkan Airlangga. Dari sanalah awal mula Kerajaan Kediri mulai menancapkan kekuasaannya di Jawa Timur.

  • #sejarah Indonesia
  • # Kerajaan Kediri
  • #Raja Airlangga

Lihat Foto

Wikimedia Commons/Pandu Aji Wirawan

Candi Penataran di Blitar, salah satu peninggalan Kerajaan Kediri.

KOMPAS.com - Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan di Jawa yang bercorak Hindu.

Kerajaan ini memiliki banyak nama lain, di antaranya adalah Kadiri, Daha, dan Panjalu.

Kerajaan Kediri didirikan pada abad ke-11, lebih tepatnya pada tahun 1045 masehi, dengan pusat pemerintahan di Dahanapura, Kediri, Jawa Timur.

Pada masanya, kerajaan ini memiliki kekuasaan yang luas, hingga meliputi seluruh Pulau Jawa dan sebagian Sumatera.

Bahkan pengaruhnya sangat kuat hingga mampu mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya.

Berdirinya Kerajaan Kediri

Raja-raja Kerajaan Kediri adalah keturunan dari Airlangga, raja Medang Kamulan.

Raja Airlangga sendiri yang membagi Kerajaan Medang Kamulan menjadi dua, yaitu Kerajaan Kediri dan Jenggala.

Hal ini dilakukan karena Airlangga memiliki dua putra, yaitu Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan.

Untuk menghindari perpecahan di antara dua putranya, Airlangga memberikan Kediri (Panjalu) pada Samarawijaya, dan Jenggala (Kahuripan) kepada Mapanji.

Kedua kerajaan ini dipisahkan oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Pajang

Doni Setyawan | Maret 18, 2018 | Soal USBN Sejarah |

Kerajaan Medang mencapai puncak pada masa pemerintahan Raja Airlangga. Raja Airlangga kemudian memerintahkan kepada Mpu Bharada membagi kerajaan menjadi dua yaitu kerajaan Jenggala dan kerajaan Panjalu. Alasan Raja Airlangga memebagi kerajaan menjadi dua adalah… .

A. menghindari perang saudara diantara keturunan Airlangga

B. untuk meningkatkan perdagangan dan kemakmuran rakyatnya

C. untuk memisahkan pemeluk agama Hindu-Budha

D. meningkatkan pertahanan Kediri untuk menghadapi serangan balik dari Sriwijaya

E. adanya penolakan Raja Airlangga terhadap putri mahkota yang menginginkan tahta Kediri

Pembahasan:

Kerajaan Medang Kamulan mencapai puncak pada masa raja Airlangga. Untuk menghindari perang saudara, kerajaan dibagi dua untuk dua putra Airlangga, yakni Kerajaan Kahuripan dengan ibu kota Janggala dan Kerajaan Kediri dengan ibu kota Daha. Raja Kahuripan adalah Mapanji Garasakan dan raja Kediri yaitu Sri Samarawijaya. Sebagai pelaksana pembagian kekuasaan ditunjuk Mpu Bharada.

Baca materi:

Sejarah Kerajaan Medang Kamulan

Jadi:

Kerajaan Medang mencapai puncak pada masa pemerintahan Raja Airlangga. Raja Airlangga kemudian memerintahkan kepada Mpu Bharada membagi kerajaan menjadi dua yaitu kerajaan Jenggala dan kerajaan Panjalu. Alasan Raja Airlangga memebagi kerajaan menjadi dua adalah… . A. menghindari perang saudara diantara keturunan Airlangga

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

Jakarta -

Indonesia memiliki berbagai kerajaan di masa lampau, salah satunya kerajaan Medang. Kerajaan ini terletak di Jawa Timur dan merupakan lanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah.

Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kerajaan Medang Kamulan. Banyak peninggalan Kerajaan Medang Kamulan yang menjadi saksi sejarah berdirinya kerajaan Hindu ini.

1. Sejarah Kerajaan Medang

Kerajaan Medang berdiri di Jawa Timur pada abad ke-10 dengan Ibu Kota Wantan Mas yang terletak di kawasan sungai Brantas. Sebelumnya, Kerajaan Medang berdiri di Jawa Tengah dengan nama Kerajaan Mataram.

Lokasi kerajaan harus pindah ke Jawa Timur karena letusan Gunung Merapi menghancurkan Kerajaan Mataram. Berdasarkan Prasasti Mantyasih, raja pertama Kerajaan Medang saat berada di Jawa Tengah adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

Puncak kejayaan terjadi pada tahun 898-910 masehi. Kala itu, Kerajaan Medang dipimpin oleh Raja Balitung dan memiliki kekuasaan meliputi Bagelen di Jawa Tengah hingga Malang di Jawa Timur.

Selain itu, ada juga yang menyebutkan puncak kejayaan Kerajaan Medang terjadi pada masa Raja Airlangga. Hal itu tertulis dalam kitab Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa.

2. Raja Kerajaan Medang

Sistem pemerintahan Kerajaan Medang Kamulan adalah monarki atau sistem pemerintahan kerajaan. Ada beberapa raja yang tertulis dalam sejarah kehidupan politik Kerajaan Medang Kamulan setelah pindah ke Jawa Timur.

Raja pertama Kerajaan Medang di Jawa Timur bernama Mpu Sindok. Raja ini memerintah bersama sang istri Sri Wardhani Pu Kbih selama lebih dari 20 tahun.

Ada banyak kebijakan yang dikeluarkan Mpu Sindok demi menjaga keberlangsungan hidup Kerajaan Medang, misalnya membangun bendungan hingga waduk.

Kemudian, Kerajaan Medang juga pernah dipimpin oleh Raja Dharmawangsa Teguh yang merupakan cucu Mpu Sindok. Raja ini dikenal sangat peduli terhadap rakyatnya.

Bahkah, Raja Dharmawangsa pernah menurunkan tentara guna merebut perdagangan yang dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya. Sayang, pertempuran tersebut nihil dan justru mengundang serangan balik.

Akibat serangan balik tersebut, Raja Dharmawangsa terbunuh. Kejadian ini dikenal sebagai penyerangan Pralaya. Selepas dari itu, Kerajaan Medang dipimpin oleh Raja Airlangga.

Raja Airlangga merupakan keponakan dari Raja Dharmawangsa. Ia merupakan anak dari Raja Bali Udayana yang menikah dengan Mahendradatta atau saudara dari Raja Dharmawangsa.

Terpilihnya Raja Airlangga karena seluruh keluarga Raja Dharmawangsa telah terbunuh dalam penyerangan Pralaya. Sehingga Airlangga berusaha untuk membalas dendam dan mengembalikkan kehormatan dari Kerajaan Medang.

Raja Airlangga berhasil memulihkan Kerajaan Medang dengan menaklukan raja-raja di bawah Kerajaan Sriwijaya. Ia pun memindahkan Ibu Kota Kerajaan Medang ke Kahuripan.

3. Keruntuhan Kerajaan Medang

Runtuhnya Kerajaan Medang Kamulan dimulai setelah dipimpin oleh Raja Airlangga. Kerajaan tersebut terpaksa dibagi menjadi dua kerajaan, yakni Kerajaan Janggala dan Kerajaan Kediri.

Keputusan tersebut dilakukan oleh Raja Airlangga guna mencegah terjadinya perang saudara. Diketahui, sang putri dari permaisuri Raja Airlangga memutuskan untuk tidak terlibat dalam kerajaan dan menjadi seorang petapa.

Akhirnya, Kerajaan Medang diberikan putra-putra dari selir Raja Airlangga. Sehingga sejarah Kerajaan Medang berakhir di zaman pemerintahan ini.

4. Peninggalan

Ada banyak peninggalan Kerajaan Medang Kamulan yang tercatat oleh sejarah. Pertama Prasasti Mpu Sindok yang menceritakan kehidupan politik Kerajaan Medang Kamula di masa Mpu Sindok.

Kemudian, Prasasti Bangli yang menceritakan pembangunan candi sebagai tempat peristirahatan sang mertua dari Mpu Sindok, Rakyan Bawang.

Selain prasasti, Kerajaan Medang juga memiliki peninggalan candi seperti, Candi Prambanan, Candi Kalasan, dan Candi Ijo yang terletak di Jawa Tengah.

(pay/erd)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA