Apa yang mendorong Suraqah begitu semangat ingin menangkap Nabi Muhammad SAW

Pembunuhan ialah suatu perbuatan manusia kepada orang lain yang bisa menjadikan nyawa orang tersebut hilang dan termasuk dosa besar.

Menurut ulama fikih, pembunuhan ialah perbuatan manusia yang berakibat hilangnya nyawa seseorang (Audah, 1992 Juz 2:6). Dalam Islam, ada 2 bentuk pembunuhan yaitu pembunuhan yang diharamkan (sengaja membunuh tiada sebab) dan pembunuhan yang diperbolehkan (saat perang membunuh musuh).

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.” (QS. Al Isra’: 33)

Oleh karena itu, kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa, “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. (QS. Al Maa’idah: 32).

Menghadang Nabi Muhammad di Tengah Perjalanan Hijrah untuk Membunuhnya

Cerita ini diambil dari kitab Mawa’izhul ‘Ushfuriyyah, ketika Rasulullah saw. hijrah ke kota Madinah. Orang-orang kafir Makkah bertemu di Darun Nadwah di rumah Abu Jahal. Di sana tokoh kafir Quraisy mengadakan sayembara, yang isi sayembara itu, “Barangsiapa yang bisa membawa Nabi Muhammad saw. atau bisa membawa kepalanya kepada tokoh kafir Quraisy akan diberi hadiah berupa 100 unta merah yang biji matanya berwarna hitam.”

Kemudian, Suraqah bin Malik berdiri dan mengatakan bahwa dia mampu membawa Nabi Muhammad saw. ke sini. Apabila Suraqah mampu membawa Nabi Muhammad saw. ke sini, maka akan dibayar dari hasil kumpulan harta orang-orang kafir yang hadir saat itu.

Suraqah bin Malik lantas menyusul Nabi Muhammad saw., ketika Suraqah bisa bertemu dengan Nabi Muhammad saw., ia mengeluarkan pedangnya dengan maksud mau membunuh Nabi Muhammad saw., dan ketika itu Allah membuktikan kekuasaan-Nya.

Bumi diperintahkan Allah Swt. untuk patuh kepada perintah Rasulullah saw., dan setelah Rasulullah SAW tahu bahwa bumi telah patuh kepadanya, bumi lantas diperintah oleh Rasulullah saw. untuk menghentikan Suraqah.

Suraqah yang sedang menaiki kuda, tiba-tiba kaki kuda terjerumus ke dalam bumi hingga lutut si kuda. Saat Suraqah mengetahui bahwa kudanya tidak bisa bangkit, Suraqah berharap perlindungan kepada Rasulullah sambil meminta agar ia diberi keamanan. Lantas, berdoalah Nabi Muhammad saw. meminta kepada Allah Swt. bahwa Suraqah yang sedang dimakan bumi agar diselamatkan.

Alhasil, Suraqah diselamatkan oleh Allah. Kemudian Nabi Muhammad saw. meneruskan perjalanannya ke Madinah. Tidak lama kemudian sekitar 1 jam, Suraqah mengejar Nabi Muhammad dengan mengeluarkan pedangnya lagi. Di dalam hati Suraqah masih berkeinginan untuk mengambil nyawa Nabi Muhammad.

Sesuai dengan perkiraan, bumi diperintahkan oleh Allah Swt. lagi untuk memakan kuda Suraqah hingga pusar kuda tersebut. Karena Suraqah takut dimakan bumi, Suraqah meminta tolong dengan rasa butuh dikasihani kepada Nabi Muhammad agar menyelamatkannya dengan keamanan dan berjanji untuk tidak melukai Nabi Muhammad saw.

Karena Nabi Muhammad saw. mendengar permintaan tolong Suraqah yang memprihatinkan ini, Nabi Muhammad pun memohonkan kepada Allah agar Suraqah selamat atas hukuman dimakan bumi. Selepas Suraqah selamat dari bahaya tersebut, kemudian Suraqah turun dan menghampiri Rasulullah dengan maksud meminta maaf atas tindakan buruknya. Nabi Muhammad pun bersedia memaafkannya.

Masuk Islam dan Memperbagus Keislamannya

Sembari Suraqah duduk di depan Nabi Muhammad, Suraqah bertanya kepada Nabi Muhammad tentang Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad yang sedemikian hebat memiliki kekuasaan. Suraqah juga bertanya apakah Tuhan yang disembah Nabi Muhammad terbuat dari emas atau perak.

Baca Juga  Hijrah Nabi Ibrahim: Dari Politeisme Menuju Monoteisme

Ketika Nabi Muhammad mendengar pertanyaan dari Suraqah tersebut, kemudian Nabi Muhammad menghadapkan pandangannya ke bawah dan terdiam sejenak. Lalu, Jibril turun dan meminta Nabi Muhammad untuk mengatakan, “Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung pada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas : 1-4)

Dan, “(Allah) pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuura : 11).

Sesudah Suraqah mendengarkan tersebut, Suraqah meminta kepada Nabi Muhammad agar memberi tahu Suraqah tentang Islam, kemudian Nabi Muhammad memberitahukan nilai-nilai Islam kepada Suraqah. Alhasil, Suraqah bin Malik masuk Islam dan selalu memperbagus keislamannya.

Editor: Lely N

SUATU pagi para pemuka Quraisy tersentak bangun dari tidur mereka. Kabar buruk mengusik ketenangan: Muhammad lolos dari kepungan para pemuda Quraisy yang berniat membunuhnya. Malam itu Rasulullah SAW dan Abu Bakar telah pergi dari Makkah menuju Madinah.

Para pemuda yang mengepung rumah Rasulullah menyangka beliau masih ada di dalam karena melihat seseorang berbaring di atas ranjang beliau. Padahal, itu adalah Ali ibn Abi Thalib yang diperintah Rasulullah SAW untuk tidur di atas ranjangnya dan mengenakan selimut beliau.

Pagi itu Makkah dilanda kepanikan. Para pemuka Quraisy langsung berkumpul dan memerintahkan pasukannya pergi mengejar dan mencari Muhammad ke segala penjuru, tetapi mereka tak kunjung menemukannya. Para pembesar putus asa, dan akhirnya menggelar sayembara kepada para kabilah yang tersebar sepanjang jalan antara Makkah dan Madinah: “Siapa pun yang berhasil membawa Muhammad hidup atau mati ke hadapan para pembesar Quraisy, ia akan diberi hadiah sebanyak seratus ekor unta betina terbaik!”

BACA JUGA: Tiga Keajaiban untuk Halimah As-Sa’diyyah setelah Menyusui Nabi

Suraqah ibn Malik yang mendengar sayembara itu segera menyiapkan baju besi, pedang, dan pelana kudanya. Setelah menyiapkan segala bekal dan perlengkapan, ia pacu kudanya sekencang-kencangnya menyusul Rasulullah Saw. Suraqah ibn Malik memang terkenal sebagai penunggang kuda yang cekatan. Perawakannya tinggi besar dengan sorot mata yang tajam. la pun dikenal sebagai pencari jejak yang cermat dan berpengalaman.

la lewati dengan tangkas jalan-jalan yang sukar dilalui orang biasa. la bergerak dengan sangat waspada dan hati-hati. Matanya nyalang melihat ke segala arah. Namun, tanpa diduga, ketika ia memacu kudanya dengan kencang, tiba-tiba kaki depan kudanya tersandung dan ia jatuh terpental dari punggung kuda. “Kuda sialan!” serapahnya kesal.

Tanpa pedulikan rasa sakit, ia berdiri dan kembali memacu kudanya. Namun, untuk kali kedua, kudanya tersandung lagi, melontarkan penunggangnya. Tentu raja Suraqah makin kesal. Namun, ia tak berputus asa. la bangkit lagi dan sigap melompat ke punggung kudanya.

Belum begitu jauh dari tempatnya jatuh, ia melihat Rasulullah Saw. berjalan berdua dengan sahabatnya. Maka, ia julurkan tangannya untuk mengambil busur. Namun, tiba-tiba tangannya kaku tak bisa digerakkan. Suraqah heran bercampur marah. Tak hanya itu, kini kaki kudanya terbenam di pasir. Debu beterbangan di sekitarnya membuat matanya kelilipan, nyaris tak bisa melihat. la berusaha menggerakkan kudanya, tetapi tak berhasil. Hewan itu seperti terpancang lekat di bumi. Suraqah memandang dua laki-laki buruannya itu lalu berseru dengan suara memelas, “Hai …!!! kalian berdua! Berdoalah kepada Tuhanmu supaya Dia melepaskan kaki kudaku. Aku berjanji tidak akan mengganggu kalian!”

Rasulullah Saw. berdoa dan kaki kuda Suraqah terlepas dari tanah. Namun, ketamakan memenuhi hatinya sehingga ia melanggar janjinya sendiri. Saat kudanya kembali bisa bergerak, Suraqah bangkit hendak menyerang Rasulullah. Sial, kaki kudanya kembali terbenam lebih parah dari semula. Suraqah memohon belas kasihan kepada Rasulullah, “Ambillah perbekalanku, juga harta dan senjataku. Demi Allah aku berjanji, akan menyuruh pulang setiap orang yang berusaha melacak kalian.”

BACA JUGA: Masya Allah, Ini Cerita Peristiwa Pembelahan Dada Nabi

“Kami tidak butuh perbekalan dan hartamu. Cukuplah jika kau suruh kembali orang-orang yang hendak setelah itu, Rasulullah Saw. berdoa, dan kaki kuda Suraqah pun terbebas. Saat hendak beranjak pergi, Suraqah berkata, “Demi Allah, aku tidak akan mengganggumu!”

“Apa yang kau inginkan dari kami?” Rasulullah bertanya.

“Demi Allah, hai Muhammad! Aku yakin agama yang kaubawa akan menang dan engkau mendapatkan kekuasaan yang tinggi. Berjanjilah kepadaku, jika kelak aku datang ke kerajaanmu, bermurah hatilah kepadaku. Tuliskanlah itu untukku!” pinta Suraqah.

Rasulullah Saw. menyuruh Abu Bakar menuliskannya pada sepotong tulang, lalu diberikannya kepada Suraqah. []

Sumber: 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah Saw/ Fuad Abdurahman/Naura Book/ Jakarta, 2015

Tags: rasulullahsuraqah bin malik

Ilustrasi kisah Suraqah yang gagal membunuh Nabi Muhammad SAW saat hijrah bersama Abu Bakar Ash Shiddiq ke Madinah.(Foto: istimewa)

Kastolani Sabtu, 14 Agustus 2021 - 15:35:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Kisah Suraqah bin Malik empat kali gagal membunuh Nabi Muhammad SAW dengan pedangnya terjadi saat Rasulullah SAW bersama Abu Bakar Ash Shiddiq melakukan perjalanan hijrah ke Madinah.

Saat itu, upaya kaum kafir Quraisy untuk membunuh Nabi Muhammad SAW terus dilakukan. Setelah gagal mengepung rumah Nabi SAW lalu mengejarnya hingga di Goa Tsur dan nyaris menemukan Rasulullah SAW yang sedang bersembunyi di goa tersebut bersama Abu Bakar.

BACA JUGA:
Kisah Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah

Setelah berhasil keluar dari Mekkah, dalam perjalanan hijrahnya ke Madinah, Nabi SAW kembali mendapat ancaman pembunuhan.

Kaum kafir Quraisy mengadakan pertemuan di Darun Dadwah untuk menangkap Rasulullah SAW dan membawa ke hadapan mereka. Lalu mereka sepakat bahwa siapa pun yang berhasil menangkap Muhammad hidup atau mati akan diberi hadiah besar berupa 100 unta merah dan 100 kuda Arab.

Lalu seorang laki-laki bernama Suraqah bin Malik menyatakan kesediaannya. Dengan memacu kudanya, Suraqah berhasil mengejar Rasulullah SAW yang dalam perjalanan ke Madinah bersama Abu bakar Ash Shiddiq.

Malaikat Jibril kemudian turun dan berkata pada Rasulullah,”Wahai Rasulullah, Allah telah menundukkan bumi ini untuk menaati perintahmu.”

Maka saat Suraqah tepat berada di belakang Rasulullah SAW sambil menghunus pedangnya, tiba- tiba ia terjatuh, dan terperosok ke dalam bumi.

Sementara itu Rasulullah pura-pura tidak tahu dan melanjutkan perjalanan. Lalu Suraqah memanggil, ”Hai Muhammad, tolonglah aku. Aku tidak akan membunuhmu. Marilah kita berdamai.” Rasulullah SAW pun menolong Suraqah.

Setelah selamat, Suraqah yang sudah terobsesi dengan hadiah 100 ekor unta kembali menghunuskan pedangnya. Saat ujung pedang Suraqah hampir mengenai kulit Rasulullah, tiba-tiba Suraqah kembali terperosok ke dalam bumi untuk kedua kalinya.

Suraqah pun kembali berteriak meminta tolong kepada Rasulullah. Dan Rasulullah pun menolongnya lagi. 

Setelah selamat, Suraqah pun mendekat dan bersimpuh di hadapan unta yang dikendarai Rasulullah, seraya berkata, ”Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Tuhanmu.

Sekiranya Dia memiliki kekuasaan sehebat itu, apakah Tuhanmu itu terbuat dari emas ataukah perak?”

Rasulullah pun menundukkan kepalanya. Dan Malaikat Jibril pun datang membawa wahyu , yakni Surat Al-Ikhlas sebagai jawaban atas pertanyaan Suraqah.

Kisah tersebut disebutkan dalam hadis sahih Imam Muslim.

شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَقَ الْهَمْدَانِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ يَقُولَ لَمَّا أَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِينَةِ فَأَتْبَعَهُ سُراقَةُ بْنُ مَالِكِ بْنِ جُعْشُمٍ قَالَ فَدَعَا عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَاخَتْ فَرَسُهُ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ لِي وَلَا أَضُرُّكَ قَالَ فَدَعَا اللَّهَ

Syubah dia berkata; saya mendengar Abu Ishaq Al Hamdani dia berkata; saya mendengar Al Barra` berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berangkat dari kota Makkah menuju Madinah, Suraqah bin Malik bin Jusyum mengejarnya dari belakang." Al Barra` mengatakan, "Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendoakannya hingga kaki kudanya terperosok ke dalam tanah, Suraqah lalu berkata, "Mohonkanlah kepada Allah agar saya dapat terlepas dari kecelakaan ini dan saya tidak akan mengganggu anda lagi." Al Barra` berkata, "Lantas beliau berdoa kepada Allah." (HR. Muslim) [ No. 2009 Syarh Shahih Muslim] Shahih.

Beberapa tahun setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah dan kembali ke Mekah dalam peristiwa fatkhu Makkah, Suraqah langsung menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW dan menyatakan diri masuk Islam karena terkesan dengan akhlak Nabi SAW.

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Kisah Suraqah bin Malik membunuh nabi muhammad saw hijrah

​ ​

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA