Mengapa jenis grafis disebut seni kelas dua

Ilustrasi seni grafis. (Photo on Freepik)

Bola.com, Jakarta - Di era seperti sekarang, ada sebagian orang yang masih merasa asing dengan kesenian seni grafis, sehingga perlu untuk mengetahui apa itu pengertian seni grafis.

Seni grafis merupakan satu di antara cabang seni rupa yang terbilang modern karena proses pembuatannya memanfaatkan teknologi komputer yang canggih.

Istilah seni grafis dikenal juga dengan seni mencetak, di mana kata grafis berasal dari bahasa Yunani grafhein, yang berarti menulis atau menggambar.

Istilah grafis diserap dari bahasa Inggris, graf atau grafhic, yang berarti dapat membuat tulisan, lukisan dengan cara ditoreh atau digores.

Secara umum, pengertian seni grafis adalah karya seni rupa dua dimensi atau disebut dengan 'dwimatra', yang menghasilkan produk-produk modern dalam berbagai media menggunakan teknik cetak maupun printing.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang seni grafis, bisa mencari tahu juga sejarah, jenis, fungsi dan contohnya.

Berikut ini rangkuman tentang pengertian seni garfis, sejarah, jenis, fungsi dan contohnya yang perlu dipahami, seperti dilansir dari laman Cerdika dan Saintif, Kamis (22/4/2021).

1. Sejarah Seni Grafis

Awalnya seni grafis berkembang di China. Di sana, seni grafis dipakai buat untuk menggandakan tulisan-tulisan keagamaan. Naskah-naskah keagamaan tersebut ditatah atau diukir di atas bidang kayu, kemudian dicetak di atas kertas.

Karya-karya seni grafis dengan media cukilan kayu juga banyak ditemukan di negara-negara timur lain, seperti Jepang dan Korea.

Penemuan kertas menjadi kunci dari pesatnya perkembangan seni ini. China telah menemukan kertas dan memproduksinya secara massal sejak tahun 105 di bawah kekuasaan Dinasti Yi.

Bangsa Romawi juga sudah mengenal teknik cetak, yang dipakai untuk menghias jubah dengan cetak stempel. Tetapi, teknik cetak ini kurang berkembang karena bangsa Eropa belum mengenal kertas.

Teknik grafis mulai berkembang di Eropa pada abad ke-13, dengan ditemukannya mesin cetak oleh Gutterberg, yang juga mendirikan pabrik kertas pertama di Italia. Sejak saat itulah, beragam teknik seni grafis berkembang di Eropa.

Di Indonesia, seni grafis baru muncul pada 1950-an. Teknik cetak grafis juga mulai banyak digunakan dalam seni terapan untuk membuat poster-poster perjuangan.

Tokoh penting seni grafis dari Indonesia adalah Suromo dan Abdul Salam dari Yogyakarta. Ada juga Baharudin Marasutan dari Jakarta dan Mochtar Apin dari Bandung.

Ilustrasi seni grafis, kuas, tinta, melukis. (Photo on Freepik)

2. Jenis Seni Grafis

Teknik Cetak Saring (Silkscreen)

Jenis cetakkan seni grafis ini pasti cukup sering kamu temui. Teknik cetak saring dikenal juga dengan nama teknik cetak sablon.

Pada teknik cetak saring, kamu membutuhkan cetakan yang terbuat dari kasa (screen). Kasa ini bersifat elastis, lentur, dan halus.

Teknik cetak saring cukup banyak peminatnya karena caranya yang terbilang cukup mudah.

Teknik Cetak Datar (Lithography)

Litografi adalah teknik yang digunakan untuk melakukan teknik ini. Litografi adalah teknik yang ditemukan oleh Alois Senefelder pada 1798.

Teknik ini didasarkan pada tolakan kimia minyak terhadap air. Teknik ini memakai media batu dan jenis batu khusus, yaitu batu kapur (limestone), sebagai media gambar. Hal ini dikarenakan jenis batu kapur ini bisa mengisap tinta.

Batu kapur yang dipakai dalam teknik cetak ini merupakan batu kapur yang berbentuk lempengan.

Batu tersebut akan dilapisi oleh beberapa cairan kimia, seperti Gum Arabic, Asam nitrat atau Asam Fosfat sehingga terjadi reaksi kimia yang akan membuat area yang telah digambar menerima tinta litograf.

Setelah proses kimia batu terjadi, tinta litograf dapat disapukan pada permukaan batu. Tinta hanya akan melekat pada partikel tinta berminyak yang telah digambar dan ditolak di bagian lain. Kemudian, kertas ditekan oleh alat pres pada batu kapur dan akan mentransfer gambar ke kertas.

Teknik Cetak Tinggi (Woodcut)

Johanes Gutenberg merupakan sosok penemu teknik cetak ini. Cetak tinggi adalah kegiatan perbanyakan gambar melalui alat cetak yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian menonjol (seperti relief), area yang akan mencetak gambar dan disebut bagian acuan atau plat dan bagian non-image, yakni area lebih rendah yang sengaja dicukil agar tidak menerima tinta atau cat.

Sederhananya, teknik cetak tinggi membuat cetakan seperti stempel, yaitu membuat relief dengan cara mencukil bahan (biasanya kayu atau karet) agar dapat mencetak gambar yang diinginkan.

Lantaran dulunya bahan yang sering digunakan adalah kayu, terkadang teknik ini juga disebut dengan cetak woodcut. Sekarang bahan karet (lino) menjadi alternatif yang populer karena bahannya yang lunak sehingga relatif lebih mudah untuk dicukil.

Teknik Cetak Dalam (Intaglio)

Teknik cetak dalam, yaitu menggores media dengan memakai benda tumpul. Umumnya, media yang dipakai pada teknik cetak dalam adalah logam.

Tinta akan dibalurkan pada seluruh permukaan cetakan yang telah ditoreh dalam, kemudian biasanya permukaan akan dibersihkan dan hanya menyisakan tinta yang berada di bagian dalam permukaan.

Setelah itu, kertas yang sedikit dibasahi akan di-press atau ditempelkan ke permukaan cetakan, kemudian tinta akan berpindah pada kertas. Seni grafis cetak dalam dibagi dalam beberapa bagian antara lain engraving, etsa, mezzotint, dan drypoint.

Teknik Cetak Foto

Teknik cetak foto pada seni grafis merupakan teknik cetak yang paling sering kamu temui. Dalam teknik cetak foto, kamu bisa memakai kamera. Kemudian, gambar pada kamera bisa dicetak memakai alat print. Teknik cetak foto juga sering disebut dengan teknik fotografi.

Teknik Cetak Kolagrafi

Cara kerja teknik kolagrafi ini yaitu dengan meletakkan motif cetakan di bawah kertas, lalu kertas dicat atau diarsir dengan memakai pensil. Kemudian, kertas dilepas dari cetakan dan akan menghasilkan objek gambar yang timbul serta bagian yang tak tergambar akan cekung.

Teknik Cetak Stensil

Cara kerja teknik stensil yaitu dengan memotong kertas sesuai motif yang diinginkan, lalu ditempel ke media cetak. Setelah selesai ditempel, media cetak akan dicat atau disemprot dengan cat semprot. Setelah cat kering, kertas tersebut akan dilepas sehingga meninggalkan motif di media cetakan.

3. Fungsi Seni Grafis

  • Sebagai media ekspresi
  • Media apresiasi seni
  • Menyampaikan pesan
  • Media promosi
  • Menyalurkan hobi
  • Sebagai tambahan penghasilan
  • Sebagai pelengkap keindahan karya seni

4. Contoh Seni Grafis

  • Banner
  • Poster
  • Sablon
  • Stempel

Sumber: Cerdika, Saintif

Berita Video Rencana UEFA Menyelesaikan Liga Champions dan Liga Europa Ditengah COVID-19

Istilah “Seni Grafis” mungkin saat ini sudah tidak asing lagi di telinga dan bahkan sering kali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seni grafis sendiri merupakan bagian dari seni rupa yang termasuk dalam bagian karya seni rupa dwimatra atau dua dimensi yang bertujuan untuk menyampaikan ide, gagasan, atau emosi dari pembuat karya seni tersebut.

Pada dasarnya, seni grafis merupakan cabang dari seni rupa yang memanfaatkan teknologi komputerisasi dengan teknik cetak atau printing, sehingga karya seni ini dapat di lipatgandakan dengan mempertahankan keorisinilan dari karya tersebut.

Istilah grafis berasal dari bahasa Yunani “graphein” yang berarti menulis atau menggambar. Dalam bahasa Inggris istilah ini disebut dengan “graph” atau “graphic” yang berarti membuat tulisan atau gambar dengan cara ditoreh atau digores. Tulisan dan gambar yang dimaksud adalah tulisan dan gambar dari negative film yang dapat menciptakan berbagai bentuk, warna, dan gaya.

Seni grafis sangat beragam dan jika melihat berdasarkan teknik pembuatannya, dibagi menjadi 4 jenis, yaitu cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring.

Cetak tinggi merupakan bagian dari seni grafis yang menggunakan klise yang memiliki bagian-bagian menonjol. Apabila klise diolesi dengan tinta cetak dam ditempelkan di kertas maka akan terbentuk pola sesuai dengan bagian yang menonjol pada kertas tersebut.

(Baca juga: Unsur-Unsur Karya Seni Tari)

Salah satu contoh pada seni cetak tinggi ini adalah stempel. Teknik ini disebut teknik cetak tinggi karena teknik ini memanfaatkan bagian yang paling tinggi dari suatu plat klise atau alat cetak.

  1. Cetak Dalam (Intaglio Print)

Seni grafis cetak dalam merupakan kebalikan dari seni grafis cetak tinggi. Jika cetak tinggi bagiannya menonjol, berbeda halnya dengan cetak dalam mempunyai bagian yang membentuk gambar atau tulisan adalah bagian yang menjorok ke dalam klise.

Beberapa contoh cetak dalam antara lain seperti etsa, mezzo tint, dan drypoint. Da;a, teknik ini, cetakan terbuat dari aluminium atau kuningan yang ditoreh dalam mengikuti pola yang ingin dibuat. Kemudian tinta dituangkan pada cetakan lalu kerta diletakan diatas cetakan, sehingga pada kertas akan terbentuk pola sesuai dengan bagian dalam yang terkena tinta.

  1. Cetak Datar (Planography Print)

Ini merupakan teknik seni cetak menggunakan klise datar. Teknik ini menggunakan prinsip tolak menolak dan tarik menarik antara tinta dan air. Teknik ini ditemukan pertama kali pada abad ke 16 di Eropa.

Teknik ini menggunakan batu cadas sebagai klise, akan tetapi sekarang dapat menggunakan lempengan logam atau seng untuk memudahkan proses pencetakannya. Ada beberapa contoh dari teknik ini seperti litografi, monotype, dan teknik digital.

Ini merupakan teknik seni grafis menggunakan layar (screen) yang terbuat dari kain dengan kerapatan serat tertentu sebagai proses pencetakannya. Pada umumnya, teknik ini dikenal dengan teknik sablon atau seni grafis.

Seperti yang diketahui, sablon sering kali dilakukan pada bidang yang datar dimana media yang sering digunakan antara lain bisa kaos, kain spanduk, kertas dan lain sebagainya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA