Kenapa rempah-rempah mahal di Eropa pada abad 16

ketika di dalam keluarga tiga cara hidup seseorang yang di pimpin oleh roh kudus​

irfan diminta ibunya untuk menjaga rumah. kemudian, datang fadhil yang mengajaknya bermain. namun, irfan tidak mau karena sedang menjaga rumah. sikap … irfan adalah sikapp... a. dusta b. jujur c. khianat d. amanah​

diana mendapatkan nilai ulangan 50 dan harus mengikuti remidial. ketika sampai dirumah, ia ditanya ibunya tentang nilai ulangan matematika, namun ia m … enjawab mendapatkan nilai 70.sikap diana diatas termasuk dalamm sifat​

para wali sanga ada yang berasal dari Jawa dan ada yang pula berasal dari.......TOLONG JAWAB YA KAK, JANGAN NGASAL YA :)#NO COPAS#JANGAN PANJANG PANJA … NG​

Daerah yang pertama kali dibangun sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas adalah .... ​

kerajaan Islam di Jawa rata-rata didirikan olehJangan ngasal ya, kalau ngasal saya REPORT​

Sebutan bagi orang yang diagungkan dan dihormati, Biasanya karena kedudukan dan jasanya di masyarakat disebut.....Jangan ngasal ya, kalau ngasal saya … REPORT​

17. Putra Abu Bakar yang diberi tugas untuk mendengarkan komentar orang-orang Quraisy tentang kepergian Rasulullah adalah.... 18. Agama Yahudi bersumb … er dari ajaran Nabi Musa, yang kitab sucinya adalah Taurat. Namun, mereka sudah menyimpang dari ajaran agama yang diajarkan oleh Nabi Musa. Sebelum Nabi Musa wafat, mereka ingkar dan menyembah... yang dianggapnya Tuhan.​

Sesudah mendapat perintah dari Allah Swt. untuk berhijrah ke Yasrib, Nabi Muhammad Saw. pergi ke rumah.... a. Abu Bakar b. Alibi Abi Thalib c. Amir bi … n Fatimah d. Abdullah bin Uriqth​

yang mengusulkan agar nabi muhammad saw. secepatnya dibunuh oleh lima orang pemuda yang gagah perkasa adalah..​

bandingkan kabinet saat ini dengan kabinet pertama Indonesia​

Dampak semboyan Revolusi Prancis, Liberte, Egaliter, Fraternite, antara lain.... A. berakhirnya sistem demokrasi B. lenyapnya feodalisme C. kerajaan l … enyap D. paham fasis berkembang E. sistem kekaisaran dipertahankan​

Hambatan organisasi Nahdatul ulama

Dampak organisasi Nahdatul ulama

siapa pendiri organisasi soisal keagamaan Muhammadiyah​

hadist dan ayat Alquran yang menjelaskan tentang mencabut rambut dikuburan​

dalam tata jaringan pelayaran dan perdagangan Nusantara, kesulitan apa yang tercatat sebagai Bandar dagang penting yang berada di sekitar Selat Malaka … ?​

Al Qur'an menjelaskan tentang merayakan hari ibu ​

Siapakah manusia pertama di planet bumi ini benarkah Adam dan Hawa .

pertempuran Untuk menumpas nabi-nabi palsu adalah pertempuran pertempuran yang bernama​

Ini pertanyaan yang ditanyakan Teena dipostingan saya Berlayar Demi Rempah-rempah (2).  Kenapa rempah-rempah yang tidak tumbuh di Eropa begitu dibutuhkan dan didambakan, sampai-sampai mereka ‘terpaksa’ melakukan penemuan-penemuan dan riset bercampur nekat untuk bisa membuat kapal-kapal besar yang bisa berlayar di samudera luas yang penuh bahaya menuju pulau rempah-rempah…..


Sumber gambar oldmap

Ternyata digunakanannya rempah-rempah jaman dulu ini bukan melulu untuk pengawetan makanan.  Rempah-rempah terlalu mahal untuk hanya menjadi pengawet makanan, sedangkan orang eropa sudah mengawetkan daging dengan cara penggaraman atau pengasapan.  Ternyata kecintaan orang eropa dengan rempah-rempah dipengaruhi oleh persepsi dan hal lain yang ada diluar indra perasa.

Perdagangan antara 'orient' (timur/arab) dan 'occident' (barat/eropa) sudah terjalin dari dulu dan tidak pernah berhenti sampai jaman Yunani-Roma, tapi pada awal abad pertengahan perdagangan ini sangat kecil jumlahnya.  Ketika perang salib dimulai pada abad ke 11, bangsa Eropa mulai bersinggungan langsung dengan orang-orang arab dan 'Orient' menjadi kenyataan bagi orang eropa.  Dari sini dimulailah gegar budaya yang dialami bangsa Eropa.

Bangsa Eropa mulai menggunakan angka arab yang akibatnya sangat fenomenal bagi ilmu pembukuan dan organisasi kapitalis mereka, juga ilmu astronomi dan kelautan.  Tapi yang paling mempengaruhi mereka adalah kemewahan yang ada di istana-istana arab.  Karpet, sofa, tirai-tirai, mahligai diatas singgasana (baldachin), kain sutera, beludru, damask, taffeta.  Tidak ketinggalan wewangian dan rempah-rempah.  Secara keseluruhan kehidupan sosial masyarakat kelas atas Eropa mulai berubah sama sekali.  Tidak ada lagi ruangan kosong melompong, sekarang  kastil-kastil bangsawan dihias dengan bahan-bahan dan gaya yang baru, begitu pula dengan makanan mereka, diberi bumbu 'oriental'.

Rempah-rempah sangat berharga karena asal-usulnya yang kabur.  Orang Eropa mengenal rempah-rempah dari orang arab yang sebagai broker berusaha menjaga sumber rempah-rempahnya supaya tidak diketahui asal muasalnya.  Orang Eropa mengasosiasikan rempah-rempah dengan negara antah berantah yang berhubungan dengan surga.  Tidak ada penulis abad pertengahan yang mengasosiasikan surga tanpa bau atau rasa rempah-rempah.  Taman bagi para santo maupun kekasih digambarkan  berbau kayumanis, pala, jahe dan cengkeh.

Dominasi Islam sebelah selatan dan timur laut Tengah yang terus ke timur hingga Persia menjadikan pedagang arab sebagai pemain terbesar rempah-rempah diabad pertengahan.  Para pedagang arab membeli rempah-rempah dari India hingga pelabuhan-pelabuhan diselat Malaka, bahkan ke kepulauan satu-satunya di dunia tempat asal dari pala, kemiri dan cengkeh, Maluku.

Rempah-rempah ini dari pelabuhan Alexandria dan Gaza diangkut ke Venesia dan Genoa yang sejak abad ke 8 memegang monopoli perdagangan merica, kayumanis, pala dan cengkeh untuk Eropa.  Venesia menjadi sangat kaya akibat perdagangan ini.

Trend ini terus berlangsung hingga abad ke 16.  Rempah-rempah menjadi simbol status.  Semakin kaya seseorang maka makanan pestanya semakin mahal karena rempah-rempahnya semakin banyak.  Dalam sebuah catatan banquet abad pertengahan dicatat bahan makanan yang diperlukan untuk pesta dengan 40 orang tamu: 1 pon bubuk colombine, 1/2 pon bubuk kayumanis, 2 pon gula, 1 ons safron, 1/4 pon cengkeh, 1/8 pon merica, 1/8 pon lengkuas, 1/8 pon pala, 1/8 pon daun bay.  Ketika Raja Skotland berkunjung ke raja Inggris Richard I pada tahun 1194, setiap hari dia diberi 2 pon merica dan 4 pon kayumanis sebagai tanda keramahtamahan.

Rempah-rempah menjadi simbol status yang untuk menikmatinya harus dipamerkan daripada dikonsumsi sendiri.  Rempah-rempah akan diedarkan kepada para tamu dengan baki perak dan emas untuk dibawa pulang.   Rempah-rempah disimpan sebagaimana permata berharga.  Merica seringkali digunakan untuk pembayaran karena harganya sama dengan emas.  Rempah-rempah juga diasosiasikan dengan pengobatan dan kesehatan.  Cengkeh dikunyah untuk menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi.

Ketergantungan occident terhadap orient tidak bisa dibendung.  Ketika  jalur perdagangan rempah ini ditutup oleh kekalifahan Ottoman yang menguasai Turki dan Mesir dan menaikkan harga rempah-rempah dengan semena-mena, Eropa mengalami kelangkaan rempah-rempah yang parah.  Ini menjadi peristiwa terpenting bagi sejarah dunia ketika Portugal dan Spanyol di abad ke 16 mulai menjalankan misi mencari pulau rempah-rempah dengan armada lautnya untuk mengakhiri dominasi arab dalam perdagangan rempah-rempah.

Page 2

Ini pertanyaan yang ditanyakan Teena dipostingan saya Berlayar Demi Rempah-rempah (2).  Kenapa rempah-rempah yang tidak tumbuh di Eropa begitu dibutuhkan dan didambakan, sampai-sampai mereka ‘terpaksa’ melakukan penemuan-penemuan dan riset bercampur nekat untuk bisa membuat kapal-kapal besar yang bisa berlayar di samudera luas yang penuh bahaya menuju pulau rempah-rempah…..


Sumber gambar oldmap

Ternyata digunakanannya rempah-rempah jaman dulu ini bukan melulu untuk pengawetan makanan.  Rempah-rempah terlalu mahal untuk hanya menjadi pengawet makanan, sedangkan orang eropa sudah mengawetkan daging dengan cara penggaraman atau pengasapan.  Ternyata kecintaan orang eropa dengan rempah-rempah dipengaruhi oleh persepsi dan hal lain yang ada diluar indra perasa.

Perdagangan antara 'orient' (timur/arab) dan 'occident' (barat/eropa) sudah terjalin dari dulu dan tidak pernah berhenti sampai jaman Yunani-Roma, tapi pada awal abad pertengahan perdagangan ini sangat kecil jumlahnya.  Ketika perang salib dimulai pada abad ke 11, bangsa Eropa mulai bersinggungan langsung dengan orang-orang arab dan 'Orient' menjadi kenyataan bagi orang eropa.  Dari sini dimulailah gegar budaya yang dialami bangsa Eropa.

Bangsa Eropa mulai menggunakan angka arab yang akibatnya sangat fenomenal bagi ilmu pembukuan dan organisasi kapitalis mereka, juga ilmu astronomi dan kelautan.  Tapi yang paling mempengaruhi mereka adalah kemewahan yang ada di istana-istana arab.  Karpet, sofa, tirai-tirai, mahligai diatas singgasana (baldachin), kain sutera, beludru, damask, taffeta.  Tidak ketinggalan wewangian dan rempah-rempah.  Secara keseluruhan kehidupan sosial masyarakat kelas atas Eropa mulai berubah sama sekali.  Tidak ada lagi ruangan kosong melompong, sekarang  kastil-kastil bangsawan dihias dengan bahan-bahan dan gaya yang baru, begitu pula dengan makanan mereka, diberi bumbu 'oriental'.

Rempah-rempah sangat berharga karena asal-usulnya yang kabur.  Orang Eropa mengenal rempah-rempah dari orang arab yang sebagai broker berusaha menjaga sumber rempah-rempahnya supaya tidak diketahui asal muasalnya.  Orang Eropa mengasosiasikan rempah-rempah dengan negara antah berantah yang berhubungan dengan surga.  Tidak ada penulis abad pertengahan yang mengasosiasikan surga tanpa bau atau rasa rempah-rempah.  Taman bagi para santo maupun kekasih digambarkan  berbau kayumanis, pala, jahe dan cengkeh.

Dominasi Islam sebelah selatan dan timur laut Tengah yang terus ke timur hingga Persia menjadikan pedagang arab sebagai pemain terbesar rempah-rempah diabad pertengahan.  Para pedagang arab membeli rempah-rempah dari India hingga pelabuhan-pelabuhan diselat Malaka, bahkan ke kepulauan satu-satunya di dunia tempat asal dari pala, kemiri dan cengkeh, Maluku.

Rempah-rempah ini dari pelabuhan Alexandria dan Gaza diangkut ke Venesia dan Genoa yang sejak abad ke 8 memegang monopoli perdagangan merica, kayumanis, pala dan cengkeh untuk Eropa.  Venesia menjadi sangat kaya akibat perdagangan ini.

Trend ini terus berlangsung hingga abad ke 16.  Rempah-rempah menjadi simbol status.  Semakin kaya seseorang maka makanan pestanya semakin mahal karena rempah-rempahnya semakin banyak.  Dalam sebuah catatan banquet abad pertengahan dicatat bahan makanan yang diperlukan untuk pesta dengan 40 orang tamu: 1 pon bubuk colombine, 1/2 pon bubuk kayumanis, 2 pon gula, 1 ons safron, 1/4 pon cengkeh, 1/8 pon merica, 1/8 pon lengkuas, 1/8 pon pala, 1/8 pon daun bay.  Ketika Raja Skotland berkunjung ke raja Inggris Richard I pada tahun 1194, setiap hari dia diberi 2 pon merica dan 4 pon kayumanis sebagai tanda keramahtamahan.

Rempah-rempah menjadi simbol status yang untuk menikmatinya harus dipamerkan daripada dikonsumsi sendiri.  Rempah-rempah akan diedarkan kepada para tamu dengan baki perak dan emas untuk dibawa pulang.   Rempah-rempah disimpan sebagaimana permata berharga.  Merica seringkali digunakan untuk pembayaran karena harganya sama dengan emas.  Rempah-rempah juga diasosiasikan dengan pengobatan dan kesehatan.  Cengkeh dikunyah untuk menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi.

Ketergantungan occident terhadap orient tidak bisa dibendung.  Ketika  jalur perdagangan rempah ini ditutup oleh kekalifahan Ottoman yang menguasai Turki dan Mesir dan menaikkan harga rempah-rempah dengan semena-mena, Eropa mengalami kelangkaan rempah-rempah yang parah.  Ini menjadi peristiwa terpenting bagi sejarah dunia ketika Portugal dan Spanyol di abad ke 16 mulai menjalankan misi mencari pulau rempah-rempah dengan armada lautnya untuk mengakhiri dominasi arab dalam perdagangan rempah-rempah.


Lihat Humaniora Selengkapnya

Page 3

Ini pertanyaan yang ditanyakan Teena dipostingan saya Berlayar Demi Rempah-rempah (2).  Kenapa rempah-rempah yang tidak tumbuh di Eropa begitu dibutuhkan dan didambakan, sampai-sampai mereka ‘terpaksa’ melakukan penemuan-penemuan dan riset bercampur nekat untuk bisa membuat kapal-kapal besar yang bisa berlayar di samudera luas yang penuh bahaya menuju pulau rempah-rempah…..


Sumber gambar oldmap

Ternyata digunakanannya rempah-rempah jaman dulu ini bukan melulu untuk pengawetan makanan.  Rempah-rempah terlalu mahal untuk hanya menjadi pengawet makanan, sedangkan orang eropa sudah mengawetkan daging dengan cara penggaraman atau pengasapan.  Ternyata kecintaan orang eropa dengan rempah-rempah dipengaruhi oleh persepsi dan hal lain yang ada diluar indra perasa.

Perdagangan antara 'orient' (timur/arab) dan 'occident' (barat/eropa) sudah terjalin dari dulu dan tidak pernah berhenti sampai jaman Yunani-Roma, tapi pada awal abad pertengahan perdagangan ini sangat kecil jumlahnya.  Ketika perang salib dimulai pada abad ke 11, bangsa Eropa mulai bersinggungan langsung dengan orang-orang arab dan 'Orient' menjadi kenyataan bagi orang eropa.  Dari sini dimulailah gegar budaya yang dialami bangsa Eropa.

Bangsa Eropa mulai menggunakan angka arab yang akibatnya sangat fenomenal bagi ilmu pembukuan dan organisasi kapitalis mereka, juga ilmu astronomi dan kelautan.  Tapi yang paling mempengaruhi mereka adalah kemewahan yang ada di istana-istana arab.  Karpet, sofa, tirai-tirai, mahligai diatas singgasana (baldachin), kain sutera, beludru, damask, taffeta.  Tidak ketinggalan wewangian dan rempah-rempah.  Secara keseluruhan kehidupan sosial masyarakat kelas atas Eropa mulai berubah sama sekali.  Tidak ada lagi ruangan kosong melompong, sekarang  kastil-kastil bangsawan dihias dengan bahan-bahan dan gaya yang baru, begitu pula dengan makanan mereka, diberi bumbu 'oriental'.

Rempah-rempah sangat berharga karena asal-usulnya yang kabur.  Orang Eropa mengenal rempah-rempah dari orang arab yang sebagai broker berusaha menjaga sumber rempah-rempahnya supaya tidak diketahui asal muasalnya.  Orang Eropa mengasosiasikan rempah-rempah dengan negara antah berantah yang berhubungan dengan surga.  Tidak ada penulis abad pertengahan yang mengasosiasikan surga tanpa bau atau rasa rempah-rempah.  Taman bagi para santo maupun kekasih digambarkan  berbau kayumanis, pala, jahe dan cengkeh.

Dominasi Islam sebelah selatan dan timur laut Tengah yang terus ke timur hingga Persia menjadikan pedagang arab sebagai pemain terbesar rempah-rempah diabad pertengahan.  Para pedagang arab membeli rempah-rempah dari India hingga pelabuhan-pelabuhan diselat Malaka, bahkan ke kepulauan satu-satunya di dunia tempat asal dari pala, kemiri dan cengkeh, Maluku.

Rempah-rempah ini dari pelabuhan Alexandria dan Gaza diangkut ke Venesia dan Genoa yang sejak abad ke 8 memegang monopoli perdagangan merica, kayumanis, pala dan cengkeh untuk Eropa.  Venesia menjadi sangat kaya akibat perdagangan ini.

Trend ini terus berlangsung hingga abad ke 16.  Rempah-rempah menjadi simbol status.  Semakin kaya seseorang maka makanan pestanya semakin mahal karena rempah-rempahnya semakin banyak.  Dalam sebuah catatan banquet abad pertengahan dicatat bahan makanan yang diperlukan untuk pesta dengan 40 orang tamu: 1 pon bubuk colombine, 1/2 pon bubuk kayumanis, 2 pon gula, 1 ons safron, 1/4 pon cengkeh, 1/8 pon merica, 1/8 pon lengkuas, 1/8 pon pala, 1/8 pon daun bay.  Ketika Raja Skotland berkunjung ke raja Inggris Richard I pada tahun 1194, setiap hari dia diberi 2 pon merica dan 4 pon kayumanis sebagai tanda keramahtamahan.

Rempah-rempah menjadi simbol status yang untuk menikmatinya harus dipamerkan daripada dikonsumsi sendiri.  Rempah-rempah akan diedarkan kepada para tamu dengan baki perak dan emas untuk dibawa pulang.   Rempah-rempah disimpan sebagaimana permata berharga.  Merica seringkali digunakan untuk pembayaran karena harganya sama dengan emas.  Rempah-rempah juga diasosiasikan dengan pengobatan dan kesehatan.  Cengkeh dikunyah untuk menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi.

Ketergantungan occident terhadap orient tidak bisa dibendung.  Ketika  jalur perdagangan rempah ini ditutup oleh kekalifahan Ottoman yang menguasai Turki dan Mesir dan menaikkan harga rempah-rempah dengan semena-mena, Eropa mengalami kelangkaan rempah-rempah yang parah.  Ini menjadi peristiwa terpenting bagi sejarah dunia ketika Portugal dan Spanyol di abad ke 16 mulai menjalankan misi mencari pulau rempah-rempah dengan armada lautnya untuk mengakhiri dominasi arab dalam perdagangan rempah-rempah.


Lihat Humaniora Selengkapnya

Page 4

Ini pertanyaan yang ditanyakan Teena dipostingan saya Berlayar Demi Rempah-rempah (2).  Kenapa rempah-rempah yang tidak tumbuh di Eropa begitu dibutuhkan dan didambakan, sampai-sampai mereka ‘terpaksa’ melakukan penemuan-penemuan dan riset bercampur nekat untuk bisa membuat kapal-kapal besar yang bisa berlayar di samudera luas yang penuh bahaya menuju pulau rempah-rempah…..


Sumber gambar oldmap

Ternyata digunakanannya rempah-rempah jaman dulu ini bukan melulu untuk pengawetan makanan.  Rempah-rempah terlalu mahal untuk hanya menjadi pengawet makanan, sedangkan orang eropa sudah mengawetkan daging dengan cara penggaraman atau pengasapan.  Ternyata kecintaan orang eropa dengan rempah-rempah dipengaruhi oleh persepsi dan hal lain yang ada diluar indra perasa.

Perdagangan antara 'orient' (timur/arab) dan 'occident' (barat/eropa) sudah terjalin dari dulu dan tidak pernah berhenti sampai jaman Yunani-Roma, tapi pada awal abad pertengahan perdagangan ini sangat kecil jumlahnya.  Ketika perang salib dimulai pada abad ke 11, bangsa Eropa mulai bersinggungan langsung dengan orang-orang arab dan 'Orient' menjadi kenyataan bagi orang eropa.  Dari sini dimulailah gegar budaya yang dialami bangsa Eropa.

Bangsa Eropa mulai menggunakan angka arab yang akibatnya sangat fenomenal bagi ilmu pembukuan dan organisasi kapitalis mereka, juga ilmu astronomi dan kelautan.  Tapi yang paling mempengaruhi mereka adalah kemewahan yang ada di istana-istana arab.  Karpet, sofa, tirai-tirai, mahligai diatas singgasana (baldachin), kain sutera, beludru, damask, taffeta.  Tidak ketinggalan wewangian dan rempah-rempah.  Secara keseluruhan kehidupan sosial masyarakat kelas atas Eropa mulai berubah sama sekali.  Tidak ada lagi ruangan kosong melompong, sekarang  kastil-kastil bangsawan dihias dengan bahan-bahan dan gaya yang baru, begitu pula dengan makanan mereka, diberi bumbu 'oriental'.

Rempah-rempah sangat berharga karena asal-usulnya yang kabur.  Orang Eropa mengenal rempah-rempah dari orang arab yang sebagai broker berusaha menjaga sumber rempah-rempahnya supaya tidak diketahui asal muasalnya.  Orang Eropa mengasosiasikan rempah-rempah dengan negara antah berantah yang berhubungan dengan surga.  Tidak ada penulis abad pertengahan yang mengasosiasikan surga tanpa bau atau rasa rempah-rempah.  Taman bagi para santo maupun kekasih digambarkan  berbau kayumanis, pala, jahe dan cengkeh.

Dominasi Islam sebelah selatan dan timur laut Tengah yang terus ke timur hingga Persia menjadikan pedagang arab sebagai pemain terbesar rempah-rempah diabad pertengahan.  Para pedagang arab membeli rempah-rempah dari India hingga pelabuhan-pelabuhan diselat Malaka, bahkan ke kepulauan satu-satunya di dunia tempat asal dari pala, kemiri dan cengkeh, Maluku.

Rempah-rempah ini dari pelabuhan Alexandria dan Gaza diangkut ke Venesia dan Genoa yang sejak abad ke 8 memegang monopoli perdagangan merica, kayumanis, pala dan cengkeh untuk Eropa.  Venesia menjadi sangat kaya akibat perdagangan ini.

Trend ini terus berlangsung hingga abad ke 16.  Rempah-rempah menjadi simbol status.  Semakin kaya seseorang maka makanan pestanya semakin mahal karena rempah-rempahnya semakin banyak.  Dalam sebuah catatan banquet abad pertengahan dicatat bahan makanan yang diperlukan untuk pesta dengan 40 orang tamu: 1 pon bubuk colombine, 1/2 pon bubuk kayumanis, 2 pon gula, 1 ons safron, 1/4 pon cengkeh, 1/8 pon merica, 1/8 pon lengkuas, 1/8 pon pala, 1/8 pon daun bay.  Ketika Raja Skotland berkunjung ke raja Inggris Richard I pada tahun 1194, setiap hari dia diberi 2 pon merica dan 4 pon kayumanis sebagai tanda keramahtamahan.

Rempah-rempah menjadi simbol status yang untuk menikmatinya harus dipamerkan daripada dikonsumsi sendiri.  Rempah-rempah akan diedarkan kepada para tamu dengan baki perak dan emas untuk dibawa pulang.   Rempah-rempah disimpan sebagaimana permata berharga.  Merica seringkali digunakan untuk pembayaran karena harganya sama dengan emas.  Rempah-rempah juga diasosiasikan dengan pengobatan dan kesehatan.  Cengkeh dikunyah untuk menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi.

Ketergantungan occident terhadap orient tidak bisa dibendung.  Ketika  jalur perdagangan rempah ini ditutup oleh kekalifahan Ottoman yang menguasai Turki dan Mesir dan menaikkan harga rempah-rempah dengan semena-mena, Eropa mengalami kelangkaan rempah-rempah yang parah.  Ini menjadi peristiwa terpenting bagi sejarah dunia ketika Portugal dan Spanyol di abad ke 16 mulai menjalankan misi mencari pulau rempah-rempah dengan armada lautnya untuk mengakhiri dominasi arab dalam perdagangan rempah-rempah.


Lihat Humaniora Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA