Rubrik Saudara Bambang Menjawab berisi konsultasi seputar kesehatan yang diasuh oleh Sdr. Bambang Trimargono OFM – seorang fransiskan sekaligus dokter yang berkarya di bidang kesehatan.
Pertanyaan:
Bruder Bambang yang baik…
Akhir-akhir ini kepala saya bagian belakang, di bawah telinga kiri, sering sakit berdenyut. Saya sudah cek dan foto di Rumah Sakit, namun tidak ditemukan masalah. Dokter hanya memberi resep parasetamol dan diminta banyak istirahat. Namun demikian, tidak ada penjelasan lebih jauh.
Menurut
Br. Bambang, apakah penyebab dari sakit yang saya alami? Kenapa dapat terpusat di kepala bagian belakang, di bawah telinga kiri? Saya belum pernah mengalami hal ini sebelumnya, sementara itu, kadar gula, asam urat, tekanan darah, kolesterol saya masih di batas normal. Dan apakah ada cara untuk meredakan sakit tanpa paracetamol? Terima kasih.
(Sdr. Anonim)
Jawaban:
Saudara, untuk memahami keluhan nyeri, diperlukan beberapa keterangan yang lengkap sehubungan dengan beberapa sifat nyeri dan beberapa macam saraf yang memiliki karakteritif masing-masing. Dari cerita saudara, saya coba membahasakan seperti berikut: sakit atau nyeri dengan karakteristik berdenyut dirasakan di bawah telinga kiri. Informasi tersebut perlu diperjelas dengan keterangan yang lebih lengkap seperti sifat nyeri tersebut tajam atau tumpul; nyeri dirasakan terus menerus atau pada saatsaat tertentu; apakah dipengaruhi posisi atau gerak kepala, atau dipengaruhi oleh gerakan rahang (seperti mengunyah) atau pada saat tertentu dan apakah nyeri berkurang atau bahkan bertambah. Selain nyeri tersebut, apakah disertai keluhan/permasalahan lain seperti demam, kemerahan di sekitar nyeri, telinga keluar cairan dan sebagainya.
Informasi lebih lanjut tersebut perlu diperoleh untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap dan jelas tentang karakteristik nyeri yang saudara alami untuk membedakan jenis saraf mana yang teraktifasi dan jaras atau saluran saraf yang mana yang teraktifasi sebagai penerima dan penyalur rangsang nyeri.
Di daerah bawah/belakang satu telinga tersebut, dilalui oleh bebagai saraf dari beberapa jalur: dari saraf di akar gigi, saraf tulang leher, dari saraf pusat atau otak, saraf di sekitar telinga. Saraf-saraf tersebut teraktifasi menerima dan menyalurkan rangsang nyeri yang disebabkan oleh proses peradangan tertentu. Peradangan akibat trauma, tekanan yang berlangsung lama, atau infeksi.
Nyeri di bawah telinga tersebut pada umumnya berhubungan dengan saraf di dalam sekitar leher yang meradang karena ‘tercepit’, karena otot leher yang tegang atau karena kebiasaan menkertakan tulang-tulang leher hingga berbunyi. Peradangan tersebut dapat juga terjadi karena penyakit lainnya seperti asam urat, diabetes atau peradangan sendi.
Selain itu, dapat juga karena adanya masalah gigi, seperti gigi berlubang, infeksi di akar gigi, sehingga sarafnya teraktifasi dan menjalar sampai dirasakan di bawah telinga. Atau mungkin juga ada masalah di telinga hingga terjadi infeksi di bagian dalam telinga hingga menjalar di daerah tulang di belakang telinga. Atau bisa juga terkait masalah sendi tulang rahang sehingga saraf yang melewatinya teraktifasi.
Penyebab tersebut perlu diketahui untuk dapat mengatasi secara tepat dan tuntas permasalah nyeri tersebut. Jika dengan informasi yang sederhana tersebut masih belum diketahui penyebabnya, dokter akan mengadakan pemeriksaan lanjut dengan foto MRI atau periksa darah.
Sebelum itu, baiknya saudara perlu istirahat untuk mengurangi kekakuan atau ketegangan yang dialami, dan menghindari kebiasaan yang kurang baik terkait masalah gigi, tulang leher, dan sendi rahang. Untuk mengurangi nyerinya dapat dilakukan dengan menghangatkan daerah sekitar leher dan bawah telinga yang nyeri dan atau juga meminum obat anti nyeri. Jika keluhan nyeri masih tetap ada dan bahkan bertambah, segera memeriksakan diri ke dokter.
Rahang menjadi bagian tubuh yang paling sering digunakan setiap berbicara, makan, minum, atau menelan. Jadi, jika Anda merasakan sakit di bagian rahang, ada beberapa penyebabnya.
“Mendiagnosis nyeri rahang itu rumit, karena dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk masalah gigi, kerusakan saraf, infeksi, cedera, atau tumor,” kata Dr. Yasmeen Jalal, spesialis telinga, hidung dan tenggorokan di Memorial Hermann Health System. Berikut adalah lima alasan mengapa Anda mungkin mengalami sakit rahang.
1. TMD
Salah satu penyebab paling umum dari nyeri rahang adalah gangguan sendi dan otot temporomandibular, atau TMD. Sendi temporomandibular (TMJ) adalah titik di kedua sisi wajah Anda di mana rahang atas dan rahang bawah bertemu.
“Sendi ini terdiri dari jaringan tulang, tulang rawan dan saraf yang luas. Itu berarti ada banyak hal yang bisa salah pada TMJ, termasuk radang sendi, dislokasi, atau nyeri saraf,” kata Dr. Monica Kalra, seorang dokter spesialis.
TMD ditandai dengan rasa sakit di satu sisi wajah. Rasa sakit itu sering datang dan pergi. Anda mungkin juga mengalami klik di rahang, mengunci, atau mengurangi rentang gerak.
2. Masalah gigi
Karena rahang menahan gigi dan saraf di sekitarnya, Anda mungkin merasakan sakit karena masalah gigi di rahang Anda.
Masalah gigi termasuk gigi berlubang, penyakit periodontal (penyakit gusi), gingivitis (radang gusi), dan infeksi gigi semuanya dapat menyebabkan hal ini.
Jika masalah gigi menyebabkan sakit rahang Anda, ada gejala-gejala penyerta lainnya seperti nyeri di satu sisi atau di area tertentu, rasa sakit yang semakin parah saat Anda makan atau minum sesuatu yang panas atau dingin, bau mulut atau rasa tidak enak di mulut Anda, bengkak di rahang Anda dan demam
3. Infeksi Sinus
Sinus adalah kantong udara yang terletak di atas rahang. Jika mereka dipenuhi cairan karena pilek, alergi musiman, merokok, atau masalah struktural, Anda mungkin mengalami infeksi sinus.
Infeksi sinus dapat memberi tekanan pada rongga sinus Anda, yang menyebabkan nyeri rahang. Anda mungkin akan melihat gejala lain juga, termasuk: tekanan atau pembengkakan wajah, sakit kepala, hidung berair atau tersumbat dan bau mulut.
4. Infeksi telinga
Saat Anda mengalami infeksi telinga, rasa sakit bisa menyebar ke wajah dan rahang Anda. Infeksi telinga lebih sering terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa.
Jika infeksi telinga menyebabkan nyeri rahang, Anda mungkin melihat gejala lain termasuk: nyeri di satu sisi kepala atau wajah, demam, gangguan pendengaran, cairan mengalir dari telinga dan sulit tidur.
5. Masalah kelenjar parotis
Kelenjar parotis menghasilkan air liur dan terletak di bagian belakang rahang bawah dan daerah pipi. Jika saluran di kelenjar tersumbat, dapat menyebabkan peradangan yang dikenal sebagai parotitis.
Hal ini menyebabkan rasa sakit dan bengkak di bagian belakang rahang. Meskipun rasa sakit mungkin mulai di satu sisi, biasanya berkembang ke kedua sisi.
Selain rasa sakit, Anda terdapat beberapa gejala termasuk: perubahan kemampuan Anda bisa membuka mulut, sakit yang semakin parah saat makan, pembengkakan terutama di depan telinga, kemerahan pada wajah atau leher, mulut kering dan demam.