Kenapa harga cash lebih mahal dari harga kredit?

Mobil bekas di Astra Auto Fest 2020 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

Pembeli mobil bekas lewat jalur kredit, komposisinya 80 persen dibanding beli tunai. Apalagi di segmen Rp 150 juta ke bawah, yang sedang jadi incaran di masa pandemi ini.

Namun Presiden Direktur mobil88 Halomoan Fischer Lumbantoruan menyebut, pembeli tersebut masih banyak yang belum paham konsep kredit.

Mereka hanya fokus pada harga OTR atau on the road saja, apalagi bila yang ditawarkan murah. Padahal inti dari pembelian kredit bukan cuma di harga OTR saja, tapi TDP --total down payment-- dan angsuran per bulan.

"Jadi dua hal itu yang mereka bayar. Namun mereka fokus ke price list murah, tapi begitu dihitung TDP dan angsuran jadi tinggi banget. Jadi hati-hati di sana," ucapnya.

Dealer mobil bekas Mangga Dua WTC Foto: Istimewa

Belum lagi, kata Fischer, ada banyak instrumen yang harus dibayar dengan skema kredit. Sebut saja bunga kredit, ada asuransi serta beban provisi.

"Rata-rata pada mitra leasing kami, rate bunga kreditnya per tahun 10,5 persen. Jadi perlu cermat sedikit terkait hal tersebut," tutur Fischer.

Nah untuk asuransi juga perlu dikonfirmasi, apa jenis yang didapatkan, total loss only (TLO) atau all risk. Cek juga rata-rata preminya.

"Kita harus cermat. Kami di mobil88 menginformasikan hal itu. Karena itu hak konsumen untuk tahu," tuturnya.

Deretan mobil bekas di Mobil 88 Foto: Muhammad Ikbal/kumparan

Hitung total bayar dan pilih leasing

Saran Fischer, konsumen yang ingin membeli dengan kredit, menghitung total bayar. Jangan hanya terpaku pada price list.

Nah cara menghitungnya yaitu TDP ditambah dengan cicilan yang dikalikan dengan tenornya. Berikut simulasinya biar lebih jelas.

Contoh mobil bekas X ditawarkan dengan TDP Rp 30 juta, angsuran Rp 3 juta dan tenor bayarnya 24 bulan.

TDP + (Angsuran x 24 bulan) Rp 30 juta + (Rp 3 juta x 24 bulan) Rp 30 juta + Rp 72 juta Rp 102 juta

Nah dari situ akan kelihatan, seberapa jauh beda price list dan total yang akan kita bayarkan. Barulah dari sana kita bisa negosiasi lebih jauh, atau ganti leasing.

"Dan jangan salah pilih leasing," ujar Fischer.

Otosia.com - Banyak yang mengatakan membeli mobil secara cash lebih enak dari pada kredit karena tidak pusing memikirkan angsuransi tiap bulan. Kredit kendaraan dianggap sebagai hutang yang wajib dibayar secara mencicil setiap bulan.

Namun benarkah membeli kendaraan secara tunai lebih baik ketimbang mencicil? Cara pembelian keduanya tetap punya plus dan minus. Nah, jika berniat membeli mobil baru perlu juga dipikirkan dampak negatfnya.

Misalnya, membeli mobil dengan harga Rp 100 jutaan secara tunai. Mobil di harga tersebut ada beragam pilihan, termasuk variasi harganya. Pilihannya ada Low Cost Green Car (LCGC) yang dijual mulai dari harga Rp 100 jutaan Rp 170 jutaan.

Mobi LCGC dengan label harga terjangkau tersebut memberi angin segar bagi mereka yang mau memiliki mobil. Bayar tunai pun bagi sebagian orang bukan persoalan demi bisa memiliki mobil tersebut.

Menurut Dila Karinta, Head of Public Relation Lifepal Technologies Indonesia, ketika tertarik memboyong mobil LCGC atau dengan harga tidak jauh berbeda, jangan terburu nafsu untuk membelinya secara tunai.

"Lebih baik pahami betul konsekuensinya, termasuk kerugian-kerugian membeli mobil tunai," imbuhnya.

Setidaknya ada 4 hal yang harus dipikirkan ketika membeli mobil secara tunai. Keempat hal tersebut adalah:

1 dari 4 Halaman

1. Risiko dana darurat terpakai

Pembelian mobil dalam perencanaan keuangan dikategorikan sebagai tujuan keuangan jangka menengah atau jangka panjang. Rencana dalam mempersiapkan dananya boleh dengan menabung atau investasi.

Pada gilirannya dana darurat bisa dapat saja terpakai demi mewujudkan keinginan memiliki mobil dengan cepat, meski kendaraan bukanlah kebutuhan yang urgen..

"Namun tentu berbeda halnya jika dana darurat untuk kebutuhan pokok 6-7 bulan sudah ada di tabungan, memiliki investasi, serta Anda juga sudah memiliki asuransi kesehatan yang dibayar secara rutin. Sehingga terbukti bahwa ada uang lebih yang memang tidak terpakai dan mencukupi untuk membayar mobil secara tunai tanpa menambah resiko finansial." paparnya.

2 dari 4 Halaman

2. Informasi debitur (iDeb) tidak update

Orang yang sering mengambil kredit dari lembaga keuangan, baik lewat cicilan kartu kredit maupun pinjaman, secara tidak langsung memperbarui Informasi Debitur (iDeb) miliknya.

Jika orang tersebut disiplin membayar cicilan, skor kredit beliau tercatat bagus di iDeb dalam SLIK OJK. Skor yang bagus membuka peluang buat mendapat pinjaman KPR atau kartu kredit dari bank.

"Tapi sayangnya, membeli mobil secara kontan bikin skor di iDeb tidak terbarui (update). Inilah kerugian yang juga sebaiknya dipertimbangkan," terangnya.

3 dari 4 Halaman

3. Bukan prioritas dealer

Umumnya pembelian secara tunai tidak menjadi prioritas dealer, khususnya sales. Tenaga penjual ini lebih menyukai orang-orang yang hendak membeli mobil secara kredit.

Apabila membeli tunai, biasanya customer akan diminta menunggu lebih lama ketimbang beli secara kredit. Istilahnya “indent order”. Kalau mau cepat, pada umumnya sales akan menawarkan unit mobil yang tersedia atau di-display di dealer tersebut.

"Kalau tidak sabar buat mengendarai mobil sendiri, lebih baik beli mobilnya secara kredit. Namun begitu, ada juga kok dealer yang tidak pilih-pilih dalam mengutamakan customernya," tukasnya.

4 dari 4 Halaman

4. Tidak ada proteksi asuransi

Asuransi kendaraan tentu harus menjadi pertimbangan. Satu lagi kerugian membeli mobil cash yang perlu dijadikan pertimbangan adalah tidak adanya asuransi mobil yang diberikan. Itu berarti jika mobil mengalami kerusakan, pemiliknya harus menanggung sendiri kerugiannya. "Ini berarti menambah resiko finansial Anda," ucapnya.

Yang perlu diingat, perbaikan mobil memerlukan biaya yang tidak murah. Menurur Dila, berdasarkan temuan Lifepal, satu titik kerusakan rata-rata harga perbaikannya Rp 300 ribu. Ini belum termasuk jika ada tabrakan atau kerusakan yang membuat mesin rusak.

"Dengan membeli mobil secara tunai tanpa asuransi mobil, Anda harus menanggung risiko tabrakan itu sendiri, termasuk menanggung risiko kendaraan lain yang ditabrak," katanya.

Jadi jika ingin membeli kendaraan, baik tunai maupun kredit, masing-masing ada nilai positif dan negatifnya. Namun yang terpenting jangan lupa ambil asuransi mobil agar tidak bikin keuangan tekor akibat risiko tidak terduga.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA