Jelaskan dengan contoh 3 bentuk kearifan lokal

Jakarta -

Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal. Pengetahuan ini untuk menjawab berbagai masalah dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Dalam modul "Sosiologi SMA Kelompok Kompetensi I" yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sistem pemenuhan kebutuhan meliputi seluruh unsur kehidupan, yaitu agama, ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi, serta kesenian.

Kearifan lokal dipandang sangat bernilai dan mempunyai manfaat tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Kearifan lokal menjadi bagian dari cara hidup untuk memecahkan segala permasalahan hidup.

Konsep kearifan lokal atau kearifan tradisional atau sistem pengetahuan lokal (indigenous knowledge system) adalah pengetahuan yang khas milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang lama sebagai hasil dari proses hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.

Kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat nasional.

Contohnya, hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya.

Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah, semboyan, dan peribahasa) dan manuskrip.

Kelangsungan kearifan lokal tercermin pada nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai tersebut akan menyatu dengan kelompok masyarakat dan dapat diamati melalui sikap dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa, terlebih dalam konteks Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal bertransformasi secara lintas budaya yang pada akhirnya melahirkan nilai budaya nasional.

Di Indonesia, kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai bidang kehidupan, meliputi tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya.

Contohnya, kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara.


Contoh Kearifan Lokal Nusantara

Ada beberapa kekayaan budaya, kearifan lokal nusantara yang terkait dengan pemanfaatan alam, diantaranya :

  • Masyarakat Papua, terdapat kepercayaan te aro neweak lako (alam adalah aku). Tanah dianggap sebagai bagian hidup manusia. Pemanfaatan sumber daya alam harus hati-hati.
  • Masyarakat Serawai, Bengkulu, terdapat keyakinan celako kumali. Kelestarian lingkungan terwujud dari kuatnya keyakinan tata nilai dalam berladang dan tradisi tanam.
  • Masyarakat Dayak Kenyah, Kalimantan Timur. Terdapat tradisi tana' ulen. Kawasan hutan dikuasai dan menjadi milik masyarakat adat
  • Masyarakat Bali dan Lombok. Mempunyai kearifan lingkungan awig-awig. Awig-awig adalah patokan tingkah laku yang dibuat masyarakat berdasarkan rasa keadilan dan kepatutan masyarakat setempat.
  • Masyarakat Baduy mempunyai kearifan lingkungan yang mendasari mitigasi bencana dalam bentuk pikukuh (ketentuan adat pokok) yang mengajarkan antara lain: gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak (gunung tidak boleh dihancurkan, sumber air tidak boleh dirusak

Nah, itulah penjelasan mengenai kearifan lokal beserta contohnya. Semoga kearifan lokal di daerahmu tetap terjaga ya, detikers.

Simak Video "Sederet Persiapan Atlet Sepeda RI Jelang Asian Games-Olimpiade"


[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)

Ilustrasi kearifan lokal. Foto: Unsplash

Istilah kearifan lokal kerap dikaitkan dengan perilaku tradisional dari sebuah kelompok masyarakat. Disadur dari buku Membumikan Kearifan Lokal Menuju Kemandirian Ekonomi oleh Patta Rapanna, kearifan lokal tak ubahnya sebuah kekuatan sekaligus kekayaan yang dianggap sebagai solusi untuk memperkuat bangsa di tengah gempuran arus globalisasi.

Lebih dari itu, kearifan lokal dapat dipahami sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang memuat kebijakan dan pandangan hidup sekaligus mengakomodasi kebijakan dan kearifan di dalamnya.

Lantas, apa yang dimaksud dengan kearifan lokal? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Apakah yang Dimaksud dengan Kearifan Lokal?

Ilustrasi orang asing menghargai nilai kearifan lokal masyarakat Bali. Foto: Unsplash.com

Seiring berkembangnya zaman, eksistensi kearifan lokal semakin memudar dan perlahan digantikan dengan nilai-nilai global. Itulah sebabnya, penting bagi generasi penerus bangsa memahami serta mengetahui bagaimana menerapkan nilai-nilai yang ada pada kearifan lokal di sekitarnya.

Berbicara mengenai kearifan lokal, tak dapat dilepaskan dengan kajian ilmu sosial, terkhusus sosiologi. Lalu, apa itu kearifan lokal dalam sosiologi?

Secara umum, kearifan lokal adalah pandangan hidup oleh masyarakat lokal yang merupakan hasil proses adaptasi turun temurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap suatu lingkungan alam tempat mereka tinggal.

Mengutip buku Sosiologi; Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial; untuk SMA/MA Kelas XII oleh Maryati, Kun dan Juju Suryawati (2017), kearifan berasal dari kata arif (wisdom) yang berarti kebijaksanaan dan lokal (local) yang artinya setempat.

Jadi, kearifan lokal atau wisdom local dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Nilai-nilai dalam kearifan lokal tersebut menjadi modal utama dalam membangun masyarakat tanpa merusak tatanan sosial dan lingkungan alam. Kearifan lokal merupakan produk budaya yang patut dijadikan pegangan hidup karena banyaknya nilai yang bisa diambil.

Dengan demikian, kearifan lokal dapat disebut sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dengan keberadaan suatu kelompok masyarakat.

Lalu, apa saja ciri-ciri dan fungsi kearifan lokal? Bagaimana bentuk kearifan lokal di Indonesia? Simak penjelasannya berikut ini.

Ilustrasi pernikahan masyarakat Bali. Foto; Unsplash.com

Disadur dari buku Pemimpin Perubahan Lintas Budaya yang disusun oleh Wustari Mangundjaja, berikut ciri-ciri kearifan lokal:

Mampu bertahan terhadap budaya luar

Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar

Fleksibilitas kearifan lokal menjadikannya dapat mengakomodasi keberadaan unsur budaya asing. Dengan kata lain, keberadaan unsur budaya asing yang masuk tak dapat merusak keberadaan kearifan lokal yang telah lama hidup di tengah masyarakat.

Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli

Selain memiliki kemampuan untuk mengakomodasi, kearifan lokal juga dapat mengintegrasikan nilai-nilai budaya asing menjadi kesatuan yang indah dan saling melengkapi.

Mampu memberi arah pada perkembangan budaya

Kearifan lokal memuat nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Hal itu menjadikannya sebagai pedoman untuk bersikap maupun bertindak. Melalui keberadaan kearifan lokal, masyarakat dapat mengembangkan budaya lebih terarah.

Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan

Kearifan lokal merupakan suatu warisan secara turun temurun. Hal itu menyebabkan keberadaannya susah untuk dihilangkan dalam waktu yang singkat. Kondisi itu juga menjadikan kearifan lokal memiliki kendali atas dampak negatif dari budaya asing yang masuk.

Ilustrasi masyarakat yang sedang bertani. Foto: Unsplash.com

Sementara itu, fungsi kearifan lokal adalah sebagai berikut:

  • Konservasi dan pelestarian sumber daya alam.

  • Mengembangkan sumber daya manusia.

  • Sebagai pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

  • Sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan.

  • Bermakna sosial, misalnya upacara daur pertanian.

  • Bermakna etika dan moral yang terwujud dalam Upacara Ngaben dan penyucian roh leluhur.

  • Bermakna politik, misalnya dalam Upacara Nangkluk Merana dan kekuasaan patron client.

Apa Contoh Kearifan Lokal yang Masih Banyak Digunakan oleh Masyarakat Indonesia?

Batik sebagai kearifan lokal wujud nyata (tangible). Foto: Unsplash

Bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada dalam masyarakat Indonesia berupa nilai, norma, kepercayaan, dan aturan-aturan khusus. Namun, bentuk-bentuk tersebut dapat diklasifiksikan menjadi dua jenis, yaitu:

Tidak Berwujud (Intangible)

Merupakan bentuk kearifan lokal yang hanya disampaikan secara verbal. Contohnya adalah petuah, nyanyian, pantun, dan cerita yang mengandung nilai-nilai ajaran tradisional.

Guna memperdalam pemahaman terkait kearifan lokal yang masih hidup di tengah masyarakat Indonesia, simak beberapa contohyang telah dihimpun dari Modul Pelatihan Guru Sosiologi SMA tulisan Lilik Tahmidaten dan beberapa sumber lainnya berikut ini:

Mitos dan Tabu Tentang Hutan

Kearifan lokal yang satu ini ini hidup di tengah masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh, Jawa Barat. Masyarakat mempercayai bahwa terdapat mitos dan tabu tertentu terkait pola pemanfaatan hutan yang harus dilakukan secara hati-hati.

Melalui kearifan tersebut, masyarakat dapat mengendalikan diri atas upaya eksploitasi hutan, kecuali atas izin sesepuh adat setempat.

Bebie merupakan sebuah tradisi menanam dan memanen yang dilakukan oleh masyarakat Muara Enim, Sumatera Selatan. Tujuan diadakannya tradisi tersebut tak lain sebagai tanda syukur atas berhasilnya masa panen. Tradisi serupa juga masih banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, tentunya dengan penamaan yang berbeda.

Cingcowong merupakan upacara permintaan hujan yang erat dengan masyarakat Sunda. Umumnya, ritual itu dilakukan apabila hujan tak kunjung datang dalam kurun waktu tiga bulan. Tradisi meminta hujan juga masih banyak dipraktikkan di beberapa daerah di Indonesia. Hanya saja memiliki nama dan prosesi yang berbeda.

Kepercayaan Te Aro Neweak Lako

Kearifan lokal terkait alam juga dapat ditemukan pada kelompok masyarakat Papua, yang dikenal dengan kepercayaan te aro neweak lako yang bermakna “alam adalah aku”.

Melalui kepercayaan tersebut, masyarakat Papua percaya bahwa tanah merupakan bagian hidup dari manusia. Dengan demikian, tanah dan berbagai sumber daya alam lainnya harus dimanfaatkan secara hati-hati dan bijaksana.

Mitigasi bencana masyarakat Baduy

Selain masyarakat Papua, kearifan untuk menjaga lingkungan juga dapat ditemukan pada masyarakat Baduy dalam bentuk pikukuh (ketentuan adat pokok). Pikukuh secara garis besar mengajarkan "meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak", yang artinya gunung tak boleh dihancurkan, sumber air tak boleh dirusak.

Berdasarkan ajaran di atas, masyarakat secara tak langsung diajak untuk menjaga kelestarian alam dan sekitarnya.

Itulah penjelasan terkait kearifan lokal. Semoga dapat menambah wawasan kita terkait kekayaan tradisi dan kebudayaan di Indonesia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA