Jelaskan cara untuk mendeteksi dini penyakit tidak menular brainly

Kamis, 06 Februari 2020, bertempat di Balai Banjar Hyang Api Desa Akah, diadakan kegiatan POSBINDU dan POSYANDU. Pos Binaan Terpadu (POSBINDU) adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular terintegrasi serta gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu. Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.

Kegiatan Utama Posbindu PTM

1. Deteksi dini factor risiko dan monitoring

2. Konseling dan rujukan

3. Aktifitas bersama ( senam, jalan sehat, bersepeda dll)

Penyakit menular seksual atau biasa dikenal dengan infeksi menular seksual merupakan infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebarannya pun bisa melalui darah, sperma, atau cairan tubuh lainnya. Selain itu, penyebarannya bisa melalui pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di antara beberapa orang.

Terdapat beberapa penyakit menular seksual yang disebabkan oleh hubungan seks tidak aman, berikut ini adalah penyakit yang sering terjadi:

Sifilis

Silifis adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri treponema pallidum. Penyakit ini mempunyai gejala seperti munculnya luka pada alat kelamin atau mulut. Luka ini pada umumnya akan bertahan antara 1-2,5 bulan dengan tidak ada rasa sakit, tetapi mudah ditularkan. Segera tangani sifilis, karena jika tidak infeksinya akan berlanjut ke tahap berikutnya yang mirip dengan gejala flu, kerontokan rambut, hingga pitak. Jika dibiarkan, maka sifilis bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, impotensi dan bahkan terkena masalah pendengaran serta hilangnya nyawa seseorang.

Gonore

Gonore merupakan penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri neisseria gonorrhoeae. Gonore biasa dikenal dengan kencing nanah karena menyebabkan keluarnya cairan saat buang air kecil yang menyebabkan rasa nyeri pada penis atau vagina.

Klamidia

Klamidia adalah penyakit seksual menular yang paling umum terjadi. Gejalanya memang tidak akan terasa dan biasanya disebabkan oleh clamidia trachomatis. Namun, klamidia tetap harus diwaspadai karena penularannya bisa terjadi tanpa disadari oleh orang yang terinfeksi.

Kutil Kelamin

Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus human papilomavirus di sekitar alat kelamin. Penyakit ini tidak menimbulkan rasa sakit tetapi biasanya akan muncul rasa gatal dan memerah.

HIV

HIV adalah virus human immunodeficiency yang tersebar melalui cairan tubuh dan menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV di awal penyebarannya tidak akan menujukkan gejala, karena virus akan “tidur” sementara waktu menunggu sistem imun melemah dan dapat berkembang menjadi AIDS yang sangat mematikan.

Baca juga: Awas, 5 Penyakit Ini Menular Lewat Hubungan Seksual

Faktor Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)

Berhubungan intim secara oral, vaginal, ataupun anal yang tidak aman merupakan faktor utama penyakit kelamin. Selain itu, berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit menular seksual. Penyebaran penyakit pun bisa melalui benda, tanpa hubungan intim, seperti berbagi alat suntik, jarum, maupun melalui transfusi darah.

Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual disebabkan oleh beberapa virus dan bakteri yang menyebar melalui cairan tubuh seperti treponema pallidum (sifilis), neisseria gonorrhoeae (gonore), clamidia trachomatis (klamidia), human papilomavirus (kutil kelamin), human immunodeficiency virus (HIV).

Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)

Pada awalnya, sebagian gejala penyakit menular seksual mungkin tidak diketahui. Meski begitu, terdapat beberapa gejala yang perlu diwaspadai, di antaranya:

  • Mengalami perubahan pada urine.

  • Rasa nyeri selama berhubungan seks.

  • Kutil atau memar.

  • Sakit panggul atau perut bagian bawah.

  • Miss V terasa panas atau gatal.

  • Keputihan abnormal atau perdarahan vaginal.

  • Keluar cairan dari Mr P.

  • Buang air kecil terasa menyakitkan atau panas.

Baca juga: Aroma Enggak Sedap Gara-Gara Keputihan, Waspada Penyakit ini

Diagnosis Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual dapat didiagnosis dengan melakukan tes laboratorium seperti tes darah untuk mengetahui terdapat virus HIV atau tidak, mengambil contoh urine karena sebagian PMS dapat diketahui dari urine, atau mengambil contoh cairan dari luka genital terbuka untuk mendiagnosis jenis infeksi.

Komplikasi Penyakit Menular Seksual (PMS)

Karena pada tahap awal terkena penyakit menular seksual tidak mengalami gejala dapat menyebabkan komplikasi termasuk:

  • Nyeri panggul.

  • Komplikasi kehamilan.

  • Peradangan mata.

  • Radang sendi.

  • Penyakit radang panggul.

  • Infertilitas.

  • Penyakit jantung.

  • Kangker servik.

  • Kangker dubur.

Baca juga: 4 Mitos Penyakit Menular Seks yang Salah Kaprah

Pengobatan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Biasanya, dokter akan menyarankan dua jenis pengobatan saat telah terdiagnosis penyakit menular seksual. Di antaranya adalah pengobatan menggunakan antibiotik dan konsumsin obat anti virus. Antibiotik berfungsi untuk menyembuhkan infeksi menular seksual karena bakteri dan parasit, termasuk gonore, sifilis, klamidia, dan trichomoniasis. Sementara itu, mengonsumsi obat antivirus setiap hari mampu mengurangi risiko infeksi.

Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Mencegah penularan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara:

  • Hindari melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang.

  • Rutin menjaga kebersihan vagina.

  • Selalu gunakan alat pengaman.

  • Vaksinasi.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera berbicara dengan dokter jika mengalami tanda dan gejala di atas. Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari kamu dari komplikasi berbahaya.

ReferensiMayoclinic. Diakses pada 2019. Sexually transmitted disease (STD) symptoms

Diperbarui pada 3 September 2019

19 September 2019

Deteksi dini faktor risiko PTM di sekolah di wilayah Puskesmas Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Lampung


Deteksi dini Penyakit Tidak Menular merupakan cara untuk mengetahui adanya faktor risiko PTM pada  sasaran. Deteksi dini ini berguna untuk menemukan secara awal adanya kemungkinan seseorang terkena PTM atau memiliki faktor risiko. Dengan diketahuinya faktor risiko PTM secara dini pada seseorang maka pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi yang sudah terkena maka penting sekali mengendalikan PTM yang disandangnya agar tidak terjadi komplikasi, kecacatan maupun kematian dini akibat PTM serta untuk meningkatkan kualitas hidup.

Pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat adalah salah satu cara pengendalian PTM yang efisien dan efektif di masyarakat. Dengan memfasilitasi dan melakukan bimbingan dalam pemeriksaan deteksi dini faktor risiko PTM  di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM yang dilakukan secara rutin maka masyarakat. Deteksi dini dan monitoring faktor risiko ini ditindaklanjuti secara terpadu dan periodik termasuk pemberian KIE mengenai PTM dan bahayanya bagi kesehatan sehingga mampu mawas diri terhadap faktor risiko tersebut atau mengendalikannya apabila sudah terkena. Sehingga kasus PTM  dapat dikendalikan

Sikap mawas diri ini ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat.

Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggara kegiatan bagi para pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan.

Sasaran  program PTM adalah semua yang berusia ≥15 tahun yang memiliki atau tidak memiliki faktor risiko.Kegiatan Posbindu PTM mobile sudah berjalan di wilayah kerja UPT Puskesmas Sukoharjo di 16 desa dengan jumlah Posbindu seluruhnya 19 Posbindu.

Posbindu Di Sekolah UPT Puskesmas Sukoharjo

Dewasa ini, risiko penyakit tidak menular sudah mengenai kaum remaja, oleh karena itu pembentukan Posbindu PTM bukan hanya diselenggarakan di kelurahan atau desa namun mulai dikembangkan di sekolah- sekolah.  Skrining Posbindu PTM di sekolah untuk wilayah UPT Puskesmas Rawat Inap sudah terselenggara.

Skrining dilakukan pada tahun ajaran baru 2019 di 19 Sekolah  dengan sasaran pemeriksaan murid Kelas IX dan kelas X. Kegiatan Skrining Penyakit Tidak Menular juga dilakukan di MTS Ma’Arif Siliwangi pada tanggal 05 Agustus 2019 dengan Sasaran murid kelas IX sebanyak 25 orang dan dewan Guru sebanyak 10 orang.

Untuk sarana penunjangnya seperti ruangan, meja dan kursi disediakan oleh pihak sekolah  sedangkan peralatan medisnya disediakan oleh Puskesmas berupa Kit Posbindu.

Dalam penyelenggaraannya Posbindu menerapkan prinsip kerja lima meja, yaitu :

- Pada meja Pertama kader melakukan pendaftaran atau registrasi,

- meja kedua kader wawancara mengenai keluhan PTM,

- meja ketiga untuk pengukuran sasaran mulai dari pengukuran berat badan dan tinggi badan,

- meja keempat untuk pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan darah sederhana oleh petugas kesehatan, serta

- meja kelima untuk identifikasi faktor resiko PTM dan konseling perilaku sehat.

Di masa mendatang kami berharap agar pihak sekolah dapat bekerjasama dalam menyelenggarakan Posbindu PTM di sekolah. Utamanya mengintegrasikan  program UKS dan PKPR yang sudah berjalan lebih dahulu dengan penyelenggaraan pemeriksaan faktor risiko PTM. Selain itu kader PKPR  dapat dimanfaatkan sebagai kader Posbindengan melatihnya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA