Jelaskan bagaimana proses penetralan NH3 ammonia menjadi urea yang berlangsung di hati

10 fungsi hati bagi manusia. liputan6.com ©2020 Merdeka.com

JABAR | 12 Maret 2020 14:00 {news_reporter_link} {news_ext_reporter}

Merdeka.com - Hati adalah organ padat terbesar dan kelenjar terbesar yang ada di tubuh manusia. Hati memiliki fungsi yang sangat penting bagi keberlangsungan metabolisme tubuh. Setidaknya, hati memiliki lebih dari 500 tugas penting.

Hati digolongkan sebagai bagian dari sistem pencernaan. Organ ini memiliki fungsi termasuk detoksifikasi, sintesis protein, dan produksi bahan kimia yang membantu mencerna makanan.

Penting bagi Anda untuk menjaga kesehatan hati, karena jika organ yang satu ini bermasalah dan tidak bisa bekerja dengan baik, maka bisa menimbulkan berbagai macam penyakit pada tubuh.

Apa saja fungsi hati bagi manusia? Simak ulasannya berikut ini:

2 dari 11 halaman

Sumber: sciencesource.com 2020 Merdeka.com

Ini merupakan salah satu fungsi hati yang utama. Hati berfungsi untuk menghancurkan sel darah merah yang sudah tua. Proses ini akan berpengaruh pada warna feses dan urine.

Proses penghancuran sel darah merah yang sempurna akan membuat feses berwarna cokelat, namun jika feses berwarna pucat atau putih, atau pun warna urine menjadi lebih gelap, hal ini bisa menjadi pertanda kalau hari mengalami masalah.

3 dari 11 halaman

Sumber:liputan6.com 2020 Merdeka.com

Fungsi hati yang satu ini juga merupakan fungsi hati yang paling penting. Hati pada tubuh manusia akan menghasilkan cairan empedu.

Cairan empedu adalah cairan yang terdiri dari garam empedu, air, kolesterol, bilirubin, dan elektrolit. Cairan empedu sangat diperlukan oleh usus kecil untuk suatu tujuan. Usus kecil bisa menyerap berbagai zat-zat gizi seperti vitamin, lemak, kolesterol, dan lainnya dengan adanya cairan empedu.

4 dari 11 halaman

Hati akan memecah protein yang masuk ke dalam tubuh. Protein yang telah dipecah oleh hati ini menghasilkan produk sampingan yakni berupa amonia yang merupakan racun bagi tubuh apabila dalam jumlah besar.

Kemudian, hati bisa mengubah amonia menjadi urea. Urea akan dilepaskan oleh hati ke dalam darah yang kemudian disaring ginjal dan dikeluarkan melalui urine.

5 dari 11 halaman

Sumber:menshealth.com 2020 Merdeka.com

Selain mendapatkan protein dari asupan makanan yang kita makan, organ hati juga memiliki andil dalam pembentukan protein di dalam tubuh.

Salah satunya, hati akan memproduksi protein yaitu albumin yang berfungsi menjaga cairan dalam sistem sirkulasi tubuh. Protein yang berperan sebagai faktor pembekuan darah dan sistem kekebalan tubuh juga dihasilkan oleh hati.

6 dari 11 halaman

Sumber:medicalnewstoday.com 2020 Merdeka.com

Fungsi hati yang lainnya adalah untuk menyimpan zat-zat gizi mikro yakni vitamin dan mineral. Hati menyimpan beberapa vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K.

Selain itu, vitamin B12 juga bisa disimpan di dalam hati. Organ hati juga memiliki fungsi untuk menyimpan mineral seperti zat besi, tembaga, dan lainnya. Zat besi disimpan dalam bentuk ferritin untuk kemudian membantu proses pembuatan sel darah merah baru.

7 dari 11 halaman

2020 Merdeka.com

Selain memecah sel darah merah dan membentuk sel darah merah yang baru, fungsi hati selanjutnya adalah untuk menyaring darah.

Selain di ginjal, darah juga bisa disaring di hati. Tujuan dari penyaringan darah yang dilakukan di dalam organ hati adalah untuk menyaring beberapa senyawa tubuh dan menghilangkan senyawa tertentu baik senyawa yang berasal dari dalam tubuh seperti hormon maupun senyawa luar tubuh.

8 dari 11 halaman

Selain memproduksi protein, hati juga berperan dalam membantu metabolisme protein dengan mengubah amonia menjadi urea yang dikeluarkan bersama urine oleh ginjal.

Protein membutuhkan cairan empedu untuk bisa memecah protein. Pemecahan protein akan mengubah gugus amino atau asam-asam amino dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan energi atau diubah kembali menjadi karbohidrat dan lemak.

9 dari 11 halaman

Tidak hanya protein, vitamin dan mineral, hati juga memiliki fungsi untuk melakukan metabolisme karbohidrat. Karbohidrat yang tersimpan di dalam organ hati nantinya akan dipecah menjadi glukosa.

Hasil dari pemecahan karbohidrat, yakni glukosa akan masuk ke dalam aliran darah. Fungsi glukosa adalah untuk mempertahankan kadar glukosa agar tetap normal.

Kemudian glukosa akan disimpan dalam bentuk glikogen di hati. Glikogen yang ada di dalam hati akan dirilis apabila tubuh sangat memerlukan energi yang banyak dan cepat. Apabila tubuh memerlukan glukosa, maka tubuh akan mengambil cadangan glukosa yang tersimpan di dalam hati dalam bentuk glukogen.

10 dari 11 halaman

Fungsi hati manusia bisa untuk melakukan metabolisme lemak. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati akan membantu untuk memecah lemak agar lemak lebih mudah dicerna tubuh. Lemak yang telah dipecah oleh hati bisa disimpan menjadi lemak di hati dan juga bisa dikeluarkan dalam bentuk energi.

11 dari 11 halaman

Sumber:liputan6.com 2020 Merdeka.com

Hati memiliki peran yang sangat besar dalam memecah dan mengeluarkan racun dari tubuh manusia. Selain mengubah amonia menjadi urea, fungsi hati manusia juga untuk melakukan detoksifikasi lainnya.

Fungsi hati dalam hal detoksifikasi adalah dengan cara memecah obat-obatan dan alkohol yang mengandung sejumlah racun yang membahayakan tubuh. Racun-racun tersebut akan diubah oleh hati menjadi bentuk lain yang kemudian dibuang ke luar tubuh.

(mdk/far)

Hepar atau yang biasa disebut dengan hati merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia. Hati sendiri merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh. Pada tubuh orang dewasa bobotnya mencapai 1,5 kg atau 3-5% dari total berat badan. Posisinya berada di dalam rongga perut sebelah kanan, tepat di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi.

Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati ini disebut proses detoksifikasi.

(Baca juga: Sistem Ekskresi Pada Manusia, Apa Saja Organ yang Berperan?)

Jika dilihat dengan mata telanjang, anatomi hati manusia terdiri dari empat lobus (bagian) dengan ukuran yang berbeda.

  • Lobus kanan adalah bagian terbesar di hati yang ukurannya 5 sampai 6 kali lebih besar daripada lobus kiri.
  • Lobus kiri adalah bagian hati yang memiliki bentuk lebih runcing dan kecil ketimbang lobus kanan. Lobus kiri dan kanan dipisahkan oleh ligamen falciform.
  • Lobus kaudatus berukuran lebih kecil dibanding dua lobus kiri dan kanan. Letaknya memanjang dari sisi belakang lobus kanan dan membungkus pembuluh darah balik utama (vena cava inferior).
  • Lobus kuadrat berada lebih rendah dari lobus kaudatus dan terletak dari sisi belakang lobus kanan hingga membungkus kantong empedu. Lobus kuadrat dan kaudatus jarang terlihat pada gambar anatomi karena letaknya yang berada di belakang lobus kiri dan kanan.

Dalam lobus-lobus tersebut, terdapat sel-sel yang menghasilkan berbagai jenis enzim yang berperan dalam proses metabolisme tubuh. Setiap sel ini dipisah oleh jaringan ikat berisi pembuluh darah yang memenuhi hati.

Kita mengenal ada vena hepatika, yakni pembuluh darah yang memiliki fungsi dalam mengangkut darah yang terdeoksigenasi dan darah yang telah disaring oleh hati; ada juga vena sentralis, yakni pembuluh darah yang pada bagian tengahnya terdapat setiap lobulus. Bagian hati ini bergabung menjadi vena yang lebih besar dan membentuk vena hepatika yang kemudian akan menuju ke dalam vena kava interior.

Fungsi Hati dalam sistem ekskresi

Sebagai organ yang berperan dalam sistem ekskresi – karena mengekskresikan getah empedu dan urea, hati memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  • Menghasilkan getah empedu

Getah empedu adalah getah hasil perombakan sel darah merah. Getah ini terdiri dari dua komponen, yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu bertugas untuk mengemulsi lemak, sementara zat warna empedu adalah yang membuat feses dan urine, yang dikeluarkan bersamaan dengan getah empedu, kekuningan.

  • Menghasilkan urea dan amonia

Urea dan amonia adalah salah satu hasil perombakan protein yang harus dibuang dari tubuh karena beracun. Urea ini akan diserap ke dalam darah, disaring oleh ginjal, lalu keluar dari tubuh bersama urine. Sementara amonia akan diikat oleh ornitin kemudian dibawa keluar bersama urin atau dimasukkan ke dalam empedu. Amonia inilah yang akan membuat urin berbau menyengat.

  • Merombak sel–sel darah merah yang sudah tua

Hasil perombakan sel darah merah ini disebut globin, zat besi, dan heme. Untuk zat besi dan globin sendiri akan diproses ulang untuk menghasilkan hemoglobin yang baru, yang dapat digunakan oleh tubuh kembali. Sedangkan untuk heme itu sendiri, akan diubah menjadi bilirubin dan biliverdin yang nantinya akan dioksidasi di usus menjadi urobilin yang berguna sebagai zat warna urin dan feses.

Selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu, hati juga berfungsi dalam sintesis zat. Hal ini dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim yang salah satunya adalah enzim arginase. Enzim ini berfungsi untuk mengubah arginin menjadi urea dan ornifi yang dapat meningkatkan NH3 dan CO2.

Penyakit pada Hati yang berkaitan dengan sistem ekskresi

Diantara beberapa penyakit yang muncul sebagai akibat terganggunya sistem ekskresi, berikut adalah dua diantaranya yang berkaitan dengan hati:

1. Sindrom Alagille

Sindrom Alagille (SA) atau Allegile Syndrome adalah sebuah kelainan genetik yang berdampak pada hati, jantung, ginjal, dan sistem organ tubuh lainnya. Masalah yang terkait dengan sindrom ini umumnya terjadi pada masa bayi atau anak usia dini. Kelainan ini diwariskan dalam pola autosom dominan. Sindrom ini terjadi pada 1 dari 1 juta orang di dunia.

(Baca juga: Bagaimana Ginjal Berperan dalam Sistem Ekskresi Manusia?)

Allegile ini menyebabkan manusia mempunyai saluran empedu yang sangat kecil, sehingga bilirubin yang harusnya bisa dikeluarkan malah tertampung di dalam hati. Tidak bisa keluar. Tingkat keparahan Allegile Syndrome ini dapat bervariasi. Gejalanya dapat terjadi dari keparahan sangat ringan hingga berat. Jika pasien yang terkena sindrom ini sudah sampai pada tingkat keparahan berat, maka solusi untuk mengatasinya adalah dengan transplantasi hati.

2. Atresia Billier

Atreasia Billier atau Biliary atresia adalah kondisi dimana saluran empedu yang terbentang dari hati ke usus halus terlalu sempit atau bahkan tidak ada sama sekali.

Ketimbang genetik, atresia bilier sejauh ini lebih berpotensi disebabkan oleh kejadian di rahim atau sekitar waktu kelahiran. Penyakit ini bisa berkembang akibat infeksi virus/bakteri setelah lahir (cytomegalovirus, retrovirus atau rotavirus), masalah sistem imun yang menyerang hati atau saluran empedu, mutasi genetik serta masalah saat perkembangan hati dalam rahim. Penyakit ini terjadi pada 1 dari 18.000 orang di dunia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA