Jelaskan arti dari perumpamaan dan mukjizat

Kompetensi Dasar

1.4. Beriman kepada Yesus yang mewartakan karya keselamatan dengan perumpamaan dan mukjizat.

2.4. Peduli terhadap Yesus yang mewartakan karya keselamatan dengan perumpamaan dan mukjizat.

3.4. Memahami makna perumpamaan-perumpamaan dan mukjizat-mukjizat Yesus sebagai perwujudan karya keselamatan Allah.

4.4. Melakukan aktivitas (misalnya bernyanyi/ membuat puisi/ bermain peran/ menceritakan kembali, dan sebagainya) yang mencerminkan penghayatan atas perumpamaan dan mujizat yang dilakukan Yesus sebagai pemenuhan janji Allah.

Indikator

Peserta didik dapat:

1. Menceritakan kembali Mujizat Yesus menyembuhkan hamba perwira Kapernaum (Mat 8:5-10).

2. Menceritakan kembali mujizat Yesus menyembuhkan orang kerasukan setan dan orang-orang sakit (Luk 4:31-44).

3. Menjelaskan hubungan mujizat dan Sabda Yesus.

Bahan Kajian

1. Mujizat Yesus 2. Makna mujizat

125

Sumber Belajar

1. Cerita Anggota Badan Melawan Perut dalam Buku Doa Sang Katak II. Yogyakarta: Kanisius, 1990

2. Lagu bertema Kerajaan Allah 3. Kitab Suci Mat 8:5-10, Luk 4:31-44

4. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas IV. Yogyakarta: Kanisius.

Pendekatan :

Kateketis dan Saintiik.

Metode :

Bercerita, Siskusi, Pleno, Tanya Jawab, dan Penjelasan.

Waktu :

4 Jam Pelajaran.

(Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru).

Pemikiran Dasar

Secara umum, masyarakat masih memiliki keyakinan terhadap hal-hal yang terjadi di luar kemampuan manusia. Misalnya: seseorang dinyatakan sembuh, padahal telah dinyatakan mengidap penyakit kanker yang tidak mungkin disembuhkan. Maka kerap terdengar ungkapan “hanya mujizat yang dapat menyembuhkan penyakit seperti itu”. Dalam hal ini, mujizat dipahami sebagai peristiwa luar biasa, yang terjadi di luar nalar serta kemampuan manusia.

Dalam Kitab Injil, dikisahkan bahwa orang-orang sakit, kaum miskin dan terlantar mendapat perhatian Yesus secara istimewa. Dikatakan istimewa, karena masyarakat umum biasanya kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian kepada mereka. Lebih prihatin lagi, orang-orang sakit dan terlantar itu dipandang sebagai kutukan atas dosa-dosa mereka, sehingga tidak jarang mereka bahkan dijauhi dan dikucilkan. Di sinilah perhatian Yesus dipandang istimewa, karena Yesus mengunjungi, menyapa bahkan menyembuhkan mereka. Misalnya pada kisah Bartimeus pengemis buta sejak lahir. Dalam hal ini Yesus memberi pandangan baru, bahwa orang sakit dan menderita sangat dikasihi Allah. Hal ini tercermin

pada jawaban Yesus atas pertanyaan muridNya: “Rabi siapakah yang berdosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?”. Ia menjawab: “bukan dia dan bukan pula orangtuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” (Yoh 9:1-3). Mujizat sebagai tindakan keilahian Yesus juga terjadi pada saat seorang perwira memohon Yesus untuk menyembuhkan hambanya. Pada peristiwa itu, hamba tersebut sembuh bukan karena Yesus datang ke rumahnya, tetapi iman perwira tersebut. Hal itu tercermin pada kata- katanya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh”. Selain kuasa ilahi, Iman menjadi syarat utama bagi terjadinya suatu mujizat. Peristiwa mujizat menunjukkan hubungan antara kata-kata dengan tindakan Yesus. Sabda atau kata-kata Yesus diwujudkan di dalam tindakan nyata. Sebaliknya, tindakan atau mujizat Yesus menguatkan kata-kata-Nya.

Melalui pelajaran ini, peserta didik diajak untuk semakin mengenal sosok pribadi Yesus. Jika pada pokok bahasan sebelumnya para peserta didik mengenal Yesus yang memaklumkan Kerajaan Allah melalui berbagai perumpamaan, di dalam pelajaran ini, peserta didik akan mengenal Yesus yang berkuasa dalam tindakan. Ia membuat banyak mujizat, sebagai bukti karya Allah yang menyelamatkan dunia.

Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan

Doa

Guru mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan pembelajaran dengan doa, misalnya:

Ya Allah, yang Maha Pengasih karena kasih-Mu Engkau menyembuhkan banyak orang, orang buta bisa melihat, orang lumpuh bisa berjalan, orang kusta menjadi tahir dan Engkau mengusir setan-setan. Ajarilah kami untuk semakin percaya kepada-Mu, karena dengan kasih-Mu Engkau meneguhkan kami, dan karena kuasa-Mu, Engkau menguatkan kami. Amin.

127

Apersepsi

Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali pelajaran sebelumnya, dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan kegiatan pembelajaran sebelumnya.

Langkah Pertama

Menggali Pemahaman Mengenai Mujizat-Mujizat yang

terjadi pada Zaman Ini

Menyimak Kisah Nyata

Guru mengajak para peserta didik untuk menyimak kisah berikut ini! Penyembuhan Berkat Perantara Yohanes Paulus II

Mantan Walikota Huila, Kolombia, Marco Fidel Rojas memberi kesaksian, bahwa dirinya mengalami kesembuhan secara ajaib atas penyakit parkinsonnya berkat doa melalui perantara Beato Yohanes Paulus II (JP-II). Kesaksiannya itu dilaporkan sebuah koran terbitan Kolombia, El Tiempo. Menurut Koran El Tiempo, demikian catholicnewsagency.com, Selasa, 17/7, testimoni Rojas telah dikirim ke ke kantor Kongregasi Penggelaran Kudus di Vatikan, untuk diperiksa berkaitan dengan proses kanonisasi Beato JP-II. Pada hari yang sama, ewtn.com

juga melansir hal tersebut.

Disebutkan oleh koran tersebut, Rojas mengungkapkan bahwa dirinya merasakan gejala sakit sejak Desember 2005. Dokter menyatakan dirinya terkena

stroke yang dapat menyebabkan Parkinson. Penyakitnya semakin memburuk. “Beberapa kali saya jatuh di jalan,” kenangnya, seraya menambahkan bahwa suatu kali ia hampir ditabrak taksi. Dia merasa seperti kehilangan kendali setiap kali berjalan.

Ketika penyakitnya kian memburuk, Rojas teringat perjalanannya ke Roma. Kala itu senja hari, 27 Desember 2001, dia bertemu dengan Paus JP-II. Pertemuannya itu terjadi setelah Misa. Bahkan Rojas pun sempat bercakap-cakap sebentar dengan Paus kelahiran Polandia itu. Dalam ingatan perjumpaan yang sangat berharga itu, Rojas berteriak di tengah rasa sakitnya,

“Aku punya teman! Dia juga menderita parkinson.” Pada malam itu, dia pun berdoa mohon kesembuhan melalui perantaraan Beato JP-II. “Bapa, datang dan sembuhkan aku, tumpangkan tanganmu di kepalaku”, ucapnya.

Setelah berdoa, Rojas tidur lelap. Keesokan harinya, dia bangun tanpa rasa sakit. Dia merasakan penyakit parkinson yang dideritanya telah sembuh. Dia juga semakin yakin, JP-II telah menyembuhkannya. “Ya, JP-II telah memberi saya keajaiban dengan menyembuhkan saya!” katanya. Rojas pun berjanji untuk menyebarluaskan devosi kepada Beato JP-II. Dilaporkan El Tiempo, Dr Antonio Schlesinger Piedrahita, neurolog ternama di Kolombia menyatakan Rojas sembuh, dan dalam keadaan sehat.

Sebelumnya, seorang suster warga Perancis, Sr Marie Simon-Pierre, mengalami kesembuhan dari penyakit yang sama, setelah berdoa dengan perantaraan JP-II.

Mujizat penyembuhan itu membuka jalan lebar beatiikasi JP-II. Pada Mei 2011, Paus JP-II dibeatiikasi oleh Paus Benediktus XVI. Sekarang, setelah kesembuhan

penyakit parkinson biarawati Perancis itu, Rojas juga telah membuktikan mujizat kesembuhan dari penyakit yang sama. Banyak pendapat muncul bahwa mujizat kesembuhan ini akan membuka jalan kanonisasi Beato JP-II.

(Hidupkatolik.com, Benidiktus W. / Y. Prayogo/21 Juli 2012 23:56 WIB)

Menanya

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanggapi atau mengajukan pertanyaan secukupnya atas cerita di atas.

Selanjutnya guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan untuk pendalaman, misalnya sebagai berikut:

1.) Apa isi kisah dalam cerita tersebut?

2.) Siapa yang merasa disembuhkan dari sakitnya?

3.) Pernahkah kamu mendengar bahwa ada anggota keluargamu atau orang lain di sekitarmu mengalami suatu mujizat dalam hidupnya? Ceritakan mujizat apa yang dialami itu!

4.) Apakah dalam hidupmu, kamu sendiri pernah mengalami mujizat?

5.) Apakah menurut kamu pada zaman ini masih terjadi mujizat dalam kehidupan manusia? Jelaskan!

129

Langkah Kedua

Menggali Pesan Kitab Suci tentang Mujizat Yesus

Membaca Teks Kitab Suci

Guru dapat membentuk kelompok yang terdiri dari 3-5 anak. Masing- masing kelompok bertugas untuk membaca kisah mujizat Yesus (Mat 8:5-10 dan Luk 4:31-44). Salah seorang anggota kelompok membacakan kisah mujizat Yesus, sementara peserta didik yang lain ikut membaca di dalam hati atau mendengarkan.

Yesus Menyembuhkan Hamba Seorang Perwira

(Mat 8:5-10)

Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.”

Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel”.

Yesus Mengusir Setan

(Luk 4: 31-44)

Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa.

Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan

kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.”

Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar.”

Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.

Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka.

Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan- Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka.

Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: “Engkau adalah Anak Allah.” Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.

Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.

Diskusi Kelompok

Setelah membaca dan menyimak kisah mujizat Yesus bersama, kelompok mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut:

1.) Apa yang disampaikan oleh perwira itu kepada Yesus?

131

3.) Mengapa perwira itu tidak mau jika Yesus datang ke rumahnya dan meminta Yesus untuk mengatakan sepatah kata saja agar hambanya sembuh?

4.) Mujizat-mujizat apa saja yang dilakukan Yesus di Kapernaum?

5.) Mengapa Yesus bisa mengusir setan-setan dan menyembuhkan berbagai penyakit?

Pleno

Guru memberi kesempatan kepada perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya.

Membuat Rangkuman

Dari hasil diskusi kelompok yang disampaikan, guru membuat rangkuman

sebagai bahan peneguhan dan releksi.

Dalam tugas-Nya memaklumkan Kerajaan Allah, selain mengajar dengan menggunakan banyak perumpamaan, Yesus pun membuat banyak mujizat. Mujizat adalah suatu tanda dimana Allah bertindak. Mujizat-mujizat itu dibuat Yesus sebagai bukti bahwa Allah mengasihi manusia. Selain itu, mujizat dibuat untuk menyatakan kemuliaan Allah di dalam diri Yesus. “Karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” (Yoh 9:1-3).

Dengan kuasa dan kasihNya, Yesus menyembuhkan banyak orang dari berbagai macam penyakit, mengusir setan bahkan menghidupkan orang mati. Mujizat menjadi tanda bahwa Allah hadir untuk menyelamatkan manusia.

Selain Yesus menunjukkan kuasa dan kasihNya, mujizat terjadi jika orang memiliki iman. Iman menjadi syarat bagi terjadinya suatu mujizat. Hal itu ditunjukkan dalam berbagai mujizat Yesus, sebagaimana ditunjukkan oleh perwira: “katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” (Mat 8:8). Oleh karena imannya itulah, hamba perwira sembuh. Dan atas imannya itu pula Yesus memuji perwira: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel”.

Dari kisah mujizat Yesus, kita dapat melihat kesatuan yang erat antara kata dengan tindakan Yesus. Kata-kata Yesus menjelaskan perbuatanNya, dan tindakan Yesus menguatkan kata-kataNya.

Langkah Ketiga

Menghayati Mujizat Yesus dalam Hidup Kita

Menulis Doa Permohonan

Peserta didik di minta untuk menulis doa kepada Yesus untuk

menyembuhkan orang-orang yang sedang sakit dan mendoakannya setiap hari.

Penugasan

Peserta didik diminta untuk mewawancarai orang tuanya atau tokoh umat di lingkungan tempat tinggalnya tentang pengalaman mereka mengalami mujizat dalam hidupnya. Hasil wawancara itu ditulis, kemudian dilaporkan.

Penutup

Doa dan Lagu

Pelajaran ditutup dengan doa spontan, kemudian dapat dilanjutkan dengan menyanyikan lagu berikut ini:

Satu Orang Buta

Satu orang buta, duduk minta-minta

Tiap-tiap hari minta kasihan

Pada suatu hari Yesus mendengarnya

Orang buta itu Ia sembuhkan

Mata terbuka, mata terbuka

Tuhan menyembuhkan kar’na kasihNya

Mata terbuka, mata terbuka

Tuhan menyembuhkan kar’na kasihNya

133

Pengayaan

Sebagai pengayaan, guru dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca mujizat-mujizat Yesus yang lain di dalam Kitab Suci, serta memilih kisah mujizat untuk ditulis di dalam laporan.

Remedial

Sebagai kegiatan remedial, guru dapat memberikan kepada peserta didik yang dipandang perlu untuk menulis judul-judul mujizat lain yang ada di dalam Injil Matius.

LEMBAR PENILAIAN DIRI

Kompetensi Dasar

1.4. Beriman kepada Yesus yang mewartakan karya keselamatan dengan perumpamaan dan mukjizat.

2.4. Peduli terhadap Yesus yang mewartakan karya keselamatan dengan perumpamaan dan mukjizat.

4.4. Melakukan aktivitas (misalnya bernyanyi/ membuat puisi/ bermain peran/ menceritakan kembali, dsb) yang mencerminkan penghayatan atas perumpamaan dan mujizat yang dilakukan Yesus sebagai pemenuhan janji Allah.

3.4. Memahami makna perumpamaan-perumpamaan dan mukjizat- mukjizat Yesus sebagai perwujudan karya keselamatan Allah.

1. Penilaian Sikap Religius

Temukan kisah santo-santa yang menurutmu, bisa menunjukkan kata- katanya di dalam tindakan nyata, yang berguna bagi sesama! Tulislah kisahnya secara singkat!

2. Penilaian Sikap Sosial

Berilah tanda centang () pada kolom di bawah ini:

No. Sikap Melakukan

1 2 3 4

1 Saya menghormati orang yang pandai berbicara 2 Selain berkata-kata mengenai hal yang baik,

saya menunjukkannya di dalam tindakan yang nyata.

135

3 Saya menyelaraskan kata-kata yang baik di dalam sikap dan tindakan sehari-hari

4 Kebaikan saya, saya tunjukkan di dalam kata- kata dan tindakan nyata.

5 Saya selalu bertindak sesuai dengan kata-kata yang saya ucapkan.

6 Perkataan saya tercermin pada perbuatan saya 7 Saya bertindak berdasar kasih sebagai kesaksian

iman akan Yesus Kristus

8 Saya menghargai orang yang bertindak sesuai dengan apa yang diucapkannya

Total skor Skor akhir Tuntas / tidak tuntas Keterangan:

1 Tidak pernah melakukan 2 Jarang melakukan 3 Sering melakukan 4 Selalu melakukan

Total Perolehan Skor Skor Akhir = ________________

3. Penilaian Pengetahuan

a. Ceritakan secara singkat perumpamaan Yesus tentang Anak Yang Hilang (Luk 15:11-32)!

b. Jelaskan alasan Yesus menyampaikan perumpamaan dalam pengajaranNya! c. Tindakan apa saja yang kamu kagumi dari Yesus?

d. Masyarakat lebih percaya kepada orang yang bisa membuktikan kebenaran kata-katanya, di dalam tindakan nyata! Jelaskan dan beri contoh!

e. Tuliskanlah contoh-contoh orang yang bukan hanya mampu berkata-kata, melainkan bertindak nyata di dalam perbuatan bagi sesama!

4. Penilaian Keterampilan

a. Carilah tokoh yang kamu kagumi karena tindakan nyata yang dilakukan bagi masyarakat di sekitarmu. Tuliskan kisahnya !

b. Lakukanlah satu atau dua tindakan yang baik di lingkungan sekolahmu, dan tuliskan kesan-kesanmu terhadap tindakan tersebut.

c. Ceritakan satu pengalaman dalam hidupmu yang mengungkapkan cara bertindak yang sesuai dengan perintah Allah

137

Pada Pelajaran satu kita telah mempelajari mengenai manusia sebagai pribadi. Pribadi peserta didik merupakan titik pangkal, sekaligus arah dari pelajaran agama yang kita pelajari. Sedangkan tema mengenai pribadi Yesus Kristus, telah kita pelajari sebagai sumber inspirasi dan teladan yang menerangi perkataan, sikap, pemikiran serta tindakan di dalam kehidupan kita. Pada Pelajaran tiga ini, kita akan mempelajari arti hidup beriman. Tentu pelajaran ini merupakan kesinambungan dari tema-tema sebelumnya. Kesadaran diri peserta didik dan pertemuan dengan pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah di dalam pewartaan dan tindakan-Nya, diharapkan dapat menjadi sendi utama dalam membangun hidup beriman. Hidup beriman inilah yang akan terwujud di dalam kehidupan Gereja dan masyarakat.

Pada bagian pertama dari pelajaran tiga ini kita akan membahas mengenai hidup beriman di dalam masyarakat, yang terurai dalam tiga pelajaran. A. Hormat kepada Orang Tua

B. Cinta kepada Sesama C. Menghormati Hidup

D. Menghormati Milik Orang Lain

Masyarakat

Bab 3

Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaanTuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

139

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA