Hal yang mendasari perlunya memasang instalasi rangkaian pneumatik berada pada posisi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Sistem penggerak fluida (fluid power sistem) merupakan teknologi yang berkaitan dengan penciptaan control dan  transmisi daya yang menggunakan fluida bertekanan. Dapat dikatakan bawha sistem penggerak fluida merupakan suatu alat yang menggerakan  hampir semua industri. Hal ini terjadi karena sistem penggerak fluida telah digunakan pada semua industri menengah atau yang sudah maju, baik industri manufaktur maupun industri lainnya seperti industri pertanian, pertambangan dan industri kimia. Fluida yang digunakan pada system ini bisa berbentuk gas yang biasanya menggunakan udara oleh karena itu sistem penggerak fluida dapat terdiri atas alat system alat pneumatik.  

Pneumatik adalah sebuah sistem transfer daya yang memanfaatkan udara bertekanan yang tekanannya lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Pneumatik bekerja dengan memanfaatkan udara yang dimampatkan (Compressed Air). Dalam hal ini, udara yang dimampatkan akan didistribusikan kepada sistem yang ada sehingga kapasitas sistem terpenuhi. Untuk menghasilkan udara yang dimampatkan, maka diperlukan Kompresor untuk memadatkan udara sampai pada tekanan kerja yang diinginkan. Perlengkapan pneumatik disuplai udara bertekanan dengan melalui pipa saluran dari tempat kompresor.

1.2  Perumusan Masalah

Permasalahan dalam praktikum pneumatic ini adalah bagaimana merangkai dan menggunakan komponen – komponen pneumatik, sehingga terbentuk suatu instalasi yang dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, serta kita dapat membuat tahap-tahap  pemrograman pada suatu alat.

1.3. Tujuan Praktikum

            Praktikum pneumatic ini bertujuan agar mahasiswa memahami dan mengetahui cara kerja dari peralatan pneumatik dengan berbagai macam bentuk instalasi.

1.4.  Metode Penelitian

Dalam penulisan laporan ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu :

a.      BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah dan tujuan dari praktikum.

b.      BAB II DASAR TEORI

Pada bab ini berisi tentang dasar teori dari praktikum, baik dari penelitian yang pernah dilakukan maupun teori – teori yang mendukung dalam praktikum ini.

c.       BAB III METODOLOGI

Pada bab ini berisi tentang mengenai sistematika pengumpulan data dengan metode literature dan tinjauan langsung ke lapangan.

d.      BAB IV PEMBAHSAN

Pada bab ini berisi tentang prosedur – prosedur percobaan dan langkah – langkah yang dilakukan dalam melakukan praktikum dan juga berisi tentang data – data percobaan yang diambil pada saat praktikum. Selain itu juga berisi tentang jawaban pertanyaan yang terdapat pada modul petunjuk praktikum untuk praktikum hidraulik.

e.       BAB V KESIMPULAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari percobaan praktikum yang telah dilakukan.

BAB II

DASAR TEORI

2.1     Pneumatik

            Udara merupakan salah satu zat yang mudah didapatkan, terutama pada permukaan bumi ini. Terdapat beberapa kandungan gas yang ada dalam udara, antara lain sebagi berikut :

a.       Nitrogen  (N) : yang memiliki volume prosentase sebesar 78 %.

b.      Oksigen (O2) : yang memiliki volume prosentase sebesar 21 %.

c.       Gas – gas lainnya yaitu : Co2, Ar, H, Ne, He, dan Xe.

Oleh karena udara merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, setiap orang mudah mendapatkannya. Pada realisasi serta aplikasi teknik sekarang ini banyak orang menggunakan udara sebagai penggerak untuk mengontrol peralatan dan komponen-komponen, kita kenal sekarang dengan kata Pneumatik, dimana kata ini berasal dari bahasa yunani yaitu “Pneuma” yang berarti udara. Oleh sebab itu pneumatik merupakan ilmu yang berkaitan dengan udara, baik gerakan maupun kondisinya.

2.1.1 Teori-teori Yang Mendasari Pneumatik

A. Hukum Boyle – Mariott’s ( Hubungan Antara Tekanan & Volume Udara )

            Volume suatu gas pada ruangan tertutup dengan massa & temperatur tertentu yang tetap akan memiliki sifat berbanding terbalik dengan tekanan yang terjadi. Hal ini dapat dilihat pada gambar dan perumusan sebagai berikut :

      P1. V1 = P2. V2 = P3. V3 = ……Konstan

Gambar 2.1  Hukum Boyle – Mariott’

B. Hukum Charles / Gay Lussac

Suatu gas dalam ruangan tertutup, volumenya akan berubah jika terjadi perubahan temperatur (T). Dengan kata lain perubahan antara volume (V) dengan temperatur (T) akan selalu sama atau konstan. Sehingga untuk gas ( isobar case ) dapat dirumuskan sebagai berikut :

C. Hukum Gas Umum

Jika kita mengkombinasikan antara hukum Boyle, Charles, dan Gay-Lussac maka kita akan mendapatkan persamaan:

Hukum gas yang umum berisi ketiga parameter gas tersebut (tekanan, temperatur, dan volume), karena tidak ada yang konstan selama proses tahap 1 ke tahap 2. untuk yang memiliki T, ρ, atau V konstan, hukum gas yang umum mengurangi milik boyle, charles', atau hukum gay-lussac, berturut-turut.

2.1.2  Komponen – Komponen Dasar Sistem Pneumatik

Sistem Pneumatik dapat digunakan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a.       Dimanfaatkan untuk benda dengan berat yang relatif ringan (kecil).

b.      Digunakan pada sistem kontrol

c.       Digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan biaya relatif murah.

2.1.2.1  Katup dasar Pneumatik

a. 5/2 way single pilot valve

Single pilot valve digerakan oleh fluida berupa udara yang disalurkan melalui saluran 14 sehingga simbol aliran valve akan bergeser ke kiri. Saat proses ini spring akan tertekan sehingga aliran udara dapat mengalir dari saluran 1 menuju ke saluran 4, sedangkan udara yang mengalir melewati saluran 2 akan keluar melalui saluran 3.

Jika akan kembali ke posisi semula maka udara yang mengalir di saluran 14 akan berhenti sehingga spring dapat bergerak kembali ke posisi semula. Dari proses ini membuat simbol aliran valve kembali ke posisi awal (bergeser ke kiri), sehingga udara yang mengalir melalui saluran 1 akan disalurkan melalui saluran 2, dan aliran pembuangannya akan disalurkan dari saluran 4 menuju saluran 5.

b. 5/2 way double pilot valve

Double pilot valve digerakan oleh fluida berupa udara yang disalurkan melalui saluran 14 dan udara yang mengalir pada saluran 12 dimatikan sehingga simbol aliran valve akan bergeser ke kiri. Dan proses ini membuat aliran udara dapat mengalir dari saluran 1 menuju ke saluran 4, sedangkan udara yang mengalir melewati saluran 2 akan keluar melalui saluran 3.

Jika akan kembali ke posisi semula maka udara yang mengalir di saluran 14 akan berhenti dan udara akan mengalir melewati saluran 12. Dari proses ini membuat symbol aliran valve kembali ke posisi awal (bergeser ke kiri), sehingga udara yang mengalir melalui saluran 1 akan disalurkan melalui sauran 2, dan aliran pembuangannya akan disalurkan dari saluran 4 menuju saluran 5.

2.1.2.2 Kompresor Udara

Alat ini mengubah energi listrik menjadi energi yang tersimpan dalam bentuk udara bertekanan. Fungsi alat ini adalah untuk memasok udara bertekanan yang dibutuhkan oleh sistem pneumatik.

Pada percobaan jenis ini komponen yang digunakan adalah kompresor torak resiprok. Kompresor jenis ini dapat digunakan pada kondisi bertekanan rendah, bertekanan menengah, serta dapat pula digunakan pada tekanan yang tinggi. Batas kemampuan dari kompresor jenis ini adalah diantara 100 kpa (1 bar/14,5 psi) sampai dengan beberapa ribu kpa (bar/psi).

Prinsip kerja kompresor jenis ini hamper sama dengan motor bakar, hanya perbedaannya pada zat yang diprosesnya. Pemasukan gas diatur  oleh katup masuk yang dihisap oleh torak, pada saat dihisap katup – katup masuk terbuka dan katup buang tertutup dan pada waktu menekan sebaliknya, dengan demikian seterusnya sampai mencapai tekanan yang diinginkan.

Tekanan udara pada sistem pneumatik berkisar antara 6 sampai 10 bar (800-1000 kpa). Sedangkan dalam praktikum yang dilaksanain ini, tekanan udara yang dipakai sebesar 6 - 8 bar. Adapun 4 hal utama yang terdapat dalam pneumatik, yaitu:

a.       Energy Supply

b.      Sensor

c.       Processor

d.      Actuator

Unsur – unsur utama dalam Pneumatik diatas perlu diperhatikan karena pada umumnya pengguna sistem Pneumatik ingin mendapatkan kenyamanan fungsi  seperti ;

a.       Pneumatik mudah dirawat ataupun diperbaiki

b.      Mudah dilakukan part changing pada saat memerlukan pergantian.

c.       Memiliki spare part yang mudah didapatkan.

Diagram kerja diatas dapat digambarkan susunannya seperti dibawah ini :

Actuating Devices

Out puts

Actuator

Pneumatic Cylinder

Rotary Actuators

Indicators

        

Final Control

Elements Control

Signals

Control Elements

Directional Control

Valve

      

Processing Elements

Processing Signals

Processors

DCV

Logic Elements

Pressure Control Valve

     

Input Elements

Input Signals

Sensors

DCV

Limit Switch

Push – Buttons

Proximity Sensors

     

Energy Supply

Source

Energy Supply

Compressore

Receiver

Pressure Regulator

Air Service Equipment

        

Tabel 2.1  Diagram Kerja Pneumatik

 

2.1.3 Komponen Pneumatik

Untuk melaksanakan praktikum diperlukan peralatan atau komponen – komponen yang mendukung. Adapun peralatan atau komponen - komponen tersebut antara lain :

1.      Kompresor udara

2.      Alat ukur tekanan

3.      Pengatur tekanan udara (regulator)

4.      Pipa atau selang saluran udara

5.      Katup kontrol

6.      Piston silinder

2.1.3.1.     Kompresor Udara

            Alat ini mengubah energi listrik menjadi energi yang tersimpan dalam wujud udara bertekanan. Fungsi alat ini adalah untuk memasok udara bertekanan yang dibutuhkan oleh sistem pneumatik.

            Pada percobaan ini jenis komponen yang digunakan adalah kompresor torak resiprok. Jenis ini dapat digunakan pada kondisi bertekanan rendah, bertekanan menengah, serta dapat juga digunakan pada tekanan tinggi. Batas kemampuan dari jenis ini adalah diantara 100 kPa (1 bar/14,5 psi) sampai dengan beberapa ribu kPa.

            Prinsip kerja jenis kompresor ini hampir sama dengan motor bakar hanya perbedaannya pada zat yang diprosesnya. Pemasukan gas diatur oleh katup masuk yang dihisap oleh torak dan didorong kembali oleh torak, pada saat dihisap katup masuk terbuka dan katup buang tertutup dan pada waktu menekan sebaliknya. Dengan demikian seterusnya sampai mencapai tekanan yang diinginkan.

2.1.3.2     Alat Ukur Tekanan

        Berfungsi untuk mengatur tekanan udara sebelum masuk ke unit pemeliharaan udara. Alat ini digunakan untuk monitoring dasar keamanan. Biasanya pengatur tekanan dipasang dan dilengkapi dengan sebuah pengukur tekanan yang menunjukkan besarnya udara kemudian yang mengalir sesudah melalui pengatur tekanan.

Gambar 2.2 Alat ukur Tekan

        Cara kerja dari alat ini dapat dijelaskan sebagai berikut : udara masuk ke pengatur tekanan melalui lubang saluran tekanan dalam pipa menyebabkan pipa memanjang. Tekanan lebih besar mengakibatkan belokan radius lebih besar. Penggerakan perpanjangan pipa diubah ke jarum penunjuk melalui tuas penghubung dan roda gigi yang digerakkan pinion maka tekanan pada saluran masuk dapat terbaca pada skala penunjuk.

2.1.3.3    Pengatur Tekanan Udara (regulator)

        Tekanan udara yang keluar dari kompresor masih mempunyai tekanan tinggi dan ini lebih tinggi dari yang lain yang terdapat pada bagian - bagian kontrol atau bagian kerjanya. Untuk mengatur tekanan udara yang akan didistribusikan ke bagian kontrol dan kerja digunakan regulator. Biasanya alat ini dipasang secara satu dengan penyaring udara. Setelah udara keluar dari saringan kemudian masuk pada regulator untuk diatur tekanannya sampai pada tekanan yang diinginkan.

        Semua sistem pneumatik punya tekanan operasi optimal. Tekanan operasi berbeda dengan tekanan kerja yang ada atau lebih rendah. Dan lagi tingkat perbedaan tekanannya yang terjadi lebih besar atau lebih kecil dalam kontrol pneumatik. Apabila tekanan udara terlalu tinggi banyak energi yang terbuang dan hasil pemakaian meningkat. Tekanan udara yang terlalu rendah adalah tidak hemat karena menghasilkan efisiensi yang rendah oleh karena itu perlu atau sekurang - kurangnya dapat disarankan untuk mengatur tekanan dengan memakai pengatur tekanan.

Gambar 2.3 Pengatur tekanan udara (regulator)

2.1.3.4     Selang / Pipa Saluran Udara

           Komponen ini berfungsi sebagai saluran lubang antar komponen yang melewatkan udara bertekanan. Untuk meningkatkan rasionalisasi dan optimasi serba otomasi pembuatan alat - alat atau perlengkapan kebutuhan udara dalam industri terus - menerus cenderung untuk meningkat. Setiap mesin dan pemakaian membutuhkan volume udara tertentu dan ini disediakan dengan udara dari kompresor melalui sistem pipa. Oleh karena itu garis tengah pipa harus dipilih sesuai dengan penurunan tekanan antara penampang dan pemakaian melebihi 10 kPa (0,1 bar / 3,45 psi).

2.1.3.5 Katup

Sistem kontrol pneumatik terdiri komponen sinyal dan bagian kerja dari komponen sinyal dan kontrol menggunakan rangkaian atau urutan operasi dari bagian kerja yang disebut “katup”.

Katup adalah perlengkapan untuk mengontrol ataupun mengukur “Start” dan arah juga tekanan atau aliran dari suatu tekanan perantara dibaca oleh pompa hidro dan disimpan dalam suatu bejana. Katup dibagi 5 kelompok menurut fungsinya :

1.      Katup pengarah ( DIRECTIONAL VALVE )

2.      Katup non balik ( NON RETURN VALVE )

3.      Katup pengontrol tekanan

4.      Katup pengontrol aliran ( PRESSURE VALVE )

5.      Katup penutup

        Simbol – simbol digunakan untuk mewakili katup – katup dalam lingkungan diagram, symbol ini hanya menggambarkan fungsi dari pada katup dan kotak  menunjukkan prinsip kerja pada katup yang dikontruksinya.

Untuk menjamin bahwa katup dipasang dengan tepat pada saat penyambungannya diberi tanda huruf besar (capital). Macam – macam dari huruf – huruf tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Saluran kerja                                   A, B, C, …

2.      Sambungan kerja                P, …

3.      Pembuangan                                   R, S, T, …

4.      Saluran kontrol                   X, Y, Z, …

              Secara umum katup memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pengukur tekanan udara, pengukur laju aliran udara, dan pengukur arah aliran udara. Katup memiliki 3 fungsi sangat penting dalam sistem kontrol pneumatik. Dalam praktikum ini kita akan menggunakan beberapa macam katup seperti di bawah ini :

2.I.3.5.1 Katup aliran satu arah ( ONE WAY FLOW CONTROL VALVE )

Gambar 2.4 One way flow control valve

Katup aliran satu arah biasa disebut sebagai check valve, katup ini hanya mampu mengalirkan udara bertekanan ke satu arah  dan tidak bolak – balik. Katup ini dilengkapi dengan debit aliran udara bertekanan yang lewat.

2.I.3.5.2 Time Delay Valve

Gambar 2.5 Time delay valve

Katup ini berfungsi untuk memberikan time delay atau waktu tunda antara aktivasi dengan respon udara bertekanan rendah tidak akan dilewatkan selama selang waktu tertentu, lama waktu ini akan bergantung pada pengukuran bukan pada katupnya. Prinsip kerja katup tunda ini mirip sekali seperti kapasitor dalam rangkaian listrik satu arah. Katup ini tidak akan melewatkan udara bertekanan hingga penampang udara penuh.

2.I.3.5.3 Dual Pressure Valve

Gambar 2.6 Dual pressure valve

Disebut juga katup fungsi “DAN”. Katup ini mempunyai 3 saluran penghubung yang mempunyai sifat satu arah dan dapat dipasang sebagai elemen penghubung sesuai arah aliran udara. Dua katup yang ditandai sebagai elemen penghubung mempunyai karakteristik logika yang ditentukan melalui dua sinyal masukan dan satu keluaran.

Udara bertekanan hanya mengalirkan jika kedua lubang masukan diberi sinyal. Satu sinyal masukan, satu sinyal masukan memblokir aliran. Jika sinyal berbeda tekanan maka sinyal yang bertekanan lebih besar memblokir katup dan sinyal dengan tekanan yang lebih kecil mengalir keluar sebagai sinyal keluaran.

2.I.3.5.4 3/2 Way Roller lever Valve, normally Closed

Gambar 2.7 3/2 Way roller lever valve

Katup digerakkan dengan menekan kotak pengungkit dengan bantuan silinder berjalan. Katup kembali pada posisi semula dengan kembalinya spring pada roller pengungkit

2.I.3.5.5 5/2 Way Single Pilot Valve

Gambar 2.8 5/2 Way single pilot valve

Katup single pilot digerakkan dengan menekan pada port 14. Ketika sinyal dihilangkan katup kembali ke posisi semula dengan kembalinya spring.

2.I.3.5.6 3/2 Way Push Button Valve – Normally Open

Gambar 2.9 3/2 way push button valve

Katup digerakkan dengan menekan tombol, saat tombol dilepaskan tombol akan mengembalikan katup pada posisi normal dengan pemantulan kembali.

2.1.3.6 Manifold

Gambar 2.10 Manifold

Manifold dengan power suplly yang umumnya menggunakan kontrol sistem tersedia dangan 8 koneksi individu udara bertekanan.

2.1.3.7 5/2 Way Double Pilot Valve

Gambar 2.11 5/2 way double pilot valve

Katup double pilot digerakkan dengan menggunakan sinyal pneumatik secara bergantian part 14 dan 12 sinyal akan tinggal pada posisi switch terakhir sampai penghitung sinyal diterima.

II.3.5.9 Service Unit With On – Off Valve

Gambar 2.12 Service Unit with on-off valve

Filter dengan pemisah air membersihkan kotoran udara bertekanan skala pipa kotak dan kondensasi Pengukur tekanan mengukur udara yang bertekanan yang tersedia ke tekanan operasi yang diset dan mengganti fluktuasi tekanan anak panah menunjukkan aliran. Mangkok filter disambung dengan saluran filter, pengukur tekanan menunjukkan tekanan yang telah ditetapkan.

2.1.3.9 PISTON

Tenaga dari udara yang bertekanan atau sering juga disebut tenaga pneumatik diubah menjadi gerakan garis lurus dan gerakan putar oleh silinder pneumatik dan motor pneumtik. Besarnya tenaga yang dapat ditimbulkan tergantung dari besarnya tekanan luas penampang silinder dengan gerak yang timbul antara dinding dalam silinder kulit luar kotaknya.

2.I.3.6.1 Piston silinder kerja tunggal dengan return spring

Gambar 2.13 Piston dengan return spring

Prinsip kerjanya adalah udara yang bertekanan masuk mengalir ke dalam silinder sehingga mendorong piston maju ke depan. Sementara pegas pada posisi yang lain bertekanan sebagai akibat dari gerakan piston saat aliran udara bertekanan berhenti masuk ke silinder, maka piston akan terdorong ke belakang sebagai akibat dari gaya pegas.

2.I.3.6.2 Piston silinder kerja ganda

Gambar 2.14 piston silinder kerja ganda

Gaya dorong yang ditimbulkan oleh udara kemudian menggerakkan kotak pada silinder penggerak ganda dalam dua arah. Gaya dorong yang besarnya tertentu digerakkan pada dua arah gerakan maju dan mundur.

Silinder pergerakan ganda digunakan terutama apabila kotak diperlukan  untuk melakukan kerja bukan hanya pada gerakan maju tetapi juga pada gerakan mundur. Pada prinsipnya panjang langkah silinder tidak terbatas, walaupun demikian tekukan dan bengkokan dari perpanjangan batang kotak harus diperhitungkan. Disini juga untuk menahan adanya kebocoran digunakan cincin dan kotak

Jadi secara garis besar fungsi dan prinsip kerja sama dengan silinder kerja tunggal kecuali dalam hal gerak mundur piston kebelakang  tidak lagi disebabkan oleh pegas melainkan oleh udara bertekanan yang mengalir masuk melalui ujung berlawanan dengan sisi yang pertama ( saat piston bergerak maju ). pemborosan dan sangat mengurangi daya guna. Bila merencanakan pemasangan baru, kelonggaran harus dibuat untuk kemungkinan nanti terjadi pembesaran pada saringan kompresor.

BAB III

PERCOBAAN PRAKTIKUM

3.1 Petujuk Praktikum Pneumatik

3.1.1 Percobaan 1 : Pengaturan Langkah Silinder Kerja Tunggal (Single-acting cylinder)

Tujuan percobaan :

  1. Mempelajari prinsip operasi silinder kerja tunggal
  2. Mempelajari penggunaan katup 3/2

Gambar Rangkaian :

Gambar 3.1 Rangkaian Dasar Single-acting cylinder

  1. Pengaturan kecepatan langkah maju dan mundur

Gambar 3.2 Pengaturan Kecepatan langkah maju dan mundur

Single-acting cylinder

  1. Pengaturan kecepatan langkah maju dan mundur secara terpisah

Gambar 3.3 Pengaturan Kecepatan langkah maju dan mundur secara

terpisah Single-acting cylinder

  1. Memperbesar kecepatan langkah maju atau mundur

Gambar 3.4 Memperbesar kecepatan langkah maju dan mundur

Single-acting cylinder

Peralatan :

Lihat alokasi komponen seperti ditunjukkuan pada Lampiran 1.

Prosedur Percobaan :

  1. Persiapkan jumlah komponen sesuai rangkaian
  2. Pasang dan rangkaikan semua komponen
  3. Sambungkan masing-masing kompnen secara benar dengan selang plastic
  4. Periksa fungsi rangkaian

Tugas :

1)      Pelajari prinsip kerja dari rangkaian tersebut

2)      Jelaskan fungsi dan nama dari setiap komponen dalam rangkaian

3)      Coba anda jelaskan kemungkinan aplikasi dari rangkaian di atas dalam pemakaian di sektor industri

3.1.2 Percobaan 2: Pengaturan Langkah Silinder Kerja Ganda ( Double-acting cylinder )

Tujuan percobaan :

  1. Mempelajari prinsip operasi silinder kerja ganda
  2. Mempelajari penggunaan katup 5/2

Gambar Rangkaian :

Gambar 3.5 Rangkaian Dasar Double-acting cylinder

  1. Rangkaian Supply Air Throttling

Gambar 3.6 Rangkaian Supply Air Throttling

 Double-acting cylinder

  1. Rangkaian Exhaust Air Throttling

Gambar 3.7 Rangkaian Exhaust Air Throttling

 Double-acting cylinder

  1. Pengaturan kecepatan langkah satu arah

Gambar 3.8 Rangkaian  Supply Air Throttling  dan  Exhaust

Air Throttling satu arah

Peralatan :

Lihat alokasi komponen seperti ditunjukkuan pada Lampiran 1.

Prosedur Percobaan :

  1. Persiapkan jumlah komponen sesuai rangkaian
  2. Pasang dan rangkaikan semua komponen
  3. Sambungkan masing-masing kompnen secara benar dengan selang plastic
  4. Periksa fungsi rangkaian

Tugas :

  1. Pelajari prinsip kerja dari rangkaian tersebut
  2. Jelaskan fungsi dan nama dari setiap komponen dalam rangkaian
  3. Coba anda jelaskan kemungkinan aplikasi dari rangkaian di atas dalam pemakaian di sektor industri

3.1.3 Percobaan 3 Alat Tekuk Plat ( Edge Folding Device )

Tujuan percobaan :

  1. Mempelajari operasi tidak langsung dari silinder kerja ganda
  2. Mempelajari penggunaan katup 5/2
  3. Mempelajari penggunaan katup AND gate

Gambar Skema :

Gambar 3.9 Alat tekuk plat

Peralatan :

Lihat alokasi komponen seperti ditunjukkuan pada Lampiran 1.

Prosedur Percobaan :

  1. Persiapkan jumlah komponen sesuai rangkaian
  2. Pasang dan rangkaikan semua komponen
  3. Sambungkan masing-masing kompnen secara benar dengan selang plastic
  4. Periksa fungsi rangkaian

Tugas :

  1. Pelajari prinsip kerja dari rangkaian tersebut
  2. Coba anda pikirkan manfaat dari sirkuit (aplikasinya)
  3. Jelaskan fungsi dan nama dari setiap komponen dalam rangkaian

Gambar 3.10 Sirkuit Alat tekuk plat

3.1.4 Percobaan 4 Alat Pembuat Cap (Marking Machine)

Tujuan percobaan :

  1. Mempelajari operasi tidak langsung dari silinder kerja ganda
  2. Mempelajari penggunaan katup 5/2
  3. Mempelajari penggunaan katup OR gate

Gambar Skema :

Gambar 3.11 Alat Pembuat Cap (marking machine)

Peralatan :

Lihat alokasi komponen seperti ditunjukkuan pada Lampiran 1.

Prosedur Percobaan :

  1. Persiapkan jumlah komponen sesuai rangkaian
  2. Pasang dan rangkaikan semua komponen
  3. Sambungkan masing-masing kompnen secara benar dengan selang plastic
  4. Periksa fungsi rangkaian

Tugas :

  1. Pelajari prinsip kerja dari rangkaian tersebut
  2. Coba anda pikirkan manfaat dari sirkuit (aplikasinya)
  3. Jelaskan fungsi dan nama dari setiap komponen dalam rangkaian

Gambar 3.12  Sirkuit Alat pembuat cap

3.1.5 Percobaan 5 Pendorong silinder (Separating Out Plain Pins)

Tujuan percobaan :

  1. Mempelajari penggunaan kaup time delay
  2. Mempelajari perancangan control sistim yang kontinu
  3. Mempelajari penggunaan katup 5/2

Gambar Skema :

Gambar 3.13 Pendorong silinder (separating out plain pins)

Peralatan :

Lihat alokasi komponen seperti ditunjukkuan pada Lampiran 1.

Prosedur Percobaan :

  1. Persiapkan jumlah komponen sesuai rangkaian
  2. Pasang dan rangkaikan semua komponen
  3. Sambungkan masing-masing kompnen secara benar dengan selang plastik
  4. Periksa fungsi rangkaian

Tugas :

  1. Jelaskan prinsip kerja dari rangkaian tersebut
  2. Coba anda pikirkan manfaat dari sirkuit (aplikasinya)
  3. Jelaskan fungsi setiap komponen dalam rangkaian
  4. Periksa fungsi rangkaian

 

Gambar 3.14 Sirkuit Pendorong silinder

3.1.6 Percobaan 6 Alat Pengelas Silinder

Tujuan :

  1. Mempelajari penggunaan katup sequence
  2. Mempraktekkan penggunaan pressure regulator untuk membatasi gaya yang dihasilkan silinder

Gambar Skema :

Gambar 3.15 Alat Pengelas silinder

Peralatan :

Lihat alokasi komponen seperti ditunjukkuan pada Lampiran 1.

Prosedur Percobaan :

  1. Persiapkan jumlah komponen sesuai rangkaian
  2. Pasang dan rangkaikan semua komponen
  3. Sambungkan masing-masing kompnen secara benar dengan selang plastik
  4. Periksa fungsi rangkaian

Tugas :

  1. Jelaskan prinsip kerja dari rangkaian tersebut
  2. Coba anda pikirkan manfaat dari sirkuit (aplikasinya)
  3. Jelaskan fungsi setiap komponen dalam rangkai

Gambar 3.16 Sirkuit Alat pengelas silinder

3.1.7 Percobaan 7 : Alat pemindah benda kerja (switching point for workpiece)

Tujuan :

  1. Mempelajari penggunaan sirkuit pengunci (Self-latching circuit)
  2. Mempraktekkan operasi secara tidak langsung dari silinder kerja tunggal

Gambar Skema :

Gambar 3.17 Alat Pemindah Benda kerja

(switching point for workpieces)

Peralatan :

Lihat alokasi komponen seperti ditunjukkuan pada Lampiran 1.

Prosedur Percobaan :

  1. Persiapkan jumlah komponen sesuai rangkaian
  2. Pasang dan rangkaikan semua komponen
  3. Sambungkan masing-masing kompnen secara benar dengan selang plastik
  4. Periksa fungsi rangkaian

Tugas :

  1. Jelaskan prinsip kerja dari rangkaian tersebut
  2. Coba anda pikirkan manfaat dari sirkuit (aplikasinya)
  3. Jelaskan fungsi setiap komponen dalam rangkaian

 

Gambar 3.18 Sirkuit  Alat pemindah benda kerja

BAB IV

PEMBAHASAN PRAKTIKUM

4.1 Percobaan Pneumatik

4.1.1 Percobaan 1 Pengaturan Langkah Silinder kerja tunggal (single-acting cylinder)

1.      Rangkaian dasar


Gambar 4.1 Rangkaian Dasar Single-acting cylinder

a)    Prinsip kerja

            Pada gambar rangkaian percobaan ( single-acting cylinder ) dapat kita lihat bahwa katup yang digunakan pada percobaan ini adalah katup 3/2 untuk push button normally closed. Karena katup ini normally closed maka untuk mengalirkan udara dari kompresor kita harus menekan tombol push button sehingga udara dari kompresor (P) akan terhubung dengan port (A) untuk silinder. Dengan terhubungnya port (A) ini maka silinder akan bergerak maju (extend). Bila tombol ini dilepas maka katup akan kembali ke posisi awal dengan bantuan pegas (spring), sehingga port A akan terhubung dengan port R yang kemudian udara akan terbuang ke udara bebas melalui port ini. Dengan keluarnya udara ini akan menyebabkan piston silinder bergerak mundur (retract) karena gaya yang diberikan udara ke piston telah hilang.

b)   Nama dan fungsi peralatan

1.      3/2 way valve with push button normally closed

Berfungsi seperti saklar pada rangkaian listrik, yaitu hanya menyambungkan aliran “P” dan “A” apabila push button ditekan dan akan kembali ke posisi normal lewat gaya pegas (spring) sehingga aliran “P” akan ditutup.

2.      Single acting cylinder

Silinder ini bergerak extend selama ada suplai udara dari kompresor, ketika udara dari kompresor dihentikan maka piston akan bergerak retract menggunakan gaya dari spring return.

c)    Aplikasi dalam industri

·      Untuk proses pengepakan barang

·      Untuk membengkokan plat tipis

·      Untuk proses pemotongan plastic / kertas

2.      Pengaturan kecepatan maju dan mundur

Gambar 4.2 Pengaturan Kecepatan langkah maju dan mundur

Single-acting cylinder

a)    Prinsip kerja

        Untuk mengatur kecepatan maju dan mundur dari cylinder  pada prinsipnya adalah terletak pada one way flow control valve, karena keseluruhan rangkaian hampir sama dengan rangkaian dasarnya. Ketika tombol ditekan maka udara dari kompresor akan mengalir melalui port “A” dan sesudah itu udara akan mengalami throttling pada saat melewati one way flow control valve dimana besar throttling bergantung dari seberapa besar kita memutar seluruh pengatur yang ada. Semakin besar kita memutar, maka aliran udara akan semakin lambat sehingga laju ke depan piston akan semakin lambat. Namun ketika udara dari kompresor telah hilang maka spring akan mendorong piston mundur dengan cepat, karena udara tidak mengalami throttling pada saat melewati one way flow control valve sehingga dapat mengalir bebas tanpa hambatan.

        Pada rangkaian kedua dapat di lihat bahwa hanya letak one way flow control valvenya yang dipasang terbalik sehingga udara dari kompresor yang di throttling ketika piston bergerak mundur,oleh sebab itu udara yang melewati one way flow control valve akan di throttling sehingga gerakan piston pada saat retract akan lebih lambat dari gerakan extend. Ini dikarenakan pada saat extend udara dari kompresor akan mengalir secara bebas pada one way flow control valve.

b)   Nama dan fungsi peralatan

1.      3/2 way valve with push button

2.      Single acting cylinder

3.      One way flow control valve

        Katup ini terdri dari 2 komponen yang dikombinasikan menjadi satu alat. Dua alat yang dikombinasikan tersebut adalah flow control valve dan non return valve. Fungsi dari katup ini adalah mengatur kecepatan aliran udara pada satu arah saja dan pada arah yang lainnya akan dibiarkan bebas mengalir. Cara mengatur kecepatan ini adalah memutar sekrup searah jarum jam.

c)    Aplikasi

·         Untuk proses pengepakan barang

·         Untuk membengkokan plat tipis

3.     

Pengaturan kecepatan langkah maju dan mundur secara terpisah

Gambar 4.3

Pengaturan Kecepatan langkah maju dan mundur secara

terpisah Single-acting cylinder

a)    Prinsip kerja

            Pada rangkaian ini one way flow control valvenya terdapat 2 buah namun dipasang saling berlawanan arah untuk mengatur kecepatan maju (extend) dan mundur (retract) sekaligus. Bila dipercobaan sebelumnya kita hanya mengatur kecepatan maju atau mundur saja, maka di percobaan ini kita akan mengatur langkah maju dan mundur sekaligus. Ketika tombol katup 3/2 ditekan maka udara akan mengalir secara bebas pada one way flow control valve yang pertama, namun pada saat udara mencapai one way control valve yang kedua maka udara akan di throttling sehingga laju udara akan semakin menurun, yang menyebabkan kecepatan piston saat maju akan menjadi lambat. Ketika spring return bekerja pegas mendorong piston bergerak mundur, maka udara akan terdorong keluar melewati one way conrol valve yang kedua, namun disini udara hanya dibiarkan lewat begitu saja dan pada saat udara melewati one way flow control valve yang pertama, udara akan di throttling sehingga laju udara menurun, yang menyebabkan kerja laju piston saat mundur menjadi lambat.

b)   Nama dan fungsi peralatan

1.      3/2 way valve untuk push button, normally closed

2.      Single acting cylinder

3.      One way flow control valve

c)    Aplikasi

·         Untuk proses pengepakan barang

·         Untuk membengkokan plat tipis

·         Untuk proses stamping                                                                                                                      

4.     

Memperbesar kecepatan langkah maju atau mundur

Gambar 4.4 Pengaturan Kecepatan langkah maju dan mundur

Single-acting cylinder

a)     Prisip kerja

Pada rangkaian percobaan ini dapat kita lihat bahwa dipasang quich exhaust valve untuk mempercepat langkah maju atau mundur. Prinsip kerja dari quich exhaust valve adalah membuang udara yang mengalir di dalam katub, ketika menekan push button pada katub, maka udara dari kompresor akan mengalir ke one way flow control valve, di katub ini udara akan di throlling sehingga kecepatan udara akan menurun, setelah itu udara akan di alirkan melalui quich exhaust valve, karena udara dapat mengalir maka udara akan di teruskan ke silinder pada saat kita melepas tombol, maka pegas akan bekerja sehingga piston akan bergerak mundur, udara yang ada di dalam silinder mengalir ke quich exhaust valve, namun di dalam quich exhaust tidak ada jalan bagi udara untuk mengalir,s ehingga exhaust akan membuang udara dalam system ke udara bebas, karena udara dalam system dibuang langsung ke udara bebas, maka kecepatan retract piston menjadi lebih cepat.

b)     Nama dan fungi peralatan.

1.      3/2 Way valve

2.      Single acting cylinder

3.      One way flow control valve

4.      Quich exhaust valve

          katub ini berfungsi untuk menambah kecepatan piston untuk bergerak extand dan retract

c)     Aplikasi

Ø  Untuk proses pengepakan barang.

Ø  Untuk membengkokan plat tipis.

Ø  Untuk proses stamping.

4.1.2      Pengaturan Langkah Silinder Kerja Ganda ( Double –acting cylinder )

1.   Rangkaian Dasar

Gambar 4.5 Rangkaian Dasar Double-acting cylinder

a)     Prinsip kerja.

Ketika tombol katub 5/2 ditekan,maka udara akan mengalir dari kompresor menuju port A lalu di alirkan langsung kesilinder sehingga terjadilah langkah extend. Ketika tombol katub dilepas maka aliran udara dari kompresor tidak di alirkan melalui port A namun karena adanya spring return akan mengubah posisi katub ke posisi 2 sehingga udara kompresor akan mengalir melalui port B dan terjadilah langkah rectract pada silinder.

b)     Nama dan fungsi peralatan

1.      Double acting cylinder

            Silinder jenis ini akan menghasilkan kapasitas disetiap langkahnya, karena silinder jenis ini mempunyai a port, untuk mengatur langkah maju dan mundurnya.

2.      5/2 Way Valve With selector switth.

            Fungsinya hampir sama dengan katub 3/2,namun pada katub ini terdapat 5 port karena signal outputnya terdapat 2 buah yaitu untuk mengontrol 2 port pada silinder double acting untuk metode actuasinya masih menggunakan tombol dan untuk kembali ke posisi awal juga masih menggunakan spring retrun.

2.      Rangkaian Supply Air Throttling ( Meter – in )

Gambar 4.6 Rangkaian Supply Air Throttling

 Double-acting cylinder

a)     Prinsip kerja

Pada posisi normal ( default ) posisi katub selalu berada pada posisi kedua. Ketika tombol ditekan, maka posisi katub akan berada pada posisi ke-1 sehingga udara dari kompresor akan melewati katub 5/2 pada port A, lalu akan diteruskan ke one way flow control valve yang dapat diatur debitnya dengan memutar sekrub. Dengan diputarnya sekrub maka aliran udara akan semakin lambat sehingga kecepatan extend piston juga lambat. Begitu tombol dilepas,maka spring return akan mengembalikan posisi katub ke posisi ke-2 sehingga udara dari kompresor akan mengalir melalui port B dan akan di throttling pada saat melalui one way flow control valve. Karena di throttling, maka kecepatan retract piston juga sama lambatnya dengan posisi extend.

b)     Nama dan fungsi peralatan

1.       Double Acting Cylinder

2.       5/2 Way Control Valve

3.       One Way Flow Control Valve

3.      Rangkaian Exhaust Air Throttling ( Meter – out )

Gambar 4.7 Rangkaian Exhaust Air Throttling

 Double-acting cylinder

a)     Prinsip Kerja

Prinsip kerja percobaan pneumatic ini hampir sama dengan percobaan sebelumnya, hanya saja dipercobaan ini one way flow control valvenya dipasang terbalik sehingga pengaturan kecepatan retract maupun extend pada saat setelah piston bergerak jadi lebih seperti pengereman laju piston. Pada saat piston pertama kali bergerak dia akan bergerak seperti biasa namun pada sisi lain piston ketika udara dithrottling maka laju piston akan melambat seiring dengan diputarnya sekrub penyetel pada one way flow control valve.

b)     Nama dan fungsi peralatan

1.  Double Acting Cylinder

2.  5/2 One Way Control Valve

3.  One Way Flow Control Valve

4.      Rangkaian Kecepatan langkah satu arah

Gambar 4.8 Rangkaian  Supply Air Throttling  dan  Exhaust

Air Throttling satu arah

a)     Prinsip Kerja

Untuk percobaan ‘a’ ( suplly air throttling ) kita dapat mengetahui dari gambar rangkaian bahwa one way flow control valve hanya dipasang pada part dimana silinder akan bergerak extend, jadi yang diatur hanya gerak extend saja dan pada gerak retractnya dibiarkan saja tanpa diatur kecepatannya. Kesimpulannya adalah gerak extend piston agak lambat namun pada saat retract kecepatan piston lebih cepat daripada saat extend.

Untuk percobaan ‘b’ ( exhaust air throttling ) letak one way flow control valve berada pada part yang lain, yaitu part saat silinder akan bergerak retract akan tetapi posisinya dibalik. Karena diletakkan pada retract, maka pada saat extend piston akan bergerak bebas setelah itu akan bergerak melambat karena melalui proses throttling. Pada saat retract laju piston biasa saja Karena tidak ada yang mengontrol laju udara.   

b)     Nama dan fungsi peralatan

1.      Double Acting Cylinder

2.      5/2 Way valve with selector swith

3.      One way flow control valve

4.1.3  Percobaan  3 Alat Penekuk Plat

A.   

Gambar rangkaian kerja :

Gambar 4.9 Sirkuit Alat tekuk plat

a)      Prinsip Kerja

Pada percobaan ke 3 ini digunakan katup AND, dimana bila tidak menerima input yang benar maka katup ini tidak akan bergerak atau berpindah posisi. ketika system sudah dirangkai dengan benar maka katup 3/2 yang ada pada rangkaian harus ditekan semua agar memberi inputan yang benar pada katup AND. Bila hanya satu saja dari katup 3/2 yang ditekan, maka akan memberi input yang salah pada katup AND sehingga system tidak akan mau untuk berjalan. Bila inputnya sudah benar maka katup AND akan mengalirkan udara ke katup 5/2. Pada katup 5/2 udara akan dialirkan lagi ke one way flow control valve tanpa mendapat throttling karena dipasang pada arah yang berlawanan sehingga udara langsung mengalir ke silinder dan menyebabkan piston bergerak extend. Bila salah satu atau kedua tombol dari katup 3/2 dilepas maka aliran udara dari katup AND akan berhenti, sehingga aliran udara dari katup 5/2 ke posisi 2. Karena udara tidak mengalir ke katup 3/2 maka manifold akan mengalirkan udara langsung ke katup 5/2. Dari katup 5/2 udara akan dialirkan ke quick exhaust valve, karena tidak ada throttling maka udara akan dialirkan langsung ke silinder sehingga piston akan bergerak retract, namun gerakan retract ini akan diperlambat lajunya karena pada port pembuangan terdapat one way flow control valve yang menthrottling laju aliran udara sehingga laju piston di perlambat. Setelah melalui proses throttling maka udara akan melalui katup 5/2 sebelum akhirnya dibuang ke udara bebas.

b)      Nama dan Fungsi Peralatan

1.      Double acting cylinder with cousion

2.      3/2 way valve, with push button, Nc

3.      Pressure gauge, berfungsi untuk mengetahui tekanan di dalam sistem pneumatik

4.      5/2 way valve, single pilot

5.      AND valve, berfungsi untuk merangkai kombinasi di dalam mengalirkan udara bertekanan agar dapat meminimalisasi kesalahan dan juga sebagai pengaman system pneumatik

6.      Quick exhaust valve ( katup buang cepat )

7.      One way flow control valve (katup aliran satu arah )

c)      Aplikasi

      Digunakan sebagai mesin untuk menekuk suatu plat

4.1.4 Percobaan 4 Alat Pembuat Cap ( Marking Machine)

            A.Gambar rangkaian kerja :

Gambar 4.10  Sirkuit Alat pembuat cap

a)      Prinsip Kerja

   Di dalam percobaan 4 ini sangat menggunakan logika karena digunakan dua katup yang menggunakan kombinasi di dalam proses aktuasinya. Jika dilihat dari gambar rangkaiannya, untuk menggerakkan katup 5/2 harus dari aktuasi shuttle valve, untuk dapat mengaktuasi katup 5/2, maka katup 3/2 (1S2 dan 1S3) harus diaktuasi salah satunya agar udara dari komponen dapat mengalir melalui katup 3/2 dengan menekan tombolnya sehingga udara akan mengalir melalui shuttle valve.

      Dari shuttle valve udara akan menekan pilot dari katup 5/2 sehingga posisinya berubah ki posisi 1, sehingga udara akan mengalir ke cylinder, piston bergerak maju namun kecepatan piston akan diperlambat oleh adanya one way flow control valve, karena katup 3/2 (1S1) adanya roller level valve maka letaknya harus berada di dekat cylinder dan pastikan rollernya akan bersentuhan ( tertekan ) oleh piston saat retract, karena cara aktuasinya adalah ketika rollernya bergerak maka katup akan merubah posisinya ke posisi 1. Jadi jika katup 3/2 (1S4) ditekan tombolnya maka, pada saat piston bergerak maju dia akan menyentuh dan membuat roller bergerak sehingga dari dua kombinasi tadi akan membuat dual pressure valve menggerakkan pilot dari katup 5/2 sehingga posisinya akan berubah ke posisi 2 dan piston akan bergerak mundur karena udara dari kompresor akan langsung mengalir ke katup 5/2 jika berada di posisi 2.

b)      Nama dan Fungsi Peralatan

1.      3/2 way valve, with push button, Nc

2.      3/2 way valve, with lever, Nc

3.      5/2 way valve, double pilot

4.      OR valve

5.      AND valve

6.      One way flow control valve (katup aliran satu arah )

7.      Double acting cylinder

c)      Aplikasi

      Digunakan sebagai alat penanda benda kerja suatu mesin, misalnya adalah drilling machine, dimana sebelum dilubangi maka system pneumatik akan memberi tanda dulu dimana letak lubang pada benda kerja.

4.1.5 Percobaan 5 Pendorong Silinder (Separating Silinder)

            A.Gambar rangkaian kerja :

           

Gambar 4.11 Sirkuit Pendorong silinder

a) Prinsip Kerja

Udara ditekan oleh kompresor dan diteruskan ke servis unit ( oz1). Setelah itu udara    mengalir melalui manifold ( 0z2 ) yang bercabang menuju keruang kosong. Katup-katup yang ada yaitu 5/2 way valve with selenoid switch ( Is3 ), katup 3/2 way roller lever valve ( Is2 ) dan time delay valve ( IV2 ) dalam keadan normally closed( NC ) sehingga udara tertahan, sedangkan katup 3/2 way roller lever valve ( Is1) dalam keadaan normally open ( NO ) karena tertekan oleh ujung silinder ( IA ). Pertama kita menekan ( Is3 ) yang dihubungkan melalui dual pressure valve ( AND Function ) dengan ( IS1) sehingga, katup tersebut dalam keadaan normally open (NO) dan udara dapat mengalir ke 5/2 way double pilot valve ( IV3 ) hal ini secara otomatis menekan katup melalui udara. Setelah itu katup menyalurkan udara kesilinder ( IA ) karena ( IV3) sudah dalam posisi normally open melalui one way flow control valve (IV4). Kemudian silinder mengalami langkah maju .Setelah ujung silinder menyentuh IS2 maka udara yang tertahan dapat mengalir ke time delay valve ( IV2) karena posisi IS2 dalam keadaan normally open. Fungsi dari time delay valve adalah untuk menunda waktu udara mengalir. Setelah mencapai tekanan tertentu sesuai dengan yang direncanakan, maka udara mengalir ke IV3. Setelah itu IV3 pada posisi normally open, maka udara dapat mengalir  melalui one way control valve ( IV5 ) dan silinder mengalami langkah mundur, udara yang mengalir akhirnya dibuang ke udara bebas.

b)  Nama dan Fungsi peralatan

1.Double acting silinder                         5. 3/2 wa roller lever valve NO

2.One way flow control valve               6. AND valve

3.5/2 way valve with selenoid switch    7. Time Delay valve NC

4.5/2 way double pilot valve                  8. Manifold

5.3/2 way roller lever valve                    9. Roller Delay

c.) Aplikasi

Digunakan sebagai alat pendorong benda kerja suatu mesin, misalnya adalah,mesin pelontar bola tenis dimana bola yang keluar akan memiliki kecepatan akibat dari gaya dorong dari piston.

4.1.6  Percobaan 6 Alat Pengelas silinder

            A.Gambar rangkaian kerja :

Gambar 4.12 Sirkuit Alat pengelas silinder

a ) Prinsip Kerja

Udara dari kompresor dialirkan melalui manipol pada setiap komponen 3/2 way valve with push button, 5/2 way valve with selector switch ( IS4 ), time delay valve ( IV3 ), 3/2 way valve roller lever, NC ( IS1 dan IS2 ) dan pressure squence ( IV5 ). ketika tombol pda IS3 ditekan atau IS4 diaktifkan yang terhubung dengan OR gate maka udara mengalir menuju AND gate yang port satunya terhubung dengan time delay valve ( IV3 ). Kemudian udara mengalir menuju 5/2 way valve double pilot sehingga posisinya normally open dan uadara mengalir dari pressure regulator ( IV4 ) menuju one way flow control valve dengan bebas dan mengisi ruang bagian kanan dari silinder, sehingga membuat piston bergerak maju ( advance stroke ) dan udara dari bagian kanan silinder ( IA ) mengalir ke 5/2 way valve dari port 2 ke port 3, sehingga udara akhirnya dibuang ke udara bebas ( atmosfir ). Pada saat ujung silinder menyentuh 3/2 way roller lever, NC yang pada keadaan awalnya NC ( IS1 ) maka udara yang tertahan pada time delay valve dapat dikeluarkan ke udara bebas ( atmosfir ) dan pada saat ujung piston menyentuh IS2 maka udara yang tertahan dapat mengalir ke pressure squence valve (IV5) dan membuat tekanan udara pada 5/2 way valve double pilot port 12 dan meyebabkan udara   dari pressure regulator (IV4) dari port 1 ke port 2 dari 5/2 way valve dan mengalir menuju bagian kanan dari silinder IA dan menyebabkan langkah mundur ( return stroke) dan udara yang ada pada IS2 kembali tertahan. Udara pada IS1 mengalir menuju time delay valve IV3 dan udara yang ada pada kiri silinder dikeluarkan dari port 5 pada 5/2 way valve double pilot, udara tersebut dialirkan keudara bebas ( atmosfer).

b) Nama dan fungsi peralatan       

1.      3/2 way valve with push button          8. One way flow control valve

2.      5/2 way valve with selector switch     9. Pressure squence valve

3.      3/2 way valve roller lever                    10. Service unit with ON-OFF valve

4.      5/2 way valve double pilot                  11. Pressure regulator

5.      OR valve                                             12. Manifold

6.      AND valve                                          13. Kompresor

7.      Time delay valve, NC

c.) Aplikasi

Digunakan sebagai alat mengelas benda kerja silinder suatu mesin las, dimana ujung piston dari cylinder diganti dengan busur las.

4.1.7.      Percobaan 7 Alat Peminda Benda Kerja

A.    Gambar rangkaian kerja :

Gambar 4.13  Sirkuit  Alat pemindah benda kerja

a.) Prinsip Kerja

Dengan menekan tomnbol 1S1, udara akan mengalir dari 0Z2 ke 1V1 dan melewati 1S2 kemudian mendorong dan mengaktifkan 1V2, dari 1V2 udara mengalir dan mengaktifkan 1V3. Bila 1S2 dilepas maka udara akan terkunci oleh 1V1 sehingga tetap mngalir dan tidak terbuang setelah 1V3 aktif, udara dari 0Z2 menuju katub 1V4 dengan bebas dan mengaktifkan 1V5 yang kemudian piston bergerak maju atau extend, untuk menggerakkan piston mundur atauretract tekan katub 1S2, sehinga memutus aliran udara. Dengan bantuan spring, piston didorong retract dan udara yang didorong mengaktifkan 1V4, dari 1V4 udara mengalir ke 1V3 dan dibuang ke atmosfer.

b.)  Nama Komponen dan Fungsinya :

1.      3/2 Way Valve, With Push Button /NC

2.      3/2 Way Valve, With Push Button /ND

3.      5/2 Way Valve, Single Point

4.      OR Valve

5.      OneWay FlowControl Valve

6.      Single Acting Cylinder

c.)  Aplikasi

          Digunakan sebagai alat pemindah benda kerja suatu mesin di industri, misalnya adalah memindakan atau memisakan barang dari jalur yang satu ke jalur yang lain sebelum nantinya barang tersebut di kirim ke pasar.

BAB V

PENUTUP

5.1  Kesimpulan

Dari hasil percobaan pada praktikum ini dapat ditarik kesimpulan, yaitu :

  1. Pneumatik adalah sebuah system transfer daya dengan memanfaatkan udara sebagai fluida kerjanya. Pneumatik digunakan untuk tujuan otomasi, karena konstruksinya sederhana dan fluida kerja yang sangat mudah didapat, yaitu udara bebas.
  2. Sistem pneumatic tidak selalu digunakan untuk membantu dalam mesin manufaktur, namun bisa juga digunakan dalam bidang yang lain. Contoh yang sederhana adalah pelontar bola tennis, dan masih banyak alat alat dan mesin selain manufaktur yang menggunakan system pnumatik sebagai penggeraknya.

5.2  Saran

Untuk kedepannya agar praktikum ini dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun, kelompok kami berharap agar

DAFTAR PUSTAKA

  1. Diktat Pneumatik dan Hidraulik. 2003. Surabaya: PT Petrokimia Gresik kerjasama dengan jurusan Teknik Mesin FTI-ITS.
  2. Petunjuk Praktikum Pneumatik dan Hidraulik. 2006. Surabaya: Program Studi Diploma III Teknik Mesin FTI-ITS.
  3. Esposito, A., fluids power with applications,6 edition, upper saddle river, new jersey columbus ohio, 2003.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA