Hal hal yang terdapat dalam sebuah argumen yang baik adalah

Kapanlagi.com - Setiap orang pasti pernah menyampaikan pendapat atau buah pikirannya. Agar pendapat yang kita sampaikan meyakinkan, kita harus menyertainya dengan argumen. Ya, argumen barang kali jadi istilah yang sudah tidak asing lagi. Argumen pernyataan yang akan memperkuat pendapat kita. Dengan argumen, pendapat kita akan lebih meyakinkan dan mudah diterima.

Menyampaikan pendapat memang tidak selamanya mudah. Sering kali pendapat kita diragukan, argumen yang kita sampaikan juga bisa saja dipatahkan dengan argumen lain. Akhirnya, adu argumen jadi hal yang tidak bisa dihindarkan. Namun, adu argumen adalah hal yang sangat lumrah terjadi. Lewat adu argumen, kita bisa mendapatkan sudut pandang lain atas suatu permasalahan.

Argumen adalah hal yang utama dalam berpendapat, sehingga penting untuk memahaminya. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasan mengenai argumen.

(credit: freepik)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna kata argumen adalah alasan yang bisa digunakan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat atau gagasan. Artinya, argumen bisa digunakan dengan dua tujuan, yaitu untuk memperkuat pendapat yang kita sampaikan, dan bisa juga untuk melemahkan atau mematahkan pendapat orang lain.

Dengan kata lain, argumen adalah sekumpulan pernyataan yang berkaitan dengan topik dalam pendapat yang sedang disampaikan. Argumen juga mengandung premis-premis yang menunjukkan hubungan dari suatu pernyataan dengan suatu kesimpulan. Premis tersebut dapat menunjukkan hubungan yang mendukung atau bisa juga menolak.

Argumen bukanlah sekadar pernyataan-pernyataan biasa. Lebih dari itu, argumen adalah upaya yang disengaja untuk meyakinkan pendapat kita pada orang lain. Oleh karena itu, argumen sering kali disertai dengan penawaran, yang ditunjukkan dalam serangkaian pernyataan terkait pernyataan utama yang sedang dibahas. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa argumen yang disampaikan tidak bisa dinilai sebagai benar atau salah.

Seperti yang disinggung sebelumnya, argumen bukanlah pernyataan biasa. Argumen adalah pernyataan yang bisa mendukung atau menolak suatu gagasan atau pendapat. Oleh karena itu, dalam berargumen tidak bisa sembarangan. Ada beberapa komponen dalam argumen yang harus terpenuhi. Setidaknya ada tiga komponen dalam argumen, ketiga komponen tersebut antara lain premis, inferensi, dan kesimpulan.

Premis merupakan pernyataan berupa fakta yang menjelaskan alasan atau bukti untuk mempercayai inferensi atau klaim. Sementara, inferensi adalah bagian yang diselesaikan di bagian akhir argumen. Namun, jika argumen yang disampaikan sangat sederhana, bisa jadi tidak akan ditemukan adanya inferensi, melainkan hanya terdiri atas premis dan kesimpulan.

Sedangkan kesimpulan adalah bagian yang menunjukkan hasil penalaran dari argumen. Ada pula yang menganggap kesimpulan merupakan inferensi akhir.

(credit: freepik)

Argumen adalah hal yang sangat penting untuk dipelajari. Sebab, dengan argumen kita bisa menyampaikan pendapat secara meyakinkan dan berbobot. Menyampaikan argumen harus dilakukan secara benar. Argumen yang baik harus memberikan penawaran pernyataan lebih lanjut yang setidaknya secara teori, mendukung suatu inferensi.

Jika inferensi mendapatkan pernyataan yang mendukung, maka argumen akan berhasil. Sebaliknya, jika argumen tidak mendapatkan pernyataan yang tidak mendukung, maka argumen bisa dikatakan gagal. Pasalnya, Argumen memiliki tujuan menetapkan nilai kebenaran dari sebuah proposisi melalui alasan atau bukti.

(credit: freepik)

Argumen tidak melulu disampaikan secara lisan. Layaknya gagasan atau pendapat pada umumnya, argumen juga bisa disampaikan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, kita mengenal adanya paragraf argumentasi.

Paragraf argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk. Paragraf jenis ini sering kali disertai dengan contoh, analogi, dan sebab akibat. Tujuannya, agar pemaparan dalam paragraf tersebut semakin meyakinkan.

Untuk menyusun paragraf argumentasi yang padu dan baik, penting untuk memperhatikan struktur. Adapun struktur paragraf argumentasi adalah sebagai berikut.

1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan dibuat untuk menarik perhatian pembaca. Paragraf bagian awal ini harus bisa memusatkan perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan. Selain itu, bagian ini juga harus menunjukkan dasar-dasar dari argumentasi yang akan disampaikan.

2. Tubuh Argumen
Bagian kedua, tubuh argumen dibuat untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi, sehingga kesimpulan yang akan dicapai di bagian akhir juga benar. Bagian tubuh argumen harus disertai analisis, disusun berdasarkan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.

3. Kesimpulan atau Ringkasan
Bagian ini dibuat untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.

Itulah di antaranya ulasan mengenai argumentasi bagian penting dalam menyampaikan pendapat. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan.

Baca Artikel Menarik Lainnya:

Fimela.com, Jakarta Argumen merupakan sebuah alasan, yang bisa digunakan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Setiap orang boleh saja berargumen, namun harus menggunakan cara yang baik dan benar.

Sering kali kita berpikir terlebih dahulu saat ingin mengeluarkan argumen, agar kata-kata yang dikeluarkan pada saat berargumen, tidak menimbulkan perselisihan atau menyinggung perasaan orang lain. Berargumen sering digunakan pada saat sedang rapat di kantor, sekolah, kampus atau di dalam suatu komunitas.

Advertisement

Dengan mengeluarkan argumen, sama saja kita mengeluarkan pendapat atau gagasan pikiran yang kita miliki. Namun tentu saja tidak semua gagasan yang kita keluarkan, dapat diterima oleh orang lain.

Maka dari itu, berikut etika dalam menyampaikan argumen yang baik dan benar, dilansir dari berbagai sumber:

BACA JUGA

Tipe-tipe argumen antara pasangan yang menandakan hubungan punya masa depan

Ini Argumen yang Akan Sering Ditemui oleh Para Orangtua Baru

Apa Sih yang Dicari Para Pasangan dari Argumen Dalam Hubungan?

TERKAIT: 7 Arti Mimpi Naik Kereta Api yang Membawa Keberuntungan

TERKAIT: Apa Penyebab Darah Haid Menggumpal yang Bikin Khawatir? Cek Di Sini

TERKAIT: Apa Penyebab Tumit Sakit Saat Berjalan? Cek Di Sini

TERKAIT: 9 Arti Mimpi Naik Motor yang Menandakan Keberhasilan

TERKAIT: 5 Penyebab Maag Kronis dan Cara Mencegahnya

[caption id="attachment_284650" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: //ecx.images-amazon.com/images/I/511msH7DPHL._SL500_AA300_.jpg"][/caption] Apa yang dimaksud dengan "argumen"? Apakah yang dimaksud dengan "argumen yang baik"? Pertanyaan mengenai apa yang dimaksud dengan argumen serta perbedaannya dengan sebuah klaim, telah saya ulas dalam sebuah tulisan terdahulu di sini. Itulah sebabnya, dalam tulisan ini saya hanya akan fokus terhadap pertanyaan terakhir di atas. Untuk menjawab pertanyaan terakhir di atas, saya akan menyajikan ikhtisar tulisan seorang filsuf berkebangsaan Amerika bernama T. Edward Damer. Tulisan Damer yang saya acu di sini adalah: Attacking Faulty Reasoning: A Practical Guide to Fallacy-Free Arguments (6th edition; Belmont, California: Wadsworth, 2009). Tentu saja, bagian-bagian yang saya rujuk hanya berkaitan dengan pertanyaan di atas.

Lima Kriteria

Menurut Dalmer, sebuah argumen yang baik, minimal memenuhi lima kriteria. Pertama, sebuah argumen harus tersusun dalam bentuk yang baik. Kedua, premis-premis yang relevan. Ketiga, premis-premisnya dapat diterima. Keempat, premis-premisnya cukup untuk mendukung kesimpulan dari argumen yang dikemukakan. Dan kelima, argumen tersebut mampu menolak kritikan terbaik terhadapnya (p. 2).

Selanjutnya, Damer mengelaborasi kelima kriteria di atas dalam sebuah bab tersendiri, yaitu Bab 3 yang ia beri judul: What is a Good Argument? (p. 10-50), yang akan saya ringkas isinya di bawah ini.

1. Kriteria Struktur. Sebuah argumen harus terstruktur secara baik, entah adalam bentuk deduktif, induktif, maupun abduktif dengan premis-premis yang tidak saling terkait namun tidak berkontradiksi satu sama lain. Premis-premis yang diajukan pun tidak boleh mengandung gagasan yang sama  persis dengan kesimpulan atau klaim yang dikemukakan.

2. Kriteria Relevansi. Sebuah argumen harus mengandung premis-premis yang relevan dengan isu yang dibahas. Premis-premis tersebut menjadi alasan-alasan yang memperlihatkan kebenaran dari sebuah penerimaan atau pun penolakan akan sebuah posisi/pandangan.

3. Kriteria Akseptabilitas. Seseorang yang mengajukan sebuah argumen untuk membela atau pun menolak sebuah pandangan harus mempresentasikan premis-premis yang dapat diterima secara rasional. Jadi, penerimaan di sini bukan didasarkan atas orang yang menerima (penerimaan subjektif), melainkan nilai rasionalitas dari premis-premis yang diajukan. Nilai rasionalitas dari premis yang akseptabel (dapat diterima), antara lain:

  • Premis yang mencerminkan pengetahuan umum yang tidak dapat ditolak;
  • Premis yang mengacu pada pengalaman personal atau observasi;
  • Premis yang dapat dibela secara meyakinkan dalam keseluruhan konteks argumen yang dipresentasikan;
  • Premis yang berisi kesaksian yang tidak kontroversial dari seorang saksi mata;
  • Premis yang berasal dari kesimpulan dari sebuah argumen lainnya yang baik; dan
  • Premis yang berisi sebuah asumsi rasional berkait konteks argumen yang dipresentasikan.

4. Kriteria Kecukupan. Argumen yang baik haruslah berisi sejumlah premis yang cukup, dalam arti solid untuk mendasari kesimpulan atau klaim yang ditarik dari argumen tersebut.

5. Kriteria Sangkalan. Argumen yang disajikan untuk menerima atau pun menolak sebuah pandangan haruslah merupakan argumen yang mampu bertahan terhadap kritikan-kritikan terbaik yang dapat dibangun untuk melawan argumen tersebut.

Jadi, sebuah argumen yang baik adalah argumen yang memenuhi kriteria-kriteria di atas. Dan itu berarti bahwa jika sebuah argumen tidak memenuhi salah satu dari kelima kriteria di atas, maka argumen tersebut akan jatuh ke dalam fallacies. Artinya, sesat pikir dalam sebuah argumen terjadi ketika argumen yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria-kriteria di atas.

Semoga Bermanfaat; Salam Kompasiana!

1386518151721042828


Lihat Catatan Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA