Diantara keteladanan dari kepemimpinan shalahuddin al ayyubi yang dapat kita contoh adalah

Dalam kegiatan perekonomian, ia bekerja sama dengan penguasa muslim di wilayah lain dan menggalakan perdaganggan dengan kota-kota di laut tengah, lautan Hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan.

Selain itu, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi dianggap sebagai pembaharu di Mesir karena dapat mengembalikan mazhab sunni. Untuk keberhasilannya, Khalifah al-Mustadi dari Bani Abbasiyah memberi gelar Al-Mu’izz li Amiiril mu’miniin (penguasa yang mulia). Khalifah Al-Mustadi juga memberikan Mesir, Naubah, Yaman, Tripoli, Suriah dan Maghrib sebagai wilayah kekuasaan Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi pada tahun 1175 M. sejak saat itulah Shalahuddin dianggap sebagai Sultanul Islam Wal Muslimiin (Pemimpin umat Islam dan kaum muslimin).

2. Keperwiraan

Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, dikenal sebagai perwira yang memiliki kecerdasan tinggi dalam bidang militer. Pada masa pemerintahannya kekuatan militernya terkenal sangat tangguh, diperkuat oleh pasukan Barbar Turki, dan Afrika. Ia membangun tembok kota di Kairo dan bukit muqattam sebagai benteng pertahanan. Salah satu karya monumental yang disumbangkannya selama beliau menjabat sebagai Sultan adalah bangunan sebuah benteng pertahanan yang diberi nama Qal’atul Jabal yang dibangun di Kairo pada tahun 1183 M.

Kehidupan Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi penuh dengan perjuangan dalam rangka menunaikan tugas negara dan agama. Perang yang dilakukannya dalam rangka membela negara dan agama. Shalahuddin seorang kesatria dan memiliki toleransi yang tinggi.

a. Ketika menguasai Iskandariyah, tetap mengunjungi orang-orang Kristen b. Ketika perdamaian tercapai dengan tentara salib, ia mengijinkan

orang-orang kristen berziarah ke Baitul Makdis.

Sebagai khalifah pertama Dinasti Ayyubiyah, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berusaha untuk menyatukan propinsi-propinsi Arab terutama di Mesir dan Syam pada satu daulah kekuasaan. Usaha Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi ini banyak mendapat tantangan dari orang-orang yang kedudukannya merasa terancam dengan kepemimpinannya. Maka usaha-usaha yang dilakukan Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi pertama kali adalah menumpas segala bentuk pemberontakan dan memperluas wilayah kekuasaannya dengan tujuan agar kekuatan umat Islam terorganisir dengan baik dan mampu menangkal musuh. Usaha-usaha tersebut adalah:

Citadel of Salah al-Din al-Ayyubi (Qal’atulJabal) Sumber: www.explorewithmwnf.net –

a. Memadamkan pemberontakan Hajib, kepala rumah tangga Khalifah Al-Adhid, sekaligus perluasan wilayah Mesir sampai selatan Nubiah (568 H/1173 M)

b. Perluasan wilayah Al-Ayyubiyah ke Yaman (569 H/1173 M)

c. Perluasan wilayah Al-Ayyubi ke Damaskus dan Mosul (570 H/1175 M). Tujuan Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi menyatukan Mesir, Suriah, Nubah, Yaman, Tripoli, dan wilayah-wilayah yang lainnya di bawah komando Al-Ayyubiyah adalah terjadinya koalisi umat Islam yang kuat dalam melawan gempuran-gempuran tentara salib. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi tersebut menuai hasil yang gemilang.

Perang Salib yang terjadi pada masa Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi adalah Perang Salib periode kedua yang berlangsung sekitar tahun1144-1192 M. Periode ini disebut periode reaksi umat Islam, terutama bertujuan membebaskan kembali Baitul Maqdis (Al-Aqsha).

Berikut peperangan terpenting yang telah dilalui oleh Shalahuddin Yusuf al-Ayyubi:

a. Pertempuran Shafuriyah (583 H/1187 M) b. Pertempuran Hittin ( Bulan Juli 583 H/1187 M)

c. Pembebasan Al-Quds/Baitul Maqdis (27 Rajab 583 H/1187 M).

Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi adalah pahlawan besar bagi umat Islam. Kecintaannya terhadap agama dan umat Islam telah menempatkan sebagian lembaran hidupnya untuk menegakkan harga diri umat Islam. Kehadiran Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi dalam perang salib merupakan anugerah. Strategi yang dikembangkan oleh Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi dalam membangun koalisi umat Islam benar-benar telah menyatukan kekuatan umat Islam dalam membela agamanya.

Keperwiraan Shalahuddin terukir dalam sejarah, tidak hanya diakui oleh kaum muslimin tetapi juga oleh kaum Kristen.

Bermain Peran (role playing) dan berdiskusi

a. Bentuk 3 kelompok b. Tunjuk 3 orang pengamat c. Memilih peran

d. Pemeranan

1. Keperwiraan Shalahuddin Al-Ayyubi 2. Kezuhudan Shalahuddin Al-Ayyubi 3. Kedermawanan Shalahuddin Al-Ayyubi

e. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat temanmu!

No .

Masalah Hasil Diskusi

Dinasti Ayyubiyah?

2 Bagaimana sifat-sifat kepemimpinan para khalifah Dinasti Ayyubiyah ?

3 Bagaimana peran para khalifah dalam membangun kejayaan peradaban Islam sampai kepada puncaknya?

4 Apa teladan yang kamu tangkap dari kehidupan dan kepemimpinan para Khalifah Dinasti Ayyubiyah?

5 Apa contoh dalam kehidupan sehari-harimu yang menunjukkan sikap kepemimpinan yang baik? 6

4. Paparkan hasil diskusi kalian di depan kelas!

5. Searah jarum jam tiap kelompok bergeser menilai hasil kelompok lain dari segi ketepatan peran, banyaknya/ kelengkapan contoh, dan kejujuran peran/ tidak mencontek!

6. Berilah nilai pada kelompok yang paling baik hasilnya!

Setelah melakukan diskusi, kalian melanjutkan kegiatan kelompoknya untuk menganalisa lingkungan sekitar dengan menjawab pertanyaan berikut

1. Coba bandingkan sejarah berdirinya Dinasti Ayyubiah dengan Dinasti Abbasiyah!

2. Bandingkan Kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi dengan kepemimpinan Harun Ar-Rasyid!

3. Bandingkan bentuk kegemilangan kekuasaan Dinasti Ayyubiah dengan Dinasti Abbasiyah

4. Apa pengaruh kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi dalam membawa kemajuan Dinasti Ayyubiah?

5. Apa nilai-nilai keteladanan dari para penguasa Ayyubiah yang terkenal?

Kegiatan

a. Carilah cerita/ fenomena dalam masyarakat/di lingkunganmu yang berkaitan dengan nilai-nilai ajaran keteladanan Shalahuddin Al-Ayyubi? b. Ceritakan secara berantai di depan kelas! (semua anggota kelompok diberi

bagian untuk bercerita di depan kelas!

c. Sementara kelompok lain bercerita kelompok yang lain menilai dengan panduan berikut!

N O

HAL YANG DINILAI SKOR

5. Analisaku

3 Keruntutan penyampaian

4 Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati

1. Sudahkah kita memahami nilai-nilai keteladanan dari Shalahuddin Al-Ayyubi dimanfaatkan dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan datang?

2. Bisakah kita meniru keperwiraan para penguasa Dinasti Ayyubiah yang terkenal?

3. Sudahkah kita menunjukkan perhatian dan kecintaan terhadap kepahlawanan Shalahuddin dalam menegakkan agama Allah?

4. Sudahkan kita menjadi bagian dari orang-orang yang mengambil pelajaran dari kegemilangan pemerintahan masa Dinasti Ayyubiah ? Kalian sudah belajar banyak tentang Kegemilangan Peradaban Dinasti Bani Abbasiyah..

Bacalah dengan seksama pernyataan berikut!

Pilihlah SY = Saya Yakin, Y = Yakin, KY= Kurang Yakin

No .

Pendapat/pernyataan SY Y K

Y

1 Saya yakin kemajuan Dinasti Ayyubiah merupakan bagian dari kemajuan kebudayaan/peradaban Islam. 2 Saya yakin mengambil nilai-nilai keteladanan dari

para pemimpin Dinasti Ayyubiah akan bermanfaat untuk kehidupan kini dan masa yang akan datang. 3

Saya yakin Shalahuddin Al-Ayyubi adalah panglima yang gagah berani dan kesatria.

4 Saya yakin sikap toleransi yang ditunjukkan Shalahuddin terhadap agama lain, sangat bermanfaat dalam kehidupan masyarakat kita yang majemuk.

5 Saya yakin Shalahuddin Al-Ayyubi sangat zujud dan dermawan.

Bacalah kasus berikut! Tuliskan komentarmu terhadap kasus tersebut!

No. Kasus Komentar

1 Peserta didik yang tidak bersikap jujur dalam perlombaan.

2 Peserta didik yang memandang musuh terhadap orang yang tidak disukainya

3 Peserta didik yang merasa bangga dengan para

7. Refleksi Pemahamanku

Shalahuddin Al-Ayyubi memiliki cita-cita yang sangat tinggi yaitu meninggal dalam keadaan mulia, sehingga seluruh perbuatannya selalu mencerminkan keteladanan luar biasa.

aqsainstitute.org – Shalahuddin Al-Ayyubi adalah seorang ksatria yang sangat tegas, gagah, berani, dan memiliki idealisme tersendiri dalam menjalankan misi menaklukkan Alquds dan membebaskan umat muslim dari segala bentuk penindasan.

Akan tetapi ia juga merupakan sosok yang sangat menjaga kerendahan hati dan melakukan segala kegiatan positif yang bermanfaat bagi umatnya. Berikut lembaga kajian Palestina, International Aqsa Institute menyajikan kisah keteladanan Shalahuddin Al-Ayyubi untuk anda.

Shalahuddin Membatalkan Perjalanan Haji

Keterangan: Ilustrasi Shalahuddin Al-Ayyubi dengan panji kebesarannya (Foto: Muslim Obsession)

Pada saat Shalahuddin menjadi seorang pemimpin di Kota Alquds, ia meniatkan diri untuk memenuhi rukun Islam ke 5 yakni melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Saat Shalahuddin bersiap-siap untuk berangkat, ia menerima surat dari hakim Mesir.

Dalam surat tersebut tertulis, “Tengoklah kondisi kaum muslimin dan tinggalkan haji karena negeri-negeri telah runtuh, perekonomian juga runtuh, dan banyak fitnah mulai berkobar. Maka dari itu, jangan pergi haji dan meninggalkan negeri-negeri, karena (menjaga negeri-negeri muslimin) lebih baik dari ibadah haji.”

Shalahuddin menerima surat tersebut dengan santun. Ia membatalkan kepergiannya ke Baitullah dan langsung bertindak mengedepankan maslahat kaum muslimin. Shalahuddin memperbaiki kondisi di Alquds dan memakmurkan Masjid Al-Aqsa, kemudian berkeliling ke negeri-negeri Syam untuk melihat kondisi rakyat.

Menjaga Diri dari Harta Rakyat

Keterangan: Ilustrasi Shalahuddin Al-Ayyubi yang mengutamakan kepentingan rakyat (Foto: Tipsiana)

Suatu hari saudara Shalahuddin yang bernama Al-Adil mengirim surat permintaan sebidang tanah di Aleppo untuk keperluan yang tidak jelas.

Shalahuddin membalas surat tersebut dengan mengatakan, bahwa tanah itu milik umat muslim dan tidak dijual. Kemudian ia menjelaskan kepada saudaranya itu, bahwa tugasnya sebagai pemimpin adalah menjaga harta benda milik umat bukan untuk menguasainya dan berbuat zalim.

Hal tersebut merupakan keteladanan yang luar biasa, karena di zaman sekarang ini banyak pemimpin-pemimpin yang tidak mengindahkan amanah bahkan menghianatinya.

Shalahuddin Selalu Mendahulukan Musyawarah

Keterangan: Ilustrasi Shalahuddin Al-Ayyubi musyawarah dengan seluruh pasukannya (Foto: Kiblat Network)

Setiap hendak melakukan sesuatu untuk urusan umatnya, Shalahuddin tidak pernah melupakan musyawarah. Ia bermusyawarah dengan para ulama, pemimpin, dan para komandan pasukan. Jika mereka tidak sependapat dengannya, Shalahuddin selalu memasang wajah hormat, santun, dan tidak marah.

Seperti itulah keteladanan sosok penakluk Alquds, Shalahuddin tidak hanya memiliki sifat yang idealis dan tegas layaknya seorang pemimpin. Akan tetapi ia juga memiliki keteladanan yang luar biasa, yakni kemuliaan hatinya. Tidak heran jika rakyatnya sangat mencintainya. (izzah/aqsainstitute)

Sumber: Ensiklopedi Palestina Bergambar- Dr. Thariq As-Suwaidan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA