Dampak negatif yang ditimbulkan penghisap daun seperti dalam gambar adalah

Ganja mengacu pada daun kering, batang, bunga, dan biji dari tanaman Cannabis sativa. Jika diperhatikan tanaman hijau ini memiliki bentuk yang khas, yaitu daunnya berbentuk menjari mirip seperti singkong.

Hanya saja bagian tepi daun bergerigi dan tulang daunnya terlihat sangat jelas. Selain itu, bentuk daunnya yang unik, tanaman ganja juga dapat tumbuh setinggi 2 meter dan dilengkapi dengan bunga kecil mengumpul di bagian pucuknya.

Tanaman yang terkenal kontroversial ini memiliki banyak nama lain, seperti mariyuana dan cannabis. Berdasarkan laporan yang disusun oleh University of California, tanaman ini bisa tumbuh di wilayah beriklim sedang atau sejuk, yaitu di area yang cukup sinar matahari, air, dan udara.

Bahkan, pada kondisi ekstrem, tanaman ganja dapat bertahan hidup di gorong-gorong beton di sepanjang jalan raya, seperti yang ditemukan tim peneliti di pedesaan Cina.

Hampir semua bagian ganja dimanfaatkan, baik untuk dijadikan obat, penyedap makanan, maupun digunakan sebagai hiburan. Tanaman ini dipasarkan dalam bentuk weed (daun ganja beserta tunasnya yang dikeringkan), ekstrak minyak ganja, dan hashish (resin dari tunas tanaman cannabis).

Kontroversi penggunaan daun ganja

Sumber: Bob Cat Graham Digital

Ganja diketahui memiliki manfaat dalam dunia medis sehingga dijadikan obat, baik dalam bentuk tablet, uap, maupun minyak esensial. Menurut Peter Grinspoon MD, seorang dosen di Harvard Medical School menjelaskan kandungan ganja untuk dunia medis.

Menurutnya, beberapa pasien yang menggunakan ganja sebagai pengobatan merasakan beberapa manfaat, seperti mengurangi rasa nyeri dan menghilangkan kegelisahan serta insomnia. Selain pada obat, ternyata daun ganja atau ekstrak minyak ganja juga ditambahkan pada beberapa makanan, seperti kue dan cokelat, serta tambahan pada kopi dan teh.

Namun, tidak semua negara mengizinkan penggunaan ganja, baik itu untuk pengobatan maupun makanan. Salah satunya di Indonesia. Menggunakan, mengedarkan, menyimpan, atau menanam tanaman ini di Indonesia merupakan tindakan ilegal.

Mengapa? Pasalnya Kementrian Kesehatan RI, mengungkapkan meski ganja dapat dalam dunia medis, ganja dapat disalahgunakan, menimbulkan ketergantungan, dan membahayakan kesehatan masyarakat. Meski begitu, beberapa masakan daerah asal Padang, Aceh, dan Medan diketahui masih menggunakan tambahan ganja supaya rasanya lebih sedap, contohnya kuah kari beulangong.

Nah, cara mengunakan ganja dengan cara dimasak daunnya dan ditambahkan dalam makanan, dikenal dengan istilah edible marijuana. Penggunaan ganja dengan cara ini diyakini sebagai bentuk pemasaran baru untuk ganja kepada masyarakat luas.

Cara tubuh mengolah ganja yang diisap dan dimakan

Sumber: Very Well

Tanaman ganja mengandung lebih dari 421 bahan kimia, di antaranya kanabinoid. Jika daun ganja yang kering dibakar, lebih dari 2000 senyawa diproduksi, termasuk nitrogen, asam amino, glukosa, hidrokarbon, terpena, dan asam lemak sederhana. Di antara semua senyawa itu, yang paling populer adalah delta 9-tetrahydrocannabinol (▵9_THC).

Nah, ada banyak cara untuk menggunakan ganja, yaitu memasak daun ganja (dikonsumsi) atau diisap (inhalasi). Meski caranya berbeda, senyawa THC sama-sama mengikat reseptor spesifik yang ada pada otak manusia, yaitu reseptor cannabinoid.

Jika dosisnya rendah, senyawa THC dapat meringankan rasa sakit, merangsang nafsu makan, mengurangi agresi, dan meredakan mual. Sementara jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau dosis tinggi, senyawa pada batang, bunga, biji, atau daun ganja dapat menyebabkan giting atau high, yaitu keadaan tidak sadar yang menciptakan rasa bahagia.

Walaupun efek ganja itu sama, yaitu merangsang reseptor khusus di otak, ternyata proses metabolisme THC itu berbeda bergantung bagaimana cara Anda menggunakannya.

Saat daun mariyuana diisap, senyawa THC akan bergerak dari paru-paru menuju otak dalam waktu hitungan menit. Efek ganja akan terjadi dalam waktu cepat dan sebentar karena perlahan-lahan menghilang.

Biasanya memakan waktu sekitar 20 atau 30 menit hingga 1 jam. Inilah sebabnya para pengisap ganja mampu mengisap asap pembakaran daun cannabis selama berjam-jam tanpa efek negatif.

Proses tersebut berbeda dengan menggunakan ganja dengan cara memasak daunnya. Awalnya, senyawa THC akan didapatkan setelah tubuh mencerna daun mariyuana terssebut. Setelah diserap di dalam perut, senyawa ini akan bergerak menuju hati. Pada organ inilah, senyawa akan diolah lagi sebelum masuk ke aliran darah, yang akhirnya bisa menimbulkan efek samping.

Proses tubuh mencerna ganja ini memang lebih kompleks, melibatkan banyak organ, sehingga memakan waktu lebih lama. Biasanya ini akan membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 6 jam untuk dapat merasakan efeknya.

Memasak daun ganja dan mengisapnya, apa efeknya sama?

Rahman Indra | CNN Indonesia

Kamis, 10 Agu 2017 21:18 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Ganja atau marijuana, merupakan obat depresan yang dibuat dari daun cannabis. Disebut obat depresan karena ganja dapat mempengaruhi sistem saraf dengan cara membuat lambat sistem saraf.Dirangkum dari sejumlah sumber, kandungan zat Tetrahidrokanibinol (THC) di dalamnya diklaim sebagai salah satu dari 400 zat kimia yang dapat menyebabkan efek perubahan suasana hati.Namun, ganja termasuk dalam daftar obat terlarang yang penggunaan serta peredarannya diatur undang-undang. Meskipun termasuk sejenis obat, ganja tak dikenal sebagai obat. Ia lebih masuk dalam jajaran sejenis narkotika. Ganja biasanya dikonsumsi dalam bentuk rokok atau dimakan. Ada juga yang mencampurnya dengan minuman keras dan atau jenis narkotika lainnya. Sejauh mana manfaat dan bahayanya? 
Manfaat ganja di bidang kesehatan

1. Menenangkan kecemasan

Sejumlah peneliti dari Harvard Medical School mengungkapkan ganja memiliki efek yang bisa membantu menenangkan kecemasan seseorang. Tentu saja, dengan catatan hal ini hanya berlaku dengan penggunaan ganja dosis tepat. Jika dikonsumsi dosis tinggi justru malah membahayakan.

2. Mengobati epilepsi

Virginia Commonwealth University pernah menyampaikan penelitian bahwa ganja dapat digunakan untuk mengehntikan serangan epilepsi. Namun, penelitian masih baru dilakukan pada hewan, belum diujicoba pada manusia.

3. Memperlambat alzheimer

Penelitian Scripss Research Institute pernah melaporkan ganja dapat memperlambat penyakit Alzheimer yang menyerang otak. Laporan ini dimuat di jurnal Molecular Pharmaceutics.

4. Obat kanker

Sebuah penelitian yang dimuat jurnal Molecular Cancer Therapeutics pernah mengungkapkan zat cannabidiol (CBD) yang ada dalam ganja dapat 'mematikan' gen 'Id-1' yang digunakan sel kanker menyebar ke seluruh tubuh.

5. Meredam gejala Multiple Sclerosis

Kandungan cannabidiol di dalam ganja disebut dapat menurunkan gejala dan rasa sakit yang disebabkan multiple sclerosis atau penyakit yang menyerang saraf-saraf pusat, seperti saraf otak, sumsum tulang belakang dan saraf optik. Hal itu dimuat dalam laporan penelitian yang dimuat di jurnal Canadian Medical Association.

6. Mengatasi penyakit parkinson

Penelitian terhadap manfaat ganja terus dilakukan. Salah satu laporan yang dimuat medPage Today misalnya, pernah melaporkan ganja dapat digunakan untuk mengatasi tremor dan meningkatkan kemampuan motorik pada pasien parkison.

7. Mengobati radang usus

Penelitian yang dilakukan University of Nottingham pada 2010 pernah mengungkapkan bahan kimia dalam ganja, termasuk THC dan cannabidiol berinteraksi dengan sel-sel dalam tubuh yang memainkan peran penting dalam fungsi usus dan respon imun.
Efek atau bahaya memakai ganja

1. Halusinasi dan hilang kendali

Ini adalah efek ganja yang paling dikenal luas. Mengkonsumsi ganja akan menyebabkan halusinasi, euforia, dan hilang kendalinya seseorang. Inilah yang membuat ganja kemudian dilarang karena sangat berbahaya, khususnya anak muda.

2. Bisa kecanduan

Meski ada yang meragu akan ini, ganja bagaimanapun punya kadar bahan adiktif sehingga dapat menyebabkan ketergantungan. Bahkan jika terus dikonsumsi setiap hari bisa berujung pada overdosis.

3. Masalah paru-paru

Pemakai ganja akan berhadapan dengan masalah paru-paru, terutama pernapasan. Konsumsi tiga-empat puntung ganja sama bahayanya dengan mengkonsumsi 20 puntung rokok. Steadyhealth pernah melaporkan, ganja dinilai lebih berisiko menyebabkan gangguan paru-paru dibanding rokok.

4. Gangguan sistem produksi

Sejumla penelitian mengungkap konsumsi ganja pada pria akan mengurangi jumlah sperma. Pada wanita akan membuat siklus menstruasi tidak teratur.

5. Sakit jiwa

Di tingkat paling parah, dari kehilangan kendali, atau halusinasi, penggunaan ganja yang berlebihan akan membuat seseorang mengalami gangguan jiwa.

6. Kriminalitas

Ketika ganja menimbulkan kecanduan, orang akan berbuat apa saja demi mendapatkannya. Bagi yang punya uang banyak akan menghabiskan hartanya, sementara bagi yang tidak mampu bisa saja berbuat kriminal.

7. Masuk penjara


Karena ganja ilegal, pengguna ganja akan ditangkap dan diproses hukum. Hukumannya bagi yang kedapatan memiliki ganja dapat dituntut penjara minimal empat tahun. (rah/rah)

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA