Cara Mengatasi Permasalahan yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat adalah

Adakah di antara kalian yang sedang bersedih? Nyatanya, hampir semua orang di dunia ini memiliki masalah dalam hidupnya. Masalah percintaan, pertemanan, pekerjaan, perkuliahan, atau masalah lainnya. Kamu kadang tidak tau masalah orang lain karena orang tersebut memang berniat memendamnya sendiri.

Sebuah studi pada mahasiswa di Indonesia menunjukkan 30% sampai dengan 70% mengalami gangguan kesehatan mental berupa depresi, kecemasan, dan stres dikarenakan berbagai masalah yang dialami. Studi ini menunjukkan angka yang tidak sedikit yang artinya banyak sekali mahasiswa yang mengalami stres, depresi, atau gangguan kecemasan karena masalah hidupnya.

unsplash.com

PSY-ers, seberat apapun masalah itu, kamu harus bisa melalui dan mengatasinya. Jangan sampai masalah-masalah yang kamu alami membuatmu sedih berlarut-larut atau bahkan mengganggu aktivitas kamu yang lain.

Kali ini Riliv dan PSY UC akan memberikan cara mengatasi masalah hidup kamu, nih. Yuk, simak baik-baik ya.

Cobalah untuk Mengenali Masalah yang Kamu Hadapi

Beberapa orang mungkin akan memilih untuk menghindari masalah. Sayangnya menghindari masalah tidak akan membantumu menyelesaikannya atau bahkan dapat memperburuk masalah itu. Yang perlu kamu lakukan pertama kali untuk menyelesaikannya adalah mengenali masalah yang kamu hadapi.

Nah, untuk lebih mempermudah, kamu bisa membuat list masalah-masalah yang kamu alami. Misalnya, kamu kesulitan menyelesaikan tugas akhir, lalu tentukan rintangan apa saja yang menyebabkan kamu kesulitan melaluinya. Misalnya dosen yang sulit ditemui atau kamu kurang bisa membagi waktumu dengan baik.

Apa yang Kamu Harapkan dari Masalahmu?

Yang kedua, tentukan harapan dan tujuan yang ingin kamu capai. Kamu dapat memulainya dari tujuan yang paling sederhana, misalnya bagaimana kamu bisa membagi waktumu agar bisa memiliki banyak waktu menyelesaikan tugas akhir. Lalu lanjutkan pada tujuan lainnya sehingga dapat mencapai tujuan inti.

Mulai Pikirkan Solusi Apa Saja yang Dapat Dilakukan

thefearlessman.com

Oke. Lalu, bagaimana kamu bisa membagi waktumu? Tulislah beberapa opsi solusi yang dapat kamu lakukan untuk menyelesaikan satu persatu masalahmu. Misalnya mengatur jam tidur, mengurangi waktu bermain, dan lainnya.

Lakukan Solusi yang Sudah Kamu Siapkan!

Ya, kamu sudah tau apa masalah yang kamu hadapi, apa saja rintangan yang kamu  hadapi, dan juga solusi yang kamu siapkan. Sekarang saatnya kamu memulai untuk merealisasikan solusi-solusi tersebut. Ketika satu masalahmu terselesaikan, kamu bisa memulai untuk menyelesaikan masalah lainnya, begitu seterusnya, hingga semua masalah terselesaikan.

Cek Apakah Solusi yang Sudah Kamu Lakukan Berhasil Mengatasi Masalah Hidup Kamu

Sekarang kamu telah melakukan solusimu, kamu perlu memastikan apakah solusi tersebut berfungsi. Terkadang rencana yang paling baik tidak selalu berjalan dengan sempurna, jadi sebaiknya kamu mengeceknya kembali. Jika belum berhasil, cari apa yang membuatnya belum berhasil, mengoreksinya, dan kemudian melakukan solusi itu kembali.

Bercerita dengan Orang Terdekat Bisa Sangat Membantumu, loh

coworktable.com

PSY-ers, beberapa orang kadang merasa enggan dan takut untuk menceritakan masalahnya ke orang lain. Hilangkan ketakutanmu saat kamu akan bercerita pada orang lain.

Saat kamu mulai menceritakan masalahmu, kamu akan merasa lega, bebanmu berkurang atau mungkin bisa mendapat saran yang dapat membantu menyelesaikan masalahmu.

Jangan Ragu Mengkonsultasikan Masalahmu kepada Psikolog Profesional

Jika cara-cara mengatasi masalah hidup di atas tidak dapat membantumu, jangan ragu untuk mengunjungi psikolog ya! Saat kamu mengunjungi psikolog, kamu dapat leluasa menceritakan masalah hidupmu. Bahkan kamu juga bisa mendapatkan solusi yang dapat sangat membantumu.

Oke, sekarang kamu sudah tahu ya bagaimana cara mengatasi masalah hidup yang kamu alami. Ingat, jangan memendam masalahmu terlalu lama. Ceritakan pada orang terdekatmu dan jangan pernah ragu, ya, untuk mengkonsultasikannya kepada ahli.

Have a Nice Day!

Disadur dari:

  1. Solving Life’s Problems: A 5-Step Guide to Enhanced Well-Being by A.M. Nezu, C.M. Nezu, and T.J. D’Zurilla. Springer Publishing.
  2. //anxietycanada.com/articles/how-to-solve-daily-life-problems/
  3. //www.fkm.ui.ac.id/doktor-fkm-ui-teliti-model-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-depresi-kecemasan-dan-stres-mahasiswa-s1/

Written by Syarifah Muadzah, mahasiswa psikologi yang berusaha lulus tepat waktu.

Konten ini merupakan kerjasama antara Fakultas Psikologi Universitas Ciputra dengan Riliv. Riliv adalah startup konseling online dengan psikolog nomor 1 di Indonesia. Riliv senantiasa mengajak masyarakat untuk lebih sadar dengan kesehatan mental mereka. Kunjungi //riliv.co/rilivstory untuk informasi lebih lanjut.

Merdeka.com - Seiring persebaran virus corona yang semakin pesat, banyak orang melakukan langkah antisipasif. Hal ini dilakukan tidak hanya agar mereka tidak tertular, namun juga agar tidak menulari orang lain.

Langkah yang paling umum dilakukan adalah melalui social distancing atau menjaga jarak dengan orang lain. Namun pada beberapa orang yang khawatir diri mereka memiliki infeksi virus corona dan berisiko menularkannya pada orang lain, mereka melakukan isolasi diri.

Dalam hal ini, tak jarang mereka menjauhkan diri dari keluarga. Selain itu, mereka juga bekerja dan bersekolah dari rumah.

Isolasi diri yang dijalankan ini juga membatasi mereka dari keluar dan berinteraksi dengan orang lain. Hal ini tentu membuat risiko sejumlah masalah kesehatan mental jadi meningkat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri mengeluarkan panduan untuk kesehatan mental bagi orang yang mengisolasi diri. Kebosanan dan stres mungkin muncul dari kondisi sendirian ini sehingga terdapat hal yang harus dilakukan untuk menghindari masalah lebih berat.

Mengatasi masalah mental yang terjadi ini bisa membuatmu melalui masa isolasi diri dengan kesehatan yang tetap terjaga. Dilansir dari Independent, terdapat sejumlah hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi masalah yang mungkin muncul akibat isolasi diri ini.

2 dari 8 halaman

Ketika bekerja dari rumah dan mengisolasi diri, Dr. Lucy Atcheson, psikolog konseling menyebut bahwa melewatkan kebiasan sehari-hari yang biasa kamu lakukan bisa menimbulkan masalah.

"Ketika kamu tengah di perjalanan ke tempat kerja, kamu mungkin berhenti di coffe shop favoritmu atau menyapa seseorang di rumah, hal kecil ini kamu lakukan setiap hari tanpa disadari," jelas Dr. Atcheson.

"Ketika kamu sendirian di rumah, hal tersebut tak terjadi dan efek kumulatifnya cukup besar," sambungnya.

Untuk mengatasi hal ini, lakukan kebiasaan kecil baru di rumah secara rutin. Kamu bisa mulai berolahraga, membaca buku, atau menyapa teman melalui media sosial.

3 dari 8 halaman

Ketika berada di rumah, kamu bisa saja menghabiskan waktu berlama-lama di sofa tanpa bergerak. Hal itu diperparah konsumsi makanan tak seimbang serta ngemil sepanjang hari.

"Lakukan yang terbaik untuk makan sehat. Jika tidak ada orang yang bisa membawakanmu makanan, kamu bisa mencari supermarket sekitar yang menyediakan jasa pesan antar," terang Emma Carrington dari Mental Health UK.

4 dari 8 halaman

"Kesehatan fisik dan mental kita berhubungan sehingga sebisa mungkin buat rutinitas yang melibatkan olahraga fisik," terang Stephen Buckley, kepala bagian informasi di Mind.

"Walau kamu tak bisa menghabiskan waktu dengan orang lain, manfaatkan sebisa mungkin ruang pribadi luar ruangan yang kamu miliki seperti taman atau balkon jika kamu memilikinya, pasalnya dekat dengan alam bisa membantu perilakumu," sambungnya.

Sebagai alternatif, Buckley menyarankan untuk melihat keluar jendela untuk melihat burung. Kamu juga bisa melakukannya dengan membuka jendela dan membiarkan udara segar masuk ke ruangan.

5 dari 8 halaman

Membuat kegiatan dan rutinitas baru bisa sangat membantu ketika kamu mengisolasi diri di rumah. Kamu disarankan untuk tidak hanya sekadar bangun tidur, mandi, bekerja, makan, dan terus melakukannya.

Buat rutinitas baru yang bisa sangat berguna untukmu dan memiliki hal yang ditunggu. Kamu juga sebaiknya tidak menghabiskan seluruh waktumu di depan layar baik berupa laptop atau smartphone.

Kamu bisa mulai melakukan aktivitas seperti membaca buku, mendengarkan podcast, belajar memasak, menulis, atau sejumlah hal lainnya.

6 dari 8 halaman

Mengisolasi diri bukan berarti bahwa kamu melepaskan diri sepenuhnya dari hubungan dengan orang lain. Kamu tetap bisa melakukan kontak dengan teman atau keluarga hanya saja dalam bentuk yang berbeda.

Kamu bisa berbicara dengan mereka untuk mengungkapkan perasaanmu sehingga masalahmu bisa berkurang. Hubungi mereka melalui email, media sosial, atau telepon.

7 dari 8 halaman

Berita yang kamu baca bisa berdampak pada kondisi mentalmu. Jika kamu tidak membatasi berita yang masuk terutama dari media sosial, maka mentalmu yang tengah lelah karena isolasi diri bisa semakin menurun.

Terlalu banyak berita yang masuk terutama berita buruk bisa berdampak buruk bagimu. Hal ini bakal semakin buruk ketika berita yang kamu konsumsi ternyata berita hoax.

8 dari 8 halaman

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA