Berapa lama hidung tidak bisa mencium bau karena flu

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/NENAD CAVOSKI

Ilustrasi anosmia, salah satu gejala Covid-19

KOMPAS.com - Anosmia adalah kondisi saat hidung tidak bisa mencium bau atau indra penciuman tak peka.

Ketika hidung tidak bisa mencium bau, kualitas hidup seseorang praktis ikut menurun.

Pengidap anosmia tak bisa membaui aroma makanan, sulit mencium wangi bunga aau parfum, sampai tak menyadari bahaya kebakaran atau gas bocor.

Baca juga: Butuh Waktu Berapa Lama Anosmia Bisa Sembuh?

Melansir NetMeds, anosmia terjadi ketika saraf yang bertugas mengirimkan sinyal dari hidung ke otak mengalami kerusakan.

Penyebab anosmia bisa karena hidung tersumbat, masalah pada sinus, tumor di dekat saraf penciuman, cedera otak, atau Covid-19.

Untuk anosmia Covid-19, kondisi hidung tidak bisa mencium bau bisa berlangsung dalam hitungan hari sampai berbulan-bulan lamanya.

Tak hanya mengganggu indra penciuman, anosmia kerap memengaruhi selera makan. Sehingga, pengidapnya bisa kehilangan selera makan, malnutrisi, atau frustasi.

Bagi Anda yang tengah bergelut dengan anosmia, ada beberapa perawatan mengatasi hidung tidak bisa mencium bau yang bisa dijajal di rumah. Berikut beberapa obat anosmia alami:

1. Latihan mencium bau

Melansir Healthline, latihan mencium bau adalah salah satu obat anosmia alami yang bisa diandalkan.

Latihan ini menggunakan empat jenis benda yang memiliki aroma kuat di rumah.

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/NENAD CAVOSKI

Ilustrasi anosmia, salah satu gejala Covid-19

KOMPAS.com - Anosmia adalah kondisi saat hidung tidak bisa mencium bau atau indra penciuman tidak berfungsi.

Penyebab anosmia bisa berasal dari masalah kesehatan seperti flu, sinusitis, efek samping sejumlah obat, stroke, sampai tumor.

Selain itu, anosmia juga bisa jadi gejala Covid-19 atau infeksi virus Corona SARS-CoV-2.

Baca juga: 6 Obat Anosmia Alami untuk Mengatasi Hidung Tidak Bisa Mencium Bau

Hidung tidak bisa mencium bau dapat mengurangi kualitas hidup. Pasalnya, orang jadi kehilangan selera makan saat anosmia. Tak hanya itu, terkadang penderitanya bisa sampai depresi.

Sebelum mengulas apakah anosmia bisa sembuh sendiri, simak penjelasan bagaimana orang bisa mengalami anosmia.

Melansir Cleveland Clinic, penyebab anosmia yang utama yakni berasal dari infeksi virus seperti flu sampai Covid-19.

Hidung tidak bisa mencium bau biasanya muncul dari hidung tersumbat atau peradangan pada hidung.

Peradangan tersebut membuat saluran pernapasan bengkak dan menghambat kinerja reseptor bau di hidung. Biasanya, anosmia muncul saat awal infeksi virus seperti flu dan Covid-19.

Satu penelitian menyebutkan, penderita Covid-19 yang mengalami anosmia cenderung memiliki gejala yang lebih ringan ketimbang penderita tanpa gangguan indra penciuman.

Baca juga: Cara Mengobati Anosmia dengan Latihan Mencium Bau

Apakah anosmia bisa sembuh sendiri?

Melansir Michigan Medicine, anosmia terkadang bisa sembuh sendiri tanpa terapi khusus setelah kondisi penyakitnya membaik.

Iveta Rahmalia Senin, 21 Juni 2021 | 21:21 WIB

Teman-teman mungkin sering mendengar istilah medis anosmia, yaitu kondisi saat seseorang tidak bisa mencium bau. (freepik.com)

Bobo.id - Teman-teman mungkin sering mendengar istilah medis anosmia, yaitu kondisi saat seseorang tidak bisa mencium bau. Anosmia sering dikaitkan dengan gejala COVID-19. 

Berapa lama waktu yang dibutuhkan agar anosmia bisa sembuh atau indra penciuman kembali normal? Sebelum cari tahu jawabannya, cari tahu dulu fakta-fakta anosmia.

Pada kebanyakan orang, anosmia ini terjadi secara sementara, tapi ada juga yang tidak.

Hilangnya kemampuan indra penciuman ini bisa berdampak pada hal lain, lo. Misalnya rasa makanan yang kita makan.

Baca Juga: 4 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau, Salah Satunya Gangguan Saraf

Jadi, orang yang mengalami anosmia juga biasanya tidak bisa merasakan makanan. 

Kondisi anosmia juga bisa berbahaya apabila kita tidak bisa mengenali bau dari kebocoran gas, asap api kebakaran, atau bahkan makanan yang sudah basi.

Page 2

Page 3

freepik.com

Teman-teman mungkin sering mendengar istilah medis anosmia, yaitu kondisi saat seseorang tidak bisa mencium bau.

Bobo.id - Teman-teman mungkin sering mendengar istilah medis anosmia, yaitu kondisi saat seseorang tidak bisa mencium bau. Anosmia sering dikaitkan dengan gejala COVID-19. 

Berapa lama waktu yang dibutuhkan agar anosmia bisa sembuh atau indra penciuman kembali normal? Sebelum cari tahu jawabannya, cari tahu dulu fakta-fakta anosmia.

Pada kebanyakan orang, anosmia ini terjadi secara sementara, tapi ada juga yang tidak.

Hilangnya kemampuan indra penciuman ini bisa berdampak pada hal lain, lo. Misalnya rasa makanan yang kita makan.

Baca Juga: 4 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau, Salah Satunya Gangguan Saraf

Jadi, orang yang mengalami anosmia juga biasanya tidak bisa merasakan makanan. 

Kondisi anosmia juga bisa berbahaya apabila kita tidak bisa mengenali bau dari kebocoran gas, asap api kebakaran, atau bahkan makanan yang sudah basi.

“Anosmia menjadi salah satu gejala saat gangguan pernapasan mengalami gangguan kesehatan. COVID-19 dan flu biasa pun dapat menyebabkan seseorang mengalami anosmia. Lalu, bagaimana cara membedakan gejala anosmia COVID-19 dengan flu biasa? Kamu bisa memperhatikan gejala lain yang menyertai anosmia. Segera lakukan pemeriksaan jika kamu mengalami anosmia.”

Halodoc, Jakarta – Kehilangan indra penciuman untuk sementara atau yang dikenal sebagai anosmia adalah salah satu gejala awal COVID-19. Namun tidak hanya itu, pengidap flu pun dapat mengalami anosmia. Penyakit ini rentan dialami oleh seseorang yang mengalami penyakit pada bagian saluran pernapasan.

Kondisi alergi dan pilek menjadi gangguan kesehatan yang rentan menyebabkan anosmia. Namun, bagaimana cara membedakan anosmia yang disebabkan oleh COVID-19 dengan flu biasa? Nah, untuk mengenai perbedaannya simak ulasannya dalam artikel ini. Dengan begitu, kamu dapat menangani anosmia dengan tepat.

Baca juga: Gejalanya Mirip, Ini Bedanya Pneumonia dengan COVID-19

Bedanya Anosmia Gejala COVID-19 dengan Flu Biasa

Para peneliti dari Eropa yang sudah mempelajari gejala yang dialami pasien COVID-19 mengungkapkan bahwa gejala anosmia yang bisa menyertai penyakit COVID-19 memiliki ciri yang unik dan berbeda dari yang dialami oleh orang yang sedang mengalami demam atau flu parah. 

Berikut ini bedanya anosmia yang menjadi gejala COVID-19 dengan gejala flu biasa:

1.Muncul Secara Tiba-tiba

Hal pertama yang membedakan anosmia yang menjadi gejala COVID-19 dengan flu adalah anosmia akibat COVID-19 cenderung muncul secara tiba-tiba dan parah. 

Gejala anosmia biasanya muncul sekitar 2–14 hari setelah terpapar virus corona. Namun, gejala tersebut biasanya terjadi secara tiba-tiba, meskipun kamu tidak mengalami masalah dalam bernapas. Sementara itu pada kasus flu, anosmia biasanya diawali dengan hidung meler atau tersumbat yang bisa menghilangkan kemampuan penciuman kamu. 

2. Disertai dengan Gejala Dysgeusia

Selain itu, anosmia yang terjadi akibat virus corona juga cenderung parah. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Rhinology yang mencoba mencari perbedaan antara anosmia pada COVID-19 dan pilek, meneliti kemampuan penciuman dan pengecapan pada 10 pasien COVID-19, 10 pasien flu atau pilek, dan 10 orang sehat. Hasilnya adalah hilangnya fungsi penciuman pada pasien COVID-19 lebih parah. 

Anosmia pada pengidap COVID-19 juga disertai dengan gejala dysgeusia, yaitu hilangnya kemampuan indra pengecap dalam merasakan makanan, khususnya membedakan rasa pahit dan manis.

Sementara itu pada pasien pilek, menurunnya kemampuan indera pengecap tidak terjadi. Hanya sedikit pasien pilek yang mengalami penurunan fungsi indra pengecap, tetapi mereka masih bisa membedakan rasa pahit dan manis. 

Para ahli menduga gejala dysgeusia pada pasien COVID-19 terjadi karena virus corona memengaruhi sel-sel saraf yang terlibat langsung dengan sensasi penciuman dan rasa.

Baca juga: Gejala Tak Umum Corona yang Harus Diwaspadai

3.Bukan Disebabkan oleh Hidung Tersumbat

Perbedaan lain antara anosmia pada COVID-19 dan pilek adalah hilangnya indra penciuman pada saat flu disebabkan karena hidung dan saluran napas tersumbat. Sementara anosmia yang terjadi pada pengidap COVID-19 dikaitkan dengan sistem saraf pusat.

Profesor Carl Philpott dari University of East Anglia’s Norwich Medical School sekaligus ketua dari studi tersebut, mengungkapkan bahwa virus corona sebelumnya sudah diketahui bisa memengaruhi sistem saraf pusat berdasarkan tanda-tanda neurologis yang dikembangkan oleh beberapa pasien.

Penyakit tersebut mirip dengan SARS yang dilaporkan bisa masuk ke otak melalui reseptor bau di hidung. Jadi, anosmia yang terjadi pada beberapa pengidap COVID-19 diduga berkaitan dengan pengaruh virus tersebut pada sistem saraf pusat.

Itulah perbedaan gejala anosmia COVID-19 dengan flu biasa. Bukan hanya anosmia, pengidap COVID-19 juga akan mengalami beberapa gejala lain yang menyertai. Mulai dari demam, menggigil, napas menjadi lebih pendek, kesulitan bernapas, kelelahan terus-menerus, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung berair, mual, muntah, dan diare. Jika kamu mengalami beberapa gejala diatas, segera lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat untuk memastikan penyebab anosmia. Jangan lupa melakukan isolasi mandiri sambil menunggu hasil pemeriksaan, ya. 

Baca juga: Flu Vs COVID-19, Mana yang Lebih Berbahaya?

Jika kamu dinyatakan mengalami COVID-19 sebaiknya tetap tenang dan jangan panik. Gunakan Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter melalui video call atau chat langsung. Kamu bisa mendapatkan resep yang tepat untuk pengobatan agar kondisi kesehatan semakin membaik. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Referensi:BBC News. Diakses pada 2021. Coronavirus smell loss 'different from cold and flu'.Health24. Diakses pada 2021. Loss of smell from Covid-19 differs from common coldCenters for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. COVID-19.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA