Bahan pengawet dalam pembuatan ikan asin adalah naci yang dalam istilah biasa disebut

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Selain bahan pengawet di atas, masih ada jenis pengawet alternatif yang diperoleh dari bahan pangan segar seperti bawang putih, gula pasir, asam jawa dan kluwak. Bahan-bahan ini dapat mencegah perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk. Mari kita kenali satu persatu masing-masing jenis pengawet alami:

  1. Garam Dapur

    Garam dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida (NaCl). Garam dapur merupakan bumbu utama setiap masakan yang berfungsi memberikan rasa asin. Selain meningkatkan cita rasa garam juga berfungsi sebagai pengawet. Sifat garam dapur adalah higroskopis atau menyerap air, sehingga adanya garam akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme mati karena dehidrasi.  Garam dapur juga dapat menghambat dan menghentikan reaksi autolisis yang dapat mematikan bakteri yang ada di dalam bahan pangan. 

    Penggunaan garam sebagai pengawet biasanya dikenal dengan istilah penggaraman, seperti yang dilakukan pada proses pembuatan ikan asin, telur asin, atau asinan sayuran dan buah. Cara penggunaanya sangat sederhana, tinggal menambahkan garam dalam jumlah tinggi ke dalam bahan pangan yang akan diawetkan.

  2. Gula Pasir

    Gula pasir adalah butiran menyerupai kristal yang merupakan hasil pemanasan dan pengeringan sari tebu atau bit. Anda tentu sudah tahu bentuk gula pasir, yaitu butiran berwarna putih yang tersusun atas 99.9% sakarosa murni. Selain dijual dalam bentuk butiran, gula pasir juga dijual dalam bentuk tepung, populer dengan sebutan gula halus.

    Fungsi gula pasir biasanya ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk memberikan rasa manis. Namun selain memberikan rasa, gula pasir juga berfungsi sebagai pengawet. Sama halnya dengan garam, sifat gula pasir adalah higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi dan akhirnya mati.

    Penggunaan gula sebagai pengawet, lazim disebut dengan istilah penggulaan. Penggunaanya bisa ditaburkan atau dicampur dan dilarutkan dengan bahan makanan atau minuman yang akan diawetkan. Contoh produk yang diawetkan dengan penggulaan adalah manisan, selai, dodol, permen, sirup dan jeli.

  3. Cuka

    Cuka adalah produk hasil fermentasi dari bakteri acetobacter. Banyak jenis cuka beredar di pasaran, seperti cuka apel, cuka hitam, cuka aren dan cuka limau. Masing-masing cuka ini diperoleh dari bahan dasar fermentasi yang berbeda. Adalagi satu jenis cuka yang sering digunakan untuk memasak yang disebut juga cuka masak. Cuka jenis ini adalah cuka sintetis/kimiawi dengan rasa asam yang sangat kuat. Biasanya cuka mengandung asam asetat 98%.

    Selain memberikan rasa asam pada masakan dan minuman, cuka juga bisa digunakan sebagai bahan pengawet. Produk yang biasanya diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi,  jelly dan minuman. Penggunaanya disesuaikan dengan jenis produk yang diawetkan. Selain meningkatkan daya simpan, cuka juga dapat mempertahankan warna atau mencegah reaksi browning/pencokelatan pada buah dan sayuran. Dengan penambahan cuka, sayuran dan buah akan lebih bertahan warnanya.

  4. Bawang Putih

    Bawang putih (Allium sativum) merupakan bumbu dapur yang sangat populer. Aroma dan rasanya yang khas, dapat memberikan citarasa lezat dan harum pada masakan. Selain sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat efektif sebagai pengawet.  Hal ini desebabkan karena bawang putih dapat menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri. Kandungan allicin di dalam bawang putih sangat efektif mematikan bakteri gram positif dan gram negatif. Bawang putih juga bersifat antimikroba E.coli, Shigella sonnei, Staphylococcus sureus dan Aerobacter aerogenes. Manfaat lainya adalah dapat mengurangi jumlah bakteri aerob, kaliform dan mikroorganisme lainya sehingga bahan makanan yang ditambahkan bawang putih akan lebih awet. Penggunaannya mudah. Tambahkan bawang putih ke dalam potongan daging atau ikan dan simpan di dalam freezer. Dengan cara ini daging atau ikan bisa bertahan 20 hari.

  5. Kluwak

    Selain sebagai bumbu dan pemberi warna, kluwak (Pangium edule Reinw) juga bisa digunakan sebagai pengawet. Kluwak biasanya digunakan sebagai pengawet ikan segar. Ikan segar yang diawetkan dengan kluwak bisa bertahan hingga enam hari. Cara penggunaanya, buah kluwak dicincang halus, dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam perut ikan yang telah dibersihkan isi perutnya. Biasanya pengawetan ikan segar dengan kluwak dilakukan oleh pada nelayan di daerah Banten. Nelayan biasanya mengawetkan ikan untuk pengiriman ikan jarak jauh. Pengawetan dengan kluwak seringkali dikombinasikan dengan penggaraman dan pendinginan. 

  6. Pengeringan

    Selain menggunakan bahan pangan alami, pengawetan bahan pangan juga bisa dilakukan dengan metode pengeringan. Pengeringan adalah cara pengawetan bahan makanan paling praktis, aman, murah dan sehat. Hampir semua bahan pangan baik sayuran, buah, kacang-kacangan hingga daging dapat diawetkan dengan metode pengeringan. Tujuannya adalah mengurangi sebagian air dalam bahan pangan hingga 10-15 % sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat hidup.

    Metodenya bisa dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari maupun panas oven. Bahan pangan yang dikeringkan seperti ubi, sayuran dan buah diiris tipis-tipis kemudian dijemur atau dioven dalam suhu rendah (di bawah 40 derajat celcius)  hingga kering. Selanjutnya bahan pangan tinggal disimpan di tempat yang sejuk, kering dan tertutup rapat. Bahan pangan yang dikeringkan biasanya bertahan  hingga 1 bulan.

Metode pengawetan makanan baik yang alami atau yang buatan akan mempengaruhi kualitas gizi yang terkandung, terutama vitamin dan mineral - zat gizi yang mudah rusak jika diawetkan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, mengkonsumsi bahan pangan segar adalah cara terbaik untuk mendapatkan asupan nutrisi optimal.

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang pada umumnya membusuk dalam waktu singkat bisa disimpan di suhu kamar kepada jangka waktu berbulan-bulan, walaupun pada umumnya mesti ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan lebih lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak yang lain.

Bagian pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka macam ikan yang biasa diasinkan, adun ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang akbar pada umumnya dibelah atau dipotong-potong lebih dulu supaya garam gampang meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Bagian ini berlanjut hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan melepas bagian autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi kepada meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Makin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, makin cepat bagian masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan lebih adun apabila digunakan garam kristal kepada mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) lebih gampang diserap dan menghasilkan ikan asin dengan mutu yang lebih adun. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dsb yang bisa menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Makin tebal daging ikan, bagian pengasinan akan membutuhkan waktu yang makin lama dan garam yang lebih banyak. Sehingga ikan-ikan akbar pada umumnya dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang gampang keluar, sehingga bagian pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam yang masuk bisa terlalu banyak sehingga ikan dijadikan terlalu asin dan kaku.Makin tinggi suhu daging ikan, makin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional hampir selalu membutuhkan pertolongan sinar matahari kepada mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tidak dijadikan busuk.

Persoalannya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, banyak ikan yang tidak terawetkan dengan adun, menurun mutunya, dan bahkan dijadikan busuk.

Kepada mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil perlintasan pintas memakai bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya untuk kesehatan ini digunakan sbg pengawet tambahan kepada mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang berkelebihan dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang terjamin merupakan khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dibuat secara massal di Indonesia.

Lihat pula

Referensi

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Tautan luar

  • Kisah ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 2

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat bisa disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya mesti ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan lebih lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak yang lain.

Bagian pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka macam ikan yang biasa diasinkan, adun ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang akbar biasanya dibelah atau dipotong-potong lebih dulu supaya garam gampang meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Bagian ini berlanjut hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan melepas bagian autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi untuk meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Makin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, makin cepat bagian masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan lebih adun apabila digunakan garam kristal untuk mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) lebih gampang diserap dan menghasilkan ikan asin dengan mutu yang lebih adun. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dsb yang bisa menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Makin tebal daging ikan, bagian pengasinan akan membutuhkan waktu yang makin lama dan garam yang lebih banyak. Sehingga ikan-ikan akbar biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang gampang keluar, sehingga bagian pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam yang masuk bisa terlalu banyak sehingga ikan dijadikan terlalu asin dan kaku.Makin tinggi suhu daging ikan, makin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional hampir selalu membutuhkan pertolongan sinar matahari untuk mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tidak dijadikan busuk.

Persoalannya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, banyak ikan yang tidak terawetkan dengan adun, menurun mutunya, dan bahkan dijadikan busuk.

Untuk mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil perlintasan pintas memakai bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya untuk kesehatan ini digunakan sbg pengawet tambahan untuk mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang berkelebihan dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang terjamin merupakan khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dibuat secara massal di Indonesia.

Lihat pula

Referensi

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Tautan luar

  • Kisah ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 3

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat bisa disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya mesti ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan lebih lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak yang lain.

Bagian pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka macam ikan yang biasa diasinkan, adun ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang akbar biasanya dibelah atau dipotong-potong lebih dulu supaya garam gampang meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Bagian ini berlanjut hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan melepas bagian autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi untuk meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Makin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, makin cepat bagian masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan lebih adun apabila digunakan garam kristal untuk mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) lebih gampang diserap dan menghasilkan ikan asin dengan mutu yang lebih adun. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dsb yang bisa menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Makin tebal daging ikan, bagian pengasinan akan membutuhkan waktu yang makin lama dan garam yang lebih banyak. Sehingga ikan-ikan akbar biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang gampang keluar, sehingga bagian pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam yang masuk bisa terlalu banyak sehingga ikan dijadikan terlalu asin dan kaku.Makin tinggi suhu daging ikan, makin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional hampir selalu membutuhkan pertolongan sinar matahari untuk mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tidak dijadikan busuk.

Persoalannya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, banyak ikan yang tidak terawetkan dengan adun, menurun mutunya, dan bahkan dijadikan busuk.

Untuk mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil perlintasan pintas memakai bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya untuk kesehatan ini digunakan sbg pengawet tambahan untuk mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang berkelebihan dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang terjamin merupakan khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dibuat secara massal di Indonesia.

Lihat pula

Referensi

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Tautan luar

  • Kisah ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 4

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang pada umumnya membusuk dalam waktu singkat bisa disimpan di suhu kamar kepada jangka waktu berbulan-bulan, walaupun pada umumnya mesti ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan lebih lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak yang lain.

Bagian pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka macam ikan yang biasa diasinkan, adun ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang akbar pada umumnya dibelah atau dipotong-potong lebih dulu supaya garam gampang meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Bagian ini berlanjut hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan melepas bagian autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi kepada meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Makin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, makin cepat bagian masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan lebih adun apabila digunakan garam kristal kepada mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) lebih gampang diserap dan menghasilkan ikan asin dengan mutu yang lebih adun. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dsb yang bisa menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Makin tebal daging ikan, bagian pengasinan akan membutuhkan waktu yang makin lama dan garam yang lebih banyak. Sehingga ikan-ikan akbar pada umumnya dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang gampang keluar, sehingga bagian pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam yang masuk bisa terlalu banyak sehingga ikan dijadikan terlalu asin dan kaku.Makin tinggi suhu daging ikan, makin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional hampir selalu membutuhkan pertolongan sinar matahari kepada mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tidak dijadikan busuk.

Persoalannya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, banyak ikan yang tidak terawetkan dengan adun, menurun mutunya, dan bahkan dijadikan busuk.

Kepada mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil perlintasan pintas memakai bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya untuk kesehatan ini digunakan sbg pengawet tambahan kepada mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang berkelebihan dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang terjamin merupakan khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dibuat secara massal di Indonesia.

Lihat pula

Referensi

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Tautan luar

  • Kisah ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 5

Ikan masih diasapkan

Ikan asap adalah ikan yang diawetkan dengan pengasapan. Salmon biasa diasap bagi membuat lox, dan beberapa spesies ikan seperti bandeng, hering, makerel, tongkol, tenggiri, dan gabus juga biasa diasap panas. Ikan asap jumlah ditemukan dalam masakan Rusia, Yahudi, Indonesia, dan Skandinavia, begitupun dari Eropa Timur dan Tengah.

Lihat pula


edunitas.com

Page 6

Ikan masih diasapkan

Ikan asap yaitu ikan yang diawetkan dengan pengasapan. Salmon biasa diasap bagi menciptakan lox, dan beberapa spesies ikan seperti bandeng, hering, makerel, tongkol, tenggiri, dan gabus juga biasa diasap panas. Ikan asap jumlah ditemukan dalam masakan Rusia, Yahudi, Indonesia, dan Skandinavia, begitupun dari Eropa Timur dan Tengah.

Lihat pula


edunitas.com

Page 7

Ikan masih diasapkan

Ikan asap yaitu ikan yang diawetkan dengan pengasapan. Salmon biasa diasap bagi menciptakan lox, dan beberapa spesies ikan seperti bandeng, hering, makerel, tongkol, tenggiri, dan gabus juga biasa diasap panas. Ikan asap jumlah ditemukan dalam masakan Rusia, Yahudi, Indonesia, dan Skandinavia, begitupun dari Eropa Timur dan Tengah.

Lihat pula


edunitas.com

Page 8

Ikan masih diasapkan

Ikan asap adalah ikan yang diawetkan dengan pengasapan. Salmon biasa diasap bagi membuat lox, dan beberapa spesies ikan seperti bandeng, hering, makerel, tongkol, tenggiri, dan gabus juga biasa diasap panas. Ikan asap jumlah ditemukan dalam masakan Rusia, Yahudi, Indonesia, dan Skandinavia, begitupun dari Eropa Timur dan Tengah.

Lihat pula


edunitas.com

Page 9

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan jumlah garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat mampu disimpan di suhu kamar bagi jangka waktu berbulan-bulan, meskipun biasanya harus ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan semakin lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak lainnya.

Anggota pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka macam ikan yang biasa diasinkan, adil ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang luhur biasanya dibelah atau dipotong-potong semakin dulu supaya garam mudah meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Anggota ini berlanjut sampai tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan membubarkan anggota autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi bagi meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat anggota masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan semakin adil apabila digunakan garam kristal bagi mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) semakin mudah diresap dan memproduksi ikan asin dengan mutu yang semakin adil. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan sebagainya yang mampu menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Semakin tebal daging ikan, anggota pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang semakin jumlah. Sehingga ikan-ikan luhur biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar mempunyai daging yang semakin lunak dan cairan tubuh yang mudah keluar, sehingga anggota pengasinan mampu semakin cepat. Namun juga garam yang masuk mampu terlalu jumlah sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.Semakin tinggi suhu daging ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional hampir selalu membutuhkan bantuan sinar matahari bagi mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tidak menjadi busuk.

Persoalannya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, jumlah ikan yang tidak terawetkan dengan adil, menurun mutunya, dan bahkan menjadi busuk.

Bagi mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil jalan pintas menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan ini digunakan bagi pengawet tambahan bagi mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang amat sangat dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang terlindung adalah khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dibuat secara massal di Indonesia.

Lihat pula

Pustaka

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Pranala luar

  • Cerita ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 10

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan jumlah garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar bagi jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan semakin lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak lainnya.

Anggota pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, adil ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang luhur biasanya dibelah atau dipotong-potong semakin dulu supaya garam mudah meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Anggota ini berlanjut sampai tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan anggota autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi bagi meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat anggota masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan semakin adil apabila digunakan garam kristal bagi mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) semakin mudah diresap dan menghasilkan ikan asin dengan mutu yang semakin adil. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan sebagainya yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Semakin tebal daging ikan, anggota pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang semakin jumlah. Sehingga ikan-ikan luhur biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar mempunyai daging yang semakin lunak dan cairan tubuh yang mudah keluar, sehingga anggota pengasinan dapat semakin cepat. Namun juga garam yang masuk dapat terlalu jumlah sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.Semakin tinggi suhu daging ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional hampir selalu membutuhkan bantuan sinar matahari bagi mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tidak menjadi busuk.

Persoalannya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, jumlah ikan yang tidak terawetkan dengan adil, menurun mutunya, dan bahkan menjadi busuk.

Bagi mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil jalan pintas menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan ini digunakan bagi pengawet tambahan bagi mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang amat sangat dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang terlindung adalah khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dibuat secara massal di Indonesia.

Lihat pula

Pustaka

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Pranala luar

  • Cerita ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 11

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan jumlah garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar bagi jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan semakin lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak lainnya.

Anggota pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, adil ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang luhur biasanya dibelah atau dipotong-potong semakin dulu supaya garam mudah meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Anggota ini berlanjut sampai tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan anggota autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi bagi meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat anggota masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan semakin adil apabila digunakan garam kristal bagi mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) semakin mudah diresap dan menghasilkan ikan asin dengan mutu yang semakin adil. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan sebagainya yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Semakin tebal daging ikan, anggota pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang semakin jumlah. Sehingga ikan-ikan luhur biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar mempunyai daging yang semakin lunak dan cairan tubuh yang mudah keluar, sehingga anggota pengasinan dapat semakin cepat. Namun juga garam yang masuk dapat terlalu jumlah sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.Semakin tinggi suhu daging ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional hampir selalu membutuhkan bantuan sinar matahari bagi mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tidak menjadi busuk.

Persoalannya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, jumlah ikan yang tidak terawetkan dengan adil, menurun mutunya, dan bahkan menjadi busuk.

Bagi mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil jalan pintas menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan ini digunakan bagi pengawet tambahan bagi mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang amat sangat dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang terlindung adalah khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dibuat secara massal di Indonesia.

Lihat pula

Pustaka

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Pranala luar

  • Cerita ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 12

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan jumlah garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat mampu disimpan di suhu kamar bagi jangka waktu berbulan-bulan, meskipun biasanya harus ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan semakin lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak lainnya.

Anggota pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka macam ikan yang biasa diasinkan, adil ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang luhur biasanya dibelah atau dipotong-potong semakin dulu supaya garam mudah meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Anggota ini berlanjut sampai tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan membubarkan anggota autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi bagi meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat anggota masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan semakin adil apabila digunakan garam kristal bagi mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) semakin mudah diresap dan memproduksi ikan asin dengan mutu yang semakin adil. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan sebagainya yang mampu menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Semakin tebal daging ikan, anggota pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang semakin jumlah. Sehingga ikan-ikan luhur biasanya dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar mempunyai daging yang semakin lunak dan cairan tubuh yang mudah keluar, sehingga anggota pengasinan mampu semakin cepat. Namun juga garam yang masuk mampu terlalu jumlah sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.Semakin tinggi suhu daging ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional hampir selalu membutuhkan bantuan sinar matahari bagi mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tidak menjadi busuk.

Persoalannya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, jumlah ikan yang tidak terawetkan dengan adil, menurun mutunya, dan bahkan menjadi busuk.

Bagi mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil jalan pintas menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan ini digunakan bagi pengawet tambahan bagi mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang amat sangat dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang terlindung adalah khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dibuat secara massal di Indonesia.

Lihat pula

Pustaka

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Pranala luar

  • Cerita ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 13

Ikan sedang diasapkan

Ikan asap yaitu ikan yang diawetkan dengan pengasapan. Salmon biasa diasap untuk membuat lox, dan beberapa spesies ikan seperti bandeng, hering, makerel, tongkol, tenggiri, dan gabus juga biasa diasap panas. Ikan asap banyak ditemukan dalam masakan Rusia, Yahudi, Indonesia, dan Skandinavia, begitupun dari Eropa Timur dan Tengah.

Lihat juga


edunitas.com

Page 14

Ikan sedang diasapkan

Ikan asap adalah ikan yang diawetkan dengan pengasapan. Salmon biasa diasap untuk membuat lox, dan beberapa spesies ikan seperti bandeng, hering, makerel, tongkol, tenggiri, dan gabus juga biasa diasap panas. Ikan asap banyak ditemukan dalam masakan Rusia, Yahudi, Indonesia, dan Skandinavia, begitupun dari Eropa Timur dan Tengah.

Lihat juga


edunitas.com

Page 15

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin yaitu bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang kebanyakan membusuk dalam ketika singkat bisa disimpan di suhu kamar untuk jangka ketika berbulan-bulan, walaupun kebanyakan mesti ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan semakin lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak lainnya.

Ronde pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, patut ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang akbar kebanyakan dibelah atau dipotong-potong semakin dahulu supaya garam gampang meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Ronde ini berlanjut hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan ronde autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi untuk meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Makin tinggi konsentrasi garam yang dipakai, makin cepat ronde masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan semakin patut apabila dipakai garam kristal untuk mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) semakin gampang diserap dan menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang semakin patut. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dsb-nya yang bisa menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Makin tebal daging ikan, ronde pengasinan akan membutuhkan ketika yang makin lama dan garam yang banyakan. Sehingga ikan-ikan akbar kebanyakan dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar mempunyai daging yang semakin lunak dan cairan tubuh yang gampang keluar, sehingga ronde pengasinan bisa semakin cepat. Namun juga garam yang masuk bisa terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.Makin tinggi suhu daging ikan, makin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional nyaris selalu membutuhkan bantuan sinar matahari untuk mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tak menjadi busuk.

Masalahnya matahari tak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, banyak ikan yang tak terawetkan dengan patut, menurun kualitasnya, dan bahkan menjadi busuk.

Untuk mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil jalan pintas memakai bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya untuk kesehatan ini dipakai sbg pengawet tambahan untuk mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang berlebihan dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang lepas dari bahaya yaitu khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dihasilkan secara massal di Indonesia.

Lihat juga

Pustaka

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Pranala luar

  • Kisah ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 16

Tags (tagged): ikan berminyak, unkris, dalam ikan, berminyak, ikan berminyak ikan, teri salmon, makerel, ikan berminyak merupakan, sumber, daging, putih, 4 referensi what, s an, oily, fish food standards, 07 20, diakses, 20 07 27, bahan bacaan, terkait, clover, center of, studies standards, agency, bupa article on, oily fish, george, ikan

Page 17

Tags (tagged): ikan berminyak, unkris, dalam ikan, berminyak, ikan berminyak ikan, teri salmon, makerel, ikan berminyak merupakan, sumber, daging, putih, 4 referensi what, s an, oily, fish food standards, 07 20, diakses, 20 07 27, bahan bacaan, terkait, clover, center of, studies standards, agency, bupa article on, oily fish, george, ikan

Page 18

Tags (tagged): ikan berminyak, unkris, dalam ikan, berminyak, ikan berminyak ikan, teri salmon, makerel, ikan berminyak merupakan, sumber, daging, putih, 4 referensi what, s an, oily, fish food standards, 07 20, diakses, 20 07 27, bahan bacaan, terkait, clover, pusat ilmu, pengetahuan standards, agency, bupa article on, oily fish, george, ikan

Page 19

Tags (tagged): ikan berminyak, unkris, dalam ikan, berminyak, ikan berminyak ikan, teri salmon, makerel, ikan berminyak merupakan, sumber, daging, putih, 4 referensi what, s an, oily, fish food standards, 07 20, diakses, 20 07 27, bahan bacaan, terkait, clover, pusat ilmu, pengetahuan standards, agency, bupa article on, oily fish, george, ikan

Page 20

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin yaitu bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang kebanyakan membusuk dalam ketika singkat bisa disimpan di suhu kamar untuk jangka ketika berbulan-bulan, walaupun kebanyakan mesti ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan semakin lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak lainnya.

Ronde pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, patut ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang akbar kebanyakan dibelah atau dipotong-potong semakin dahulu supaya garam gampang meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Ronde ini berlanjut hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan ronde autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi untuk meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Makin tinggi konsentrasi garam yang dipakai, makin cepat ronde masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan semakin patut apabila dipakai garam kristal untuk mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) semakin gampang diserap dan menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang semakin patut. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dsb-nya yang bisa menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Makin tebal daging ikan, ronde pengasinan akan membutuhkan ketika yang makin lama dan garam yang banyakan. Sehingga ikan-ikan akbar kebanyakan dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar mempunyai daging yang semakin lunak dan cairan tubuh yang gampang keluar, sehingga ronde pengasinan bisa semakin cepat. Namun juga garam yang masuk bisa terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.Makin tinggi suhu daging ikan, makin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional nyaris selalu membutuhkan bantuan sinar matahari untuk mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tak menjadi busuk.

Masalahnya matahari tak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, banyak ikan yang tak terawetkan dengan patut, menurun kualitasnya, dan bahkan menjadi busuk.

Untuk mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil jalan pintas memakai bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya untuk kesehatan ini dipakai sbg pengawet tambahan untuk mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang berlebihan dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang lepas dari bahaya yaitu khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dihasilkan secara massal di Indonesia.

Lihat juga

Pustaka

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Pranala luar

  • Kisah ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 21

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang kebanyakan membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun kebanyakan harus ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan semakin lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak lainnya.

Ronde pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, patut ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang akbar kebanyakan dibelah atau dipotong-potong semakin dulu supaya garam remeh meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Ronde ini berlanjut sampai tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan ronde autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi untuk meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Semakin tinggi konsentrasi garam yang dipakai, semakin cepat ronde masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan semakin patut apabila dipakai garam kristal untuk mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) semakin remeh diserap dan menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang semakin patut. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Semakin tebal daging ikan, ronde pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang banyakan. Sehingga ikan-ikan akbar kebanyakan dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar memiliki daging yang semakin lunak dan cairan tubuh yang remeh keluar, sehingga ronde pengasinan dapat semakin cepat. Namun juga garam yang masuk dapat terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.Semakin tinggi suhu daging ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional nyaris selalu membutuhkan bantuan sinar matahari untuk mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tak menjadi busuk.

Masalahnya matahari tak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, banyak ikan yang tak terawetkan dengan patut, menurun kualitasnya, dan bahkan menjadi busuk.

Untuk mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil jalan pintas menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya untuk kesehatan ini dipakai sbg pengawet tambahan untuk mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang amat sangat dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang lepas dari bahaya adalah khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dihasilkan secara massal di Indonesia.

Lihat pula

Pustaka

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Tautan luar

  • Kisah ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 22

Ikan asin di pasar tradisional

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan cara pengawetan ini daging ikan yang kebanyakan membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun kebanyakan harus ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan semakin lama dan terhindar dari kerusakan fisik dampak infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak lainnya.

Ronde pembuatan

Ikan layang tengah direndam dan ditaburi garam. Muara Angke

Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, patut ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang akbar kebanyakan dibelah atau dipotong-potong semakin dulu supaya garam remeh meresap ke dalam daging.

Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Ronde ini berlanjut sampai tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan ronde autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.

Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi untuk meningkatkan keawetannya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Menjemur ikan asin di pelataran PHPT Muara Angke

Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya:

Semakin tinggi konsentrasi garam yang dipakai, semakin cepat ronde masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan semakin patut apabila dipakai garam kristal untuk mengasinkan.Garam dapur murni (NaCl 95%) semakin remeh diserap dan menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang semakin patut. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.Semakin tebal daging ikan, ronde pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang banyakan. Sehingga ikan-ikan akbar kebanyakan dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke dalam daging ikan.Ikan yang kurang segar memiliki daging yang semakin lunak dan cairan tubuh yang remeh keluar, sehingga ronde pengasinan dapat semakin cepat. Namun juga garam yang masuk dapat terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.Semakin tinggi suhu daging ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh ikan.

Ikan asin dan bahan pengawet berbahaya

Pengolahan ikan asin secara tradisional nyaris selalu membutuhkan bantuan sinar matahari untuk mempercepat pengeringan, dan mencegah supaya ikan tak menjadi busuk.

Masalahnya matahari tak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, banyak ikan yang tak terawetkan dengan patut, menurun kualitasnya, dan bahkan menjadi busuk.

Untuk mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil jalan pintas menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya untuk kesehatan ini dipakai sbg pengawet tambahan untuk mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang amat sangat dampak menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.

Alternatif bahan pengawet tambahan yang lepas dari bahaya adalah khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum dihasilkan secara massal di Indonesia.

Lihat pula

Pustaka

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN 979-413-032-X

Tautan luar

  • Kisah ikan asin berformalin, Harian Kompas Nopember 2005 (arsip [1])

edunitas.com

Page 23

Tags (tagged): melanesia, unkris, sampai ke, laut, arafura utara timur, laut australia, rasial, dumont d urville, dianggap tidak, tepat, sebab dia, kaledonia, baru maluku, indonesia, maluku utara indonesia, nusa, diri, mereka, sendiri karena mencerminkan, sejarah, center, of, studies polynesian origins, insights from, the, y chromosome inggris, melanesia center, studies

Page 24

Tags (tagged): melanesia, unkris, sampai ke, laut, arafura utara timur, laut australia, rasial, dumont d urville, dianggap tidak, tepat, sebab dia, kaledonia, baru maluku, indonesia, maluku utara indonesia, nusa, diri, mereka, sendiri karena mencerminkan, sejarah, center, of, studies polynesian origins, insights from, the, y chromosome inggris, melanesia center, studies

Page 25

Melbourne yaitu ibu kota negara bagian Victoria di Australia. Melbourne yaitu kota terpenting kedua dari bidang bisnis dan kedua terbesar di Australia serta kota terbesar di Victoria. Pada bulan Juni, 2011, Melbourne memiliki populasi 4.1 juta jiwa. Warga Melbourne kebanyakan disebut sbg 'Melburnian'. Pengucapan Melbourne yaitu /ˈmɛlbərn/. Motto Melbourne yaitu "Vires acquirit eundo" yang berfaedah "Kita lebih kuat sejalan dengan kemajuan kita.

Melbourne terletak di tidak jauh teluk besar dunia, yaitu 'Port Philip Bay'. Pusatnya benar di muara sungai Yarra, dengan kawasan pinggiran di sekitar teluk ke arah timur dan barat. Benar 30 kotamadya di Melbourne, termasuk Melbourne City Council yang mengucap kawasan kecil terdiri dari kota dalam dan distrik bisnis terpenting.

Melbourne dirikan pada tahun 1835, setelah 47 tahun kolonisasi Inggris di Australia, dan yaitu ibu kota Australia tahun 1901-1927. Namanya diberikan oleh Gubernor NSW Sir Richard Bourke untuk menghormati mantan perdana menteri Inggris, William Lamb, yang Viscount Melbourne kedua. Melbourne dideklarasi sbg kota oleh Ratu Britannia Raya Victoria pada tahun 1847, dan menjadi ibu kota jajahan Victoria pada tahun 1851. Pada masa 'Victorian gold rush' tahun 1850-an, Melbourne menjadi kota sangat besar dan kaya di seluruh dunia.

Melbourne sering dituturkan sbg ibukota aturan sejak dahulu kala istiadat dan olahraga Australia. Pada tahun 1906, 'The Return of the Kelly Gang', film fitur pertama di dunia, dihasilkan di Melbourne. Melbourne juga yaitu pusat Australian rules football, televisi, tarian, dan musik Australia.

Melbourne sudah empat kali memperoleh predikat "The World's Most Liveable Cities" (kota sangat nyaman untuk ditinggali) dari The Economist, yaitu pada 2002 dan 2004. Pada tahun 2011 dan 2012, Melbourne memperoleh tingkat pertama dari The World's Most Liveable Cities. Kawasan metropolis Melbourne juga memiliki jaringan trem listrik terbesar di dunia. Bandar udara utama untuk Melbourne yaitu Bandar Udara Internasional Melbourne. Bandar Udara Avalon, yang terletak di kawasan barat Melbourne, sedang dikembang sbg bandar udara kedua.

Geografi

Simbol Melbourne

Melbourne terletak di bagian tenggara benua Australia dan terletak di sekitar Port Phillip. Kawasan pinggiran Melbourne mengembang mengikuti Yarra River ke arah Yarra dan Dandenong Ranges sedangkan di bagian selatan, perkembangannya terbagi ke dua arah disebabkan lokasi Melbourne sendiri. Ke arah barat terdapat Geelong yang terletak di Bellarine Peninsula sedangkan ke arah timur terdapat Frankston beragam kota yang terletak di pinggir pantai seperti Rye dan Sorrento.

Ujung Bellarine dan Mornington Peninsula hanya dipisahkan suatu selat kecil dan di sela kedua tanjung ini tersedia layanan penyeberangan.

Pemerintahan

Sejarah

Demografi

Pemandangan kota Melbourne

Pemandangan kota Melbourne

Pemandangan kota Melbourne

Warga Melbourne umumnya yaitu turunan dari pendatang dari Britania Raya, khususnya Inggris dan Irlandia yang sudah menetap sejak lama. Namun sejak puluhan dekade terakhir Melbourne mengalami peningkatan dalam jumlah pendatang. Tiga kumpulan pendatang terbesar yaitu dari Yunani, Italia dan Vietnam. Selain itu, benar pula komunitas Tionghoa yang cukup besar di kota ini.

Aturan sejak dahulu kala istiadat dan olahraga

Melbourne dikenal sbg kota yang gila olahraga. Olahraga yang populer di Melbourne termasuk rugbi, kriket, tenis, sepak bola dan bola basket, namun yang sangat populer yaitu Australian Football atau yang akrab dipanggil footy oleh warga Melbourne. Olahraga footy memang identik dengan kota ini dan negara bagian Victoria secara umumnya; lebih dari setengah tim-tim yang jadi pemain di AFL (Liga Australian Football) berasal dari Melbourne. Menyebut football di Melbourne berfaedah merujuk untuk olahraga ini, berlainan dari Sydney atau Canberra, di mana kata tersebut merujuk untuk rugbi.

Melbourne banyak menyelenggarakan kejuaraan olahraga internasional setiap tahunnya, mulai dari Formula 1, Australia Terbuka (tenis), Melbourne Cup (kejuaraan pacuan kuda handicap sangat bergengsi di dunia) sampai pertandingan kriket pada bulan Desember yang terkenal. Pada tahun 2003, Melbourne yaitu salah satu kota yang menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia Rugbi. Pada tahun 2006, Melbourne akan menyelenggarakan Pesta Olahraga Persemakmuran. Sebelumnya, kota ini pernah menyelenggarakan Olimpiade pada tahun 1956.

Setiap tahunnya kota ini menyelenggarakan beberapa festival yang cukup terkenal, di selanya Festival Komedi Internasional Melbourne dan Festival Film Internasional Melbourne. Selain itu, Melbourne juga telah melahirkan beberapa artis ternama seperti AC/DC dan Kylie Minogue.

Transportasi

Jalan

Kebanyakan warga Melbourne tergantung pada mobil sbg mode transportasi utama, khususnya di kawasan luar yang memiliki kebanyakan mobil. Automobil pribadi semakin popular sejak masa zaman ke-20, mengakibatkan pengembangan luas ke suluruh kawasan metropolis Melbourne. Dewasa ini, Melbourne memiliki sistem jalan dan motorway yang luas, dipakai ooleh mobil pribadi, taksi, bis dan truk. Jalan raya terbesar ikut Eastern Freeway, Monash Freeway, West Gate Freeway, termasuk jembatan West Gate, dan Metropolitan Ring Road. Dua motorway, yaitu EastLink dan CityLink memungut tol.

Untuk ke kota lain di Australia dengan kendaraan, Melbourne memiliki jaringan jalan lepas hambatan yang sangat memadai. Sela Melbourne dan Sydney dapat melewati Hume Highway yang juga melewati kota lain seperti Goulburn dan Yass. Untuk ke Adelaide, tersedia Princes Highway.

Angkutan Umum

Stasiun Flinders Street.

Transportasi umum di Melbourne dilayani oleh kereta api, trem, dan bus. Layanan ini sudah terintegrasi dalam jaringan bernama PTV sehingga satu karcis Myki dapat dipakai untuk ketiga layanan tersebut.

Stasiun utama kereta api Melbourne yaitu Flinders St., dan kerata api antarnegara berangkat dari Stasiun Southern Cross. Jalur kereta api pertama dibangun sela kota Melbourne dan Sandhurst pada tahun 1853. Masa ini, jaringan kawasan metropolis ikut 200 stasiun dan 16 jalur yang memusatkan di 'City Loop', bagian jalur bawah tanah yang mengelilingi pusat kota. Dari stasiun Southern Cross, benar jalur langsung ke kota Sydney dan Adelaide, serta Geelong, Ballarat, Bendigo, Bairnsdale dan Seymour dengan V/Line.

Melbourne juga memiliki jaringan trem listrik terbesar di dunia, dan satu-satunya di Australia yang terdiri dari beberapa jalur. Pada tahun 2010-11, benar 182.7 juta perjalan naik trem, sepanjang 250km ban, 28 jalur dan 1773 halte trem. Kebanyakan jaringan terletak di median atau tengah jalan, tetapi benar bagian kecil yang memiliki jalur khusus.

Trem Melbourne dianggap artifakt aturan sejak dahulu kala istiadat yang daya tarik ikonis. Di lingkar kota, benar jalur trem gratis yang pakai kereta pusaka.

Udara

Melbourne memiliki beberapa bandara, namun yang sangat besar yaitu Melbourne International Airport atau juga dikenal sbg Tullamarine Airport karena letaknya benar di kawasan Tullamarine yang terletak di barat laut Melbourne. Bandara lainnya yaitu Avalon Airport yang terletak sela Melbourne dan Geelong.

Pariwisata

Melbourne Aquarium.

Beberapa objek pariwisata yang cukup terkenal di Melbourne adalah:

  • Melbourne Cricket Ground, yang juga terkenal dengan sebutan MCG.
  • Albert Park, tempat berlangsungya kejuaraan F1.
  • Rialto Towers, gedung tertinggi ke dua di Melbourne adan di bawahnya terdapat hotel InterContinental.
  • Eureka Tower, apartment sekaligus gedung tertinggi di Melbourne dimana pada puncak gedung lantai 88 wisatawan dapat melihat kota Melbourne dan juga dapat mencoba teras transparant.
  • Federation Square
  • Stasiun Flinders Street, stasiun kereta api utama di Melbourne yang sedang beroperasi sampai saat ini.
  • Perpustakaan Negeri Victoria
  • Gedung Parlemen Victoria
  • Akuarium Melbourne
  • Kasino Crown
  • Museum Melbourne

Sekitar Melbourne

Kawasan sekitar Melbourne juga memiliki atraksi tersendiri seperti:

  • Great Ocean Road, yaitu suatu jalan yang mengikuti jalur pantai di bagian timur Geelong. Beberapa objek wisatanya yaitu
    • Twelve Apostles, yaitu formasi batu yang terjadi karena erosi.
    • Loch Ard Gorge, diambil dari nama kapal yang hanyut di sana yaitu salah satu hasil erosi juga.
    • London Arch, objek wisata ini dulu dikenal dengan nama London Bridge yang juga yaitu hasil erosi. Bebatuan di sana dulu membentuk jembatan dengan suatu penopang alami di tengah namun bagian yang tidak jauh dengan pantai sudah runtuh.
    • Lorne dan Apollo Bay, kedua kota ini terletak di pinggir pantai.
  • Ballarat dengan atraksi Sovereign Hill, suatu objek wisata berupa desa kecil yang menggambarkan zaman perburuan emas dahulu.
  • Bendigo
  • Pulau Phillip, tempat di mana pengunjung dapat melihat penguin dari tidak jauh.
  • Yarra Ville

Pranala luar

 
 

edunitas.com

Page 26

Melbourne adalah ibu kota negara bagian Victoria di Australia. Melbourne adalah kota terpenting kedua dari bidang bisnis dan kedua terbesar di Australia serta kota terbesar di Victoria. Pada bulan Juni, 2011, Melbourne memiliki populasi 4.1 juta jiwa. Warga Melbourne kebanyakan disebut sbg 'Melburnian'. Pengucapan Melbourne adalah /ˈmɛlbərn/. Motto Melbourne adalah "Vires acquirit eundo" yang berfaedah "Kita lebih kuat sejalan dengan kemajuan kita.

Melbourne terletak di tidak jauh teluk besar dunia, yaitu 'Port Philip Bay'. Pusatnya benar di muara sungai Yarra, dengan kawasan pinggiran di sekitar teluk ke arah timur dan barat. Benar 30 kotamadya di Melbourne, termasuk Melbourne City Council yang mengucap kawasan kecil terdiri dari kota dalam dan distrik bisnis terpenting.

Melbourne dirikan pada tahun 1835, setelah 47 tahun kolonisasi Inggris di Australia, dan adalah ibu kota Australia tahun 1901-1927. Namanya diberikan oleh Gubernor NSW Sir Richard Bourke untuk menghormati mantan perdana menteri Inggris, William Lamb, yang Viscount Melbourne kedua. Melbourne dideklarasi sbg kota oleh Ratu Britannia Raya Victoria pada tahun 1847, dan menjadi ibu kota jajahan Victoria pada tahun 1851. Pada masa 'Victorian gold rush' tahun 1850-an, Melbourne menjadi kota paling besar dan kaya di seluruh dunia.

Melbourne sering dituturkan sbg ibukota aturan sejak dahulu kala istiadat dan olahraga Australia. Pada tahun 1906, 'The Return of the Kelly Gang', film fitur pertama di dunia, dihasilkan di Melbourne. Melbourne juga adalah pusat Australian rules football, televisi, tarian, dan musik Australia.

Melbourne sudah empat kali memperoleh predikat "The World's Most Liveable Cities" (kota paling nyaman untuk ditinggali) dari The Economist, yaitu pada 2002 dan 2004. Pada tahun 2011 dan 2012, Melbourne memperoleh tingkat pertama dari The World's Most Liveable Cities. Kawasan metropolis Melbourne juga memiliki jaringan trem listrik terbesar di dunia. Bandar udara utama untuk Melbourne adalah Bandar Udara Internasional Melbourne. Bandar Udara Avalon, yang terletak di kawasan barat Melbourne, sedang dikembang sbg bandar udara kedua.

Geografi

Simbol Melbourne

Melbourne terletak di bagian tenggara benua Australia dan terletak di sekitar Port Phillip. Kawasan pinggiran Melbourne mengembang mengikuti Yarra River ke arah Yarra dan Dandenong Ranges sedangkan di bagian selatan, perkembangannya terbagi ke dua arah disebabkan lokasi Melbourne sendiri. Ke arah barat terdapat Geelong yang terletak di Bellarine Peninsula sedangkan ke arah timur terdapat Frankston beragam kota yang terletak di pinggir pantai seperti Rye dan Sorrento.

Ujung Bellarine dan Mornington Peninsula hanya dipisahkan suatu selat kecil dan di sela kedua tanjung ini tersedia layanan penyeberangan.

Pemerintahan

Sejarah

Demografi

Pemandangan kota Melbourne

Pemandangan kota Melbourne

Pemandangan kota Melbourne

Warga Melbourne umumnya adalah turunan dari pendatang dari Britania Raya, khususnya Inggris dan Irlandia yang sudah menetap sejak lama. Namun sejak puluhan dekade terakhir Melbourne mengalami peningkatan dalam jumlah pendatang. Tiga kumpulan pendatang terbesar adalah dari Yunani, Italia dan Vietnam. Selain itu, benar pula komunitas Tionghoa yang cukup besar di kota ini.

Aturan sejak dahulu kala istiadat dan olahraga

Melbourne dikenal sbg kota yang gila olahraga. Olahraga yang populer di Melbourne termasuk rugbi, kriket, tenis, sepak bola dan bola basket, namun yang paling populer adalah Australian Football atau yang akrab dipanggil footy oleh warga Melbourne. Olahraga footy memang identik dengan kota ini dan negara bagian Victoria secara umumnya; lebih dari setengah tim-tim yang jadi pemain di AFL (Liga Australian Football) berasal dari Melbourne. Menyebut football di Melbourne berfaedah merujuk untuk olahraga ini, berlainan dari Sydney atau Canberra, di mana kata tersebut merujuk untuk rugbi.

Melbourne banyak menyelenggarakan kejuaraan olahraga internasional setiap tahunnya, mulai dari Formula 1, Australia Terbuka (tenis), Melbourne Cup (kejuaraan pacuan kuda handicap paling bergengsi di dunia) sampai pertandingan kriket pada bulan Desember yang terkenal. Pada tahun 2003, Melbourne adalah salah satu kota yang menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia Rugbi. Pada tahun 2006, Melbourne akan menyelenggarakan Pesta Olahraga Persemakmuran. Sebelumnya, kota ini pernah menyelenggarakan Olimpiade pada tahun 1956.

Setiap tahunnya kota ini menyelenggarakan beberapa festival yang cukup terkenal, di selanya Festival Komedi Internasional Melbourne dan Festival Film Internasional Melbourne. Selain itu, Melbourne juga telah melahirkan beberapa artis ternama seperti AC/DC dan Kylie Minogue.

Transportasi

Jalan

Kebanyakan warga Melbourne tergantung pada mobil sbg mode transportasi utama, khususnya di kawasan luar yang memiliki kebanyakan mobil. Automobil pribadi semakin popular sejak masa zaman ke-20, mengakibatkan pengembangan luas ke suluruh kawasan metropolis Melbourne. Dewasa ini, Melbourne memiliki sistem jalan dan motorway yang luas, dipakai ooleh mobil pribadi, taksi, bis dan truk. Jalan raya terbesar ikut Eastern Freeway, Monash Freeway, West Gate Freeway, termasuk jembatan West Gate, dan Metropolitan Ring Road. Dua motorway, yaitu EastLink dan CityLink memungut tol.

Untuk ke kota lain di Australia dengan kendaraan, Melbourne memiliki jaringan jalan lepas hambatan yang sangat memadai. Sela Melbourne dan Sydney dapat melewati Hume Highway yang juga melewati kota lain seperti Goulburn dan Yass. Untuk ke Adelaide, tersedia Princes Highway.

Angkutan Umum

Stasiun Flinders Street.

Transportasi umum di Melbourne dilayani oleh kereta api, trem, dan bus. Layanan ini sudah terintegrasi dalam jaringan bernama PTV sehingga satu karcis Myki dapat dipakai untuk ketiga layanan tersebut.

Stasiun utama kereta api Melbourne adalah Flinders St., dan kerata api antarnegara berangkat dari Stasiun Southern Cross. Jalur kereta api pertama dibangun sela kota Melbourne dan Sandhurst pada tahun 1853. Masa ini, jaringan kawasan metropolis ikut 200 stasiun dan 16 jalur yang memusatkan di 'City Loop', bagian jalur bawah tanah yang mengelilingi pusat kota. Dari stasiun Southern Cross, benar jalur langsung ke kota Sydney dan Adelaide, serta Geelong, Ballarat, Bendigo, Bairnsdale dan Seymour dengan V/Line.

Melbourne juga memiliki jaringan trem listrik terbesar di dunia, dan satu-satunya di Australia yang terdiri dari beberapa jalur. Pada tahun 2010-11, benar 182.7 juta perjalan naik trem, sepanjang 250km ban, 28 jalur dan 1773 halte trem. Kebanyakan jaringan terletak di median atau tengah jalan, tetapi benar bagian kecil yang memiliki jalur khusus.

Trem Melbourne dianggap artifakt aturan sejak dahulu kala istiadat yang daya tarik ikonis. Di lingkar kota, benar jalur trem gratis yang pakai kereta pusaka.

Udara

Melbourne memiliki beberapa bandara, namun yang paling besar adalah Melbourne International Airport atau juga dikenal sbg Tullamarine Airport karena letaknya benar di kawasan Tullamarine yang terletak di barat laut Melbourne. Bandara lainnya adalah Avalon Airport yang terletak sela Melbourne dan Geelong.

Pariwisata

Melbourne Aquarium.

Beberapa objek pariwisata yang cukup terkenal di Melbourne adalah:

  • Melbourne Cricket Ground, yang juga terkenal dengan sebutan MCG.
  • Albert Park, tempat berlangsungya kejuaraan F1.
  • Rialto Towers, gedung tertinggi ke dua di Melbourne adan di bawahnya terdapat hotel InterContinental.
  • Eureka Tower, apartment sekaligus gedung tertinggi di Melbourne dimana pada puncak gedung lantai 88 wisatawan dapat melihat kota Melbourne dan juga dapat mencoba teras transparant.
  • Federation Square
  • Stasiun Flinders Street, stasiun kereta api utama di Melbourne yang sedang beroperasi sampai saat ini.
  • Perpustakaan Negeri Victoria
  • Gedung Parlemen Victoria
  • Akuarium Melbourne
  • Kasino Crown
  • Museum Melbourne

Sekitar Melbourne

Kawasan sekitar Melbourne juga memiliki atraksi tersendiri seperti:

  • Great Ocean Road, adalah suatu jalan yang mengikuti jalur pantai di bagian timur Geelong. Beberapa objek wisatanya adalah
    • Twelve Apostles, adalah formasi batu yang terjadi karena erosi.
    • Loch Ard Gorge, diambil dari nama kapal yang hanyut di sana adalah salah satu hasil erosi juga.
    • London Arch, objek wisata ini dulu dikenal dengan nama London Bridge yang juga adalah hasil erosi. Bebatuan di sana dulu membentuk jembatan dengan suatu penopang alami di tengah namun bagian yang tidak jauh dengan pantai sudah runtuh.
    • Lorne dan Apollo Bay, kedua kota ini terletak di pinggir pantai.
  • Ballarat dengan atraksi Sovereign Hill, suatu objek wisata berupa desa kecil yang menggambarkan zaman perburuan emas dahulu.
  • Bendigo
  • Pulau Phillip, tempat di mana pengunjung dapat melihat penguin dari tidak jauh.
  • Yarra Ville

Pranala luar

 
 

edunitas.com

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA