Bagaimana sikap anak terhadap orang tua yang sudah uzur

Ahad , 12 Jul 2015, 16:01 WIB

Wordpress.com

Berbakti kepada orang tua (ilustrasi).

Red: Agung Sasongko

Oleh: Hasan Basri Tanjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada akhir Ramadhan, kerinduan kepada orang tua semakin menggelora. Menjelang Lebaran, banyak orang selalu berupaya mudik ke kampung halaman untuk menemui mereka dan meminta maaf atau ziarah ke kuburan mereka yang telah tiada.

Jika tidak bisa, lewat telepon pun cukuplah mengobati rindu. Bertebaran ayat-ayat yang menyuruh kita berbakti kepada orang tua. Bahkan, bakti kepada orang tua ditempatkan setelah bakti kepada Allah SWT. (QS 17: [23-24]).Tak bernilai syukur kepada Allah jika tak disertai syukur kepada orang tua (QS 31:14, 46:15). Kita sering kali lupa jasa-jasa mereka sewaktu kecil dulu. Apalagi, jasa seorang ibu yang susah payah mengandung, melahirkan bersimbah darah, dan menyusui dalam kesulitan.Pengorbanan mereka tak akan pernah terbalas walau dengan apa pun. Konon, seorang lelaki bertanya Khalifah Umar Bin Khattab.“Wahai Amirul Mukminin, ibuku berusia lanjut, akulah yang menjadi kendaraan, menggendong, memapah dan membersihkan kotorannya. Apakah dengan demikian aku sudah berterima kasih atas jasa-jasanya? Beliau menjawab, “Belum!” “Mengapa begitu wahai Amirul Mukminin?” Tanya lelaki itu. Beliau menjawab, “Sebab engkau melakukannya sambil berdoa agar Allah mengambil nyawanya. Sedangkan, ia melakukan itu dahulu sambil berdoa agar Allah memanjangkan umurmu.” (HR Abi Ad-Dunya).Kedudukan dan sikap anak terhadap orang tua bisa dikelompokkan menjadi empat macam. Pertama, anak yang beruntung. Mereka anak yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup dalam ketaatan kepada Allah dan mendidik mereka hingga menjadi manusia dewasa. Mereka menyadari bahwa ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua bahkan surga pun berada di telapak kaki ibunya (HR At-Tirmidzi).Ada pula yang tidak sempat berbakti karena orang tuanya telah tiada pada saat mereka masih kecil atau belum mampu untuk membahagiakan hingga akhir hayatnya. Saya termasuk di dalamnya. Meski begitu, saya masih beruntung ketemu mereka.Kedua, anak yang kurang beruntung. Merekalah anak yang tak sempat melihat wajah ayah atau ibunya. Mereka lahir sebagai yatim atau piatu karena ayah telah tiada dan ibunya wafat di saat melahirkannya atau pergi ke negeri nan jauh.Mereka tidak sempat merasakan belas kasih sayang orang tua hingga mereka besar dalam pengasuhan kerabat atau panti sosial. Namun, mereka tetap merindukan orang tuanya dan selalu berdoa agar kuburannya dijadikan taman surga dan kelak bertemu di surga.Ketiga, anak yang tak beruntung. Merekalah anak yang lahir di tengah orang tua yang masih hidup, namun tidak dibesarkan dengan kasih sayang. Mereka diterlantarkan, dibuang, dianiaya hingga ada yang meregang nyawa.Mereka diperlakukan tidak manusiawi dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Begitupun anak yang lahir dari perbuatan zina orang tuanya, dibuang di tempat sampah atau ditinggalkan di jalanan. Hingga dewasa, mereka tak tahu siapa orang tuanya.Keempat, anak yang tak tahu diuntung. Merekalah anak yang dilahirkan dan dibesarkan dengan kasih sayang dan mengenyam pendidikan yang tinggi. Namun, setelah berjaya, mereka justru melupakan orang tuanya. Merekalah anak durhaka yang tak tahu diuntung dan tak pandai berterima kasih. Allah akan murka kepada mereka dan mengambil karunia-Nya secara perlahan tapi pasti, dan di akhirat kelak mereka tak mencium aroma surga (HR Al-Hakim). Na'udzibillahi min dzalik.

Bertobat dan minta maaflah sekarang juga. Cium tangan dan peluk tubuhnya, jika perlu bersujud di kakinya. Sebesar apa pun kesalahan, orang tua selalu berkenan memaafkan. Nanti, kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga. Allahu a'lam bishshawab.

  • hikmah
  • berbakti pada orang tua

Setelah dibesarkan dengan penuh kasih sayang sejak masih dalam buaian, ketika dewasa, sudah saatnya untuk merawat orang tua dengan cara yang sama.

Dalam Islam, hal ini disebut dengan birrul walidain, yang artinya berbakti kepada orangtua.

Bukan hanya menunggu melihat orang tua menjadi renta.

Tapi, wujud bakti ini dapat dilakukan kapan pun oleh seorang anak sebagi bentuk rasa kasih sayang dan syukurnya sebagai hamba Allah SWT.

Menurut American Psychological Association, ada banyak manfaat dari merawat orang tua.

Manfaatnya antara lain adalah memberikan kepuasan karena mengetahui bahwa orang yang dicintai mendapatkan perawatan yang sangat baik.

Merawat orang tua juga membuat pribadi anak yang sudah dewasa semakin bertumbuh dan semakin memiliki tujuan hidup serta hidup yang lebih bermakna.

ADVERTISEMENT

Baca Juga: Dampak Buruk Psikologis Anak Akibat Pertengkaran Orangtua

Hukum Merawat Orang Tua Menurut Islam

Foto: Seekersguidance.org

Merawat orang tua atau birrul walidain merupa amalan yang utama.

Hukumnya fardhu ain dan amalan ini merupakan hak orang tua atas anak-anaknya.

Orang tua, apalagi jika sudah sepuh, merupakan gerbang untuk masuk ke dalam surga.

Rasulullah SAW bersabda:

رَغِمَ أَنْفُهُ ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ،ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ “. قِيلَ : مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا، ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ “.

Artinya: ”Celaka seseorang itu (diulang tiga kali).

Sahabat bertanya: siapa yang celaka wahai Rasulullah?

Beliau menjawab: orang yang mendapati salah satu orang tuanya atau dua-duanya dalam keadaan tua, kemudian (anak tersebut) tidak masuk surga.” (HR Muslim)

Imam Nawawi dalam Almanhaj mengatakan hadis ini akan memotivasi seseorang untuk melakukan birrul walidain dan menjelaskan besarnya pahala merawat orang tua.

Jadi, merawat orang tua hingga sudah sepuh merupakan sebab masuknya seseorang ke dalam surga.

Keutamaan berbakti kepada orang tua menurut sebagian ulama merupakan amalan yang dapat menggugurkan dosa-dosa besar.

Oleh karena itu, orang yang diberi hidayah oleh Allah SWT untuk berbakti kepada orang tua seakan mendapat ghanimah atau harta yang sangat besar.

ADVERTISEMENT

Keberhasilan berbakti kepada orang tua tergantung kepada ketelatenan dan kesabaran seseorang.

Semakin tua usia orang tua, maka harus semakin telaten dan sabar dalam menghadapinya.

Allah SWT berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا * وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ

Artinya: “Dan Allah telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah kepada selainNYA, dan hendaknya kamu berbuat baik kepada orang tuamu.

Jika salah seorang diantara keduanya atau dua-duanya hidup sampai usianya lanjut, maka janganlah sekali-kali mengatakan kepada mereka ucapan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang.“ (QS Al-Isra’: 23-24)

Ayat ini menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua ketika mereka telah lanjut usia memerlukan kesabaran lebih.

Jadi, perlu sekali menjaga perkataan dan sikap dan meningkatkan kesabaran tanpa keluh kesah

Baca Juga: Mengenal Sekolah Parenting untuk Orang Tua

Ayat dan Hadis tentang Merawat Orang Tua

Foto: Khn.org

Dalam banyak ayat, Allah SWT mengingatkan agar manusia berbuat baik pada kedua orangtuanya.

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS: Luqman: 14)

Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh hina, sungguh hina, kemudian sungguh hina, orang yang mendapatkan salah seorang atau kedua orang tuanya lanjut usia di sisinya (semasa hidupnya), namun ia (orang tuanya) tidak memasukkannya ke Surga.” (HR Ahmad)

Melihat hal tersebut, dalam ayat yang lain Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk bersyukur kepada kedua orang tua setelah bersyukur kepada-Nya:

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Artinya: “Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman: 14)

Bukan hanya sebagai bentuk rasa syukur, merawat orang tua atau birrul walidain ini juga bahkan setara dengan jihad atau perang di jalan Allah SAW.

Suatu ketika, seorang sahabat bernama Jahimah pernah datang kepada Nabi dan berkata: “Ya Rasulullah aku ingin ikut perang dan aku datang kepadamu untuk meminta saran.”

Rasulullah pun bertanya: “Apakah kamu masih mempunyai ibu?”.

Dia menjawab: “Ya, masih.”

Maka beliau bersabda, “Kalau begitu, temanilah ia, karena surga itu terletak di kedua kakinya.” (HR Ahmad).

Baca Juga: 5 Perilaku Orangtua yang Mengganggu Psikologi Anak

Bagaimana Cara Merawat Orang Tua di Rumah?

Foto: Muslimmatters.org

Merawat orang tua bukan hal yang mudah, karena ada hal-hal khusus yang perlu diperhatikan agar keduanya tetap aman, nyaman dan bahagia.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan saat memutuskan untuk merawat orang tua di rumah.

1. Beri Kamar yang Nyaman

Sebagai tempat beristirahat, kamar harus dibuat senyaman mungkin.

Untuk itu, berikanlah suasana yang nyaman di dalam kamar orang tua.

Tidak perlu perabotan yang mewah.

Berikanlah ranjang dengan kasur yang empuk, karena orang yang lanjut usia selalu bermasalah dengan penyakit sendi atau tulang.

Kasur yang nyaman bisa meminimalisir risiko cedera sendi atau tulang yang bisa membahayakan.

Penting juga untuk memperhatikan kebersihan kamar dari debu, agar tidak mudah menjadi sarang penyakit.

2. Hindari Lantai yang Licin

Jangan biarkan orang tua beraktivitas di atas lantai yang licin, karena rawan membuatnya terjatuh.

Jika memiliki Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah, anjurkan untuk memeriksa lantai secara berkala.

Mulai dari lantai dapur, kamar mandi, anak tangga, dan beberapa spot yang sering dilalui orang tua.

Penting juga untuk menyediakan kursi di dalam kamar mandi, agar orang tua bisa mandi sambal duduk.

Sebab selain daya keseimbangan orang lanjut usia yang sudah jauh berkurang, risiko jatuh ini juga disebabkan oleh osteoporosis atau pengeroposan tulang yang biasa dialami oleh orang lanjut usia.

3. Ajak Bicara

Di usia senja, sering kali orang tua merasa kesepian karena anak-anaknya sudah tumbuh dewasa dan sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Untuk itu, luangkan sedikit waktu untuk berbicara berdua setiap harinya.

Misalnya dengan menanyakan apa yang sedang dipikirkannya atau yang menjadi keinginannya.

Suatu saat, mungkin waktu tersebut akan dirindukan, apalagi jika orang tua sudah mulai sakit-sakitan.

4. Sembunyikan Konflik Rumah Tangga

Memberikan sisi kenyamanan saat merawat orang tua di rumah bukan hanya perihal materi.

Tapi memberikan kenyamanan secara psikologis pun tidak kalah penting.

Orang tua selalu sensitif ketika melihat anaknya sedang dalam masalah.

Untuk itu, jika sedang ada masalah rumah tangga sebaiknya jangan tunjukan di hadapan orang tua.

5. Berikan Aktivitas

Boleh saja membatasi aktivitas orang tua agar tidak terlalu banyak mengerjakan pekerjaan rumah, karena itu sudah menjadi tugas ART.

Tapi jangan juga melarang untuk melakukan hobinya. Seperti membuat kue, menjahit baju, atau merajut.

Karena jika tidak ada aktivitas, orang tua akan merasa cepat bosan .

6. Perhatikan Asupan Gizinya

Orang yang sudah lanjut usia biasanya harus lebih diperhatikan keseimbangan gizi dalam makanannya.

Terutama bila menderita beberapa penyakit seperti diabetes, darah tinggi, stroke dan penyakit sejenis lainnya.

Penting untuk mengatur menu makan sehatnya agar mereka tetap sehat.

Jika Mama merasa kesulitan untuk membuat makanan diet sesuai dengan penyakit yang dideritanya, sekarang ada banyak healthy catering yang menyediakan menu tersebut.

Mengingat merawat orang tua merupakan hal yang mulia, selalu berhati-hati saat melakukannya.

Semoga segala upaya Moms dalam merawat orang tua, mendapatkan berkah yang luar biasa.

Sumber

  • //www.apa.org/pi/about/publications/caregivers/faq/positive-aspects

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA