Bagaimana Cara lemak menghasilkan energi?

Cookies must be enabled in your browser

Some courses may allow guest access

Kadar glukosa darah akan meningkat sesaat setelah makan. Inilah mengapa jika Anda melakukan pemeriksaan gula darah tidak lama setelah makan, kadar gula darah sewaktu (GDS) Anda akan menunjukkan angka yang tinggi.

Mendeteksi gula darah yang naik, tubuh Anda segera mengirimkan sinyal ke pankreas. Organ pankreas menanggapinya dengan melepaskan insulin. Hormon ini memberitahu sel-sel tubuh bahwa sumber energi utama (glukosa) sudah tersedia.

Selanjutnya, hormon insulin “membukakan pintu” sel tubuh agar glukosa dari darah bisa memasukinya. Di dalam sel, glukosa melewati serangkaian proses kimiawi bersama oksigen untuk menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Inilah produk inti dari proses pembentukan energi.

ATP yaitu molekul pembawa energi yang membuat sel mampu beraktivitas. Tiap sel pada tubuh Anda menggunakan ATP untuk menjalankan fungsinya masing-masing. Contohnya, sel pada lambung menggunakan ATP untuk menggiling makanan.

Sementara itu, sel otot jantung menggunakan ATP untuk memompa darah dan sel otot memanfaatkannya untuk beraktivitas. Apa pun yang Anda lakukan, mulai dari bernapas hingga berolahraga berat, membutuhkan ATP untuk dapat berfungsi.

Tidak semua glukosa langsung diubah menjadi energi

Jika ATP habis, sel-sel tubuh tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Otot-otot tidak mampu berkontraksi dan Anda menjadi lelah. Tubuh harus segera menemukan glukosa dan kembali menjalankan proses pembentukan energi.

Itulah mengapa tubuh tidak selalu mengubah glukosa menjadi energi. Ketika gula darah sedang tinggi-tingginya, insulin juga menjalankan fungsi lain, yakni membantu tubuh mengubah kelebihan gula menjadi cadangan energi yang disebut glikogen.

Cadangan energi ini disimpan di dalam otot, sel lemak, dan hati (liver). Saat tubuh mulai kehabisan ATP, barulah glikogen berubah kembali menjadi glukosa. Glukosa kemudian menjalani proses pembentukan energi seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Semua proses ini akan berjalan dengan seimbang bila konsumsi gula harian Anda sesuai batasan. Namun, apabila Anda mengonsumsi karbohidrat atau makanan manis secara berlebihan, tubuh akan menyimpannya dalam bentuk yang berbeda.

Hati akan mengubah kelebihan glukosa menjadi sejenis lemak yang disebut trigliserida. Dalam jangka panjang, penumpukan trigliserida dan pola makan yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Katabolisme adalah proses alami di dalam tubuh untuk menghasilkan energi. Proses ini memungkinkan tubuh untuk bergerak dan menjalani aktivitas sehari-hari. Nah, untuk memahami lebih jauh tentang katabolisme, mari simak penjelasannya berikut ini.

Berbagai proses biokimia berlangsung di dalam tubuh. Proses ini disebut juga metabolisme. Reaksi metabolisme sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu katabolisme dan anabolisme.

Katabolisme merupakan proses pemecahan molekul-molekul besar dan kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana, dan salah satunya adalah kalori atau energi.

Bentuk sederhana ini kemudian akan digunakan sebagai bahan bakar untuk reaksi anabolisme guna menghasilkan zat atau molekul yang lebih besar.

Reaksi Katabolisme di Tubuh

Makanan dan minuman yang sudah dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh, akan dipecah oleh enzim yang ada di dalam sistem pencernaan. Melalui reaksi katabolisme, protein dipecah menjadi asam amino.

Asam amino bisa digunakan sebagai sumber energi ketika tubuh membutuhkannya. Senyawa ini juga bisa didaur ulang untuk membuat protein atau menjadi urea melalui proses oksidasi.

Selain memecah protein, katabolisme juga bisa memecah glikogen menjadi glukosa. Karbohidrat sederhana ini kemudian akan melalui proses oksidasi yang dinamakan glikolisis. Dari reaksi inilah energi dihasilkan.

Sementara, lemak juga akan melalui proses pemecahan yang disebut hidrolisis. Proses ini menghasilkan asam lemak dan gliserol, yang selanjutnya akan melalui reaksi glikolisis dan reaksi biokimiawi lainnya sehingga terbentuklah energi.

Energi yang dihasilkan dari berbagai proses di atas akan disimpan sebagai molekul adenosine triphospate (ATP). Banyak aspek dari metabolisme, baik anabolisme maupun katabolisme, berkaitan erat dengan produksi dan konsumsi ATP sebagai sumber energi, yang juga berperan sebagai bahan bakar dalam seluruh proses metabolisme.

Olahraga seperti berlari, berenang, dan bersepeda adalah jenis kegiatan yang merupakan latihan katabolis atau kardio. Ketika melakukan aktivitas ini, detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan akan meningkat. Latihan katabolis dapat membantu Anda menjaga kesehatan jantung dan paru-paru.

Namun, sebelum melakukan olahraga kardio, sebaiknya konsultasikan lebih dulu ke dokter, terlebih jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Hormon-Hormon yang Terlibat dalam Reaksi Katabolisme

Dalam proses katabolisme, tubuh membutuhkan bantuan hormon dan zat tertentu. Berikut ini adalah sejumlah hormon yang berperan dalam proses katabolisme:

Kortisol

Hormon ini berperan dalam mengatur metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Hormon yang dikenal sebagai hormon ‘stres’ ini dihasilkan oleh kelenjar adrenal.

Sitokin

Hormon ini mengatur interaksi antarsel dan berperan dalam mengatur sistem kekebalan tubuh. Beberapa jenis sitokin berfungsi untuk merangsang sistem imun, sedangkan beberapa jenis sitokin lainnya berfungsi dalam menekan aktivitas sistem imun.

Glukagon

Hormon ini dihasilkan oleh pankreas dan bersama insulin berfungsi untuk menjaga kadar gula dalam darah.

Adrenalin

Hormon yang dikenal sebagai epinefrin ini dapat meningkatkan detak jantung, menguatkan kontraksi jantung, dan meningkatkan aliran darah ke otot.

Proses katabolisme sangat penting bagi tubuh dalam menghasilkan energi. Dengan energi, jantung bisa berdetak sehingga seluruh jaringan tubuh pun mendapat suplai darah. Berbagai organ tubuh lain, seperti paru-paru, ginjal, dan saluran pencernaan, juga dapat berfungsi secara optimal.

Bila Anda mengalami masalah dengan kesehatan atau gangguan hormon yang dapat memengaruhi proses katabolisme, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, terapkan pola hidup sehat dengan berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan bergizi, dan beristirahat yang cukup.

komponen dalam alat ultrasonografi yang berfungsi untuk memancarkan berkas gelombang ultrasonik sekaligus menerima pantulan gelombang adalah​

Rhyconcoela merupakan organisme bioindikator perairan dan suka berada di air yang bersih. Bagaimana sewaktu-waktu habitat Rhyconcoela tercemar? Apakah … mati atau tetap bertahan hidup, mengingat rhyconcoela merupakan organisme bioindikator perairan bersih

bantu plissss kak butuh banget​

dataran luas yang membentang disebut​

udarasolartanahtumbuhanbensin minyak bumi hewanbatubaraBuatlah pengelompokan berdasarkan data di atas mana ya termasuk sumber daya alam yang dapat di … perbarui dan tidak dapat di perbarui​

proses pencernaan alpukat​

jawab nomor 27 ya Kak​

jawab nomor 24 ya Kak​

tolong dijawab Nomor 16 ya Kak​

jawab no 12 ya kakakkkkkkkkkkk​

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA