Apakah yang dimaksud dengan inflasi dan bagaimana pengukurannya?

Berapa kilogram beras yang terbeli jika Anda memiliki Rp100.000 saat ini? Semisal harga beras sekitar Rp10.000 per kg, Anda mendapatkan 10 kg beras. Bandingkan banyaknya beras yang didapat jika Anda membelanjakan Rp100.000 pada 15—20 tahun lalu.

Saat itu pada tahun 2000—2005 Anda bisa membawa pulang 33—50 kg beras. Artinya, harga beras saat itu Rp2.000—Rp3.000 per kg. Intinya, ada peningkatan harga beras. Tidak hanya beras yang harganya melonjak. Harga aneka jenis kebutuhan pokok masyarakat yang lain seperti minyak goreng dan gula pun meningkat.

Ilustrasi di atas merupakan salah satu contoh dampak inflasi yang bisa kita rasakan. Terlihat betapa nilai uang mengalami penyusutan akibat tingginya harga barang. Sebetulnya, apa itu inflasi dan bagaimana rumus inflasi?

Pengertian Inflasi

Inflasi diartikan secara sederhana oleh Bank Indonesia sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Setidaknya ada tiga syarat yang mesti terpenuhi sehingga bisa disebut telah terjadi inflasi berdasarkan definisi itu. Berikut ini penjelasan tiga syarat itu.

  1. Kenaikan harga. Yaitu kondisi ketika harga suatu barang secara umum lebih tinggi daripada harga di periode sebelumnya.
  2. Bersifat umum. Artinya, terjadi kenaikan harga komoditas yang dikonsumsi masyarakat secara umum, bukan satu komoditas saja.
  3. Berlangsung terus menerus. Maksudnya, kenaikan harga itu terus berlaku relatif lama. Bukan karena momen tertentu seperti hari raya yang menyebabkan harga sembako bertambah. Kasus harga kebutuhan pokok saat hari raya bukan termasuk inflasi.

Jadi, tidak bisa dikatakan inflasi jika kenaikan harga hanya pada satu jenis barang saja atau hanya berlangsung sementara waktu.

Baca juga : Persediaan Barang Dagang Dan Metode Pencatatannya Pada Akuntansi

Jenis-jenis Inflasi

Para ahli mengelompokkan inflasi berdasarkan sifat, sebab terjadi, dan asalnya. Inflasi menurut sifatnya terbagi menjadi empat jenis yaitu rendah, menengah, berat, dan sangat tinggi.

Inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun disebut rendah, sedangkan inflasi yang besarnya 10—30% termasuk inflasi menengah. Adapun inflasi berat jika besarnya 30—100% setiap tahun. Indikator terjadinya inflasi yang sangat tinggi dapat dilihat dari naiknya harga barang secara drastis atau lebih dari 100%.

Dilihat dari penyebabnya, inflasi bisa dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu inflasi akibat tarikan permintaan (demand pull inflation) dan inflasi akibat desakan biaya (cost push inflation). Adapun jika dilihat dari asalnya, inflasi dapat diklasifikasikan menjdai Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation) dan inflasi dari luar negeri (imported inflation).

Baca juga : Mengetahui Perbedaan Metode Perpetual Dan Periodik Pada Akuntansi

Rumus Menghitung Inflasi

Lalu bagaimana cara mengukur inflasi? Setidaknya ada tiga pengukuran inflasi yang biasa digunakan di Indonesia yaitu menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK), Produk Dosmetik Bruto (PDB) Deflator, dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB).

IHK adalah indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dalam periode tertentu. Adapun PDB Deflator adalah indeks yang menunjukkan perkembangan harga di tingkat produsen, dan IHPB mengungkapkan harga yang terjadi pada perdagangan grosir.

Dari ketiga cara itu, metode IHK adalah yang banyak digunakan untuk menghitung inflasi di Indonesia. Agar semakin jelas, yuk pelajari rumus inflasi dengan menggunakan metode pengukuran IHK berikut ini.

Laju Inflasi = [(IHK periode ini-IHK periode sebelumnya)/(IHK periode sebelumnya)] x 100%

Misal diketahui IHK pada bulan Januari 2020 adalah 120,50. Sementara IHK pada bulan Januari 2019 mencapai 116,45. Berapakah inflasi tahunannya?

Untuk menjawab pertanyaan itu, gunakan rumus inflasi yang sudah disebutkan.

Laju Inflasi = [(120,50-116,45)/(116,45) ] x 100% = 3,5%

Nilai 3,5% itulah yang dimaksud dengan inflasi tahunan. Anda juga dapat menggunakan rumus inflasi yang sama untuk mengukur inflasi bulanan.

Baca juga : Gunakan Accurate Online sebagai Solusi Pembukuan Hotel Anda

Kesimpulan

Setelah membaca artikel ini Anda sudah memahami tentang inflasi dan dapat menggunakan rumus inflasi yang biasa digunakan. Inflasi adalah suatu keniscayaan. Salah satu cara menghadapi inflasi adalah dengan mengelola keuangan dengan baik dan benar. Cara lainnya adalah cerdas berinvestasi dan selalu mengetahui isu-isu keuangan terkini.

Untuk memudahkan Anda dalam penentuan harga produk, ada banyak poin yang Anda pertimbangkan selain laju inflasi, hal lain itu adalah seperti harga bahan baku, riset pengembangan produk, dan masih banyak lagi. Pertimbangan ini dapat Anda lihat jika memiliki laporan keuangan bisnis yang terperinci.

Baca juga : Jadikan Pembukuan Bisnis Kosmetik lebih Mudah dengan Accurate Online

Untuk memudahkan Anda membuat laporan keuangan, Anda bisa menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur otomatisasi laporan keuangan dan mudah digunakan, contohnya adalah Accurate Online.

Accurate Online adalah software akutansi berbasis cloud yang mudah digunakan kapan saja dan dimana saja. Dikembangkan sejak 20 tahun lalu dan telah meraih Top Brand Award sejak tahun 2016 sampai sekarang.

Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui link ini.

INFLASI BAHAN POKOK. Merdeka.com

SUMUT | 22 Oktober 2020 14:15 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Ketika dalam suatu negara dilanda krisis moneter, tak heran jika akhirnya negara-negara tersebut mengalami inflasi. Pada masa jatuhnya pemerintahan Orde Baru angka inflasi di Indonesia meningkat tinggi, mencapai lebih dari 75% pada tahun 1998 menurut Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Kristen Petra.

Meski sebelumnya pada dasawarsa 1960-an, Indonesia juga pernah mengalami inflasi yang lebih tinggi yaitu mencapai lebih dari 635% menjadikannya pengalaman yang pahit bagi masyarakat Indonesia.

Mengutip dalam Jurnal Lontar Universitas Indonesia menyatakan tiga hal yang menjadi akibat ketika inflasi terus meningkat. Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat juga turun.

Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi masyarakat dalam mengambil keputusan melakukan konsumsi, investasi dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.

Guna memahami inflasi lebih lengkap, berikut merdeka.com merangkum cara menghitung inflasi beserta pengertian dan cara mengatasinya:

2 dari 4 halaman

Menurut Bank Indonesia, secara sederhana inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya.

Misalnya, meningkatnya harga beras atau harga cabe merah saja belum dapat dikatakan sebagai inflasi. Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum, artinya inflasi harus menggambarkan kenaikan harga sejumlah besar barang dan jasa yang dipergunakan (atau dikonsumsi) dalam suatu perekonomian.

Selain itu apabila kenaikan harga merupakan masalah musiman dan tidak terus menerus juga tidak bisa disimpulkan sebagai inflasi. Inflasi adalah ketika secara terus menerus meski bukan menjelang hari besar atau hari penting lainnya.

BPS menyatakan naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.

3 dari 4 halaman

Cara menghitung inflasi memiliki tiga metode yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK), Produk Dosmetik Bruto (PDB) Deflator, dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB).

Meski demikian, metode yang kerap digunakan adalaj IHK. Angka IHK dihitung berdasarkan survei terhadap harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga IHK adalah angka yang menunjukkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat tersebut.

Adapun PDB Deflator adalah indeks yang menunjukkan perkembangan harga di tingkat produsen, dan IHPB mengungkapkan harga yang terjadi pada perdagangan grosir.

Berikut cara menghitung inflasi dengan metode IHK:

Laju Inflasi = [(IHK periode ini-IHK periode sebelumnya)/(IHK periode sebelumnya)] x 100%

Misal diketahui IHK pada bulan Januari 2020 adalah 140,50. Sementara IHK pada bulan Januari 2019 mencapai 120,55. Berapakah inflasi tahunannya?

Untuk menjawab pertanyaan itu, gunakan rumus inflasi yang sudah disebutkan.

Laju Inflasi = [(140,50-120,55)/(120,55) ] x 100% = 16,5%

Nilai 16,5% itulah yang dimaksud dengan inflasi tahunan. Anda juga dapat menggunakan rumus inflasi yang sama untuk mengukur inflasi bulanan.

4 dari 4 halaman

Setelah mengetahui cara menghitung inflasi, ada baiknya kita memahami bagaimana cara mengatasinya. Salah satunya dengan kebijakan moneter.

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah atau otoritas moneter dengan menggunakan pengubah jumlah uang beredar (money supply) dan tingkat bunga (interest rates) untuk mempengaruhi tingkat permintaan agregat dan mengurangi ketidak-stabilan perekonomian.

Kebijakan moneter dilaksanakan oleh bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan cash reserve ratio/ cash ratio/ persentase likuiditas/ giro wajib minimum, menjual surat- surat berharga (open market operation) dan menaikkan tingkat bunga kredit.

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah. Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mencegah inflasi adalah dengan mengurangi pengeluaran pemerintah, meningkatkan tarif pajak, serta melakukan pinjaman.

Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal

Selain kebijakan fiskal dan moneter, cara mengatasi inflasi oleh pemerintah juga dapat dengan meningkatkan hasil produksi, mempermudah masuknya barang impor, menstabilkan pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum, serta melakukan pengawasan dan distribusi barang.

(mdk/amd)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA