Apakah yang akan terjadi jika konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer melebihi ambang batas

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/ParabolStudio

Ilustrasi dampak perubahan iklim pada bumi

KOMPAS.com - Konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer akan melonjak melewati ambang batas pada tahun ini.

Ini artinya akan melebihi 417 bagian per juta (ppm) atau meningkat sebanyak 50 persen sejak dimulainya aktivitas industri yang meluas di abad ke-18.

Seperti dikutip dari Live Science, Kamis (4/2/2021) perkiraan ini diungkapan oleh Met Office, layanan meteorologi nasional Inggris.

Met Office menggunakan data yang dikumpulkan di Observatorium Mauna Loa di Hawaii.

Baca juga: Terungkap, Dampak Karbon Dioksida pada Bumi 30 Juta Tahun Lalu

Observatorium Mauna Loa sendiri memiliki catatan konsentrasi CO2 di atmosfer terlama di dunia.

Sejak ilmuwan iklim Charles David Keeling memulai pencatatan ini pada tahun 1958, para ilmuwan telah menggunakan data tersebut untuk melacak tingkat CO2 di atmosfer menggunakan Kurva Keeling, sebuah grafik yang telah menjadi simbol ikonik dari pengaruh pertumbuhan umat manusia pada sistem iklim global.

Met Office memaparkan, meski ada sedikit penurunan emisi gas rumah kaca global pada tahun 2020 karena pandemi dan juga La Niña yang terjadi saat ini, tetapi hal tersebut tak cukup untuk mengimbangi kenaikan level CO2 yang terjadi sebelumnya.

Met Office mencatat jumlah total emisi CO2 di seluruh dunia pada tahun 2020 turun 7 persen, namun menurut Met Office emisi hampir kembali ke tingkat sebelum pandami.

Sementara La Niña yang menyebabkan cuaca dingin sejak pertengahan tahun 2020, sebenarnya diharapkan dapat menurunkan laju peningkatan CO2 tahun ini.

Hal ini disebabkan adanya peningkatan sementara sejumlah karbon yang tersimpan di ekosistem, seperti hutan tropis yang tumbuh lebih cepat dalam kondisi lebih dingin.

Baca juga: Mangrove Indonesia Bisa Serap dan Simpan Karbon Dioksida Global

Suara.com - Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer akan melonjak melewati ambang batas pada 2021, melebihi 417 bagian per juta (ppm). Itu mendekati peningkatan 50 persen, sejak dimulainya aktivitas industri yang meluas di abad ke-18.

Perkiraan tersebut berasal dari Met Office, layanan meteorologi nasional untuk Inggris, yang menggunakan data dari Mauna Loa Observatory di Hawaii.

Meskipun ada sedikit penurunan emisi gas rumah kaca global pada 2020 karena pandemi virus Corona (Covid-19) dan peristiwa La Nina saat ini, itu tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan sebelumnya.

"Karena karbon dioksida berada di atmosfer untuk waktu yang sangat lama, emisi setiap tahun bertambah dengan tahun-tahun sebelumnya dan menyebabkan jumlah karbon dioksida di atmosfer terus meningkat," kata Richard Betts, kepala kelompok dampak iklim di Met Office dan pemimpin peneliti untuk prakiraan tersebut.

Baca Juga: Bumi Kuno Disebut Mirip Venus, Punya Atmosfer Tebal dan Beracun

Ilustrasi perubahan iklim. [Shutterstock]

Dilansir dari Live Science, Kamis (14/1/2021), konsentrasi karbon dioksida di atmosfer mengikuti variasi musim yang dapat diprediksi.

Tingkat puncak terjadi pada Mei dan kemudian akan menurun selama musim panas karena tanaman tumbuh di belahan Bumi utara dan menyedot karbon melalui fotosintesis, sebelum naik lagi dari September dan seterusnya.

Meskipun jumlah total emisi karbon dioksida di seluruh dunia pada 2020 turun 7 persen dari tahun-tahun sebelumnya, emisi hampir kembali ke tingkat pra-pandemi.

Pencatatan konsentrasi karbon dioksida telah dilakukan pada 1958 dan data tersebut disimpan di Mauna Loa Observatory.

Hingga saat ini, para ilmuwan telah menggunakan data tersebut untuk melacak tingkat karbon dioksida di atmosfer menggunakan Keeling Curve.

Baca Juga: Jangan Salah Kaprah! Ketahui Pengertian Efek Rumah Kaca Secara Benar

Para ilmuwan mengatakan, banyak hal yang harus dilakukan untuk memenuhi tujuan Panel Internasional tentang Perubahan Iklim, untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

Konsentrasi karbondioksida (CO2) di atmosfer telah melewati ambang batas iklim. Kondisi ini merupakan yang pertama kali dalam sejarah umat manusia. Temuan itu disampaikan pekan lalu oleh Observatorium Mauna Loa di Hawaii.

Pertama Kali dalam Sejarah

Tercatat kadar CO2 telah mencapai 415 per juta bagian (ppm). Salah satu faktornya adalah penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan. Dikutip dari Kompas.com, ahli metereologi Eric Holthaus mengatakan bahwa “pertama kalinya dalam sejarah manusia, atmosfer planet kita memiliki lebih dari 415 ppm CO2”.

Menurut Holthaus, selama kondisi ini belum pernah ada semenjak kehadiran manusia modern. Menurutnya, selama zaman es, kadar karbondioksida di atmosfer hanya sekitar 200 ppm. Menurut NASA, level karbondioksida selama periode interglasial (periode dengan iklim lebih hangat) adalah sekitar 280 ppm. Hingga pada tahun 2017 lalu, karbondioksida di atmosfer tercatat mencapai 410 ppm.

Penggunaan Bahan Bakar Fosil Memperburuk Keadaan

Hal yang memperburuk kondisi adalah bahan bakar fosil yang digunakan. Ketika kita menggunakan bahan bakar fosil, semakin banyak karbon dioksida yang dilepaskan, dan menambah gas rumah kaca lainnya.

Akibat dari semakin banyaknya karbon dioksida adalah suhu global yang semakin meningkat. Kondisi ini disebabkan karena semakin banyak panas yang terperangkap di bumi, dan mengakibatkan pemanasan global. Saat ini, suhu dunia tercatat telah meningkat 1 derajat celcius.

Pemanasan Global Semakin Terasa

Pemanasan global telah mengakibatkan banyak perubahan bagi planet bumi. Gletser di kutub mulai mencair, meningkatnya frekuensi gelombang panas, serta badai yang semakin banyak terjadi. Jika hal ini terus terjadi, bumi tidak akan seperti sekarang di masa depan.

Profesor bidang metereologi di Penn State University mengatakan bahwa karbondioksida di atmosfer bumi bertambah sekitar 3 ppm setiap tahun. Peningkatan ini cukup serius. Diperkirakan hanya butuh satu dekade untuk melewati 450 ppm.

Langkah Nyata Mengurangi Pemanasan Global

Dampak yang bisa kita rasakan sekarang adalah suhu bumi yang semakin meningkat. Kita sering merasa bahwa semakin lama, suhu semakin panas.

Untuk mengurangi dampak pemanasan global, hal yang bisa kita lakukan adalah:

  1. Mengurangi Penggunaan Kendaraan dengan Bahan Bakar Fosil

Mobil dan motor merupakan kendaraan yang menyumbangkan gas CO2 terbesar, terutama di perkotaan. Jika jalanan dipenuhi dengan kendaraan, maka emisi gas karbondioksida akan semakin meningkat.

Mengurangi pemakaian kendaraan pribadi adalah salah satu cara untuk menguranginya. Gunakan kendaraan umum untuk mengurangi penggunaan kendaraan bahan bakar fosil.

Pembangkit listrik juga menggunakan bahan bakar fosil agar bisa beroperasi. Dengan menghemat penggunaan listrik, secara tidak langsung kita telah mengurangi kadar CO2 di atmosfer bumi.

Pohon bisa menyerap gas CO2 di udara. Gas CO2 ini diperlukan pohon untuk melakukan fotosintesis, yang akhirnya akan menghasilkan oksigen. Jika ingin berpartisipasi dalam mengurangi pemanasan global, mulailah untuk memperbanyak menanam pohon. Jika perlu, ajak orang-orang di sekitarmu untuk ikut menanam pohon.

Praja2006 @Praja2006

November 2019 1 136 Report

Apakah yang akan terjadi jika konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer banyak melebihi ambang batas​

GustiAyuSejati

1. Udara semakin panas

2. Terjadi pemanasan global

3. Kebakaran hutan

4. Pencairan es di kutub bumi sehingga air laut naik

5. Kekeringan

6. Dehidrasi

Semoga membantu...

0 votes Thanks 0

More Questions From This User See All

Praja2006 December 2019 | 0 Replies

Rangkuman tentang litosfer​ Answer

Praja2006 December 2019 | 0 Replies

Rangkuman litosfer yang penting​ Answer

Praja2006 November 2019 | 0 Replies

Sebutkan 3 contoh dampak pemanasan global terhadap lingkungan ​ Answer

Praja2006 November 2019 | 0 Replies

Jepaskan 3 macam usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya pemnasan global ​ Answer

Recommend Questions

dila250901 May 2021 | 0 Replies

mohon di jawab yang nomor 6 ya

FelixBenaya21 May 2021 | 0 Replies

Kerjakan semua pertanyaan di bawah ini dengan benar beserta penjelasannya! 1. Apa saja unsur-unsur cuaca? Apa perbedaan antara iklim dan cuaca? 2. Sebanyak 1 m³ udara pada suhu 20°C mengandung 14,6 g uap air. Uap jenuh pada suhu itu tercapai jika udara mengandung 24 g/m³. Berapa besar kelembapan nisbinya? 3. Jelaskan proses terbentuknya awan hingga mendatangkan hujan di Bumi. (TOLONG CEPETAN DIJAWAB MAU DIKUMPULIN SOALNYA DAN DIJAWAB SEMUANYA YA! DAN DIBERI PENJELASANNYA YA! SERTA TERIMA KASIH BANYAK BAGI YANG SUDAH MENJAWAB PERTANYAAN BIOLOGI TERSEBUT DENGAN JELAS DAN BENAR)

gyakya May 2021 | 0 Replies

tolong jawab ya makasih ya..:)maaf ya kalo tulisan nya jelek

abraham07 May 2021 | 0 Replies

Vertebrata merupakan suatu anak filum darihewan yang memiliki sumbu sarat atau otakdengan tubuh yang dilengkapi rangka dalam.Anggota Vertebrata tersebut adalah.

namira888 May 2021 | 0 Replies

berikan contoh proses perubahan bentuk sempurna dan tidak sempurna

ShalsabilaPutri11 May 2021 | 0 Replies

cara menanam binahong merah dari biji

dreyy64 May 2021 | 0 Replies

apakah Bintang Melakukan Gerak Revolusi?

cherylkeisha23 May 2021 | 0 Replies

tolong di jawab ya Thanks

ReisyaLestari May 2021 | 0 Replies

RUMPUT ➡BELALANG ➡BURUNG KECIL➡ULAR➡BURUNG ELANG rantai makanan seperti pada gambar dapat ditemukan pada ekosistem . . . . . a. rawa b. danau c. laut dalam d. padang rumput

wahyu271221 May 2021 | 0 Replies

mengapa orang yang menderita talasemia dapat mengalami kekurangan oksigen?

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA