Apakah alasan saat melepas propeller shaft perlu diberi tanda terlebih dahulu

Lihat Foto

KLASOTOMOTIF

Propeller shaft

JAKARTA, KOMPAS.com – Bahasan Otopedia kali ini yaitu meliputi propeller shaft atau poros propeler. Poros propeler ini bisa terlihat seperti batang yang bergerak memutar di bagian kolong kendaraan.

Biasanya kendaraan dengan mesin depan dan penggerak roda belakang memakai poros propeler. Poros propeler berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke differential.

Mengutip dari buku “Teori dan Reparasi Sistem Pemindah Tenaga” karangan Wuyung Setyono dan Daryanto, basanya poros propeler dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan terhadap gaya puntiran atau bengkok.

Baca juga: Pemain Baru Bus AKAP Jakarta-Malang, Pakai Kursi Leg Rest Lipat

Dalam poros propeler, terbagi dari beberapa bagian. Pertama ada slip yoke yang menghubungkan poros keluaran transmisi ke universal joint. Lalu ada universal joint yang berfungsi untuk meredam perubahan sudut dan melembutkan perpindahan tenaga.

Poros propeler dibuat sedemikian rupa agar bisa memindahkan tenaga dari transmisi ke differential sehalus mungkin tanpa dipengaruhi kondisi jalan dan beban kendaraan. Untuk merawatnya, lakukan pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada poros propeler.

Caranya, mengangkat roda penggerak, lalu nyalakan mesin kendaraan sambil masukkan gigi transmisi. Naikkan putaran mesin secara bertahap dan amati poros propeler apakah mengeluarkan suara atau getarnya berlebihan.

Baca juga: Ulasan Lengkap Tes Honda PCX 160, Beda Jauh dengan PCX 150?

Jika ada bunyi dan getaran, lakukan pemeriksaan baut-baut pengikat dan atau lepaskan unit propeler dan lakukan pemeriksaan unit. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin memeriksa kondisi poros propeler.

Diantaranya kebengkokan poros propeler depan dan belakang, keausan dan kekocakan bantalan spider, clearance antara universal joint spider dan needle roller bearing, keausan dan kerusakan center support bearing.

Lalu keausan alur sleeve yoke, keausan ujung propeller shaft, karet bushing, dan keseimbangan poros propeler.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita berikutnya

Propeller shaft (poros propeller), atau terkadang disebut poros kopel, adalah salah satu komponen pada sistem transmisi. Komponen ini lebih banyak digunakan pada sistem transmisi mobil penggerak belakang atau mobil four wheel drive (4WD). Bentuknya mirip sebuah pipa panjang yang terbuat dari material baja. Lalu, apa fungsi dan bagaimana cara kerja propeller shaft ini? Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasannya dalam poin-poin berikut ini.

Mengenal propeller shaft

Propeller shaft adalah salah satu komponen pada sistem transmisi yang berbentuk pipa panjang. Ia terbuat dari material baja sehingga memiliki ketahanan yang tinggi terhadap gaya puntir. Propeller shaft sendiri memiliki bagian-bagian penyusun seperti rear universal joint, rear slip joint, balance weight, dan lain-lain. Bagian-bagian tersebut dirangkai menjadi suatu kesatuan agar kerja propeller shaft dapat optimal.

Komponen poros propeller dipasang pada rangka chassis dan sumbu roda belakang yang disangga suspensi roda belakang. Panjang propeller shaft berbeda-beda, menyesuaikan dengan ukuran kendaraan. Semakin besar dan panjang sebuah kendaraan, maka propeller shaft yang dipasang pun semakin panjang. Sebaliknya, semakin kecil dan pendek sebuah kendaraan, maka propeller shaft pun semakin pendek.

Baca juga: 7 Alasan Toyota Sienta Cocok Jadi Mobil Keluarga Indonesia

Fungsi propeller shaft

Sebelum membahas cara kerja dari poros propeller, mari mengenal lebih dulu tentang fungsi poros propeller. Berikut beberapa fungsi utama poros propeller pada sebuah mobil:

1. Meneruskan putaran dari transmisi ke gardan

Fungsi poros propeller yang pertama adalah untuk meneruskan putaran dari transmisi ke gardan, terutama saat mobil melintas di jalanan tidak rata. Dengan adanya universal joint pada poros propeller maka komponen ini dapat bergerak sesuai dengan permukaan jalan. Jadi, putaran transmisi menuju gardan pun tidak akan terganggu.

DAPATKAN PROMO TOYOTA NEW RUSH DI AUTO2000

2. Memindahkan putaran dari transmisi ke gardan

Selanjutnya, propeller shaft juga berfungsi untuk memindahkan putaran yang dihasilkan dari sistem transmisi ke gardan. Dengan propeller shaft, perpindahan ini dapat dilakukan tanpa adanya kejutan dan getaran. Anda pun bisa mengemudi dengan nyaman dan aman. Itulah kenapa propeller shaft harus selalu dalam kondisi baik.

3. Menyesuaikan perubahan jarak antara transmisi ke gardan

Terakhir, propeller shaft bertugas menyesuaikan perubahan jarak antara sistem transmisi ke gardan. Saat mobil bergerak, jarak di antara sistem transmisi dengan gardan bisa berubah. Nah, agar putaran dari transmisi bisa tetap diteruskan, maka harus ada komponen yang dapat menyesuaikan kondisi tersebut. Propeller shaft atau poros propeller adalah komponen yang dimaksud.

Baca juga: Cara Membersihkan Kaca Lampu Mobil yang Buram

Cara kerja propeller shaft

Sebenarnya, cara kerja propeller shaft cukup sederhana. Komponen ini bekerja dengan meneruskan putaran dari sistem transmisi menuju gardan (poros axle roda belakang), tak peduli kondisi jalan apa pun yang dilalui kendaraan, entah itu jalan bergelombang atau menanjak.

Saat bekerja, propeller shaft bergerak memutar karena memang fungsinya untuk meneruskan putaran. Namun, selain gerak memutar, propeller shaft juga bergerak naik turun menyesuaikan kondisi permukaan jalan. Gerak naik turun ini disebabkan karena propeller shaft terhubung dengan poros roda belakang yang berkaitan dengan sistem suspensi.

Nah, gerak naik turun tersebut kadang membuat panjang propeller shaft berubah. Agar perubahan tersebut tidak membahayakan, maka komponen ini dilengkapi dengan rear universal joint dan rear slip joint. Keduanya bertugas untuk menyesuaikan panjang serta posisi propeller shaft sesuai kebutuhan mobil.

Baca juga: Cara Bayar Pajak STNK Online Terbaru

Itulah pembahasan mengenai fungsi dan cara kerja propeller shaft. Bagi Anda pemilik mobil Toyota 4WD, pastikan komponen yang satu ini selalu dalam kondisi prima agar berkendara tetap aman dan nyaman. Lakukan service rutin di bengkel Auto2000 untuk menjaga agar propeller shaft tetap bekerja sebagaimana mestinya. Kunjungi Auto2000 Digiroom sekarang juga dan dapatkan berbagai Promo Dealer Mobil Toyota terbaru untuk berbagai jenis layanan purna jual Auto2000. ​​​​​​​

           
           Pada kendaraan tipe front engine rear drive, mesin, kopling, dan transmisi terletak dibagian depan. Sedangkan rear axle , dan rear wheel yang dibantu oleh suspensi terletak dibagian belakang . Untuk memindahkan tenaga mesin ini ke sistem penggerak roda belakang maka digunakan propeller shaft antara transmisi dengan diferensial. Panjang pendeknya propeller shaft tergantung dari panjang kendaraan. Pada kendaraan yang panjang, propeler dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik.

            Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu batang (dengan joint). Untuk propeller shaft yang panjang digunakan 2 batang dengan 3 joint, hal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya getaran yang besar, propeller shaft mudah melentur dan jalannya kendaraan tidak nyaman. Sehingga pada umumnya apabila propeller shaft terlampau panjang, dibagi menjadi 2 atau 3 bagian dengan3 atau 4 joint



            Suspensi kendaraan mengakibatkan posisi deferensial selalu berubah-ubah terhadap transmisi, sehingga propeller harus dapat menyesuaikan perubahan sudut dan perubahan jarak, agar tetap mampu meneruskan putaran dengan lancar. Mekanisme atau komponen tersebut adalah universal joint atau seringdisebut U-joint .

            Propeller shaft umumnya terbuat dari pipa besi, karena profil pipa lebih tahan terhadap puntiran. Dimensi poros propeller akan menentukan beban putaran yang diizinkan.

Banyaknya putaran permenit dari propeller shaft yang diizinkan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

D =  Diameter luar......cm

L =  Panjang..............cm

            Kondisi jalan mempengaruhi kerja suspensi dan beraibat posisi deferensial selalu berubah-ubah terhadap transmisi, universal joint dipakai untuk mengatasi kondisi tersebut agar poros selalu dapat berputar dengan lancar, sehingga universal joint harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :

1. Dapat menghindari kerusakan pada saat propeller shaft bergerak naik turun .

2. Tidak berisik dan dapat berputar dengan lembut.

3. Konstruksinya harus sederhana , dan tidak mudah rusak

Dilihat dari konstruksinya maka universal joint dibagi menjadi beberapa jenis :

1. Hook joint                4. Uniform velocity joint

2. Flexible joint            5. Slip joint

            Pada umumnya poros propeller menggunakan konstruksi tipe ini, karena selain konstruksinya yang sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat dan konstan. Konstruksi hook joint adalah seperti gambar diatas. Ada dua tipe hook joint yaitu shell bearing cup type dan solid bearing cup type, Pada tipe shell bearing cup universal joint tidak bisa dibongkar sedangkan pada tipe solid bearing cup bisa dimongkar. Ilustrasi konstruksi keda tipe universal joint tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Flexible joint terdiri dari : Coupling, rubber coupling dan sleeve yoke yang dihubungkan atau diikat oleh baut. Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik, dan tidak memerlukan minyak/grease. Tetapi apabila sudut antara drive shaft dan driven shaft melebihi 7-10o maka akan timbul juga vibrasi, untuk menghindari hal ini, maka dipasangkan center ring ball pada ujungnya (lihat gambar 1. )

Model ini berusaha menggabungkan 2 tipe universal joint yaitu tipe hook joint dan slip joint. Seperti terlihat pada gambar didlam bodi terdapat alur sebagai tempat masuknya propeller shaft, dan diujung pin (pada gambar: adalah shaft) dipasangkan ball. Model ini jarang digunakan karena dalam pemindahan daya/ tenaga masih kurang baik yang hasilnya masih dibawah slip joint sendiri.

4. Uniform velocity joint

Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baiksehingga dapat mengurangi getaran dan suara bising, akan tetapi harganya lebih mahal. Tipe ini digunakan pada kendaraan yang menggunakan sistem pemindah daya tipe front engine front drive (FF). Misalnya pada honda jazz dan toyota vios.

            Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros output transmisi terdapat alur-alur untuk pemasangan slip joint.Hal ini memungkinkan panjangnya propeller shaft sesuai dengan jarak output transmisi dengan deferensial. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar.

            Center bearing dipasankan pada bagian ujung propeler shaft yang berfungsi untuk menumpu intermediate shaft. Center bearing dilapisi dengan bos karet (gum bush). Dan dengan bracket, center bearing diikat dengan chasis hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan bunyi pada saat bekerja. Tetapi pada kecepata tinggi bunyi tersebut akan timbul walaupun hanay sedikit.

            Torsion dump biasanya dipasangkan pada ujung propeller shaft yaitu pada bagian center bearing. Tujuannya yaituuntuk meredam bunyi pada saat propeller shaft bekerja. Pada model ini juga penerus dipasangkan yang berfungsi untuk mencegah penambahan/pengurangan kecepatan yang mendadak.

Pemeriksaan, Servis dan Perbaikan Propeller Shaft, Universal Joint dan Center Bearing

Perawatan yang dilakukan pada propeller shaft adalah memberikan pelumasan dengan grease pada universal joint.

Pemeriksaan dilakukan untuk mencegah suatu kerusakanatau untuk memastikan penyebab suatu keusakan. Pemeriksaan pencegahan atau perawatan dilaksanakan secara berkala dan rutin untuk memeriksa/ menjaga kondisi komponen dan kerjanya. Sedang pemeriksaan guna memastikan penyebab kerusakan harus dilakukan dengan betul-betul cermat dan perlu analisa kasus dan perlu pemeriksaan komponen dengan urutan yang cepat, tepat dan benar.

Berikut dicontohkan, diagram analisa dan urutan pemeriksaan:

a. Bunyi dari propeller shaft

Gambar bagan alur diagnosis

Pemeriksaan terhadap bunyi diperlukan pendengaran yang baik, ketelitian dan kecermatan yang tinggi, karena pada kendaraan akan terdapat sumber bunyi yang komplek sehingga kalau tidak cermat sering terkecoh pada bunyi-bunyi yang lain.

b. Getaran dari propeller shaft

Gambar bagan alur diagnosis

Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada propeller shaft harus dilaksanakan secara teliti dan cermat, dengan mengangkat roda penggerak, dan menghidupkan mesin pada posisi gigi transmisi masuk. Naikkan putaran mesin secara bertahap dan amati getaran dan bunyi dari propeller shaft. Jika ditemukan adanya getaran atau bunyi dari propeller shaft maka lakukan pemeriksaan baut-baut pengikat dan atau lepaskan unit propeller dan lakukan pemeriksaan komponen.

Gambar Bagian–bagian poros propeller

Pemeriksaan komponen dilakukan dengan melepas unit propeller, yakni dengan melepas baut pengikat flange yoke ke differential dan melepaskan center bearing (pada propeller 3 joint). Setelah propeller terlepas lakukan

1. Kebengkokan poros propeller depan dan belakang. Dengan menggunakan V-blok dan dial tester         indikator ukurlah run-out poros (kebengkokan). Run-out max. = 0.8 mm

Gambar  Pemeriksaan kebengkokan poros propeller

2. Keausan dan kekocakan bantalan spider. Putar spider dan pastikan bahwa tidak ada hambatan saat    berputar. Periksa juga kebebasan aksial spider bearing oleh putaran yoke ketika tertahan poros          dengan kuat. Kebebasan axial max. 0.05 mm.

Gambar Pemeriksaan keausan dan kekocakan bantalan spider



3. Periksa clearance antara universal joint spider dan needle roller bearing

Gambar  Pengukuran clearance spider bearing



4. Keausan dan kerusakan center support bearing Periksalah bahwa bearing dapat berputar dengan       bebas tanpa hambatan namun tidak longgar/ goyang/ kocak.


Gambar  Pemeriksaan keausan center support bearing

5. Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke Lakukan pengamatan secara visual terhadap kondisi      spline. Lakukan pengujian dengan memasangkan sleeve yoke ke poros lalu putar bolak-balik sleeve    yoke dan gerakkan maju-mundur (axial). Pastikan tidak terjadi kekocakan yang berlebihan tetapi      bisa bergerak majumundur dengan lancar.


Gambar  Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke

6. Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller depan terhadap flange maupun yoke propeller          belakang. Menggunakan metode yang sama dengan di atas lakukan pengecekan alur-alur ujung          propeller depan terhadap flange maupun yoke propeller belakang.

Gambar Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller

7. Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada center bearing. Lakukan pengamatan terhadap kondisi karet bushing maupun karet penutup debu pada center bearing.


8. Pemeriksaan keseimbangan/ balance poros propeller. Menggunakan alat khusus (roller instrument) lakukan pengecekan ketidak seimbangan poros propeller. Bila ditemukan tidak seimbang (un-balance) maka lakukan balancing dengan memasang bobot pemberat tertentu.

Setelah pemeriksaan dan penyebab kesalahan atau kerusakan ditemukan maka segera dilakukan perbaikan atau penggantian dengan pembongkaran. Pada saat sebelum melakukan pembongkaran poros propeller sebaiknya diberikan tanda pada bagian-bagian yang berpasangan . Pemasangan poros propeller setelah dilakukan pembongkaran harus memperhatikan tanda-tanda yang telah dibuat atau dengan memperhatikan pola pemasangan poros propeller yang terdapat pada buku manual dari kendaraan tersebut.


Gambar  Pemasangan U-joint model 2 joint

Gambar  Pemasangan U-joint model 3 joint

Gambar  Tanda pemasangan yang harus diperhatikan


Penggantian Spider Bearing


Setelah dilakukan pemberian tanda pada beberapa tempat, maka langkah-langkah pembongkaran dimulai dengan prosedur sebagai berikut :

a. Pukul perlahan-lahan bearing outer race dan keluarkan keempat snap ring dari tempatnya. Pada beberapa tipe yang menggunakan lock plate, lepaskan lock plate.

Gambar Melepas snap ring dan atau lock plate

b. Tekan keluar bearing dari tempatnya dengan menggunakan SST, atau dengan alat penekan (mesin/ alat press).

Gambar  Melepas spider bearing

c. Jepitlah bearing outer race pada ragum dan pukul propeller shaft. Lepaskan bearing pada sisi lainnya dengan prosedur yang sama.

Gambar  Melepas spider bearing

d. Pasangkan dua outer race bearing yang telah dilepas ke spider sebagai tumpuan penekanan dan dengan menggunakan SST tekan keluar bearing dari yoke.

Gambar  Melepas spider bearing

e. Jepitlah bearing outer race pada ragum dan pukul propeller shaft. Lepaskan bearing pada sisi lainnya dengan prosedur yang sama.

Gambar Melepas spider bearing


Setelah pembongkaran, maka pasangkan kembali dengan spider bearing yang baru dengan prosedur sebagai berikut :

1).Berilah pelumas secukupnya saja dengan pelumas khusus pada spider dan bearing-nya.

Gambar Melumasi spider bearing

2).Tepatkan tanda pada yoke (u-joint)

Gambar Menepatkan tanda pada yoke


3).Pasangkan spider bearing yang baru ke dalam yoke dengan menggunakan SST.

Gambar Memasang spider bearing


4).Setel masing-masing bearing sehingga celah snap ring pada maksimum dan lebarnya sama.

Gambar  Penyetelan celah snap ring


5).Pasangkan snap ring dengan ketebalan yang sama dengan kebebasan axial max. 0.05 mm. Jangan menggunakan snap ring bekas.

Gambar Memasang snap ring


6).Pukul yoke hingga tidak terdapat celah antara bearing bagian luar dengan snap ring.

Gambar Menepatkan snap ring


7).Periksa dan pastikan spider bearing dapat bergerak dengan lembut. Kebebasan axial maksimal 0.05 mm.

Gambar Memeriksa kebebasan spider bearing


8).Pasangkan spider bearing pada sisi yang lain dengan prosedur yang sama sebagaimana digambarkan di atas dengan memperhatikan tanda yang telah dibuat.

Gambar Pemasangan spider bearing



Penggantian Center Bearing


Setelah dilakukan pemberian tanda maka langkah pembongkaran dimulai dengan prosedur sebagai berikut :

a. Melepas center support bearing dari poros intermediate dengan mengendorkan bagian mur yang ditakik dengan pahat dan palu.

Gambar  Membuka takikan pengunci mur penahan

b. Lepaskan mur penahan center bearing dengan bantuan SST untuk menahan flange.


Gambar  Melepas mur penahan

c. Lepaskan flange dari poros tengah.


d. Lepaskan center bearing lama dan gantilah dengan unit baru.

Gambar Melepas center bearing


e. Pasangkan center bearing assembly dann center bearing support pada poros intermediate dengan bagian yang terpotong menghadap belakang.

Gambar Memasang center support bearing


f. Berilah pelumasan pada alur poros intermediate dengan gemuk khusus.


g. Tepatkan tanda pada flange dan pada poros atau posisikan yoke bagian depan intermediate dan yoke belakang propeller shaft berada tepat arah yang sama.


h. Gunakan SST untuk menahan flange, pres bearing sehingga tepat pada posisinya, dengan mengeraskan mur yang baru dengan momen 1.850 kg-cm


i. Kendorkan lagi mur, kemudian keraskan dengan momen 450 kg-cm

Gambar  Mengeraskan mur penahan center bearing


j. Gunakan palu dan pahat untuk mengunci mur.

Gambar  Mengunci mur penahan

Anonim. (tt). Step 2 Materi Pelajaran Chassis Group, Jakarta : Penerbit PT. Toyota-Astra Motor.

Suyitno. 2014. Sistem Pemindah Tenaga (SPT) Otomotif, Yogyakarta : Penerbit CV. Danadyaksa.

NB : TUGAS KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN         PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF         UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO              Dosen pengampu : Dwijatmoko,S.Pd.T.,M.Pd.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA