Apakah ada materi yang tidak saya pahami mengapa

Guru Pintar pasti ingin semua siswanya memahami pelajaran yang diajarkan. Cara mengajar menjadi salah satu kunci penting supaya siswa dapat memahami pelajaran dengan baik. Jangan hanya menyalahkan siswa jika mereka mengalami kendala memahami pelajaran. Sebagai guru yang baik, Guru Pintar wajib melakukan refleksi apakah sudah mengajar siswa-siswa di sekolah dengan baik. Guru Pintar juga harus selalu belajar cara mengajar yang baik, cara mengajar yang menyenangkan, dan cara menyampaikan materi agar mudah dipahami.

Sebagai bahan refleksi, Guru pintar dapat mulai dengan membuat list pertanyaan untuk dijawab sendiri. Contoh pertanyaan yang harus Guru Pintar jawab antara lain: apakah cara mengajar Guru Pintar di kelas sudah baik? Apakah Guru Pintar sudah menerapkan teknik mengajar yang menarik?, dan lain sebagainya. Setelah itu, Guru Pintar dapat merancang strategi mengajar yang dapat memudahkan siswa memahami pelajaran yang diajarkan oleh Guru Pintar.

Berikut ini adalah tips-tips yang dapat Guru Pintar terapkan supaya mengajar di kelas menjadi bermakna dan semua siswa mampu memahami konten pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.

1. Jangan abaikan bahasa tubuh


Foto olehMax FischerdariPexels

Cara mengajar guru menjadi kunci penting dalam keberhasilan sebuah pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat sekalipun, Guru Pintar tetap memegang peranan penting supaya target belajar dapat diraih dengan maksimal. Metode mengajar yang baik saat mengajar salah satunya adalah menggunakan bahasa tubuh.

Bahasa tubuh Guru Pintar saat mengajar di kelas memegang peranan penting dalam membangun suasana suasana belajar. Jika Guru Pintar duduk terus saat mengajar dan menggunakan nada suara yang datar, sudah terbayang siswa pasti akan cepat merasa bosan dan tidak tertarik untuk belajar. Jika hal itu terjadi, apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai? Tidak ada salahnya lho, Guru pintar berjalan mendekati siswa, berbicara dengan penuh ekspresi, dan menggunakan gerak tangan, jangan lupa untuk mengajak siswa berinteraksi. Dengan demikian dijamin siswa merasa senang belajar dan lebih mudah paham materi yang diajarkan.

2. Terapkan teknik mengajar yang bervariasi


Foto olehMax FischerdariPexels

Menerapkan cara cepat memahami pelajaran untuk siswa adalah impian semua guru. Kegiatan belajar yang sama dan dilakukan secara berulang-ulang/ berturut-turut menjadi sumber rasa bosan yang menjangkiti siswa dan juga Guru Pintar. Merancang pembelajaran yang bervariasi akan sangat efektif membantu siswa memahami materi. Kegiatan belajar yang bervariasi yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kondisi siswa sangat sesuai dengan pembelajaran berbasis keterampilan abad 21 yang menganjurkan Guru Pintar untuk membuat non-routine activity dalam setiap pembelajaran.

Contoh teknik mengajar yang bervariasi misalnya Guru pintar dapat membuat media pembelajaran yang berbeda untuk setiap materi yang diajarkan atau membuat games-games yang menarik rasa penasaran dan semangat belajar siswa. Guru Pintar juga dapat mencoba membuat mind map dan mengajak siswa membuat proyek.

3. Ikuti perkembangan Zaman


Foto olehJulia M CamerondariPexels

Cara belajar agar cepat paham dan ingat materi yang diajarkan, siswa perlu diberitahu trik-triknya. Siswa zaman sekarang berbeda dengan zaman ketika Guru Pintar menyandang status sebagai siswa. Cara mengajar zaman dulu sudah pasti sudah relevan jika diterapkan di masa kini.

Guru Pintar harus selalu update dengan karakteristik siswa, apa yang sering dibicarakan siswa, apa yang siswa sukai, atau lagu apa yang sedang hits di kalangan siswa. Dengan informasi yang detail tentang siswa, Guru Pintar dapat merancang pembelajaran yang disukai siswa sekaligus membuat mereka cepat mengerti materi yang sedang dipelajari.

4. Menggunakan teknologi untuk menunjang pembelajaran


Foto olehJulia M CamerondariPexels

Salah satu cara mengajari anak agar cepat mengerti adalah dengan menggunakan teknologi untuk menunjang pembelajaran. Siswa zaman milenial sudah sangat akrab dengan teknologi. Apalagi saat ini berbagai aplikasi penunjang pendidikan telah banyak diciptakan.

Guru Pintar tinggal memilih bentuk aplikasi mana yang paling cocok untuk digunakan dalam mengajarkan materi. Ada aplikasi kuis interaktif, games, atau LMS ( learning management system) yang dilengkapi berbagai fitur untuk membuat pembelajaran lebih kekinian tanpa mengurangi esensi dari pembelajaran itu sendiri.

5. Sesekali adakan pembelajaran di luar kelas


Foto olehLukasdariPexels

Mengajar yang baik dan benar artinya dapat menjawab masalah dan kebutuhan siswa. Jika ingin siswa cepat paham konsep pelajaran yang Guru Pintar ajarkan adalah dengan cara membuat pembelajaran yang bermakna. Sesekali adakan pembelajaran di luar kelas. Ajak siswa mengamati lingkungan sekitar atau belajar langsung dari ahlinya. Misalnya mengajak siswa ke kantor pemadam kebakaran, ke kebun binatang, atau mengunjungi narasumber secara langsung.

Pembelajaran di luar kelas harus direncanakan secara matang. Pertimbangkan efektifitas pembelajaran, tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran, dan juga keamanan siswa. Guru Pintar dapat melakukan survey terlebih dahulu sebelum mengadakan pembelajaran di luar kelas. Dengan demikian, segala sesuatu yang tidak diinginkan dapat diantisipasi.

Menjadi guru yang baik tidak cukup hanya dengan menguasai materi pembelajaran. Mengetahui cara mengajarkannya pada siswa tentu juga sangat penting.

Si A kok tidak paham pelajaran semudah ini sih? Aduh, siswa saya sudah diterangkan berkali-kali masih nggak ngerti-ngerti juga! Pernahkah Guru Pintar mengalami hal ini?

Proses belajar bukanlah proses instan. Hasil belajar tidak dapat dilihat dalam sekejap mata. Dalam prosesnya, pasti Guru Pintar menemukan siswa yang mengalami kendala belajar atau siswa tidak paham pelajaran. Jangan buru-buru menghakimi siswa yang tidak paham pelajaran dengan mengatakan mereka malas, tidak belajar, dan seterusnya, apalagi sampai memarahi siswa tersebut di depan kelas. Jangan sampai hal ini terjadi di kelas karena hal seperti ini merupakan salah satu kesalahan guru dalam mengajar.

Siswa tidak mudeng pelajaran yang diajarkan oleh Guru Pintar bisa disebabkan oleh banyak faktor. Untuk dapat mengatasi kesulitan memahami pelajaran yang dialami oleh siswa, Guru Pintar harus dapat mengidentifikasi faktor penyebab sulit memahami pelajaran tersebut.

Salah satu cara mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa adalah dengan mengadakan asesmen diagnostik. Ada dua jenis asesmen diagnostik yang dapat Guru Pintar lakukan untuk memahami kendala yang dialami siswa saat belajar. Yang pertama adalah asesmen diagnostik non kognitif dan asesmen diagnostik kognitif. Sebaiknya asesmen ini dilakukan secara berkala supaya Guru Pintar selalu dapat memantau setiap perkembangan siswa.


Foto olehMax FischerdariPexels

Asesmen diagnostik non kognitif untuk mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosional siswa, aktivitas selama belajar di rumah dan kondisi keluarga siswa. Untuk melaksanakan asesmen diagnostik non kognitif, Guru Pintar dapat menyiapkan alat bantu berupa gambar ekspresi emosional dan daftar pertanyaan kunci sebagai media. Contoh pertanyaan yang dapat diajukan antara lain apa saja aktivitasmu selama Belajar Di Rumah bersama keluarga? Hal apa yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan bagimu? Apakah harapan kamu? Dan sebagainya. Selanjutnya, Guru Pintar dapat meminta siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka selama belajar melalui bercerita, melalui tulisan atau lukisan, serta mengidentifikasi murid-murid yang memilih ekspresi emosional negatif dengan memberikan gambar-gambar ekspresi emosional kepada siswa.

Berbeda dengan asesmen non kognitif, asesmen kognitif fokus pada capaian akademik. Asesmen kognitif memiliki tujuan untuk:

1. Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa, menyesuaikan pembelajaran dengan kompetensi rata-rata.

2. Memberikan remedial atau pelajaran tambahan bagi siswa yang tidak mencapai target pembelajaran.

3. Mengidentifikasi materi asesmen yang bersifat esensial atau merupakan prasyarat topik lainnya.

Faktor Penyebab Siswa Tidak Paham Pelajaran dan Solusinya


Foto olehAnastasiya GeppdariPexels

1. Siswa memiliki kesulitan belajar

Kesulitan belajar yang mungkin dialami siswa dapat dikategorikan menjadi: Learning Disorder, Learning Disfunction, Underachiever, Slow Learner dan Learning Disability. Siswa yang mengalami learning disorder biasanya terganggu belajarnya karena hilangnya respons yang bertentangan dengan karakteristik siswa. Hal ini dapat berakibat capaian belajar siswa menjadi lebih rendah dari potensi yang dimiliki. Learning Disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental ataupun gangguan psikologis lainnya. Sedangkan UnderAchiever mengacu pada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal. Tetapi, sayangnya prestasi belajar yang didapatkan tergolong rendah. Sebagai contoh, anak yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ-nya 130). Namun, anehnya prestasi belajar yang didapatkannya biasa-biasa saja atau malahan sangat rendah. Dan kesulitan belajar yang selanjutnya adalah Slow Learner. Siswa yang termasuk dalam kategori ini biasanya adalah siswa yang dalam belajarnya lambat menerima atau menangkap pelajaran sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.

Untuk membuat siswa dengan kategori-kategori di atas mudah dalam belajar dan memahami pelajaran, Guru Pintar harus benar-benar memahami karakteristik siswa tersebut dan apa yang mereka butuhkan. Hal ini berguna sebagai acuan dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan siswa. Dan juga diharapkan mampu menjadi jawaban dari masalah yang dihadapi siswa. Jika sudah demikian, maka siswa dapat belajar lebih baik lagi, mampu memahami materi yang diajarkan, dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan atau target pembelajaran yang ditetapkan.

.Kesulitan terakhir adalah siswa yang memiliki Learning Disabilities atau ketidakmampuan dalam belajar seperti siswa lainnya.Pada kategori ini, siswa mengalami ketidakmampuan belajar yang mengacu pada gejala dimana siswa tidak dapat belajar sama sekali atau menghindari belajar. Sehingga, tidak pernah menemui hasil pembelajarannya secara intelektual. Kondisi ini terkadang tidak dapat diselesaikan oleh guru seorang diri. Guru Pintar dapat merekomendasikan kepada orang tua untuk meminta bantuan kepada pihak lain seperti psikolog pendidikan atau psikolog klinis jika diperlukan.

2. Metode Belajar tidak sesuai dengan karakter siswa

Kesalahan guru dalam mengajar diantaranya adalah menyamaratakan semua siswa. Hal ini menyebabkan guru akan menerapkan satu metode untuk semua. Misalnya guru menerangkan pelajaran terus menerus. Padahal di kelas ada siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik. Tentu saja hal ini dapat membuat siswa mengalami kesulitan memahami pelajaran.

Solusinya adalah Guru Pintar harus memahami karakteristik siswa termasuk juga gaya belajarnya. Setelah itu Guru Pintar dapat merancang metide pembelajaran yang kreatif, yang dapat mengcover semua gaya belajar siswa di kelas.

3. Media pembelajaran yang digunakan tidak sesuai

Media belajar penting sebagai alat untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan. Masalahnya adalah apakah Guru Pintar pernah mengases apakah media yang dirancang dan dibuat sebagai penunjang belajar efektif dan dapat membantu siswa memahami pelajaran? Jika media yang digunakan tidak sesuai dengan materi dan juga karakteristik siswa tentu saja akan berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa. Apalagi jika media justru menjadi distraksi saat belajar.

Supaya media belajar yang digunakan tepat sasaran, Guru Pintar harus mendesain media pembelajaran dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Caranya dengan membuat peta empati, mengidentifikasi permasalahan, membuat purwarupa, melakukan ujicoba, dan jangan segan-segan untuk melakukan perbaikan.

4. Siswa tidak menyukai gurunya

Kondisi emosional siswa sangat berpengaruh pada kesuksesan pembelajaran. Bagaimana perasaan siswa terhadap guru dapat menjadi salah satu sebabnya. Siswa yang menyukai gurunya, secara otomatis akan bersemangat dalam belajar dan tidak sungkan jika ingin bertanya. Sebaliknya jika siswa tidak menyukai gurunya, maka mereka tidak akan menyukai pelajaran yang diajarkannya.

Nah, Guru Pintar harus dapat bersikap yang membuat siswa merasa aman dan nyaman. Coba terapkan 4 kompetensi guru terutama kompetensi kepribadian. Buat siswa merasa dekat dan termotivasi dalam belajar.

5. Siswa memiliki permasalahan pribadi atau keluarga

Fokus sangat penting supaya siswa dapat memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru. Tetapi ada banyak hal yang dapat menjadi distraksi dan membuat siswa tidak fokus saat belajar. Permasalahan pribadi antar teman atau permasalahan dengan keluarga dapat menjadi salah satu penyebabnya.

Guru Pintar harus mampu menempatkan diri sebagai mediator. Setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa, ada baiknya berusaha memediasi permasalahan yang dihadapi sehingga segera mendapatkan solusi. Jika tidak dapat menyelesaikan masalah siswa sendiri, ada baiknya Guru Pintar bekerjasama dengan guru BK dan juga orang tua.

Nah, Guru Pintar mari tingkatkan empati dan simpati pada siswa. Mari bantu siswa untuk benar-benar belajar di saat belajar.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA