Makanan yang diawetkan dengan cara pengeringan akan dapat bertahan selama

3 menit

Proses pengawetan makanan tidak hanya bisa dilakukan dengan bahan kimia, tapi bisa juga dengan cara alami. Berikut 99.co Indonesia hadirkan cara mengawetkan makanan yang tepat!

Sejak zaman dulu, pengawetan makanan telah banyak digunakan untuk meningkatkan ketahanan dan kualitas.

Selain itu, teknik pengawetan makanan pun perlu dilakukan untuk menghindari pembusukan dan memperpanjang waktu penyimpanan makanan.

Biasanya, kita melakukan pengawetan makanan dengan cara menyimpannya di dalam kulkas.

Padahal, menyimpan makanan di dalam kulkas hanya membuat makanan bertahan selama beberapa hari atau minggu saja, lo.

Jika kamu tertarik mengawetkan makanan secara bertahun-tahun, kamu memerlukan metode pengawetan lainnya, seperti pengalengan, pembekuan, dan lainnya.

Adapun penjelasan cara mengawetkan makanan secara lengkap bisa kamu simak dalam ulasan di bawah ini, ya!

8 Cara Mengawetkan Makanan agar Tahan Lama

1. Pengalengan

Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa makanan yang dijual di dalam kaleng bisa tahan hingga bertahun-tahun walau disimpan di suhu ruangan?

Jawabannya adalah makanan tersebut memang sengaja diawetkan dengan cara menggabungkan teknik kimia dan fisika lewat pengalengan aluminium.

Dengan begitu, makanan yang akan dikalengkan sebelumnya akan ditambahkan dengan zat-zat pengawet.

2. Pengeringan

Pada zaman dahulu, nenek moyang kita sering menyimpan makanan dengan cara menjemur makanan hingga benar-benar kering.

Adapun metode pengawetan makanan tersebut dinamakan pengeringan.

Teknik ini berfokus pada prinsip bahwa mikroorganisme penyebab pembusukan makanan bisa berkembang dalam tempat yang lembap, basah, dan memiliki kadar air yang tinggi.

3. Pengasinan

Garam memiliki kandungan zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme bakteri penyebab pembusukan makanan.

Dengan begitu, banyak masyarakat yang menggunakan metode pengawetan ini untuk membuat ikan asin.

3. Penguburan

Mungkin, cara mengawetkan makanan secara alami yang satu ini terdengar sedikit seram bagi kamu.

Namun, teknik mengawetkan makanan ini sangat populer di Korea untuk membuat kimchi.

Awal pembuatannya adalah mempersiapkan tanah yang dipakai untuk mengubur kimchi dengan cara memberi garam pada tanah tersebut.

Selanjutnya kimchi yang sudah diberi bumbu dimasukkan ke dalam gentong dan dikubur hingga berbulan-bulan.

4. Fermentasi

Makanan yang diproses secara fermentasi biasanya jauh lebih awet dibanding makanan biasa, lo.

Fermentasi juga mengubah rasa dan aroma makanan maupun minuman menjadi terasa lebih nikmat.

Adapun beberapa jenis makanan yang melalui proses fermentasi adalah tape, yoghurt, bir, dan kecap.

5. Pengasaman

Kemudian, cara cara mengawetkan makanan selanjutnya adalah dengan metode pengasaman.

Metode ini dilakukan dengan menurunkan tingkat keasaman (pH) sehingga pertumbuhan bakteri penyebab pembusukan akan terhambat.

Untuk mengasamkan makanan secara alami biasanya menggunakan tomat.

Namun, untuk mengasamkan makanan dengan zat kimia biasanya memakai cuka atau asam sitrat.

6. Pemanisan

Cara mengawetkan makanan dengan metode pemanisan bisa kita temukan pada manisan buah.

Adapun langkah pengawetan makanan yang satu ini menggunakan media gula.

Makanan akan dicampur dengan zat yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi 40 persen untuk menurunkan mikroorganisme.

Selain manisan buah, makanan lain yang diawetkan dengan cara ini antara lain adalah susu, agar-agar, dan lain-lain.

7. Pengasapan

Teknik pengawetan makanan dengan cara pengasapan juga cukup populer.

Jenis makanan yang paling sering diawetkan dengan metode pengasapan adalah ikan.

Namun, daging sapi dan daging babi juga bisa diasap hingga menjadi bacon atau spek.

Dengan menggunakan metode ini, kamu bisa membuat makanan jadi awet hingga bertahun-tahun.

Selain itu, aroma asap yang masih melekat pada makanan justru membuat cita rasa makanan tersebut jadi semakin sedap.

8. Pendinginan

Cara mengawetkan makanan yang terakhir ini pastinya sering kamu lakukan.

Suhu dingin dari lemari es atau freezer dipercaya dapat membunuh bakteri yang dapat mempercepat pembusukan pada makanan.

Namun, untuk beberapa jenis bahan makanan, seperti daging atau ayam, bisa disimpan di freezer hingga berbulan-bulan jika kamu sudah menggunakan cara yang tepat.

Sementara itu, makanan jadi biasanya hanya bisa awet sampai 1-2 minggu jika disimpan di dalam freezer.

***

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu ya, Sahabat 99.

Jangan lupa pantau terus artikel menarik lainnya lewat Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari rumah dijual di Pasar Rebo?

Cek saja pilihannya hanya di 99.co/id.

Selain bahan pengawet di atas, masih ada jenis pengawet alternatif yang diperoleh dari bahan pangan segar seperti bawang putih, gula pasir, asam jawa dan kluwak. Bahan-bahan ini dapat mencegah perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk. Mari kita kenali satu persatu masing-masing jenis pengawet alami:

  1. Garam Dapur

    Garam dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida (NaCl). Garam dapur merupakan bumbu utama setiap masakan yang berfungsi memberikan rasa asin. Selain meningkatkan cita rasa garam juga berfungsi sebagai pengawet. Sifat garam dapur adalah higroskopis atau menyerap air, sehingga adanya garam akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme mati karena dehidrasi.  Garam dapur juga dapat menghambat dan menghentikan reaksi autolisis yang dapat mematikan bakteri yang ada di dalam bahan pangan. 

    Penggunaan garam sebagai pengawet biasanya dikenal dengan istilah penggaraman, seperti yang dilakukan pada proses pembuatan ikan asin, telur asin, atau asinan sayuran dan buah. Cara penggunaanya sangat sederhana, tinggal menambahkan garam dalam jumlah tinggi ke dalam bahan pangan yang akan diawetkan.

  2. Gula Pasir

    Gula pasir adalah butiran menyerupai kristal yang merupakan hasil pemanasan dan pengeringan sari tebu atau bit. Anda tentu sudah tahu bentuk gula pasir, yaitu butiran berwarna putih yang tersusun atas 99.9% sakarosa murni. Selain dijual dalam bentuk butiran, gula pasir juga dijual dalam bentuk tepung, populer dengan sebutan gula halus.

    Fungsi gula pasir biasanya ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk memberikan rasa manis. Namun selain memberikan rasa, gula pasir juga berfungsi sebagai pengawet. Sama halnya dengan garam, sifat gula pasir adalah higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi dan akhirnya mati.

    Penggunaan gula sebagai pengawet, lazim disebut dengan istilah penggulaan. Penggunaanya bisa ditaburkan atau dicampur dan dilarutkan dengan bahan makanan atau minuman yang akan diawetkan. Contoh produk yang diawetkan dengan penggulaan adalah manisan, selai, dodol, permen, sirup dan jeli.

  3. Cuka

    Cuka adalah produk hasil fermentasi dari bakteri acetobacter. Banyak jenis cuka beredar di pasaran, seperti cuka apel, cuka hitam, cuka aren dan cuka limau. Masing-masing cuka ini diperoleh dari bahan dasar fermentasi yang berbeda. Adalagi satu jenis cuka yang sering digunakan untuk memasak yang disebut juga cuka masak. Cuka jenis ini adalah cuka sintetis/kimiawi dengan rasa asam yang sangat kuat. Biasanya cuka mengandung asam asetat 98%.

    Selain memberikan rasa asam pada masakan dan minuman, cuka juga bisa digunakan sebagai bahan pengawet. Produk yang biasanya diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi,  jelly dan minuman. Penggunaanya disesuaikan dengan jenis produk yang diawetkan. Selain meningkatkan daya simpan, cuka juga dapat mempertahankan warna atau mencegah reaksi browning/pencokelatan pada buah dan sayuran. Dengan penambahan cuka, sayuran dan buah akan lebih bertahan warnanya.

  4. Bawang Putih

    Bawang putih (Allium sativum) merupakan bumbu dapur yang sangat populer. Aroma dan rasanya yang khas, dapat memberikan citarasa lezat dan harum pada masakan. Selain sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat efektif sebagai pengawet.  Hal ini desebabkan karena bawang putih dapat menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri. Kandungan allicin di dalam bawang putih sangat efektif mematikan bakteri gram positif dan gram negatif. Bawang putih juga bersifat antimikroba E.coli, Shigella sonnei, Staphylococcus sureus dan Aerobacter aerogenes. Manfaat lainya adalah dapat mengurangi jumlah bakteri aerob, kaliform dan mikroorganisme lainya sehingga bahan makanan yang ditambahkan bawang putih akan lebih awet. Penggunaannya mudah. Tambahkan bawang putih ke dalam potongan daging atau ikan dan simpan di dalam freezer. Dengan cara ini daging atau ikan bisa bertahan 20 hari.

  5. Kluwak

    Selain sebagai bumbu dan pemberi warna, kluwak (Pangium edule Reinw) juga bisa digunakan sebagai pengawet. Kluwak biasanya digunakan sebagai pengawet ikan segar. Ikan segar yang diawetkan dengan kluwak bisa bertahan hingga enam hari. Cara penggunaanya, buah kluwak dicincang halus, dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam perut ikan yang telah dibersihkan isi perutnya. Biasanya pengawetan ikan segar dengan kluwak dilakukan oleh pada nelayan di daerah Banten. Nelayan biasanya mengawetkan ikan untuk pengiriman ikan jarak jauh. Pengawetan dengan kluwak seringkali dikombinasikan dengan penggaraman dan pendinginan. 

  6. Pengeringan

    Selain menggunakan bahan pangan alami, pengawetan bahan pangan juga bisa dilakukan dengan metode pengeringan. Pengeringan adalah cara pengawetan bahan makanan paling praktis, aman, murah dan sehat. Hampir semua bahan pangan baik sayuran, buah, kacang-kacangan hingga daging dapat diawetkan dengan metode pengeringan. Tujuannya adalah mengurangi sebagian air dalam bahan pangan hingga 10-15 % sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat hidup.

    Metodenya bisa dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari maupun panas oven. Bahan pangan yang dikeringkan seperti ubi, sayuran dan buah diiris tipis-tipis kemudian dijemur atau dioven dalam suhu rendah (di bawah 40 derajat celcius)  hingga kering. Selanjutnya bahan pangan tinggal disimpan di tempat yang sejuk, kering dan tertutup rapat. Bahan pangan yang dikeringkan biasanya bertahan  hingga 1 bulan.

Metode pengawetan makanan baik yang alami atau yang buatan akan mempengaruhi kualitas gizi yang terkandung, terutama vitamin dan mineral - zat gizi yang mudah rusak jika diawetkan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, mengkonsumsi bahan pangan segar adalah cara terbaik untuk mendapatkan asupan nutrisi optimal.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA