Apa yang kamu ketahui mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA bagaimana sejarah terbentuknya MEA)

Dunia yang dari hari ke hari terus berubah disikapi negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN dengan memperkuat hubungan antarnegara. Hubungan yang terjalin biasanya diwujudkan dalam bentuk kerja sama di beberapa bidang. Salah satu bidang yang menjadi fokus adalah bidang ekonomi. Saat ini beberapa negara ASEAN menunjukkan perkembangan signifikan, bahkan posisinya termasuk yang diperhitungkan di kancah internasional

Sebut saja Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Singapura. Negara-negara tersebut kini bukan sekadar konsumen, melainkan juga menjadi produsen bagi negara-negara lain. Hal ini adalah nilai yang positif tentunya. Keberadaan Uni Eropa dan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara mendorong negara-negara ASEAN dalam menggagas kerja sama dalam bidang perdagangan yang lebih luas lagi. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) digagas untuk membentuk pasar tunggal dan menciptakan kondisi yang kompetitif antarnegara demi peningkatan negara-negara anggota. Apa itu MEA, pengertian, ciri-ciri, serta seluk beluknya? Berikut ini ulasannya.

Baca Juga: 10 Negara Bebas Visa Untuk WNI Selain di ASEAN

MEA: Latar Belakang dan Tujuannya terhadap Masyarakat ASEAN

Masyarakat Ekonomi ASEAN via aseanbac.ph

Globalisasi sudah tak mungkin dihindari saat ini. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, terutama penggunaan internet yang kian meluas, membawa dampak nyata terbukanya ruang dan kesempatan baru dalam transakasi perdagangan antarnegara.

Latar Belakang dan Sejarah Lahirnya MEA

Sejarah MEA diawali dari perjanjian bersama pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia yang menghasilkan satu visi bersama negara-negara Asia Tenggara (ASEAN Vision 2020). Tujuannya menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang makmur dengan pembangunan serta pengembangan ekonomi yang merata di tiap-tiap negara yang menjadi anggotanya.

KTT di Bali, Indonesia pada Oktober 2003  menelurkan hasil yang hampir sama dengan KTT 1997. Pada KTT di Bali tersebut, para pemimpin negara-negara ASEAN menyatakan pentingnya mengintegrasikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai satu tujuan utama dalam integrasi perilaku ekonomi di kawasan regional yang akan diterapkan tahun 2020.

KTT selanjutnya pada 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia melahirkan konsensus baru. Isinya menyatakan bahwa tahun diberlakukannya MEA dimajukan. Yang awalnya tahun 2020 menjadi tahun 2015. Konsensus tersebut melahirkan deklarasi yang disebut dengan Deklarasi Cebu. Dengan ditandatanganinya Deklarasi Cebu maka keputusan konsensus dari tahun ke tahun menjadi satu langkah nyata untuk menjadikan ASEAN sebagai daerah perdagangan bebas yang meliputi seluruh komponen aktivitas ekonomi. Mulai dari barang, tenaga kerja (terampil), investasi, modal, sampai jasa.

Tujuan dari Dibentuknya MEA

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pembentukan MEA memiliki tujuan utama menghadirkan pemerataan ekonomi bagi seluruh warga masyarakat kawasan ASEAN. Jika diuraikan dengan lebih mendalam berdasarkan Deklarasi Cebu, tujuan utama dari dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yaitu:

  • Menciptakan pasar tunggal yang mencakup negara-negara ASEAN sekaligus pusat produksi (production base) dengan kaitannya pada elemen produk aktivitas ekonomi bebas, seperti tenaga kerja (terdidik/terampil), bebas bea untuk aliran barang dan jasa dari kawasan regional ASEAN, serta keluar masuknya investasi dan aliran modal untuk negara-negara sekawasan.
  • Menjadikan ASEAN sebagai kawasan berdaya saing ekonomi tinggi yang ditandai dengan dikuatkannya peraturan dalam kompetisi ekonomi, meliputi perlindungan konsumen, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), perpajakan, kelancaran aktivitas e-Commerce, dan pengembangan infrastruktur.
  • Meratakan pemberdayaan ekonomi kawasan ASEAN dengan sasaran utama revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), terutama bagi negara Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vietnam (CMLV). Sebagaimana diketahui bersama negara CMLV telah lama dan berulang kali didera dengan beragam masalah politik, sosial, dan kebudayaan yang berpengaruh terhadap keamanan negara tersebut. Dengan demikian, sebagaimana terangkum dalam ASEAN Vision 2020 serta Pakta ASEAN Concord II, MEA dibuat dengan maksud untuk memeratakan ekonomi hingga ke seluruh penjuru kawasan.
  • Mengintegrasikan ekonomi kawasan dengan ekonomi global dengan tujuan dasar untuk meningkatkan peran serta ASEAN dalam percaturan kebijakan global. Semua dilakukan dengan proses pendekatan yang koheren antara ekonomi regional dan global. Hal ini tentu adalah salah satu sisi positif sebab nantinya masukan negara-negara ASEAN dianggap penting.

Tujuan dari pembentukan MEA sesuai dengan pakta dalam Deklarasi Cebu tersebut tentu memberikan corak baru bagi ciri ekonomi di kawasan MEA. Ciri tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut:

  • Iklim ekonomi kawasan menjadi lebih kompetitif.
  • Usaha untuk pemerataan ekonomi dalam ruang lingkup negara-negara yang tergabung dalam ASEAN.
  • Integrasi ekonomi global dan pelosok untuk menjadi basis produksi serta pasar tunggal.

Mengingat betapa besar tujuan serta ketatnya corak ekonomi global kawasan MEA, tentu dirasa perlu bagi masyarakat Indonesia untuk tahu lebih mendalam seluk-beluk di balik MEA serta manfaatnya.

Baca Juga: Cara Membuat E-Paspor dan Syarat-Syaratnya

Lima Hal Ini Membantu untuk Mempersiapkan Diri Menghadapi MEA

Kerja Sama Antarnegara ASEAN dalam MEA via rumahcitakita.org

Informasi-informasi yang beredar tentang globalisasi yang menampilkan sisi negatif terkadang menjadikan orang takut untuk berhadapan atau menimbulkan rasa tidak percaya diri. Terlebih mengenai isu ketatnya persaingan dalam bidang ketenagakerjaan. Namun, sebenarnya tak perlu bersikap demikian apalagi termakan isu yang ada. Ada lima hal yang perlu diketahui agar lebih mantap dalam mempersiapkan diri dan berani menghadapi persaingan secara global. Berikut ini tersaji untuk Anda.

1. MEA Bukanlah Hal Baru dalam lingkup ASEAN

Berdasarkan sejarahnya, kebijakan ASEAN untuk bersatu dalam mewujudkan perdagangan bebas MEA bukanlah hal baru. Setidaknya, semua sudah terencana selama kurang lebih satu dekade belakangan. Percepatan yang dilakukan (semula 2020 dimajukan menjadi 2015) adalah sikap yang wajar, mengingat perkembangan ekonomi dunia yang fluktuatif. Mengenali dan memahami gejolak-gejolak internasional adalah satu cara untuk memanfaatkan keuntungan dari MEA dan menghindari kerugian yang tak diinginkan.

2. MEA Memberi Banyak Keuntungan yang Bisa Didapat Seorang Individu

Salah satu tujuan MEA adalah mengusahakan pemerataan dan menurunkan ketimpangan dalam masyarakat ASEAN. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya tentang memajukan UKM di negara-negara CMLV. Lalu, apa untungnya untuk masyarakat Indonesia? MEA akan menjadikan ASEAN sebagai pasar atau produsen dari beragam produk negara-negara anggota. Semakin dimudahkan penjualan secara global maka semakin besar pasar sehingga menjadi peluang bagi siapa saja yang peka dan kreatif.

3. Produktivitas dan Cross Market

Pasar memiliki tingkat kejenuhannya sendiri. Dengan MEA, pasar yang terbuka semakin luas demikian pula dengan kompetisi. Yang harus menjadi fokus tentu saja adalah bagaimana masuk ke pasar negara lain. Semakin tinggi daya saing (karena kualitas) membuat produsen lebih kreatif dan inovatif serta berkualitas dalam menciptakan produk. Produsen di Indonesia yang ingin agar produknya bisa diterima dalam pasar global mau tak mau memerhatikan kualitas produknya, minimal memenuhi standar internasional.

4. Kesadaran Akan Peningkatan Mutu Pendidikan SDM

Data dari 2014 menunjukan jumlah pekerja berpendidikan sekolah menengah pertama (SMP) di Indonesia sekitar 76,4 juta jiwa. Jumlah tersebut jika dipersenkan sekitar 64% dari 118 juta jiwa pekerja Indonesia. Angka yang termasuk tinggi untuk indikator rendahnya mutu sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Setiap individu yang sadar dengan persaingan MEA tentu akan terus menggenjot mutu dan tingkat pendidikan sampai level tinggi atau tertinggi.

5. Kesadaran Akan Peningkatan Infrastruktur dan Sarana Pendukung

Negara dapat berkembang menuju level yang signifikan dengan mendorong pembangunan di bidang sarana dan prasarana. Dibukanya MEA juga mengisyaratkan hal yang sama. Tentu butuh peran serta semua pihak agar sarana dan prasarana di Indonesia terus berkembang menuju taraf yang lebih memadai.

Persiapkan dan Ikut Peran Serta dalam Memajukan MEA

Masyarakat Ekonomi ASEAN bukanlah momok yang perlu ditakuti. Sebab ini tak lain hanyalah keniscayaan globalisasi itu sendiri. Memahami sistem dan skema MEA serta mempersiapkan diri menghadapinya bisa membuat kita punya andil untuk mendukung program ini agar berjalan dengan baik. Setiap kebijakan biasanya juga memiliki dampak negatif yang perlu diantisipasi sehingga bisa mengikuti MEA dengan baik.

Baca Juga: 20 Negara Terkaya di Dunia

Masyarakat Ekonomi Perbara atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) (bahasa Inggris: ASEAN Economic Community, disingkat AEC) adalah sebuah integrasi ekonomi Perbara dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara Perbara.[1][2] Seluruh negara anggota Perbara telah menyepakati perjanjian ini. Dengan keberadaan MEA, masyarakat diharapkan untuk bersosialisasi dan meningkatkan kemampuan negara agar lebih maju.

MEA dibentuk sesuai amanat Bali Concord II yang dihasilkan dalam KTT Perbara ke-9 di Bali pada Oktober 2003.[1][3][4] Pada awalnya, MEA ditujukan untuk mewujudkan Wawasan Perbara 2020. Dalam KTT Perbara ke-12 pada Januari 2007, tiap negara anggota Perbara menyetujui percepatan pembentukan Masyarakat Ekonomi Perbara 2015.[5]

MEA memiliki empat pilar utama:[2][6]

  1. Pasar dan basis produksi tunggal
    MEA menciptakan pasar tunggal untuk seluruh masyarakat Perbara.
  2. Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi
    MEA menjadikan Perbara sebuah kawasan ekonomi berdaya saing tinggi.
  3. Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan berkeadilan
    MEA memberdayakan ekonomi dalam Perbara, khususnya UMKM.
  4. Kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global
    MEA mengintegrasikan ekonomi kawasan dengan ekonomi global.

MEA bertujuan untuk menjadikan Perbara sebagai pasar tunggal yang membebaskan arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil.[2][7] Investasi asing di kawasan Asia Tenggara diharapkan meningkat akibat MEA. Lima hal yang peredarannya tidak dibatasi di antara negara-negara Perbara, yaitu arus barang, arus jasa, arus modal, arus investasi, dan arus tenaga kerja terampil.[2]

Pada tahun 2015, tiap negara anggota Perbara meyetujui Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025. Cetak biru ini disusun berdasarkan Cetak Biru MEA 2015 yang terdiri dari lima bagian:[6][8]

  • ekonomi yang terpadu dan terintegrasi penuh;
  • peningkatan ketersambungan dan kerja sama sektoral;
  • Perbara yang berdaya saing, inovatif, dan dinamis;
  • Perbara yang tangguh, inklusif, dan berorientasi pada masyarakat; serta
  • Perbara yang global.

MEA 2015 bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Perbara sebagai pasar dan basis produksi tunggal, kawasan yang lebih dinamis dan berdaya saing, memiliki pembangunan yang setara, serta mempercepat keterpaduan ekonomi di kawasan Perbara ataupun di luar Perbara.

  • Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara
  • Kawasan Perdagangan Bebas Perbara (AFTA)
  • Perdagangan bebas

  1. ^ a b "Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II)". ASEAN (dalam bahasa Inggris). 7 Oktober 2003. Diakses tanggal 7 Januari 2021. 
  2. ^ a b c d Edelweis Lararenjana (16 September 2020). "4 Tujuan MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pasar Tunggal di Regional Asia Tenggara". Merdeka.com. Diakses tanggal 7 Januari 2021. 
  3. ^ "KTT ASEAN ke-9 2003". Sekretaris Nasional ASEAN - Indonesia. 8 Oktober 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-08. Diakses tanggal 7 Januari 2021. 
  4. ^ "Pemimpin ASEAN Tandatangani Bali Concord II". Tempo.co. 7 Oktober 2003. Diakses tanggal 7 Januari 2021. 
  5. ^ "Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN". GS1 Indonesia. Diakses tanggal 7 Januari 2021. 
  6. ^ a b "Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)". Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. 17 Maret 2015. Diakses tanggal 7 Januari 2021. 
  7. ^ "Apa yang harus Anda ketahui tentang Masyarakat Ekonomi Asean". BBC News Indonesia. Diakses tanggal 7 Januari 2021. 
  8. ^ "ASEAN Economic Community". ASEAN (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Januari 2021. 

  • Situs web resmi

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masyarakat_Ekonomi_Perbara&oldid=20827015"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA