Apa yang dimaksud dengan ilmu bantu sejarah?

BAB II

Ilmu Bantu Sejarah

  1. A.           Fungsi Ilmu Bantu Sejarah

Ilmu bantu di dalam penelitian dan penulisan sejarah sifatnya wajib bagi sejarawan. Ilmu bantu tersebut berfungsi sebagai pendukung sejarah atau disebut auxiliary sciences/ sister disciplines. Ilmu bantu sejarah sangat membantu sejarawan agar karya yang dihasilkan benar-benar ilmiah.

  1. B.            Ilmu Bantu Sejarah

Ilmu yang mengkaji bentuk-bentuk kehidupan purba yang pernah hadir di muka bumi terutama fosil. Kata fosil berasal dari bahasa Yunani fissilis yang artinya sesuatu yang digali dan dikeluarkan dari dalam tanah. Jadi fosil adalah sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang terpendam di dalam tanah selama ratusan juta tahun dan tetap terpelihara bentuknya karena telah membatu.

Paleoantropologi mempunyai kajian berbeda dengan paleontologi. Objek kajian paleoantropologi adalah mempelajari fosil manusia purba. Ilmu ini berusaha mengkaji, merekonstruksi asal usul manusia, evolusinya, persebarannya, lingkungannya, cara hidup dan budayanya. Fosil-fosil manusia ditemukan pada kala pleistosen.

Di Indonesia kajian manusia purba telah banyak dilakukan oleh sarjana Eropa sejak akhir abad 19. Eugene Dubois menemukan tulang rahang di daerah Trinil tepi Bengawan Solo. Setelah direkonstruksi fosil itu diberi nama Pithecantropus Erectus yang artinya manusia kera berdiri tegak.  GHR. Von Koeningswald yang berhasil merekonstruksi fosil Homo Soloensis (Manusia Solo), Homo Mojokertensis (Manusia Mojokerto) dan Pithecantropus Mojokertensis (Manusia kera dari Mojokerto) dan Meganthropus Paleojavanicus (Manusia besar Jawa purba).

Arkeologi adalah kajian ilmiah  mengenai hasil budaya pra sejarah dan sejarah melalui penggalian (ekskavasi). Beberapa kelompok benda-benda arkeologi adalah :

  1. Semua benda buatan manusia dengan tujuan untuk kepentingan manusia. Umumnya benda ini mudah untuk dipindah-pindah seperti manik-manik, kapak batu dan lain-lain.
  2. Bangunan tempat pemukiman yang sulit dipindahkan
  3. Ekofak yaitu objek alamiah yang ikut tertimbun bersama-sama artefak dan bangunan seperti sisa makanan kulit kerang

Ilmu sejarah sangat terbantu dengan arkeologi karena kajian ini sangat membantu dalam memberikan informasi tentang di mana, bilamana, bagaimana kebudayaan atau suatu peradaban yang tinggi bisa tumbuh, berkembang dan akhirnya runtuh. Di Amerika Serikat ilmu arkeologi merupakan cabang antropologi sedang di Eropa, arkeologi masuk dari ilmu sejarah.

Paleografi adalah ilmu membaca, menentukan waktu, menganalisis tulisan-tulisan kuno yang ditulis di atas papirus, tablet-tablet tanah liat, tembikar, kayu, perkamen (vellum) kertas dan daun lontar. Contohnya adalah misteri tulisan hieoroglyph yang tertulis di papirus pada zaman Firaun baru dapat terbaca pada tahun 1799 oleh ilmuwan Prancis Jean Champollion. Contoh lagi adalah adalah tulisan paku pada zaman Mesopotamia (Irak) dapat tebaca pada tahun 1846 oleh Sir Henry Rawlinson.

Hampir mirip dengan Paleografi, Epigrafi lebih fokus ke objek tempat menulis. Epigrafi adalah pengetahuan tentang cara membaca, menentukan waktu dan menganalisis tulisan atau inskripsi pada benda-benda yang bertahan lama seperti batu, logam atau gading. Secara sederhana Epigrafi adalah ilmu membaca prasasti.

Tokoh-tokoh epigraf asing yang banyak melalukan penelitian di Indonesia adalah Casparis, Bosch, Coedes. Sementara epigraf Indonesia yang terkenal adalah Purbacaraka, Buchori, Sukarto K. Atmojo

Ikonografi adalah ilmu tentang arca/ patung kuno. Patung dan arca yang ditemukan pada umumnya adalah bagian dari tempat-tempat beragama (sakral). Patung-patung banyak ditemukan di beberapa peradaban besar dunia seperti Mesir, Mesopotamia, Persia, India, Yunani, Romawi dan Cina. Sedang di Indonesia, patung terbuat dari tanah liat, batu dan logam. Patung yang dibuat pada masa prasejarah ditemukan di Pasemah. Umumnya patung yang ditemukan di Indonesia merupakan personifikasi tokoh-tokoh sejarah seperti: patung Rajasa (Ken Arok), Prajna Paramita (Ken Dedes), Kertanegara, Gajah Mada, Tribuwana Tunggadewi.

Numismatik adalah ilmu yang mempelajari mata uang, asal usul, teknik pembuatan, sejarah, mitologi dan seninya. Mata uang atau koin adalah sepotong logam yang diberi bentuk dan berat tertentu yang memuat tanda-tanda yang dicapkan di atasnya oleh pejabat pemerintah sehingga menjadi jaminan sahnya mengenai nilai dan beratnya sebagai alat tukar resmi.

Bagi kajian sejarah, keberadaan mata uang atau koin menjadi sangat penting karena dapat menunjukkan adanya kegiatan ekonomi, hubungan dagang antar pulau di nusantara atau dengan luar nusantara, hubungan politik dan budaya.

Keramik adalah nama umum untuk tembikar, cina dan porselin. Pengetahuan tentang keramik merupakan ilmu bantu sejarah dan kesenian yang penting. Hasil kajian tentang benda-benda ini merupakan bahan penting untuk penyusunan sejarah baik pada periode pra sejarah dan sejarah. Dari kajian tentang keramik akan diketahui perkiraan waktu, pemilik atau pendukung kebudayaan keramik, lalu lintas perdagangan dan interaksi antar daerah dan bangsa.

Tembikar di Indonesia biasanya berupa alat-alat dapur yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Pecahan tembikar ini telah ditemukan pada masa mesolitikum (batu madya) seperti sampah dapur (kjokkenmoddinger) yang ditemukan di pantai timur Sumatra. Pada masa neolitikum (batu baru), tembikar yang ditemukan telah dihias dan diperhalus.

Pengetahuan tentang asal-usul nenek moyang atau keturunan keluarga keluarga seseorang. Biasanya hal ini dilakukan oleh para kaisar/raja untuk legitimasi terhadap dirinya. Biografi dari orang/ tokoh dapat diteliti melalui bio data atau curriculum vitae.

Filologi adalah ilmu yang mempelajari naskah-naskah kuno. Beberapa naskah yang sangat penting dalam mengkaji sejarah Indonesia. Beberapa naskah kuno yang dikenal antara lain :

Negarakertagama adalah naskah lontar yang ditemukan dan dirampas oleh Belanda di Puri Cakranegara Lombok tahun 1894. Naskah ini menggunakan bahasa Jawa Kuno, berhuruf Bali dan berbentuk puisi (kakawin). Naskah ini ditulis oleh Mpu Prapanca seorang pujangga Majapahit ditulis tahun 1365 setahun setelah Gajah Mada wafat. Sekarang naskah ini disimpan di Universitas Leiden Belanda. Beberapa sejarawan telah menterjemahkan naskah seperti oleh Brandes dan H. Kern. Sementara sejarawan Indonesia yang menterjemahkan naskah ini adalah Prof. Slametmulyono (1953).

Secara garis besar isi dari naskah Negarakertagama antara lain : tinjauan filsafat Prapanca dan tujuan penulisan, susunan pemerintah pusat dan pemerintahan dalam negeri Majapahit, wilayah nusantara yang dikuasai Majapahit, penyiaran agama Hindu-Budha, catatan perjalanan Hayam Wuruk ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, sejarah Singasari-Majapahit sejak Ken Arok hingga Hayam Wuruk dan Gajah Mada, upacara kebesaran di Majapahit, dan peraturan mengenai pertanahan agraria.

Naskah ini menggunakan bahasa Jawa Kuno, berbentuk prosa, tidak diketahui penulisnya dan disusun sekitar abad 16. Pararaton berisi tentang riwayat Ken Arok. Tahun 1920 naskah Pararaton ditulis ke dalam bahasa Romawi dan diterjemahkan oleh Brandes. Nasakah Pararaton berisi tentang kisah Ken Arok sebagai pendiri wangsa Rajasa, istrinya Ken Dedes dan sejarah Majapahit 1486.

Kidung Sundayana berbentuk puisi (kidung). Naskah ini ditemukan di Bali dan menggunakan bahasa Jawa Kuno dengan pengarang yang belum diketahui. Isi secara umum naskah Kidung Sundayana bercerita tentang kronologis perang Bubat yang diawali dengan keinginan Hayam Wuruk mencari permaisuri. Maka terpilihlah putri dari kerajaan Pajajaran yang bernama Citraloka. Rombongan Pajajaran dan putri Citraloka akhirnya datang ke Majapahit. Di sinilah awal masalah terjadi ketika Gajah Mada tidak senang dengan cara Hayam Wuruk menyambut kerajaan Pajajaran. Muncullah perselisihan paham antara Gajah Mada, Hayam Wuruk dan pihak Pajajaran. Tidak adanya kesepakatan pihak meyebabkan pertempuran antara kedua belah. Raja Pajajaran terbunuh dalam peristiwa ini dan Citraloka akhirnya bunuh diri.

Naskah ini bercerita tentang pasang surut sejarah Jawa yang meliputi akhir kerajaan Majapahit 1525 sampai Perjanjian Giyanti 1755 yang membagi Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Secara rinci isi Babad Tanah Jawi adalah Kerajaan Demak Bintoro, Mataram, walisongo terutama figur Sunan Kalijaga dan perpecahan Mataram.

Naskah berbahasa dan beraksara Sunda Kuno ini ditulis pada daun lontar. Naskah ini pernah ditranskrip dan diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Pleyte dengan catatan dari Purbacaraka. Isinya tentang leluhur raja Sunda (para hiyang) yang dimulai dari kerajaan Galuh (Ciamis) sampai runtuhnya kerajaan Pajajaran karena serangan Islam. Yang unik dari naskah ini adalah terdapatnya nama raja Sanjaya dari kerajaan Mataram.

Nasakah ini ditulis dalam bahasa Melayu sekitar abad 16 yang sekarang disimpan di perpustakaan Royal Society di London. Hikayat ini bercerita tentang kerajaan Pasai (Aceh) periode abad ke-13-16 M. Isi singkatnya adalah tentang raja Pasai yang memeluk agama Islam yaitu Raja Ahmad dan saudaranya Muhammad, tentang raja Samudra pertama yaitu Merah Silu yang masuk Islam dengan gelar Malik as-Saleh, tentang adu kerbau besar Majapahit (Raja Sang Nata dan Gajah Mada) dan anak kerbau dari Minangkabau (Patih Suatang dan Patih Katamanggungan). Yang menarik dari hikayat ini memuat tentang nama 35 daearah nusantara dan Semenanjung Melayu yang ditaklukkan Majapahit.

Naskah Melayu ini menggunakan aksara Arab-Melayu ditulis oleh Tun Sri Lanang (1565-1642) seorang bendahara dari Kesultanan Johor. Buku ini ditulis sekitar tahun 1612 seabad setelah Malaka ditundukkan Portugis tahun 1511. Penulisan acapkali tertunda karena Aceh sering menyerang Johor sehingga penulis harus mengungsi. Naskah ini sekarang disimpan di British Museum London.

Ringkasnya naskah ini berawal dari Sang Tri Buana yang turun dari Bukit Seguntang Palembang sampai direbutnya Malaka oleh Portugis tahun 1511. Sang Tri Buana ini dianggap sebagai pangkal empat keluarga raja yang memerintah Palembang, Majapahit, Melayu dan Minangkabau.

Etnografi adalah cabang dari antropologi yang menggambarkan tentang kebudayaan suatu masyarakat atau kelompok suku bangsa. Kajian etnografi diawali dengan keheranan orang-orang Eropa terhadap bangsa di luar Eropa yang mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan mereka pada sekitar abad ke-16 M. Etnografi sangat membantu penulisan sejarah etnis yang disebut etnohistory.

Cabang-cabang ilmu sosial seperti ekonomi, geografi, sosiologi, psikologi dan lain-lain menjadi pisau analisis yang sangat membantu dalam penelitian dan penulisan sejarah.

Penguasaan bahasa adalah syarat mutlak bagi sejarawan dalam melakukan penelitian dan penulisan sejarah. Penguasaan bahasa tidak harus menjadi ahli, minimal dapat mengerti apa yang dibaca dan ditulis. Sumber-sumber primer sejarah yang disimpan di arsip biasanya ditulis dengan bahasa asing atau bahasa daerah tertentu. Jika ingin mengkaji Indonesia pada masa kolonialisme maka sejarawan harus menguasai Bahasa Belanda. Jika ingin meneliti sejarah pada masa Mataram, Minangkabau atau Bugis maka sejarawan wajib menguasai Bahasa Daerah. Jika ingin meneliti sejarah Hindu-Budha di Indonesia maka sejarawan wajib menguasai Bahasa Sanskerta, Jawa Kuno atau Sunda Kuno. Jika ingin meneliti sejarah pada penyebaran Islam di Indonesia maka sejarawan wajib menguasai Bahasa Arab.

Statistik saat banyak dipakai sebagai metode ilmiah dalam ilmu-ilmu sosial. Khusus sejarah, statistik membantu ilmu sejarah menjadi ilmiah karena menggunakan fakta dan data kuantitatif. Sejarah yang telah menggunakan statistik adala sejarah sosial dan sejarah ekonomi. Contoh data statistik yang dapat digunakan dalam penelitian sejarah adalah Sensus penduduk yang memberi gambaran mengenai jumlah seluruh penduduk, jumlah pria, wanita, anak-anak, orang dewasa, orang tua, angkatan kerja, penganggur dan lain-lain.

Saat ini penelitian dan penulisan sejarah sangat terbantu dengan komputer dan internet. Semua bahan yang dibutuhkan dapat diunduh dari internet. Karya-karya sejarawan juga dapat dipublikasikan melalui internet.

DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Ismaun. 1990. Pengantar Ilmu Sejarah, Bandung: IKIP Bandung

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA