Apa yang dimaksud dengan aspek intelektual

Edukasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 ASPEK INTELEKTUAL, BAKAT DAN MINAT MANUSIA

Perkembangan merujuk pada perubahan fisik dan psikis pada anak. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam diri individu baik perkembangan secara jasmani maupun rohani menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara baik. Salah satu ciri dari perkembangan yaitu munculnya perubahan pada segi ukuran, seperti ukuran fisiknya yang semakin berkembang, kemudian semakin matang kemampuan berpikir anak. Dalam hal ini, perkembangan juga melibatkan aspek psikologis, yaitu berkembangnya aspek intelektual pada diri masing-masing.

Perkembangan intelektual meliputi kemampuan individu dalam mencerna informasi yang bersifat samar-samar atau abstrak, kemudian anak akan mulai menalar apa yang sedang ia terima, anak bertindak secara praktis dan efisien. Setiap individu sudah memiliki kemampuan tersebut bahkan setelah ia lahir ke dunia. Perkembangan intelektual ini berlangsung secara bertahap, dimulai saat anak masih berusia 2-7 tahun, kemudian menginjak usia remaja hingga mencapai usia dewasa.

Pada masa kanak kanak awal, anak berpikir secara kritis atas informasi apa yang telah ia terima. Anak akan terus berpikir hingga mendapat jawaban yang ia anggap tepat dari informasi yang telah dicerna. Pada masa ini, anak menunjukkan ciri-ciri berpikir yang pra-operasional. Pra-operasional merupakan tahap dimana anak mampu untuk mengolah kata menjadi lebih tersusun dibandingkan pada tahap sebelumnya.

Ciri berpikir pra-operasional yang pertama yaitu anak mulai menguasai fungsi simbolis, seperti anak mulai bermain dengan boneka yang ia miliki. Anak akan membayangkan jika boneka tersebut dapat berbicara dengannya, mengembangkan fungsi simbolik pada anak dapat menghidupkan daya khayal anak dengan mengunakan objek yang ada di depan matanya. Ciri kedua pra-operasinal yaitu anak mulai meniru apa yang ia amati, seperti sang kakak sedang tertawa sembari menatap ponselnya. Adiknya akan menalar apa yang sedang dilakukan dan ia meniru apa yang dilihat.

Ciri ketiga yaitu cara berpikir anak egosentrisme. Yang dimaksud dengan egosentrisme disini yaitu anak tidak mampu untuk membedakan antara sudut pandang satu dengan sudut pandang orang lain. Dapat dicontohkan ibu menelfon anaknya dan bertanya apakah ia sudah makan. Anak otomatis akan mengangguk atau menggelengkan kepalanya, anak tidak mengetahui jika ibu tidak dapat melihat tindakan yang baru saja ia lakukan.

Ciri selanjutnya yaitu cara berpikir anak yang centralized atau hanya terpaku pada satu objek saja. Ketika anak melihat botol yang berisi air penuh dan yang satunya hanya berisi setengah. Anak akan menganggap kedua botol itu memiliki isi yang sama.

Ciri kelima yaitu pola berpikir anak tidak dapat dibalik. Dapat dicontohkan ketika kita bertanya kepada anak-anak, kita bertanya berapa ia memiliki sepatu. Anak akan menjawab bahwa ia memiliki satu sepatu, kemudian kita bertanya kembali berapa jumlah sepatu yang ia punya maka anak akan menjawab tidak memiliki sepatu. Hal itu membuktikan bahwa pola pikir anak tidak dapat dibalik. Ciri terakhir dari pra-operasional yaitu berpikir secara terarah, yang artinya anak tidak ingin tahu bagaimana proses terjadinya sesuatu.

Perkembangan intelektual yang kedua terjadi pada masa remaja. Pada masa ini, kualitas intelektual anak semakin berkembang dan bertambahnya kemampuan remaja dalam menganalisis hal yang bersifat samar. Remaja akan semakin kritis dalam berpikir. Pola berpikir remaja menunjukkan karakteristik yang signifikan, seperti timbul dan berkembangnya rasa tolenransi terhadap orang lain, mampu memahami norma dan nilai-nilai yang telah diterapkan di lingkungan sekitarnya. Kemampuan tiap individu berbeda satu sama lain.

Perbedaan itu sudah ada semenjak mereka lahir hingga dewasa. Perkembangan intelektual selanjutnya yaitu pada masa dewasa, yang digambarkan dengan cara berpikir yang matang, mampu memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, orang dewasa sudah mampu membuat keputusannya sendiri dengan mempertimbangkan segala hal. Pengalaman yang telah dilalui orang dewasa akan menjadi panutan bagi para remaja yang akan menginjak masa dewasa, pengalaman itulah yang akan menjadi guru dalam kehidupannya. Orang dewasa yang menginjak usia 20 akan mulai belajar bagaimana mengelola bisnis, mulai memikirkan pekerjaan apa yang akan ia ambil selanjutnya. Di usia yang beranjak tua, orang dewasa akan memikirkan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, dan memiliki keinginan untuk memulai hidup yang lebih spesifik lagi.

Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu, kemampuan tersebut sudah ada pada dirinya atau diwarisi oleh orang tuanya. Bakat yang dimiliki harus dikembangkan lagi jika kita sudah mengetahui bakat apa yang ada pada diri masing-masing. Setiap individu memiliki bakat yang berbeda, contohnya yaitu bakat dalam bermain musik, bakat dalam bidang olahraga, menari, bakat menyanyi, mengolah barang bekas dan masih banyak lagi. Jika kita lihat pada anak-anak, orang tua dapat mengetahui bakat yang dimiliki dengan memperhatikan tingkah laku anaknya. Bakat yang banyak dimiliki oleh anak usia dini yaitu menggambar. Anak biasanya akan menggambar abstrak di dinding rumah.

Page 2

 ASPEK INTELEKTUAL, BAKAT DAN MINAT MANUSIA

Perkembangan merujuk pada perubahan fisik dan psikis pada anak. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam diri individu baik perkembangan secara jasmani maupun rohani menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara baik. Salah satu ciri dari perkembangan yaitu munculnya perubahan pada segi ukuran, seperti ukuran fisiknya yang semakin berkembang, kemudian semakin matang kemampuan berpikir anak. Dalam hal ini, perkembangan juga melibatkan aspek psikologis, yaitu berkembangnya aspek intelektual pada diri masing-masing.

Perkembangan intelektual meliputi kemampuan individu dalam mencerna informasi yang bersifat samar-samar atau abstrak, kemudian anak akan mulai menalar apa yang sedang ia terima, anak bertindak secara praktis dan efisien. Setiap individu sudah memiliki kemampuan tersebut bahkan setelah ia lahir ke dunia. Perkembangan intelektual ini berlangsung secara bertahap, dimulai saat anak masih berusia 2-7 tahun, kemudian menginjak usia remaja hingga mencapai usia dewasa.

Pada masa kanak kanak awal, anak berpikir secara kritis atas informasi apa yang telah ia terima. Anak akan terus berpikir hingga mendapat jawaban yang ia anggap tepat dari informasi yang telah dicerna. Pada masa ini, anak menunjukkan ciri-ciri berpikir yang pra-operasional. Pra-operasional merupakan tahap dimana anak mampu untuk mengolah kata menjadi lebih tersusun dibandingkan pada tahap sebelumnya.

Ciri berpikir pra-operasional yang pertama yaitu anak mulai menguasai fungsi simbolis, seperti anak mulai bermain dengan boneka yang ia miliki. Anak akan membayangkan jika boneka tersebut dapat berbicara dengannya, mengembangkan fungsi simbolik pada anak dapat menghidupkan daya khayal anak dengan mengunakan objek yang ada di depan matanya. Ciri kedua pra-operasinal yaitu anak mulai meniru apa yang ia amati, seperti sang kakak sedang tertawa sembari menatap ponselnya. Adiknya akan menalar apa yang sedang dilakukan dan ia meniru apa yang dilihat.

Ciri ketiga yaitu cara berpikir anak egosentrisme. Yang dimaksud dengan egosentrisme disini yaitu anak tidak mampu untuk membedakan antara sudut pandang satu dengan sudut pandang orang lain. Dapat dicontohkan ibu menelfon anaknya dan bertanya apakah ia sudah makan. Anak otomatis akan mengangguk atau menggelengkan kepalanya, anak tidak mengetahui jika ibu tidak dapat melihat tindakan yang baru saja ia lakukan.

Ciri selanjutnya yaitu cara berpikir anak yang centralized atau hanya terpaku pada satu objek saja. Ketika anak melihat botol yang berisi air penuh dan yang satunya hanya berisi setengah. Anak akan menganggap kedua botol itu memiliki isi yang sama.

Ciri kelima yaitu pola berpikir anak tidak dapat dibalik. Dapat dicontohkan ketika kita bertanya kepada anak-anak, kita bertanya berapa ia memiliki sepatu. Anak akan menjawab bahwa ia memiliki satu sepatu, kemudian kita bertanya kembali berapa jumlah sepatu yang ia punya maka anak akan menjawab tidak memiliki sepatu. Hal itu membuktikan bahwa pola pikir anak tidak dapat dibalik. Ciri terakhir dari pra-operasional yaitu berpikir secara terarah, yang artinya anak tidak ingin tahu bagaimana proses terjadinya sesuatu.

Perkembangan intelektual yang kedua terjadi pada masa remaja. Pada masa ini, kualitas intelektual anak semakin berkembang dan bertambahnya kemampuan remaja dalam menganalisis hal yang bersifat samar. Remaja akan semakin kritis dalam berpikir. Pola berpikir remaja menunjukkan karakteristik yang signifikan, seperti timbul dan berkembangnya rasa tolenransi terhadap orang lain, mampu memahami norma dan nilai-nilai yang telah diterapkan di lingkungan sekitarnya. Kemampuan tiap individu berbeda satu sama lain.

Perbedaan itu sudah ada semenjak mereka lahir hingga dewasa. Perkembangan intelektual selanjutnya yaitu pada masa dewasa, yang digambarkan dengan cara berpikir yang matang, mampu memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, orang dewasa sudah mampu membuat keputusannya sendiri dengan mempertimbangkan segala hal. Pengalaman yang telah dilalui orang dewasa akan menjadi panutan bagi para remaja yang akan menginjak masa dewasa, pengalaman itulah yang akan menjadi guru dalam kehidupannya. Orang dewasa yang menginjak usia 20 akan mulai belajar bagaimana mengelola bisnis, mulai memikirkan pekerjaan apa yang akan ia ambil selanjutnya. Di usia yang beranjak tua, orang dewasa akan memikirkan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, dan memiliki keinginan untuk memulai hidup yang lebih spesifik lagi.

Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu, kemampuan tersebut sudah ada pada dirinya atau diwarisi oleh orang tuanya. Bakat yang dimiliki harus dikembangkan lagi jika kita sudah mengetahui bakat apa yang ada pada diri masing-masing. Setiap individu memiliki bakat yang berbeda, contohnya yaitu bakat dalam bermain musik, bakat dalam bidang olahraga, menari, bakat menyanyi, mengolah barang bekas dan masih banyak lagi. Jika kita lihat pada anak-anak, orang tua dapat mengetahui bakat yang dimiliki dengan memperhatikan tingkah laku anaknya. Bakat yang banyak dimiliki oleh anak usia dini yaitu menggambar. Anak biasanya akan menggambar abstrak di dinding rumah.


Lihat Pendidikan Selengkapnya

Page 3

 ASPEK INTELEKTUAL, BAKAT DAN MINAT MANUSIA

Perkembangan merujuk pada perubahan fisik dan psikis pada anak. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam diri individu baik perkembangan secara jasmani maupun rohani menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara baik. Salah satu ciri dari perkembangan yaitu munculnya perubahan pada segi ukuran, seperti ukuran fisiknya yang semakin berkembang, kemudian semakin matang kemampuan berpikir anak. Dalam hal ini, perkembangan juga melibatkan aspek psikologis, yaitu berkembangnya aspek intelektual pada diri masing-masing.

Perkembangan intelektual meliputi kemampuan individu dalam mencerna informasi yang bersifat samar-samar atau abstrak, kemudian anak akan mulai menalar apa yang sedang ia terima, anak bertindak secara praktis dan efisien. Setiap individu sudah memiliki kemampuan tersebut bahkan setelah ia lahir ke dunia. Perkembangan intelektual ini berlangsung secara bertahap, dimulai saat anak masih berusia 2-7 tahun, kemudian menginjak usia remaja hingga mencapai usia dewasa.

Pada masa kanak kanak awal, anak berpikir secara kritis atas informasi apa yang telah ia terima. Anak akan terus berpikir hingga mendapat jawaban yang ia anggap tepat dari informasi yang telah dicerna. Pada masa ini, anak menunjukkan ciri-ciri berpikir yang pra-operasional. Pra-operasional merupakan tahap dimana anak mampu untuk mengolah kata menjadi lebih tersusun dibandingkan pada tahap sebelumnya.

Ciri berpikir pra-operasional yang pertama yaitu anak mulai menguasai fungsi simbolis, seperti anak mulai bermain dengan boneka yang ia miliki. Anak akan membayangkan jika boneka tersebut dapat berbicara dengannya, mengembangkan fungsi simbolik pada anak dapat menghidupkan daya khayal anak dengan mengunakan objek yang ada di depan matanya. Ciri kedua pra-operasinal yaitu anak mulai meniru apa yang ia amati, seperti sang kakak sedang tertawa sembari menatap ponselnya. Adiknya akan menalar apa yang sedang dilakukan dan ia meniru apa yang dilihat.

Ciri ketiga yaitu cara berpikir anak egosentrisme. Yang dimaksud dengan egosentrisme disini yaitu anak tidak mampu untuk membedakan antara sudut pandang satu dengan sudut pandang orang lain. Dapat dicontohkan ibu menelfon anaknya dan bertanya apakah ia sudah makan. Anak otomatis akan mengangguk atau menggelengkan kepalanya, anak tidak mengetahui jika ibu tidak dapat melihat tindakan yang baru saja ia lakukan.

Ciri selanjutnya yaitu cara berpikir anak yang centralized atau hanya terpaku pada satu objek saja. Ketika anak melihat botol yang berisi air penuh dan yang satunya hanya berisi setengah. Anak akan menganggap kedua botol itu memiliki isi yang sama.

Ciri kelima yaitu pola berpikir anak tidak dapat dibalik. Dapat dicontohkan ketika kita bertanya kepada anak-anak, kita bertanya berapa ia memiliki sepatu. Anak akan menjawab bahwa ia memiliki satu sepatu, kemudian kita bertanya kembali berapa jumlah sepatu yang ia punya maka anak akan menjawab tidak memiliki sepatu. Hal itu membuktikan bahwa pola pikir anak tidak dapat dibalik. Ciri terakhir dari pra-operasional yaitu berpikir secara terarah, yang artinya anak tidak ingin tahu bagaimana proses terjadinya sesuatu.

Perkembangan intelektual yang kedua terjadi pada masa remaja. Pada masa ini, kualitas intelektual anak semakin berkembang dan bertambahnya kemampuan remaja dalam menganalisis hal yang bersifat samar. Remaja akan semakin kritis dalam berpikir. Pola berpikir remaja menunjukkan karakteristik yang signifikan, seperti timbul dan berkembangnya rasa tolenransi terhadap orang lain, mampu memahami norma dan nilai-nilai yang telah diterapkan di lingkungan sekitarnya. Kemampuan tiap individu berbeda satu sama lain.

Perbedaan itu sudah ada semenjak mereka lahir hingga dewasa. Perkembangan intelektual selanjutnya yaitu pada masa dewasa, yang digambarkan dengan cara berpikir yang matang, mampu memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, orang dewasa sudah mampu membuat keputusannya sendiri dengan mempertimbangkan segala hal. Pengalaman yang telah dilalui orang dewasa akan menjadi panutan bagi para remaja yang akan menginjak masa dewasa, pengalaman itulah yang akan menjadi guru dalam kehidupannya. Orang dewasa yang menginjak usia 20 akan mulai belajar bagaimana mengelola bisnis, mulai memikirkan pekerjaan apa yang akan ia ambil selanjutnya. Di usia yang beranjak tua, orang dewasa akan memikirkan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, dan memiliki keinginan untuk memulai hidup yang lebih spesifik lagi.

Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu, kemampuan tersebut sudah ada pada dirinya atau diwarisi oleh orang tuanya. Bakat yang dimiliki harus dikembangkan lagi jika kita sudah mengetahui bakat apa yang ada pada diri masing-masing. Setiap individu memiliki bakat yang berbeda, contohnya yaitu bakat dalam bermain musik, bakat dalam bidang olahraga, menari, bakat menyanyi, mengolah barang bekas dan masih banyak lagi. Jika kita lihat pada anak-anak, orang tua dapat mengetahui bakat yang dimiliki dengan memperhatikan tingkah laku anaknya. Bakat yang banyak dimiliki oleh anak usia dini yaitu menggambar. Anak biasanya akan menggambar abstrak di dinding rumah.


Lihat Pendidikan Selengkapnya

Page 4

 ASPEK INTELEKTUAL, BAKAT DAN MINAT MANUSIA

Perkembangan merujuk pada perubahan fisik dan psikis pada anak. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam diri individu baik perkembangan secara jasmani maupun rohani menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara baik. Salah satu ciri dari perkembangan yaitu munculnya perubahan pada segi ukuran, seperti ukuran fisiknya yang semakin berkembang, kemudian semakin matang kemampuan berpikir anak. Dalam hal ini, perkembangan juga melibatkan aspek psikologis, yaitu berkembangnya aspek intelektual pada diri masing-masing.

Perkembangan intelektual meliputi kemampuan individu dalam mencerna informasi yang bersifat samar-samar atau abstrak, kemudian anak akan mulai menalar apa yang sedang ia terima, anak bertindak secara praktis dan efisien. Setiap individu sudah memiliki kemampuan tersebut bahkan setelah ia lahir ke dunia. Perkembangan intelektual ini berlangsung secara bertahap, dimulai saat anak masih berusia 2-7 tahun, kemudian menginjak usia remaja hingga mencapai usia dewasa.

Pada masa kanak kanak awal, anak berpikir secara kritis atas informasi apa yang telah ia terima. Anak akan terus berpikir hingga mendapat jawaban yang ia anggap tepat dari informasi yang telah dicerna. Pada masa ini, anak menunjukkan ciri-ciri berpikir yang pra-operasional. Pra-operasional merupakan tahap dimana anak mampu untuk mengolah kata menjadi lebih tersusun dibandingkan pada tahap sebelumnya.

Ciri berpikir pra-operasional yang pertama yaitu anak mulai menguasai fungsi simbolis, seperti anak mulai bermain dengan boneka yang ia miliki. Anak akan membayangkan jika boneka tersebut dapat berbicara dengannya, mengembangkan fungsi simbolik pada anak dapat menghidupkan daya khayal anak dengan mengunakan objek yang ada di depan matanya. Ciri kedua pra-operasinal yaitu anak mulai meniru apa yang ia amati, seperti sang kakak sedang tertawa sembari menatap ponselnya. Adiknya akan menalar apa yang sedang dilakukan dan ia meniru apa yang dilihat.

Ciri ketiga yaitu cara berpikir anak egosentrisme. Yang dimaksud dengan egosentrisme disini yaitu anak tidak mampu untuk membedakan antara sudut pandang satu dengan sudut pandang orang lain. Dapat dicontohkan ibu menelfon anaknya dan bertanya apakah ia sudah makan. Anak otomatis akan mengangguk atau menggelengkan kepalanya, anak tidak mengetahui jika ibu tidak dapat melihat tindakan yang baru saja ia lakukan.

Ciri selanjutnya yaitu cara berpikir anak yang centralized atau hanya terpaku pada satu objek saja. Ketika anak melihat botol yang berisi air penuh dan yang satunya hanya berisi setengah. Anak akan menganggap kedua botol itu memiliki isi yang sama.

Ciri kelima yaitu pola berpikir anak tidak dapat dibalik. Dapat dicontohkan ketika kita bertanya kepada anak-anak, kita bertanya berapa ia memiliki sepatu. Anak akan menjawab bahwa ia memiliki satu sepatu, kemudian kita bertanya kembali berapa jumlah sepatu yang ia punya maka anak akan menjawab tidak memiliki sepatu. Hal itu membuktikan bahwa pola pikir anak tidak dapat dibalik. Ciri terakhir dari pra-operasional yaitu berpikir secara terarah, yang artinya anak tidak ingin tahu bagaimana proses terjadinya sesuatu.

Perkembangan intelektual yang kedua terjadi pada masa remaja. Pada masa ini, kualitas intelektual anak semakin berkembang dan bertambahnya kemampuan remaja dalam menganalisis hal yang bersifat samar. Remaja akan semakin kritis dalam berpikir. Pola berpikir remaja menunjukkan karakteristik yang signifikan, seperti timbul dan berkembangnya rasa tolenransi terhadap orang lain, mampu memahami norma dan nilai-nilai yang telah diterapkan di lingkungan sekitarnya. Kemampuan tiap individu berbeda satu sama lain.

Perbedaan itu sudah ada semenjak mereka lahir hingga dewasa. Perkembangan intelektual selanjutnya yaitu pada masa dewasa, yang digambarkan dengan cara berpikir yang matang, mampu memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, orang dewasa sudah mampu membuat keputusannya sendiri dengan mempertimbangkan segala hal. Pengalaman yang telah dilalui orang dewasa akan menjadi panutan bagi para remaja yang akan menginjak masa dewasa, pengalaman itulah yang akan menjadi guru dalam kehidupannya. Orang dewasa yang menginjak usia 20 akan mulai belajar bagaimana mengelola bisnis, mulai memikirkan pekerjaan apa yang akan ia ambil selanjutnya. Di usia yang beranjak tua, orang dewasa akan memikirkan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, dan memiliki keinginan untuk memulai hidup yang lebih spesifik lagi.

Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu, kemampuan tersebut sudah ada pada dirinya atau diwarisi oleh orang tuanya. Bakat yang dimiliki harus dikembangkan lagi jika kita sudah mengetahui bakat apa yang ada pada diri masing-masing. Setiap individu memiliki bakat yang berbeda, contohnya yaitu bakat dalam bermain musik, bakat dalam bidang olahraga, menari, bakat menyanyi, mengolah barang bekas dan masih banyak lagi. Jika kita lihat pada anak-anak, orang tua dapat mengetahui bakat yang dimiliki dengan memperhatikan tingkah laku anaknya. Bakat yang banyak dimiliki oleh anak usia dini yaitu menggambar. Anak biasanya akan menggambar abstrak di dinding rumah.


Lihat Pendidikan Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA