Apa saja penyesuaian diri hewan terhadap habitatnya 4 penyesuaian?

Semua makhluk hidup yang ada dibumi ini memerlukan penyesuaian diri atau adaptasi terhadap lingkungannya. Tak terkecuali hewan, dimana ada beberapa cara adaptasi pada makhluk ini yang ditujukan untuk melindungi diri dari predator atau musuhnya. Dengan begitu, hewan bisa mempertahankan kelestarian hidupnya.

Adaptasi bisa diartikan sebagai upaya makhluk hidup untuk bertahan hidup, berlindung dari musuh, hingga bereproduksi. Pada dasarnya, makhluk hidup akan menyesuaikan karakteristik tubuh hingga tingkah laku, seperti kondisi dimana mereka tinggal.

Umumnya ada empat cara adaptasi pada hewan, termasuk adaptasi dengan cara kamuflase, cara mimikri, cara autotomi, dan cara trenggiling. Dibawah ini kita akan membahas satu persatu cara adaptasi pada hewan tersebut!

  • Adaptasi dengan Cara Kamuflase

Kamuflase adalah salah satu cara menyesuaikan diri dengan menyamarkan tubuh pada lingkungan sekitarnya. Adaptasi ini berfungsi untuk melindungi diri dari bahaya dan menyamarkan identitas agar tidak mudah dikenali oleh mangsa. Dengan berada di tempat yang warnanya sama, hewan tersebut berharap musuh sulit menemukannya.

Selain ada hewan yang mempunyai warna tubuh yang sudah mirip dengan lingkungannya, ada juga hewan yang bisa benar-benar mengubah warna atau bentuk tubuh. Seperti yang dilakukan belalang daun yang hinggap di daun untuk menyamarkan dirinya dari predator.

Baca juga: Mengenal Macam Adaptasi Makhluk Hidup Terhadap Lingkungan

Ada juga ngengat pohon tulip yang hinggap di kayu pohon sehingga sayapnya tidak terlihat seperti sayap ngengat tetapi seperti guratan kayu. Kendati demikian, kamuflase hanya bisa dilakukan hewan pada habitat aslinya. Pasalnya akan terlihat mencolok jika tidak berada pada habitat aslinya.

  • Adaptasi dengan Cara Mimikri

Mimikri merupakan cara beradaptasi dengan mengganti warna kulit tubuh sesuai dengan warna lingkungan agar dapat membaur dengan sekitar. Cara ini dilakukan oleh Bunglon, dimana bunglon akan mengubah warna kulitnya menjadi hijau jika sedang berada di antara tumbuhan hijau, dan bisa menjadi coklat jika berada di tanah atau tumpukan daun kering.

  • Adaptasi dengan Cara Autotomi

Autotomi adalah cara beradaptasi dengan memutus bagian tubuhnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), autotomi adalah pemutusan bagian tubuh hewan ketika diganggu atau mencoba melarikan diri. Contohnya pada cicak yang akan memutus ekornya ketika merasa terancam. Ekornya yang terputus akan bergerak-gerak dan mengelabui musuhnya, sementara cicak melarikan diri.

  • Adaptasi Dengan Cara Trenggiling

Trenggiling beradaptasi dengan cara menggulungkan tubuhnya menjadi spiral dalam rangka mempertahankan diri dari musuh. Selain trenggiling, contoh hewan lainnya yang beradaptasi dengan cara ini adalah lipan.

Adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya– Materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup, dipelajari pada semester ganjil jenjang SMP/MTs Kelas IX. Pembahasan artikel ini tertuju pada review materi di sekolah yang menerapkan Kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).


Bentuk paruh burung pelikan (pixabay.com)


Review materi pelajaran konsep kelangsungan hidup makhluk hidup dilakukan secara bertahap. Pada tahap bertama akan dibahas Adaptasi Makhluk Hidup sebagai cara meneruskan kelangsungan hidupnya.


Adaptasi hewan dan tumbuhan

Konsep kelangsungan hidup makhluk hidup lebih terfokus pada kelompok hewan dan tumbuhan. Dua kelompok makhluk hidup ini secara alamiah menjalani proses kelangsungan hidup.


Tujuannya agar jenisnya menjadi lestari dan tidak mengalami kepunahan maupun kelanggaan. Artinya, hewan atau tumbuhan yang sudah langka atau punah berarti tidak dapat melangsungkan proses kelangsungan hidupnya.


Bagaimana cara hewan dan tumbuhan meneruskan kelangsungan hidup jenisnya? Secara garis besar ada 3 cara hewan dan tumbuhan meneruskan kelangsungan hidupnya, yaitu : (a).beradaptasi dengan lingkungan dan habitatnya, (b). menjalani proses seleksi alam, dan (c). perkembangbiakan


Adaptasi adalah proses penyesuaian diri makhluk hidup dengan lingkungan maupun habitatnya. Dalam hal ini, hewan maupun tumbuhan beradaptasi melalui 3 cara, yaitu adaptasi morfologis, fisiologis dan adaptasi tingkah laku.


1.Adaptasi morfologis

Penyesuaian diri makhluk hidup berdasarkan bentuk dan struktur tubuh. Misalnya, bentuk paruh dan bentuk kaki burung (unggas) disesuaikan dengan jenis makanan dan habitanya. Adaptasi ini mudah diamati dari bentuk dan struktur fisik sehingga dsebut sebagai adaptasi morfologis.


-Paruh burung yang pendek dan kuat, menunjukkan jenis makanannya berupa biji-bijian. Misalnya, burung nuri dan pipit.

-Paruh burung yang runcing, agak panjang, dan ujung paruh agak membengkok ke bawah menunjukkan burung tersebut berguna untuk merobek makanan berupa daging (karnivora). Misalnya burung elang.

-Bentuk paruh yang panjang, lebar dan agak berkantong menunjukkan jenis makananya licin (ikan). Bentuk paruh ini memudahkannya menangkap ikan di air. Contohnya burung pelikan.

-Bentuk paruh kecil, runcing dan panjang merupakan burung yang mengisap madu. Misalnya burung koilibri.

-Bentuk paruh panjang, kuat dan runcing adalah ciri burung pemakan serangga misalnya burung pelatuk.


Selain bentuk paruh, bentuk kaki pun menjadi cara bagi burung untuk beradaptasi dengan habitanya. Misalnya:

-Burung petengger memiliki bentuk kaki panjang dan semua jari terletak pada sebuah bidang datar. Bentuk kaki ini sesuai untuk burung yang hinggap di ranting-ranting pohon kecil. Misalnya, burung kutilang dan kaktua.

-Burung pemanjat memiliki bentuk kaki dua jari kedepan dan ke belakang. Contohnya burung pelatuk.

-Burung pencengkram memiliki bentuk kaki kuat, kuku tajam untuk mencengkram mangsanya. Misalnya elang, rajawali dan burung hantu.


Adaptasi morfologi juga berlaku pada bentuk mulut serangga. Ada tipe mulut serangga penggigit (belalang, jangkrik dan kecoa), penghisap dan penusuk (kutu dan nyamuk).


Adaptasi morfologis pada tumbuhan dapat diamati melalui bentuk batang dan daunnya. Misalnya tumbuhan xeropit (tumbuhan kering). Tumbuhan xeropit seperti kaktus beradaptasi dengan bentuk daun tidak berupa lembaran melainkan berbentuk duri atau sisik. Kemudian seluruh permukaan batangnya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan dan menyimpan air pada batangnya.


Tumbuhan hidrofit (Tumbuhan air) seperti teratai, eceng gondok dan teratai. Tumbuhan ini memiliki rongga di seluruh sel-sel tubuhnya sehingga terapung di atas permukaan air. Daunnya berbentuk lebar dan memiliki stomata di permukaan atas daun.


Sedangkan tumbuhan lembab dan basah (higrofit) beradaptasi dengan bentuk daun yang tipis dan lebar. Misalnya tumbuhan paku, talas, dll.


2.Adaptasi fisiologis

Merupakan penyesuaian diri berdasar fungsi kerja organ tubuh. Adaptasi ini pada umumnya tidak begitu mudah diamati karena tidak tampak. Misalnya,

-.Ikan dengan habitat air laut harus beradaptasi dengan salinitas (kadar garam). Cairan tubuh ikan air laut lebih rendah dari kadar kadarm habitanya. Ikan air laut minum lebih sedikit maupun mengeluarkan urine namun lebih pekat.

-Sistem pencernaan hewan pemakan rumput (sapi, kerbau, kambing, kuda, dll) akan menghasilkan enzim selulosa untuk mencerna selulosa pada rumput.

-Rayap dan cacing teredo yang menghasilkan enzim selulosa untuk mencerna kayu.


3.Adaptasi tingkah laku (behavioral)

Merupakan bentuk tingkah laku yang unik dimana hewan maupun tumbuhan beradaptasi dengan lingkungan dengan cara mengubah tingkah laku. Berikut contoh adaptasi tingkah laku pada hewan dan tumbuhan.

-Cicak beradaptasi dengan cara memutus ekor saat menghadapi ancaman musuhnya (autotomi).

-Ikan paus naik ke permukaan laut untuk mengambil oksigen

-Bunglon dan gurila berkamuflase dengan dengan lingkungan (mimikri).

-Tumbuhan jati menggugurkan daun pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan
.

-ular, kura-kura, ikan dan bengkarung beradaptasi dengan tetap tinggal di sarangnya selama musim dingin (hibernasi)

-Kerbau suka berkubang untuk menghindari panas lingkungan yang tinggi


Demikian review materi pelajaran pada sub konsep adaptasi makhluk hidup dengan lingkungan dan habitatnya. Selanjutnya akan dibahas Seleksi Alam Terhadap Kelangsungan Hidup makhluk hidup.


Referensi: Sukis Wariyono dan Yani Muharomah. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu/ untuk Kelas IX SMP/MTs, 2008 Pusat Perbukuan

Tweet

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA