Apa saja nilai penting dalam mempelajari masa praaksara pada masa sekarang ini?

Kata budaya sendiri merupakan suatu bahasa yang berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu ‘budhayah’ yang merupakan sebuah bentuk jamak dari buddhi yang miliki arti budi atau akal. Sedangkan di dalam bahasa Inggris budaya dikenal dengan kata culture yang berasal dari Bahasa Latin yaitu colore yang miliki arti mengolah atau mengerjakan. Kebudayaan Indonesia tidak lepas dari hasil budaya masyarakat praaksara yang telah berkembang berabad-abad lamanya. Nilai budaya yang masih berkembang dan diperlukan pada masa kini adalah sebagai berikut.

  • Nilai religius merupakan budaya yang ditemu ciptakan setelah manusia mengenal sistem kepercayaan. Budaya ini berfungsi sebagai pengingat maupun penggiring (norma/ petunjuk hidup) kehidupan pada masa praaksara. Sistem kepercayaan yang berkembang pada masa praaksara berupa animisme (percaya adanya roh-roh halus yang memiliki kekuatan gaib), dinamisme (percaya bahwa benda-benda tertentu memiliki kekuatan gaib), dan totemisme (percaya bahwa beberapa jenis hewan dianggap suci karena memiliki kekuatan gaib). Ketiga kepercayaan tersebut terus berkembang dan berakulturasi dengan kepercayaan yang diyakini manusia pada masa kini.
  • Nilai gotong royong, manusia praaksara telah mengenal sistem gotong royong dalam menjalankan kehidupan. Sistem ini berkembang sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering). Pada masa praaksara gotong royong dilakukan untuk memenuhi kebutuhan makan dan saling melindungi dari serangan binatang buas. Sistem ini masih berkembang dan dipertahankan oleh manusia modern khususnya di pedesaan.
  • Kreatif dan inovatif merupakan proses menemu ciptakan suatu benda agar memiliki nilai guna atau fungsional. Proses ini telah berkembang sejak zaman praaksara, di mana manusia menciptakan berbagai peralatan baik terbuat dari batu, tanah, hingga logam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nilai budaya ini masih berkembang dan bertahan hingga saat ini, di mana manusia modern yang hidup dinamis terus mengasah kemampuan dan memanfaatkan berbagai bahan yang ada untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Dengan demikian, nilai budaya yang berkembang pada masa praaksara dan masih berkembang pada masa kini adalah nilai religius, nilai gotong royong, serta kreatifitas dan inovatif.

Arti penting dari pembelajaran tentang sejarah kehidupan zaman pra-aksara pertama-tama adalah kesadaran akan asal usul manusia. Tumbuhan memiliki akar. Semakin tinggi tumbuhan itu, semakin dalam pula akarnya menghunjam ke bumi hingga tidak mudah tumbang dari terpaan angin badai atau bencana alam lainnya. Demikian pula halnya dengan manusia. Semakin berbudaya seseorang atau kelompok masyarakat, semakin dalam pula kesadaran kolektifnya tentang asal usul dan penghargaan terhadap tradisi. Jika tidak demikian, manusia yang melupakan budaya bangsanya akan mudah terombang-ambing oleh terpaan budaya asing yang lebih kuat, sehingga dengan sendirinya kehilangan identitas diri. Jadi bangsa yang gampang meninggalkan tradisi nenek moyangnya akan mudah didikte oleh budaya dominan dari luar yang bukan miliknya. Kita juga bisa belajar banyak dari keberhasilan dan capaian prestasi terbaik dari pendahulu kita. Sebaliknya kita juga belajar dari kegagalan mereka yang telah menimbulkan malapetaka bagi dirinya atau bagi banyak orang. Untuk memetik pelajaran dari uraian ini, dapat dikatakan bahwa nilai terpenting dalam pembelajaran sejarah tentang zaman pra-aksara, dan sesudahnya ada dua yaitu sebagai inspirasi untuk pengembangan nalar kehidupan dan sebagai peringatan. Selebihnya kecerdasan dan pikiran-pikiran kritislah yang akan menerangi kehidupan masa kini dan masa depan.

Berdasarkan penjelasan diatas maka arti penting pembelajaran masa praaksara adalah sebagai inspirasi untuk pengembangan nalar kehidupan dan sebagai peringatan. Selebihnya kecerdasan dan pikiran-pikiran kritislah yang akan menerangi kehidupan masa kini dan masa depan.

Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia, belajar dari kehidupan manusia pada masa praaksara, maka terdapat nilainilai budaya dan tradisi yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dan suri teladan. Nilai-nilai budaya dan tradisi ini masih terlihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia hingga saat ini. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

Nilai Religius (Kepercayaan)

Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia, masyarakat praaksara sudah memiliki kepercayaan terhadap adanya kekuatan ghaib. Mereka mempercayai bahwa pohon rimbun yang tinggi besar, hutan lebat, gua yang gelap, pantai, laut atau tempat lainnya dipandang keramat karena ditempati oleh roh halus atau makhluk ghaib. Mereka meyakini bahwa kejadian-kejadian alam seperti hujan, petir, banjir, gunung meletus, atau gempa bumi adalah akibat perbuatan roh halus atau makhluk ghaib. Untuk menghindari malapetaka maka roh halus atau makhluk ghaib harus selalu dipuja. Kepercayaan terhadap roh halus ini disebut dengan animisme.

Selain percaya kepada roh halus, mereka juga percaya bahwa benda-benda tertentu seperti kapak, mata tombak atau benda lainnya memiliki kekuatan ghaib, karena ada kekuatan ghaibnya maka benda tersebut harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda memiliki kekuatan ghaib disebut dinamisme.

Nilai Gotong Royong

Masyarakat praaksara hidup secara berkelompok, mereka bergotong royong untuk kepentingan bersama, contohnya membangun rumah yang dilakukan secara bersama-sama. Budaya gotong royong juga dapat terlihat dari peninggalan mereka berupa bangunan-bangunan batu besar yang dapat dipastikan dibangun secara gotong royong.

Nilai Musyawarah

Dalam kehidupan berkelompok, masyarakat praaksara telah mengembangkan nilai musyawarah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya pemimpin yang dianggap paling tua (sesepuh) yang mengatur masyarakat dan memberikan keputusan untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bersama.

Nilai keadilan sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat praaksara, yaitu adanya pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan kaum perempuan.Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai kemampuannya.

Tradisi Bercocok Tanam

Salah satu cara yang dilakukan oleh masyarakat praaksara untuk memenuhi memenuhi kebutuhan hidup adalah dengan bercocok tanam. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat khas pertanian yang berupa beliung persegi dan alat lainnya.

Tradisi Bahari (Pelayaran)

Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi.Ilmu ini sangat membantu pada saat mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang sangat sederhana. Perahu-perahu cadik merupakan bentuk yang paling umum dikenal pada waktu itu.Perahu bercadik adalah perahu yang kanan-kirinya dipasang alat dari bambu dan kayu agar perahunya tidak mudah oleng. Perahu bercadik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masa praaksara, selain sebagai sarana lalu lintas sungai dan laut, perahu ini juga berperansebagai alat penyebaran budaya.

Baca juga Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Dari uraian ini dapat diketahui bahwa kehidupan masyarakat praaksara sudah memiliki kebudayaan yang cukup maju. Dengan memiliki kebudayaan dan nilai-nilai tersebut, masyarakat praaksara di Indonesia mampu mengadakan hubungan dan menerima pengaruh kebudayaan baru yang datang dari luar tanpa mengorbankan kebudayaan sendiri.

Lihat Foto

SCIENCE SOURCE

Ilustrasi manusia zaman prasejarah

KOMPAS.com - Zaman praaksara adalah masa di mana manusia belum mengenal tulisan, atau disebut dengan masa nirleka.

Praaksara berasal dari gabungan kata pra dan aksara. Pra memiliki makna belum dan aksara bermakna tulisan.

Di Indonesia, masa praaksara berakhir sekitar abad ke-4, yang dibuktikan dengan penemuan Prasasti Yupa di Kutai, Kalimantan Timur.

Mempelajari zaman praaksara memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Dengan mempelajari sejarah kehidupan manusia zaman praaksara, maka akan menimbulkan kesadaran akan asal-usul manusia.

Selain itu, berikut arti penting dari pembelajaran tentang sejarah kehidupan zaman praaksara.

Baca juga: Corak Kehidupan Manusia Zaman Prasejarah

Mengetahui asal-usul manusia

Wilayah Indonesia juga mengalami fase praaksara, yang dibuktikan dengan banyaknya temuan fosil-fosil manusia purba.

Oleh karena itu, penting mempelajari kehidupan zaman praaksara agar memahami bagaimana asal-usul manusia yang menghuni wilayah Indonesia.

Dengan mempelajari kehidupan zaman praaksara, manusia juga diharapkan semakin menghargai asal-usulnya.

Selain itu, jati diri dan karakteristik bangsa diharapkan mampu dipupuk supaya semakin kuat, meski banyak budaya luar yang memengaruhinya.

Lihat Foto

shutterstock.com

Ilustrasi manusia masa praaksara di Indonesia

KOMPAS.com - Kehidupan manusia purba pada masa praaksara yang berlangsung selama ratusan ribu tahun menyimpan banyak nilai-nilai budaya yang masih relevan hingga masa kini.

Kita sebagai manusia modern, dapat mengambil nilai-nilai tersebut sebagai bahan refleksi diri demi menjadi manusia yang lebih baik. 

Berikut merupakan nilai-nilai budaya pada masa praaksara di Indonesia:

Dalam buku Sejarah Indonesia masa Praaksara (2015) karya Herimanto, manusia purba hidup secara berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dan menghadapi tantangan alam.

Dalam pola hidup berkelompok, manusia purba selalu menerapkan budaya gotong royong dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Budaya gotong royong manusia purba terlihat dari cara mereka berburu dan meramu makanan. Sejak zaman Paleolithikum, manusia purba telah melakukan pembagian tugas dalam tingkat sederhana ketika berburu dan meramu makanan.

Manusia purba menciptakan berbagai macam alat kebudayaan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup mereka.

Dalam menciptakan alat kebudayaan, manusia purba selalu menerapkan prinsip kreativitas dan inovasi. Mereka berhasil memberikan inovasi pada alat kebudayaan seperti batu, tulang hingga logam.

Selain itu, manusia purba juga mampu memberi variasi terhadap alat kebudayaan dalam segi bentuk dan fungsi. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia purba memiliki kreativitas dalam menciptakan alat kebudayaan.

Baca juga: Zaman Praaksara di Indonesia

Pengambilan keputusan manusia purba pada masa praaksara telah dilakukan melalui musyawarah, meskipun masih dalam tingkat yang sederhana.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA