Apa pesan moral yang terkandung dalam teks cerita Kerbau dan kancil

Semarangpos.com, KARANGANYAR — Tokoh si Kancil dikenal sebagai hewan yang suka mencuri ketimun. Namun, ternyata si Kancil tobat dan memiliki kemauan untuk memperbaiki kesalahannya di masa lampau.

Pada suatu hari, si Kancil tampak kelelahan seperti yang disarikan Semarangpos.com, Minggu (9/8/2020), dari video unggahan channel Ayyasy Official di Youtube pada 1 April 2020. Sedari tadi, hewan itu sibuk memanen di ladang jagung.

Tiba-tiba Kerbau berjalan di dekat sana. Ia menyapa si Kancil.

Koruptor Jadi Babi Ketika Meninggal Kata Algoritma Alam

Kancil beristirahat sejenak. Akhirnya, dia dan sang teman bertemu di bawah pohon. “Aku kerja keras seperti ini [untuk] membantu Pak Tani. Karena aku tak ingin Pak Tani menuduhku lagi sebagai pencuri ketimun,” ujarnya.

Si Kancil menambahkan bahwa Pak Tani akan memberinya ketimun gratis. Asalkan, dia bekerja keras dalam membantu petani di ladang.

“Kasihan sekali kamu, Kancil. Untuk makan saja kamu harus bekerja keras seperti itu. Coba kaulihat aku, Kancil! Aku tidak bekerja. Akan tetapi rumput, makananku, banyak tumbuh di mana-mana,” ejek Kerbau. Ia tertawa terbahak-bahak.

Begini Asal Usul Kawah Sikidang di Dataran Tinggi Dieng…

Si Kancil tersinggung. Berhubung dia dan Kerbau berteman, maka Kancil mengurungkan niat untuk marah. Ia pun mengabaikan cemoohan tadi dengan bekerja kembali.

Kerbau Pemalas

Pada suatu hari, musim kemarau panjang tiba. Rumput mulai berubah warna dari hijau menjadi cokelat alias mati kekeringan. Maka, sang Kerbau kebingungan dalam mencari sumber makanan. Mengapa selama ini dia hanya bermalas-malasan?

Sementara itu, Kancil merasa tenang-tenang saja. Dia sudah lama membantu Pak Tani sehingga petani merasa sayang kepadanya. Sebagai ganti dari kerja kerasnya selama ini, Pak Tani akan menyediakan makanan untuknya.

Mengenal Batik Kumudawati, Khas Istana Mangkunegaran

Tak lama kemudian, Kerbau bertemu lagi dengan Kancil ketika temannya sibuk bekerja di ladang. “Hai, Kancil. Bisakah kauberikan aku sedikit makanan untukku? Perutku ini sangat lapar sekali,” pintanya.

Si Kancil menyindir. Dia ingat bahwa Kerbau pernah berkata tak perlu bekerja lagi karena sudah mempunyai banyak makanan. Ternyata, rasa sebal masih tersisa di dalam hatinya. “Karena aku pikir, makananku banyak terhampar dan tak akan pernah habis,” aku sang Kerbau.

Kancil merasa iba. Oleh karena itu, dia menyisakan makanannya untuk membantu teman yang kelaparan.

Ikuti Seri Lain Si Kancil:

Cerita Sang Kancil yang Cepat Kalah pada Si Siput nan Lambat
Si Kancil Kelabuhi Para Buaya Seberangi Sungai
Si Kancil Tak Selalu Tukang Tipu
Pantaskah Kancil Si Pencuri Timun Dikurung Pak Tani?
Kancil Si Juru Adhil Nengahi Prekarane Macan Lan Gajah

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Tags: cerita anakcerita rakyatlegenda jawaSi kancil


Cerita Si Kancil, Kerbau Dan Si Buaya - Dikisahkan pada suatu hari si kancil sedang berjalan-jalan dipinggir hutan, karena merasa haus akhirnya si kancil pergi menuju sungai untuk minum. Ketika si kancil sedang asyik minum, tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara rintihan kesakitan. Si kancil pun mencari arah dari mana suara itu berasal.

Ternyata suara itu adalah suara pak kerbau yang sedang merasa kesakitan. Si kancil melihat kaki pak kerbau sedang di gigit oleh si buaya, si kancil pun mencoba mendekati untuk mencari tahu masalah apa yang terjadi diantara mereka.

"Selamat pagi pak kerbau! Selamat pagi pak buaya! Kalian sedang bermain apa? Apa aku boleh ikut!" Sapa si kancil berlagak bodoh. "Selamat pagi juga, cil..." jawab si buaya. "Yah, selamat pagi juga cil...! Kami sedang tidak bermain, tapi si buaya ingin memakanku, cil ! Padahal aku telah menolongnya, tapi dia malah ingin memakanku...Malang benar nasib ku, cil !" jawab pak kerbau dengan lemas menahan sakit.

Tungu...tunggu....Aku tidak mengerti. Bisa kalian ceritakan apa yang sebenarnya terjadi? Siapa tahu aku bisa membantu menyelesaikan masalah kalian berdua" kata si kancil. Kemudian pak kerbau pun bercerita : "Pada waktu saya ke sungai untuk minum, saya melihat pak buaya yang sedang kesakitan. Dia tertimpa oleh sebatang pohon yang tumbang, sehingga dia terjebak dan tidak bisa melepaskan diri. Karena kasihan, saya pun berusaha menolongnya. Dengan menggunakan tanduk, saya berusaha mendorong kayu itu sehingga dia dapat terlepas. Namun setelah bebas, dia langsung menggigit kakiku dan berniat memakanku". Si kancil manggut-manggut mendengar cerita pak kerbau yang malang itu, otaknya berpikir agar bisa membantu pak kerbau dari gigitan si buaya jahat itu. "Hmm....jadi cerita begitu. Apakah cerita itu benar pak buaya?" tanya si kancil pada si buaya. "Benar itu, cil...! Tapi aku juga tidak bisa disalahkan. Aku sudah terjebak selama tiga hari dan tidak makan apa-apa, aku sangat lapar. Bukankah menolong itu harus tuntas? Tidak boleh setengah-setengah? Karena aku sangat lapar, makanya dia harus mau aku makan" kata si buaya berusaha membenarkan tindakannya. "Wah...benar katamu pak buaya! Berarti kamu tidak salah jika ingin memakan pak kerbau, soalnya menolong itu memang harus sampai tuntas" kata si kancil. Pak kerbau pun langsung lemas mendengar jawaban si kancil yang membela si buaya, padahal dia berharap keadilan dan dia berharap si kancil mau membelanya agar bisa terlepas dari gigitan si buaya. Sedangkan si buaya sangat senang karena merasa dibela, hatinya sangat senang karena sekarang tidak ada lagi yang akan mencegahnya untuk memakan pak kerbau. "Tapi aku belum yakin kalau hanya lewat cerita saja. Untuk lebih meyakinkan bahwa pak buaya yang benar, maka kita harus melakukan reka adegan" kata si kancil memulai strateginya untuk menolong pak kerbau. "Maksudmu bagaimana, cil...?" tanya si buaya. "Begini pak buaya, kita harus mengulang kejadian pada saat pak kerbau menolongmu. Semua di ulang dari awal kejadian ketika kamu tertimpa pohon dan pak kerbau datang untuk menolongmu" kata si kancil menjelaskan. "Maksudmu...Aku harus melepaskan gigitanku dulu dan aku kembali di timpa dengan pohon? Wah...aku tidak mau...! Nanti si kerbau malah melarikan diri" kata si buaya keberatan. "Jangan khawatir pak buaya, aku akan menjaganya! Kan aku ada di pihakmu. Lagi pula, dengan kaki yang terluka mana mungkin dia bisa lari" kata si kancil berusaha meyakinkan si buaya. "Hmm....baiklah kalau begitu, aku setuju. Tapi kamu harus benar-benar menjaganya agar dia tidak melarikan diri" kata si buaya. "Beres....serahkan saja semua padaku. Lari ku kan lebih cepat daripada pak kerbau. Bagaimana denganmu pak kerbau? Apa kamu juga setuju dan berjanji tidak akan melarikan diri?" kata si kancil. Pak kerbau hanya mengangguk lemah, dia sudah pasrah dengan nasib yang akan menimpanya. Dia hanya bisa sabar dan hatinya tidak henti-hentinya berdoa agar Yang Maha Kuasa memberinya keadilan. Maka, reka adegan pun dimulai. Si buaya kembali ke tempat dia tertimpa pohon, dan pak kerbau kembali mendorong pohon itu untuk menindih tubuh si buaya seperti semula. "Nah, pak kerbau...! Sekarang pak buaya sudah tertindih pohon. Apakah kamu masih mau menolongnya, sedangkan kamu sudah mengetahui apa yang akan terjadi nanti?" tanya si kancil kepada pak kerbau.

Pak kerbau baru tersadar dengan apa yang dilakukan si kancil, ternyata si kancil telah berusaha untuk menolongnya dari gigitan si buaya jahat.

"Tidak...! Saya tidak akan menolongnya....! Karena saya tidak mau menjadi santapannya...!" jawab pak kerbau dengan tegas. "Baiklah...! Kalau begitu, ayo kita tinggalkan tempat ini" ajak si kancil pada pak kerbau. Si buaya pun akhirnya sadar bahwa ia telah ditipu si kancil, kini ia menyadari bahwa dirinya telah salah. Dia berteriak meminta maaf dan meminta tolong agar pak kerbau mau menolongnya. Pesan moral :

"Kita harus berterimakasih dan tahu balas budi pada orang yang telah menolong kita, janganlah kebaikan seseorang kita balas dengan kejahatan".




Cerita Dongeng Indonesia - Cerita Si Kancil Kerbau dan Buaya - Pada jaman dahulu di suatu hari si kerbau sedang berjalan di pinggir sungai, dari kejauhan tampak sang buaya sedang mengawasi si kerbau. "Hmm, bagaimana ya supaya aku bisa menangkap si kerbau menjadi santap siangku" si buaya muncul akal jahatnya. Tiba-tiba si kerbau dikejutkan oleh suara minta tolong.

"Tolong..tolong, tolong aku kerbau", si kerbau berlari menuju arah suara itu datang. "Lho buaya, kenapa kamu?, kenapa kamu bisa terjepit pohon disitu? Kamu mau selfie ya?". "Dasar kerbau ga pernah makan bangku sekolah (ya eyaa laah...), cepat bantu tolong aku sini, cepat..!" Si buaya mengerang kesakitan akibat ia sengaja menjatuhkan pohon di atas punggungnya. "Baiklah, sebentar ya aku mau ambil pic kamu, kayaknya bagus buat DP aku nih..hehehe becanda". Si kerbau segera menolong si buaya yang terjebak oleh batang pohon.

Kayu pohon itu segera diangkat oeh tanduk si kerbau, tapi tiba-tiba si buaya menggigit kaki si kerbau dan kerbaupun kesakitan. "Lho buaya, kenapa kamu gigit aku, khan aku sudah menolong kamu, aku ini ingin membebaskan kamu dari batang pohon ini, bagaimana sih ini..?" Si kerbau menjadi heran dengan tingkah buaya tersebut. "Hehehe..memang aku sengaja menjatuhkan pohon ini agar kamu bisa aku makan" jawab si buaya. "Oh begitu ya..baiklah kalau begitu, aku juga ingin minta tolong kayak kamu deh..toloonggg...tolongggin aku" teriak si kerbau.

Tak lama kemudian, si kancil lewat di hadapan kerbau dan buaya. "Ada apa ini?, kalian kok rukun sekali berdua?, aku jadi terenyuh" kata si kancil yang tidak tahu masalahnya. "Rukun? Kamu bilang ini rukun? Ohh plis deh cil, si buaya ini sangat tidak tau cara berterima kasih cil, aku ingin tolong dia..eh malah dia mau menyantap aku" kilah sang kerbau menceritakan kejadian itu kepada si kancil. "Oaalaaa...buaya..buaya...kok kamu ga pernah sadar sih. Coba aku bertanya kepada kamu ya buaya, bagaimana awalnya kamu bisa menjebak si kerbau ini..dari awal lho.." Pinta si kancil kepada buaya untuk menceritakan kejadian itu.

"Begini cil.." Si buaya mulai menceritakan sambil melepas gigitannya di kaki sang kerbau. "Awalnya aku melihat si kerbau berjalan, lalu aku timbul ide untuk menaruh pohon ini diatas punggungku, tapi ternyata pohon ini terlalu berat dan aku tidak bisa bergerak, kemudian aku minta tolong si kerbau tapi si kerbau ini membuat aku lapar dan aku pun menggigit kakinya agar tidak pergi" si buaya menceritakan panjang lebar kepada si kancil. "Ooh begitu ya, lalu bagimana si kerbau mencoba membebaskanmu, buaya?" Tanya si kancil. "Dia mengangkat batang pohon ini dengan tanduknya". Jawab si buaya. "Apakah kamu ingin bebas dan tidak bohong lagi?" Tanya si kancil kepada buaya. "Iya cil, pohon ini terlalu berat dari yang aku bayangkan..hikss..aku menyesal cil.." Si buaya mulai sedih. "Baiklah karena kamu jujur dan mau mengakui kesalahan, baiklah kali ini kamu akan kami lepaskan tapi ingat, jangan kamu ulangi lagi kesalahan kamu seperti ini lagi yaa" pinta si kancil. "Baiklah aku berjanji cil, dan aku tidak akan mengulanginya lagi" si buaya berjanji. Tak lama kemudian si buaya lepas dan kembali ke sungai.

Pesan Moral Cerita Si Kancil Kerbau dan Buaya adalah : Kita harus bisa memaafkan kesalahan orang lain, dan tidak boleh semena-mena kepada semua makhluk hidup ciptaan-Nya.


Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA