Apa peran Gereja Katolik Indonesia dalam PEMBANGUNAN bangsa dan negara

Alkitab, ]akarta: Lembaga Alkitab

hrdonesia,2000.

Bagiyowindi, F.X. Didik, Mengikis Budrtya

Korupsi, Yogyakarta: Yayasan Pustaka

Nusantara, Cet. Pertama, 2003.

Djadi, |ermia, Catatan Khotbah

,llmu Sosial Dasar, Makassar:

Sekolah Ti.,gS Theologia ] affray, 1999.

Erari, Karel P};riI, Supaya Engkau Membuka

Belenggu Kemiskinan, Iakarta: PT BPK

Gunung Mulia, L999.

Octavianus,P., Gereja Memasuki Abad XXI,

Malang: Yayasan Persekutuan

Pekabaran Irrjil Lrdonesia, 1997.

Saririn, Weinita, Iman Kristen dan

Pergumulan Kekinian, Jakarta: PT BPK

Gunung Mulia,1996.

', Gereja Agama-Agama dan

Pembangunan N asional, I akarta: PT BPK

Gunung Mulia, 1998.

Salim, Emil, Lingkungan Hidup dan

Pembangunan, Jakarta: Penerbit

Mutiara, Cet. Kedua, 1"980.

Tanja, Victor 1., Spiritualitas, Pluralitas, dan

Pembangunan di lndonesia, Jakarta: PT

BPK Gunung Mulia, Cet. Kedua,1996.

Windhu, I. Marsana, Kekuasaan dan

Kekerasan Menurut Galtung,

Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Cet.

Pefiarna,1992.Pembangunan bangsa sangat besar ditentukan oleh peran pemuda secara aktif dan kreatif

dengan didasarkan atas kualifikasi spiritual, intelektual yang baik, ketahanan,

kualitas moral yang terpuji, dan ideologi yang terpuii

Page 2

Peran Gereja Dan Umat Kristen Dalam Membangun Bangsa.Setiap orang yang lahir di tanah Indonesia dan menjadi warga negara memiliki kewajiban untuk membangun bangsa Indonesia, tidak terkecuali orang Kristen. Selain kewajiban untuk memberitakan Injil seperti dalam ayat Alkitab tentang memberitakan Injil, orang Kristen juga memikul tanggung jawab untuk memajukan bangsa ini. Sudah sejak jaman kolonial umat Kristen di tanah air berperang melawan ketidakadilan. Orang Kristen yang tak terhitung jumlahnya tewas di bidang perjuangan. Saat ini, perjuangan berpusat pada pendidikan, karena pendidikan telah menjadi kebutuhan prioritas suatu bangsa. Gereja berusaha untuk mengisi bagian yang penting ini. Gereja mampu memberikan ketrampilan yang berguna kepada masyarakat sekitar. 

Semua gereja mengalir seperti Gereja anak Allah, Gereja Baptis, Gereja Lutheran aliran kontroversialpun seperti Gereja Scientologj dan lain-lain akan setuju tentang hal ini. Di samping pendidikan, apalagi peran Gereja dalam membangun bangsa? Mengutip dari buku  "jurnal filsafat dan teologi" dari filosofi sekolah tinggi Drikarya, inilah penjelasannya.

Selain pendidikan, para Uskup mengamandasi para pemuda untuk terjun ke dunia politik bersama dengan warga lainnya. Menurut para uskup, politik adalah "upaya luhur " untuk "berusaha untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat umum untuk kemajuan kehidupan bangsa sesuai dengan kemanusiaan dan untuk persahabatan dan perdamaian di antara bangsa. " politik berarti  "untuk melayani masyarakat, bukan kekuatan untuk bermain.  "oleh karena itu para Uskup mendorong umat Katolik untuk menerapkannya berdasarkan pada tolok ukur kemanusiaan yang adil dan beradab. Kristen didorong untuk menjaga moral memperhatikan ketika politik. Trik dengan menghindari kebohongan, korupsi, penggunaan intimidasi dan kekerasan. Selain itu, umat Katolik juga dilarang untuk mencapai tujuannya dengan mengorbankan kepentingan umum dan kesejahteraan, hak dan kebahagiaan orang lain, dari anak kecil.

Dalam kehidupan politik, dibutuhkan orang yang memiliki cita yang tinggi. Dengan demikian para Uskup mendorong umat Katolik untuk bekerja sama dengan para saudara dari semua kelompok, tradisi dan agama adalah penumpahan energi untuk kemajuan Nusa dan bangsa kita. Para Uskup juga mengingatkan bahwa Pancasila dapat digunakan sebagai landasan atau referensi yang kuat dan aman untuk memecahkan masalah, dan untuk mengembangkan seluruh kehidupan dan perkembangan bangsa. Oleh karena itu, Pancasila perlu diterapkan secara benar dalam kehidupan masyarakat. Menurut Pancasila, para Uskup menegaskan prinsip dasar yang perlu dipertimbangkan, yaitu:


  1. Proses pembangunan harus selalu menghormati martabat dan kemanusiaan semua warga, kelompok dan masyarakat.
  2. Tujuan politik tidak akan dilakukan dengan mengabaikan, apalagi melanggar hak asasi manusia dari setiap warga negara, kelompok dan kelas.
  3. Hal ini diperlukan untuk mengembangkan semangat persaudaraan dan kebersamaan antara budaya, etnis, agama dan kepercayaan sebagai kerangka hidup dengan bangsa Indonesia.
  4. Pembangunan harus mewujudkan solidaritas dengan saudara dan saudari yang paling miskin dan terlemah, dengan tak berdaya, mudah korban pembangunan. Upaya pembangunan tidak boleh mengorbankan orang kecil.
  5. Hidup dengan bangsa Indonesia harus didasarkan pada keadilan. Kemudian hukum harus mencerminkan rasa keadilan.

Itulah penjelasan tentang peranan gereja dalam pembangunan bangsa. Orang Kristen tidak diijinkan untuk menutup mata mereka pada politik, apalagi ketidakadilan dalam pembangunan. Dalam posisi pemerintahan, ada ayat Alkitab tentang bersumpah untuk menjaga dalam pikiran. Kejujuran adalah yang utama, seperti dalam ayat Alkitab tentang kejujuran. Di dunia banyak tokoh Kristen memperjuangkan kebenaran.

Begitu banyak yang patut kita syukuri sebagai bangsa. Indonesia dengan segala kekayaannya – yang pada saat yang sama juga menjadi tantangannya – telah menjadi negara yang memainkan peran penting di regional dan global. Pada usia seabad nanti, Indonesia diprediksi menjadi kekuatan ekonomi nomor empat dunia.

Bukan lewat jalan mudah, berbagai masalah dari perang kemerdekaan, pemberontakan berbasis wilayah dan ideologi, konflik SARA, dan krisis ekonomi, menerpa bahkan menggoyang bangunan NKRI. Sementara itu, kita masih menghadapi masalah besar yaitu kemiskinan dan ketimpangan, korupsi, serta yang tak kalah mengkuatirkan yaitu intoleransi dan radikalisme.

Hal ini mengingatkan kita bahwa meski sebagai bangsa kita sudah merdeka secara politik, kita masih dibelenggu oleh musuh dan penjajah yang ada di dalam diri kita sendiri. Sebagai bangsa kita harus terus berjuang membebaskan diri dari pikiran sempit, pementingan diri dan kelompok, dan ketamakan yang merupakan akar dari masalah utama bangsa.

Saat yang sama, kita punya tugas besar untuk membebaskan saudara-saudara kita yang miskin, terasingkan, dan tertindas. Kita punya pekerjaan rumah yang tidak mudah untuk merajut kebersamaan dan merawat keberagaman sesama anak bangsa.

Persoalannya kita sering tak sadar bahwa kemajuan dan masalah bangsa terkait dengan diri kita sebagai warga negara. Mungkin orang merasa terlalu kecil untuk ikut berpartisipasi memajukan negeri dan cenderung menganggapnya sebagai urusan pemerintah semata.

Padahal, dalam kerangka pembangunan nasional untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang lebih baik, masyarakat adalah pelaku utama sekaligus sasaran pembangunan. Dalam perspektif iman, itu adalah jalan menjadi warga negara yang bertanggungjawab sebagai wujud kasih kita kepada Allah dan sesama.

Membangun Bangsa

“Meyakini panggilannya untuk mengusahakan kesejahteraan yaitu keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan, gereja mendukung, terlibat, berpartisipasi penuh dalam pembangunan bangsa.” Komitmen ini dinyatakan secara gamblang dalam Tata Gereja kita. Secara umum gereja mewujudkan partisipasinya melalui pengajaran dan pelayanan sosial baik oleh gereja sebagai institusi maupun oleh setiap anggotanya.

Sejatinya pelaksana misi gereja adalah warga gereja di dalam kehidupan sehari-harinya. Maka salah satu agenda penting gereja adalah membina dan menginspirasi umat untuk bukan saja memiliki karakter baik tetapi menyadari dan menemukan tanggungjawabnya sebagai warga negara.

Pengajaran yang mengajak umat memikirkan masalah bangsa dalam terang firman Tuhan merupakan pendorong bagi mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan melalui peran keseharian masing-masing. Dengan demikian, pengajaran gereja tidak berhenti pada kesalehan pribadi tetapi berimplikasi terhadap aspek sosial, ekonomi, politik, budaya dan aspek kehidupan lainnya.

Sebagai institusi, gereja menjalankan pelayanan sosial untuk melayani pribadi dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan mendesak. Pelayanan seperti ini adalah model untuk diteruskan oleh jemaat dalam lingkungan mereka. Mungkin gereja, sebagai institusi, hanya dapat melaksanakan pelayanan sosial sekali sebulan. Tetapi, jemaat dapat melakukannya setiap waktu. Inisiatif gereja menggulirkan kegiatan dan kerjasama lintas agama adalah “ruang belajar” bagi jemaat agar terbiasa melaksanakan kegiatan dan kerjasama dengan semua pihak yang berkeinginan baik.

Gereja juga berkarya melalui badan-badan pelayanan di bidang seperti pendidikan dan kesehatan. Gagasan penyelenggaraan pelayanan seperti itu adalah memperjuangkan keadilan bagi mereka yang tidak terlayani karena diskriminasi dan berbagai alasan lain. Kita bersyukur bahwa pelayanan seperti ini memberi sumbangsih signifikan bagi pembangunan bangsa.

Melaksanakan pelayanan dalam perspektif pembangunan bangsa membuat kita semakin merasakan pentingnya kerjasama dengan semua komponen bangsa. Gerakan sosial untuk mengatasi masalah struktural akan lebih realistis untuk diupayakan dengan bekerjasama dengan pemerintah, institusi pendidikan, industri, dan masyarakat lainnya.

Menemukan dan Mengerjakan Tanggungjawab

Pembebasan dan kemerdekaan adalah tema besar alkitab. Allah Tritunggal membebaskan umatnya dari perbudakan, dari perhambaan dosa, dan dari egoisme dan pikiran sempit. Tuhan memerdekakan dan menjadikan kita kawan sekerja-Nya untuk melayani sesama dan ciptaan. Kemerdekaan yang demikian ada selama Roh Kudus diam di dalam kita (2 Kor 3:17).

Kita dibebaskan untuk mengenal Allah dan kehendak-Nya yang tidak terbatas, merdeka untuk melihat dengan cara pandang baru, lalu menemukan dan mengerjakan pelayanan yang memajukan kehidupan seperti yang dialami oleh rasul-rasul dan tokoh-tokoh gereja sepanjang masa. Kemerdekaan itu adalah mengerjakan kehendak Allah.

Dengan esensi pembebasan demikian, marilah kita sebagai gereja terus mengusahakan pelayanan terutama bagi saudara-saudara yang paling membutuhkan. Kita perluas kepedulian dan keterlibatan dalam pembangunan bangsa sesuai karunia dan talenta yang Tuhan beri. Kita berkolaborasi dengan semua komponen bangsa memajukan negeri sehingga setiap rakyat Indonesia merasakan kasih dan pemeliharaan-Nya.

Penulis: Pnt. Jeffrey Samosir (GKI Maulana Yusuf)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA