Apa penyebab dari luar eksternal munculnya nasionalisme di Indonesia

Kebangkitan Nasional Indonesia adalah periode pada paruh pertama abad ke-20 di Nusantara (kini Indonesia), ketika rakyat Indonesia mulai menumbuhkan rasa kesadaran nasional sebagai "orang Indonesia". Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal.

Faktor internal yakni:

  1. penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan
  2. kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit
  3. munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan

Sedangkan faktor eksternalnya yakni:

  1. timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme
  2. munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional India, dan Gandhisme
  3. kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat

Dengan demikan, faktor ekstern yang mendorong munculnya kebangkitan nasional antara lain timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme, munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional India, dan Gandhisme dan kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.

Rasa nasionalisme atau kesadaran nasionalisme secara khusus di Indonesia, umumnya dalam perkembangan di Asia dan Afrika muncul sejak abad ke-19 masehi, tepatnya ketika negara-negara di Asia dan Afrika sedang mengalami masa Imperialisme dan Kolonialisme oleh bangsa Barat. Adapun yang dimaksud dengan nasionalisme sendiri adalah gejala psikologis berupa persamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai suatu bangsa. Dengan kata lain, nasionalisme lahir sebagai bentuk persatuan sebagai bangsa yang terjajah dan berusaha untuk keluar dari penjajahan tersebut. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya semangat nasionalisme bisa berasal dari dalam dan dari luar. 

Faktor internal munculnya semangat nasionalisme di Indonesia,

  • kenangan atas kejayaan di masa lalu,
  • munculnya golongan terpelajar sebagai akibat dari penerapan politik etis, dan
  • adanya perasaan senasib karena penderitaan yang sama akibat penjajahan Belanda.

Faktor eksternal munculnya semangat nasionalisme di Indonesia, 

  • kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905 memberikan inspirasi kepada bangsa Indonesia untuk percaya kepada kekuatan sendiri,
  • munculnya paham-paham besar seperti humanisme, liberalisme dan nasionalisme yang memiliki basis nilai kemanusiaan, kebebasan, keadilan, dan
  • timbulnya gerakan kebangsaan di negeri lain seperti di India, Tiongkok, Turki serta di Mesir.

Dengan demikian, munculnya semangat nasionalisme tidak bisa dilepaskan dari banyaknya faktor yang bisa berasal dari dalam berupa persamaan nasib akibat penderitaan yang dilakukan oleh penjajahan Barat, sehingga memunculkan gerakan perlawanan utamanya yang sebagaimana dilakukan oleh Golongan Terpelajar dalam organisasi-organisasi pergerakan nasional. Sementara faktor luar yang memengaruhi semangat nasionalisme di Indonesia, adalah berbagai perkembangan yang terjadi di luar negeri, sehingga memberikan inspirasi terhadap perkembangan nasionalisme yang ada di Indonesia.

Faktor eksternal munculnya rasa kebangsaan di Indonesia. Foto: Unsplash

Munculnya rasa kebangsaan dan nasionalisme di dalam diri rakyat Indonesia tidak hanya karena faktor internalnya saja.

Salah satu faktor internal yang cukup memberikan pengaruh besar terhadap rasa nasionalisme yakni, adanya penderitaan yang dialami rakyat Indonesia dalam waktu lama.

Selain itu, faktor eksternal juga bisa menjadi pemicunya seperti, perkembangan nasionalisme di berbagai negara, akibatnya, kejadian tersebut menimbulkan motivasi tersendiri untuk mengusir penjajahan.

Faktor Eksternal Munculnya Rasa Kebangsaan di Indonesia

1. Munculnya paham modern dari negara Barat

Ilustrasi paham liberalisme. Dok. Pixabay

Beberapa paham modern dari negara Barat yang kemungkinan muncul adalah liberalisme, komunisme, dan humanisme. Tiga hal ini bisa menjadi faktor eksternal munculnya rasa kebangsaan di Indonesia.

Melansir dari buku Tinjauan Kritis Liberalisme dan Sosialisme karya Heru Nugroho, liberalisme adalah sebuah ideologi yang ingin menggerakan kebebasan individu dalam mewujudkan kesejahteraan.

Namun, dalam beberapa kasus, liberalisme juga terjadi dalam bidang perekonomian yang pada akhirnya merugikan negara berkembang. Paham ini pun hanya mampu dijalankan apabila diterapkan di negara maju.

Gerakan pan-islamisme pertama kali digagas oleh Jamaluddin Al-Afghani. Ia berpendapat bahwa negara Barat merupakan musuh umat Islam.

Akibatnya, Jamaluddin Al-Afghani ingin bangkit dari keterpurukan tersebut dan mengajak beberapa negara untuk bersatu dan membentuk dunia Islam. Jamaluddin juga mendorong agar kaum muslimin bangkit dan menjadi bagian penting dalam sejarah dunia.

Seperti yang disebutkan dalam jurnal Pemikiran dan Pergerakan PAN Islami di Indonesia, gerakan ini juga menimbulkan ekspansi dalam berbagai bidang seperti militer, ekonomi, dan juga kebudayaan. Selain itu, adanya gerakan ini juga dipercaya menjadi pemicu rasa nasionalisme antar rakyat Indonesia kembali muncul.

3. Pergerakan negara yang terjajah

Mengalami masa penjajahan dalam waktu cukup lama membuat banyak negara di Asia melakukan berbagai pergerakan.

Hal ini tentunya memicu perasaan untuk bangkit dan tidak terjajah kembali. Sehingga, banyak negara sekitar yang ikut mencontoh dan ingin kembali meningkatkan kesadaran akan rasa kebangsaan itu sendiri.

4. Kemenangan Jepang atas Rusia

Ilustrasi bendera Jepang. Dok. Pixabay

Menurut jurnal Candi Vol. 12 No. 2: Angkatan Laut Jepang dalam Perang Jepang-Rusia (1904-1905), kemenangan Jepang terhadap Rusia berdampak luas di wilayah Asia.

Hal ini juga berhubungan dengan poin 3, yaitu, pergerakan negara yang terjajah, karena setelah kemenangan tersebut, banyak negara Asia yang mulai menunjukkan gerakan nasionalis seperti Cina, Indonesia, dan Filipina.

Kemenangan ini juga menimbulkan pemikiran di seluruh warga Asia termasuk Indonesia bahwa negara Barat tidak selalu menang. Dengan pemikiran seperti itu, secara otomatis rasa kebangsaan dan nasionalisme muncul di diri putra-putri bangsa Indonesia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA