Apa maksud cinta menurut al-quran

Agama Islam meletakkan koridor agar cinta tak keluar Alquran dan Sunnah.

Senin , 16 Mar 2020, 23:36 WIB

Republika/Prayogi

Agama Islam meletakkan koridor agar cinta tak keluar Alquran dan Sunnah. Ilustrasi cinta

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Cinta itu ibarat mata air yang selalu mengalirkan kesegaran kepada jiwa yang dahaga. Oleh karena itu, agar cinta selalu terjaga kesuciannya, tumbuh berkembang secara baik, hendaknya seseorang mengetahui cara merawatnya.

Baca Juga

Dr Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Cinta dalam Pandangan Islam (terj), menjelaskan bahwa cinta merupakan perasaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri, dan terpautnya hati orang yang mencintai pada pihak yang dicintainya, dengan semangat yang menggelora dan wajah yang selalu menampilkan keceriaan.

Adapun cara merawat cinta itu adalah, pertama, meluruskan niat. Agar cinta berbuah ibadah, sucikan niat dalam bercinta karena Allah SWT semata.

“Segala amal itu tergantung niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya itu kepada Allah dan rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya.” (Muttafaq alaih).

Kedua, mencintai secara proporsional. “.... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah [2]: 216).

Nabi SAW pernah berpesan, “Cintailah kekasihmu sekadarnya saja, karena boleh jadi suatu hari nanti dia akan menjadi sesuatu yang engkau benci; dan bencilah sesuatu yang tidak engkau sukai sekadarnya saja, karena boleh jadi suatu hari nanti dia akan menjadi sesuatu yang engkau cintai.” (HR Bukhari).

Ketiga, memproklamirkan cinta. Nabi SAW bersabda, “Jika seseorang mencintai saudaranya hendaklah memberitahukan kepadanya bahwa ia mencintainya.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Keempat, memandang dengan penuh cinta. Dalam sebuah hadis dikatakan, “Barang siapa yang memandang saudaranya dengan pandangan cinta (kasih sayang), maka Allah mengampuninya.”

Kelima, kunjungan cinta. Agar tanaman cinta bertambah subur, hendaklah saling mengunjungi. Rasulullah SAW bersabda, “Berkunjung secara berkala maka cinta pun akan bertambah.” (HR Baihaqi). Zur ghiban, yazid hubban."

Keenam, merawat tanaman cinta secara berkala, taburkan pupuk cinta secara merata, pasti akan menuai buah cinta, yaitu dengan mendahuluinya dalam mengucapkan salam, memanggilnya dengan nama yang paling disukainya, dan melapangkan tempat duduk baginya.

Ketujuh, mengokohkan cinta dengan doa. Nabi SAW mengajarkan, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon anugerah cinta-Mu, dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu, serta usaha yang dapat mengantarkan aku kepada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu sesuatu yang paling aku senangi.” (HR Ahmad).

Dengan demikian, jika cinta terawat dengan baik, kesucian cinta seseorang akan tetap terjaga sehingga ia terbebas dari kungkungan cinta yang menyengsarakan.  

sumber : Harian Republika

Cinta itu bermacam-macam. Oleh karena itu, dalam hal mencintai kita harus memiliki landasan yang kuat, sebab cinta yang paling utama adalah cintanya orang-orang yang saling mencintai karena Allah.

Mencintai seseorang karena Allah, bukan karena ilmu, keturunan, harta, kecantikan, bukan pula karena berharap sesuatu di balik cintanya, merupakan derajat cinta yang tinggi. Di dalam Alquran disebutkan bahwa cinta itu mempunyai delapan pengertian, yaitu:

1. Mawaddah

Mawaddah adalah jenis cinta menggebu-gebu dan membara. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maka ia selalu ingin dekat dengan yang dicintai. Ia tidak mau berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya bersama orang yang dicintainya.

2. Rahmah

Rahmah merupakan jenis cinta yang penuh kasih sayang, dan kelembutan. Ia akan siap berkorban dan memberikan perlindungan maksimal terhadap orang yang dicintainya. Ia lebih memperhatikan orang yang dicintainya daripada orang lain, bahkan ketimbang dirinya sendiri.

3. Mail

Mail adalah jenis cinta yang dalam waktu sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga melupakan hal-hal yang lain. Cinta jenis ini dalam Alquran disebut dalam konteks poligami di mana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda, cenderung melupakan istri tua. 

4. Syagaf

Syagaf merupakan jenis cinta yang sangat dalam, suci, murni, alami, dan orisinil, serta memabukkan. Orang yang merasakan cinta jenis ini bisa seperti orang gila, di mana orang itu cenderung lupa diri dan lupa daratan sehingga hampir tidak menyadari apa yang sedang dilakukannya.

5. Ra'fah

Ra'fah adalah jenis cinta dan kasih sayang yang mendalam sehingga mengalahkan norma-norma kebenaran, semisal karena saking cintanya terhadap anak, orang tua tidak tega membangunkannya untuk salat.

6. Shabwah

Shabwah merupakan jenis cinta buta, sebuah jenis cinta yang mendorong perilaku untuk menyimpang. Alquran menyebut istilah ini ketika mengisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar bisa dijauhkan dari Siti Zulaikha yang setiap hari menggodanya. 

7. Syauq (rindu)

Bagian ini bukan berasal dari Alquran tetapi dari hadis yang menafsirkan Alquran. Surah Al-Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa, "Barangsiapa mengharap (rindu) untuk berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba."

8. Kulfah

Kulfah adalah perasaan cinta yang disertai dengan kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski ditempuh dengan jalan yang terjal. Cinta jenis ini seperti cinta orangtua yang menyuruh anaknya membersihkan kamar sendiri, belajar, mengaji dan lain sebagainya.

Inilah delapan pengertian cinta yang terkandung di dalam Alquran. Semoga bermanfaat!

Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai'an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai'an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga : (1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, (2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan (3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain. Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya: 1). Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain. 2). Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham, yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.

3). Cinta mail adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4). Cinta syaghaf adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf. 5). Cinta ra'fah yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2). 6). Cinta shobwah yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33) 7). Cinta syauq (rindu), Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi

8). Cinta kulfah yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

Banyak yang mendefinisikan arti cinta dari berbagai aspek. Namun saya merasa cocok dengan definisi yang telah ada di atas. Sebagai seorang muslimah yang tidaklah sempurna, belajar mencintai itu hal yang sulit tapi tidak ada salahnya untuk mencoba. Seperti peribahasa dalam Bahasa Inggris "No harm to try". Bagaimanapun setiap manusia memiliki jalan masing-masing. Yang paling utama adalah optimis dan percaya bahwa kita bisa memampukan diri untuk selalu belajar lebih dan lebih baik lagi untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Dengan pengharapan cinta yang baik Insya Allah kita akan mendapat kuasa, kebesaran dan keajaiban yang diberikan oleh Allah SWT. amin :-)

By : amateur writer :)


Lihat Muda Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA