Apa itu teknik berpikir kritis

Berpikir Kritis – Berpikir biasanya sering disambung-sambungkan dengan proses menentukan suatu ide pikiran atau gagasan seseorang.

Sebagai suatu makhluk hidup berpikir merupakan kegiatan rutinitas dalam menjalankan kehidupan.

Pada umumnya pengertian berpikir kritis adalah proses dimana seseorang melakukan kegiatan untuk mencari suatu tujuan ataupun keputusan pada suatu masalah atau suatu perkara.

Pengertian Berpikir

Sebelum membahas apa yang dinamakan dengan berpikir kritis, terlebih dahulu kamu mengetahui apa itu yang dinamakan dengan berpikir. Berpikir adalah kegiatan yang dilakukan guna mencari ide atau gagasan yang muncul pada diri kita karena karena suatu kesimpulan atau ringkasan satu atau beberapa kejadian atau masalah secara masuk akal.

Setelah mengetahui tentang pengertian “berpikir” sekarang waktunya untuk baca baca referensi nih pengertian berpikir kritis menurut para ahlinya, simak baik baik berikut ini.

1. Beyer (1985)

Menurut Bayer, berpikir kritis merupakan kemampuan menetapkan kreditibilitas suatu sumber, membedakan yang mana yang relevan dan yang mana yang tidak relevan, dapat membedakan fakta dari penilaian, Mengidentifikasi serta mengevaluasi asumsi yang tersirat, mengidentifikasi bias, mengevaluasi bukti yang ditawarkan guna mendukung pengakuan, dan meneliti sudut pandang.

2. Ennis (1962)

Ennis mengungkapkan bawa Berpikir kritis adalah pola berpikir dengan alasan yang reflektif dengan mempertimbangkan atau menekanan pada si pembuat keputusan tentang apa-apa yang harus dilakukan dan juga tentang apa yang harus yang percayai.

3. Mustaji (2012)

Menurut Mustaji Berpikir Kritis ialah Berpikir dengan suatu alasan yang menekakan pada pembuatan keputusan tentang apa yang perlu dilakukan dan apa yang perlu dipercayai.  Contoh kemampuan dalam berpikir kritis yaitu : membandingkan dan membedakan, membuat suatu kategori, meneliti bagian-bagian secara detail dan keseluruhan, menjelaskan sebab, membuat urutan, menentukan sumber-sumber yang dapat dipercayai, dan membuat ramalan.

Teknik Berpikir

Dalam melakukan suatu kegiatan atau proses pasti terdapat tata cara atau teknik. Dalam mencari suatu ide atau gagasan juga memiliki teknik-teknik tertentu yang harus kalian pahami. Berikut ini merupakan teknik dalam berpikir : Berpikir Austik, Berpikir Realistic, Berpikir Kreatif, dan Berpikir Evaluatif.

1. Berpikir Austik

Berpikir austik biasanya dicontohkan dengan yang namanya berkhayal atau membayangkan sesuatu yang tidak sesuai dengan realita atau kenyataan. Tentunya semua orang pernah mengalami hal ini. Nah teknik berpikir austik juga sering dicontohkan dengan melamun.

Baca Juga : Pengertian Debat

2. Berpikir Realistik

Teknik berpikir realistik ini dilakukan oleh seseorang karena mempertimbangkan keadaan nyata atau realita. Pada teknik berpikir realistik dapat dibedakan menjadi dua yaitu realistik induktif dan realistik deduktif. Dibawah ini merupakan penjelasan dari perbedaan berpikir realistik induktif dan deduktif.

Realistik Induktif – Pada Teknik berpikir realistik induktif realistik ini seseorang membuat suatu kesimpulan atau ringkasan dari suatu masalah yang nyata berdasar pegalaman.

Realistik Deduktif – Pada Teknik berpikir realistik Deduktif contohnya seseorang menarik suatu kesimpulan dari suatu masalah yang dialaminya dan berpikir supaya al yang dialaminya bisa untuk diatasi.

3. Berpikir Kreatif

Teknik berpikir kreatif yaitu seseorang diharuskan untuk membuat ide atau gagasan yang baru dan dan unik serta beda dari gagasan atau ide-ide yang lain. Dalam berpikir kreatif seseorang diharuskan memiliki kreatifitas yang tinggi untuk dapat mencitkan sesuatu yang baru.

Berpikir Kreatif juga dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat untuk mendapatkan suatu tujuan yang pasti dalam bentuk suatu ide baru.

Model Berpikir Kritis

Model untuk  Berpikir kritis dikembangkan oleh Kataoka – Yahiro dan Saylor untuk penilaian keperawatan. Model yang satu ini mendefinisikan hasil akhir dari pikiran yang kritis sebagai tolak ukur nilai kebidanan yang bisa dibilang relevan atau sesuai dengan masalah kebidanan di dalam kondisi yang bermacam-macam.

Model yang satu ini dirancang sebagai penilai kebidanan ditingkat pengelolaan, pelayanan, dan pendidikan. Saat seorang perawat berada di pelayanan, model ini menunjukan lima komponen berpikir kritis yang menuntun bidan agar membuat rencana tindakan supaya asuhan kebidanan efektif dan aman.

Baca Juga: Pengertian Ide Pokok.

Dasar Pengetahuan Khusus

Komponen yang penting dalam berpikir kritis adalah dasar pengetahuan khusus perawat di dalam keperawatan. Dasar dalam pengetahuan ini ada banyak dan sesuai dengan program pendidikan dasar dalam keperawatan mulai dari jenjang perawat yang akan diluluskan, kelanjutan pendidikan setelah itu, setiap gelar tingkat lanjutan yang didapat perawat itu.

Dasar-dasar pengetahuan perawat terdiri atas informasi dan teori dari ilmu pengetahuan alam, humaniora, serta keperawatan yang dibutuhkan untuk menentukan masalah keperawatan. Informasi yang diberikan itu memberi data yang dipakai dalam suatu proses berpikir kritis.

Kesimpulan yang didapatkan yaitu dasar pengetahuan ini mencangkup pendekatan yang menguatkan kemampuan perawat untuk berpikir secara kritis tentang suatu masalah pada kebidanan.

Pengalaman

Komponen yang kedua dari  berpikir kritis ialah pengalaman dalam kebidanan. Terkecuali bidan memiliki kesempatan untuk mempraktekan didalam lingkungan klinik dan memberikan keputusan tentang perawat klien, kemudian bepikir kritis tidak akan pernah terbentuk.

Disaat bidan harus  menangani klien, informasi yang berkaitan dengan kesehatan dapat dikenali dengan cara mengamati, merasakan, berkomunikasi dengan klien, dan merefleksikan dengan cara aktif pada pengalaman.

Sikap untuk Berpikir Kritis

Menurut Paul (1993) telah menyimpulkan bahwa sikap-sikap yang merupakan aspek utama dari berpikir kritis. Sikap tersebut yaitu nilai yang perlu ditunjukan keberhasilanya oleh para pemikir kritis.

Setiap pribadi harus menunjukan kekreatifitas kognitif guna berpikir secara kritis, namun juga perlu diingat bahwa penting untuk memastikan bahwa kekreatifan ini digunakan dengan cara adil dan bertanggungjawab.

1. Berpikir Mandiri

Semakin tumbuhnya seseorang menjadi lebih dewasa dan memperoleh pengetahuan baru, mereka akan belajar untuk mempertimbangkan ide-ide serta konsep dengan jarak yang luas lalu membuat penilaian mereka sendiri.

Untuk dapat berpikir secara mandiri, seseorang menggunakan cara tradisional dalam berpikir serta mencari rasional dan jawaban yang logis untuk masalah yang sedang dihadapi.

2. Mengambil Risiko

Dalam hal mengambil risiko perlu dibutuhkanya niat dan kemauan perawat untuk mengambil risiko dan mengenali keyakinan apa yang tidak benar kemudian untuk melakukan suatu tindakan yang didasarkan pada keyakinan yang didukung oleh fakta serta bukti yang kuat.

3. Kreativitas

Dalam Kreatifitas mencangkup berpikir secara original. Itu dapat memiliki arti menemukan suatu solusi diluar apa yang sedang dilakukan dengan cara yang tradisional. Tidak jarang klien menghadapi suatu masalah yang memerlukan pendekatan secara unik.

Baca Juga : Contoh Teks Debat

Unsur Unsur Dasar Berpikir Kritis

Menurut Enis (1996 :364) ada 6 unsur berpikir kritis yang dapat disingkat FRISCO.

F (Focus) Untuk membuat suatu keputusan tentang apa yang dipercayai maka harus bisa memperjelas suatu pertanyaan atau pendapat yang ada, dan diputuskan itu mengenai apa.

R (Reason) Tahu tentang alasan-alasan yang mendukung atau berentangan  dengan putusan-putusan yang dibuat berdasarkan situasi serta fakta yang relevan.

I (Inference) Membuat suatu kesimpulan yamg berdasarkan dari menyuguhkan. Bagian yang penting dari langkah penyimpulan yang satu ini ialah mengidentifikasi asumsi dan mencari pemecahan, pertimbangan dari interpretasi dari situasi dan bukti.

S (Situation) Memahami situasi serta juga menjaga situasi dalam berpikir dapat membantu memperjelas pertanyaan (yang ada di F) dan mengetahui makna istilah-istilah kunci, bagian-bagian relevan yang digunakan sebagai pendukung.

C (Clarity) Menerangkan arti atau istilah-istilah yang dipakai.

O (Overview) Melangkah kembali serta meneliti secara keseluruhan keputusan yang telah diambil.

Demikian penjelasan dari berpikir kritis mulai dari pengertian, Teknik dan unsur dalam berpikir kritis. Berpikir kritis dilakukan untuk mencari suatu tujuan dan sebelum tujuan itu didapatkan perlu adanya ide atau gagasan bagaimana cara mendapatkanya.

Originally posted 2020-08-23 16:45:55.

Kemampuan berpikir kritis menjadi penentu faktor kesuksesan kamu di dunia kerja. Salah satu metode dalam mengembangkan kemampuan ini adalah Six Thinking Hats.

--

Saat kamu baru saja lulus dari dunia perkuliahan, akhirnya kamu terus mencari ribuan lowongan pekerjaan. Pada informasi lowongan tersebut, biasanya disebutkan skill yang dibutuhkan, baik hard skill  maupun soft skill. 

Pada bagian soft skill yang dibutuhkan, kamu nggak asing dengan syarat-syarat seperti mampu berkomunikasi dengan baik, mampu bekerja dalam tim, bisa beradaptasi dengan deadline pekerjaan yang nggak menentu. Akan tetapi, ada salah satu syarat tidak tertulis yang wajib kamu kuasai di dunia kerja: berpikir kritis. 

Berpikir kritis: Pengertian, manfaat, dan contoh

Berpikir kritis adalah kemampuan merefleksikan pikiran yang masuk akal dalam mengambil keputusan. Proses pengambilan keputusan tersebut bersifat disiplin intelektual secara konseptual dengan cara menerapkan, menganalisis, mengevaluasi berbagai informasi berdasarkan pengamatan, penalaran, atau komunikasi untuk meyakinkan suatu tindakan. 

Dikutip dari bebrainfit.com, berikut 6 manfaat yang akan kamu rasakan jika menguasai kemampuan berpikir kritis:

  • Membuat pertimbangan dan perencanaan yang lebih matang,
  • Terhindar dari pikiran negatif akibat prasangka atau dugaan yang belum tentu valid,
  • Selalu tertarik dengan pengetahuan baru,
  • Memperkuat hubungan dengan cara berpikir yang logis,
  • Mampu membedakan informasi yang baik,
  • Mengantarkan pada kesuksesan di dunia kerja.

Lalu, apa saja contoh kemampuan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari? 

Dengan kemampuan berpikir yang sistematis, logis, dan obyektif, kamu akan terhindar dari hoax. Jadi, kamu membutuhkan pembenaran akan suatu hal dari berbagai informasi dari sumber yang benar. Selain itu, kamu cerdas dalam menilai berbagai peristiwa. Ditambah lagi, kamu juga tidak mudah terpengaruh ajakan orang lain yang menurut kamu buruk.

Dengan perkembangan teknologi dimana manusia dituntut untuk menjadi inovatif dan kreatif, berpikir kritis menjadi kemampuan dasar utama di dunia kerja hingga beberapa tahun mendatang. 

Dalam artikelnya, Emma Charlton menyatakan bahwa berpikir kritis masih menjadi kemampuan yang masih tertinggal dengan persentase 37%, diikuti dengan kemampuan menghadapi ambiguitas dan kompleksitas kerja dengan persentase 32%, serta kemampuan berkomunikasi dengan persentase 31%.

Mengapa kemampuan berpikir kritis harus dikuasai?

Berpikir kritis menjadi salah satu kemampuan yang harus dikuasai, agar cara berpikir kamu bersifat logis dan terhindar dari bias kognitif,  penuh prasangka, serta irasionalitas. Contoh kecil dari bias kognitif adalah FOMO (Fear of missing out).

Dengan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dan terasah, nantinya akan mendukung kamu dalam mengaplikasikan soft skill lainnya di dunia kerja, seperti pemecahan masalah, komunikasi, presentasi, kreativitas, sampai literasi digital. Biasanya, recruiter akan menguji kemampuan berpikir kritis kamu saat wawancara.

Karena berpikir kritis ini bukanlah kemampuan yang sudah ada sejak lahir, untuk mempertajamnya perlu melatih diri dengan banyak pengalaman, lebih tepatnya terlibat dalam kerja tim dengan menerima berbagai perspektif yang berbeda.

Asah kemampuan berpikir kritis dengan metode Six Thinking Hats

Salah satu cara untuk mengasah kemampuan berpikir kritis di dunia kerja adalah menggunakan metode Six Thinking Hats (Enam Topi Berpikir) yang awalnya dicetuskan oleh Edward de Bono pada tahun 1986. 

Six Thinking Hats masih dimanfaatkan oleh banyak perusahaan sampai saat ini dalam mempertajam kemampuan berpikir kritis karena prosesnya yang sederhana dan efektif. Dengan demikian, para pekerja terbantu untuk menjadi lebih fokus, produktif, dan tentunya berpikir rasional dalam mengambil keputusan di dunia kerja.

Baca juga: Begini 5 Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving dan Tips Mengatasi Masalah

Dalam mengambil keputusan, terdapat enam warna topi yang masing-masing menentukan karakter dalam berpikir kritis setiap individu.

1. Topi putih

Topi putih disimbolkan sebagai sosok yang memiliki kemampuan analisis dan evaluasi informasi atau data secara objektif. Cara berpikir seperti topi putih ini juga fokus kepada pengambilan informasi berdasarkan fakta.

2. Topi kuning

Topi kuning melambangkan cara berpikir yang penuh optimis, positif, serta fokus kepada berbagai hal yang bermanfaat dari keputusan yang diambil.

3. Topi hitam

Topi hitam ini condong kepada sosok yang pemberani dan berani mengambil risiko dalam mengambil keputusan. Saat menemui masalah, sosok topi hitam ini akan terus berpikir kritis dengan menganalisis berbagai risiko dalam menemukan solusi. 

Mereka juga paham bahwa kegagalan itu pasti ada. Jika memang pemecahan masalah ternyata gagal diimplementasikan, sosok topi hitam ini tetap berusaha keras untuk merencanakan strategi lain yang lebih baik lagi.

4. Topi merah

Kalau merah dikenal sebagai warna yang berani, tetapi pada metode six thinking hats ini memiliki makna yang berbeda.

Pemikiran topi merah bersifat intuitif, penuh perasaan, dan mengungkapkan rasionalitasnya dengan kecerdasan emosional. Untuk mempunyai pemikiran seperti topi merah ini diperlukan kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.

5. Topi hijau

Pemikir yang kreatif dilambangkan dengan topi hijau. Mereka suka menumpahkan berbagai ide gila dan out of the box untuk kemajuan proyek yang dijalankan oleh tim. 

Topi hijau berjasa dalam mengembangkan konsep baru dalam proyek, sehingga topi hitam sangat terbantu karena sudah merencanakan strategi.

6. Topi biru

Kalau topi hitam memiliki pemikiran yang lebih strategis dan mementingkan risiko, topi biru berpikir secara terstruktur dan visioner.

Kemudian, topi biru juga sebagai sosok yang mengendalikan solusi kreatif yang diputuskan oleh topi hijau.

Bagaimana menerapkan strategi berpikir kritis dengan metode Six Thinking Hats?

Dikutip dari indeed.com, berikut strategi yang bisa diterapkan dalam berpikir kritis menggunakan metode six thinking hats. 

1. Ajukan pertanyaan saat brainstorming

Pastinya, dalam melakukan proyek bersama tim dibutuhkan sesi brainstorming. Pada momen ini, pastikan masing-masing anggota mengajukan pertanyaan agar proses brainstorming dapat berjalan dengan baik.

Berikut contoh pertanyaan yang diajukan oleh enam topi yang dimiliki oleh masing-masing anggota:

  • Topi biru: Apa cara terbaik untuk mengatur proyek ini? Siapa yang bertanggung jawab dalam penanganan proyek ini?
  • Topi putih: Apa saja informasi yang dibutuhkan? Apakah ada informasi tambahan lagi yang perlu ditambahkan?
  • Topi merah: Bagaimana hasil yang kira-kira sesuai? Lalu, strategi seperti apa yang dirasa cocok untuk proyek ini?
  • Topi hitam: Apa kekurangan dari proses ini? Apa saja hambatannya? Kemudian, apa resikonya?
  • Topi kuning: Apa manfaat dan keuntungan dari solusi ini? Nilai apa saja yang bisa dicapai?
  • Topi hijau: Solusi apa yang belum saya pikirkan?

2. Melalui setiap langkah dan proses kerja tim

Dalam menerapkan metode six thinking hats di dunia kerja, melalui langkah dan proses kerja tim cukup penting untuk mengetahui harapan dari pemimpin tim kepada para anggota dalam memberi tugas.

Setelah itu, para anggota mulai bekerja dan mengatur strategi proyek berdasarkan perannya masing-masing dalam berpikir kritis. Jika diterapkan dengan baik, maka komunikasi berjalan lebih lancar yang mengantarkan pada hasil proyek yang sukses.

Ikuti kelas: Pelajari Keahlian Dasar Berpikir Kritis

3. Memantau setiap proses untuk meningkatkan anggota

Tujuan dari memantau setiap proses kerja tim adalah untuk mengetahui anggota dengan cara berpikir seperti apa yang sukses dan perlu ditingkatkan. 

Misalnya, anggota yang berperan sebagai topi merah dalam berpikir kritis. Kemudian, ternyata ia bisa cocok untuk berperan menjadi topi putih yang objektif dalam mencari informasi. Selain mengevaluasi peran anggota, keadaan seperti ini akan berdampak pada keberhasilan berjalannya proyek.

4. Memastikan peran masing-masing anggota

Setiap anggota memiliki enam topi berpikir dalam mengambil keputusan. Akan tetapi, terdapat salah satu sosok topi yang dominan dalam cara berpikirnya.

Maka dari itu, penting banget untuk memastikan peran masing-masing anggota dalam berpikir kritis menggunakan metode six thinking hats untuk keberhasilan proyek. 

Misalnya, para anggota yang berperan sebagai topi hitam hanya merencanakan risiko dan strategi dalam proyek. Para topi hitam tidak perlu berpikir kritis untuk memecahkan solusi kreatif seperti para anggota dengan peran topi hijau.

Berpikir kritis menjadi faktor penentu kesuksesan kamu di dunia kerja

Berpikir kritis merupakan kemampuan yang menjadi syarat untuk kamu diterima di dunia kerja. Kemampuan ini juga menjadi faktor penentu kesuksesan kamu di dunia kerja, karena akan berpengaruh kepada soft skill lainnya jika bergabung dalam berbagai proyek, seperti bekerja dalam tim, komunikasi yang baik, dan berpikir kreatif.

Untuk melatih kemampuan berpikir kritis ini, metode six thinking hats masih relevan hingga saat ini dimana individu memegang peran seperti enam topi yang memiliki masing-masing karakter dalam berpikir kritis.

kemampuan berpikir kritis bisa kamu latih dengan bergabung dalam berbagai proyek yang dikerjakan tim. Selain itu, kamu bisa mempertajam cara berpikir kritis dalam mengambil keputusan bersama Skill Academy. Materi dibawakan oleh professional, pastinya bikin kamu makin sukses di dunia kerja!

Sumber:

Whiting, Kate. (2020). These are the top 10 job skills of tomorrow – and how long it takes to learn them. [daring].

//www.weforum.org/agenda/2020/10/top-10-work-skills-of-tomorrow-how-long-it-takes-to-learn-them/

Albane, Deane. Why critical thinking is important (and how to improve it). [daring]. //bebrainfit.com/critical-thinking/

Indeed. (2021). Definitive Guide To the Six Thinking Hats. [daring].

//www.indeed.com/career-advice/career-development/six-thinking-hats

Charlton, Emma. (2019). Here's How to Improve Critical Thinking And Why It's Important. [daring].

//www.weforum.org/agenda/2019/10/improve-critical-thinking-why-important/

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA