Agar mendapat pahala dari allah berkurban harus dilandasi dengan

Agama Islam memerintahkan umatnya untuk qana’ah. Itulah sebabnya di zaman para sahabat banyak orang kaya,  memiliki kekayaan miliaran,  memiliki banyak unta, berdagang ke luar negeri, tetapi mereka qana’ah. Arti kata qana’ah sangat luas. Percaya bahwa memang ada kekuatan yang melebihi kekuatan manusia, bersabar dalam menerima rezeki jika rezeki tidak berkenan pada diri sendiri, dan mensyukuri nikmat yang diberikan kepada kita, karena bagaimanapun nikmat itu akan sirna. Dalam kasus seperti itu diperintahkan untuk terus bekerja mencari rizki, kewajibannya belum berakhir. Kami bekerja bukan karena kami meminta tambahan yang sudah kami miliki dan tidak merasa cukup dengan apa yang ada, tetapi kami bekerja, karena orang yang hidup harus terus bekerja. Demikianlah apa yang dimaksud dengan qana’ah. Jelas kesalahpahaman orang yang mengatakan qana’ah ini melemahkan hati, malas pikiran, mengajak bergandengan tangan. Namun qana’ah merupakan modal terkuat untuk menghadapi subsistensi, sehingga menimbulkan kesungguhan hidup yang benar-benar (energi) mencari rezeki. Jangan takut dan gentar, jangan ragu dan ragu, kuatkan pikiran, kuatkan hati, percaya kepada Tuhan, berharap pertolongan-Nya, dan jangan putus asa.   Barang siapa yang telah memperoleh rezeki, dan telah dapat dimakan pada waktu pagi dan sore hari, hendaklah ia menenangkan hatinya, jangan merasa ragu dan kesepian. Anda tidak dilarang bekerja untuk mencari nafkah, Anda tidak disuruh bermalas-malasan karena harta sudah ada, karena itu bukan qana’ah, yaitu kemalasan. Bekerjalah, karena manusia diutus ke dunia untuk bekerja, tetapi yakinlah, yakinlah bahwa dalam pekerjaan itu ada yang kalah dan yang menang. Jadi Anda bekerja karena Anda melihat bahwa kekayaan yang Anda miliki tidak cukup, tetapi Anda bekerja karena yang hidup tidak bisa menganggur. Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash bahwa Rasulullah ﷺ bersabda , قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ “Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah berikan kepadanya.”(HR: Muslim). Hadits ini menunjukkan besarnya keutamaan seorang muslim yang memiliki sifat qana’ah. Karena dengan itu semua dia akan meraih kebaikan dan keutamaan di dunia dan akhirat, meskipun harta yang dimilikinya sedikit. Qana’ah bukanlah berarti  hilang semangat untuk berkerja lebih keras demi menambah rezeki. Malah, ia bertujuan senantiasa bersyukur dengan rezeki yang dikurniakan Allah. Kaya Hati Karena sikap qana’ah tidak berarti fatalis, menerima nasib begitu saja tanpa ikhtiar. Orang-orang qana’ah bisa saja memiliki harta yang sangat banyak, namun semua itu bukan untuk menumpuk-numpuk kekayaan, mencintai dunia dan takut mati, lupa infak dan sedekah. Dari Abu Hurairah Rasulullah ﷺ bersabda عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ “Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR: Bukhari no. 6446)   Sikap qana’ah didefinisikan sebagai sikap merasa cukup, ridha atau puas atas karunia dan rezeki yang diberikan Allah SWT  qana’ah ialah kepuasan hati dengan rezeki yang ditentukan Allah. Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyampaikan hadits dalam Shahih Muslim dan yang lainnya, dari Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: قَدْ أفْلَحَ مَنْ أسْلَمَ وَرُزِقُ كَفَا فًا، وَ قَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ “Beruntunglah orang yang memasrahkan diri, dilimpahi rizki yang sekedar mencukupi dan diberi kepuasan oleh Allah terhadap apa yang diberikan kepadanya.” (HR: Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-Baghawy). Karenanya qana’ah itu mengandung lima perkara: Ikhlas menerima apa yang ada, selalu memohon kepada untuk mendapat tambahan rizki yang cukup, dan terus berusaha,  sabar dan menerima menerima ketentuan Allah, tawakal kepada Allah dan tidak tertarik pada tipu daya dunia.

Read more

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Perbesar

Ilustrasi Al-Qur’an. Credit: freepik.com

Hukum Wajib

Wajib menurut bahasa adalah pasti atau tepat. Sedangkan hukum wajib ialah perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapatkan siksa.

Seperti: sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, membayar zakat, dan menunaikan haji bagi yang mampu. Adapun macam-macam wajib sebagai berikut:

1. Wajib syar'I ketentuan apabila dikerjakan mendapat pahala, apabila ditinggalkan berdosa.

2. Wajib aqli, ketetapan hukum yang harus di yakini kebenarannya karena masuk akal.

3. Wajib ain, ketetapan yang harus dilakukan oleh umat muslim, seperti sholat lima waktu, sholat jumat, puasa dan lain-lain.

4. Wajib kifayah, ketetapan apabila sudah dikerjakan oleh sebagian umat muslim maka muslim lainnya akan terlepas dari kewajiban itu, dan sebaliknya jika tidak ada yang mengerjakannya, maka semuanya akan berdosa. Seperti: sholat jenazah.

5. Wajib muaiyyah, keharusan yang dilakukan melalui tindakan. Seperti: berdiri ketika sholat.

6. Wajib mukhayar, kewajiban yang boleh dipilih salah satu dari beberapa pilihan.

7. Wajib mutlak, kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya, seperti membayar denda sumpah.

8. Wajib aqli Nazari, kewajiban mempercayai kebenaran dengan memahami dalilnya

9. Wajib aqli danuri, kewajiban mempercayai kebenaran dengan sendirinya seperti: makan menjadi kenyang.

Hukum Sunnah

Suatu perbuatan yang apabila dikerjakan mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan tidak mendapat siksa. Seperti shalat tahiyyatul masjid, shalat dhuha, puasa senin-kamis dan lainnya. Sunnah ini menunjukkan perintah yang tidak tetap.

Sunnah dibagi menjadi:

1. Sunnah muakkad, sunnah yang sangat dianjurkan, seperti sholat Idul Fitri, sholat tarawih, sholat dhuha, puasa arofah, dan lainnya.

2. Sunnah gairu muakkad, misalnya memberi salam kepada orang lain.

3. Sunnah hajat, perkara di dalam shalat yang sebaiknya dikerjakan, seperti: mengangkat tangan ketika takbir.

4. Sunnah abad, perkara dalam sholat yang harus dikerjakan ketika lupa, dan harus melakukan sujud sahwi.

Hukum Makruh

Suatu perbuatan yang apabila ditinggalkan mendapat pahala, dan apabila dikerjakan tidak mendapat siksa. Makruh ini menunjukkan larangan yang tidak tetap.

Seperti mendahulukan yang kiri atas kanan saat membasuh anggota badan dalam wudhu. Perlu diingat bahwa hal yang bersifat makruh lebih baik ditinggalkan, karena Allah tidak menyukainya. Contoh lainnya seperti memakan bawang mentah, jengkol, dan pete.

Hukum Haram

Suatu perbuatan yang apabila ditinggalkan akan mendapat pahala, dan apabila dikerjakan akan mendapat siksa. Haram ini merupakan larangan yang tetap. 

Hal tersebut seperti mabuk-mabukan, mencuri, berzina, mencuri, merampok, membunuh, berjudi, dan lainnya. Apabila seseorang mengerjakan hal tersebut, maka hukumnya berdosa.

Ambon (Antara Maluku) - Wakil Wali Kota (Wawali) Ambon Sam Latuconsina menegaskan, semangat berkurban harus dilandasi ketulusan dan keikhlasan manusia kepada Allah sehingga mendatangkan pahala yang besar."Semangat berkurban haruslah dilakukan dengan ikhlas dan tulus, sehingga berharga dan diterima Allah SWT. Jangan berkurban karena ada kepentingan tertentu," kata Sam Latuconsina, saat menjadi Khatib Sholat Id Idul Adha 1433 Hijriah di Masjid Alfatah Ambon, Jumat.Di hadapan ribuan warga muslim yang bahkan mengambil tempat hingga di sejumlah ruas jalan di depan masjid terbesar di Maluku tersebut, Latuconsina mengingatkan umat untuk meneladani keikhlasan Nabi Ibarahim untuk mempersembahkan anak semata wayangnya, Ismail atas permintaan Allah.Menurut wawali, perayaan Idul Adha hendaknya tidak hanya menjadi sebuah momentum seremonial yang rutin dilakukan setiap tahun, tetapi sebagai representasi kesetiakawanan sosial antarsesama umat manusia dan sebuah keharusan serta tanggung jawab umat untuk melaksanakan perintah Allah.Semangat berkurban yang dilandasi kesungguhan dan keikhlasan akan mendatangkan pahala besar bagi mereka yang berkurban serta berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkekurangan."Allah teguh dengan ajaran dan perintahNya. Allah tidak bisa dipaksa untuk menerima kurban seseorang, jika semangat berkurban itu tidak dilandasi ketakwaan yang sungguh. Ini inti dan semangat Idul Adha yang harus dilakukan dengan benar oleh umat untuk membangun kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan," katanya.Wawali menambahkan, nilai dan semangat berkurban hanya akan menjadi "mutiara dalam lumpur" jika setiap orang yang berkurban tidak mampu mewujudkannya dengan benar di dalam kehidupan.Semagat berkurban pun hendaknya dijadikan sebagai sarana pendidikan akhlak dan perilaku umat yang berkualitas serta tidak memaksakan kehendak untuk diridhoi oleh Allah SWT.Perayaan Idul Kurban pun diharapkan dapat mengikis berbagai penyakit sosial melalui proses interaksi dan kesetiakawanan sosial di masyarakat, meningkatkan kejujuran serta mampu menghindarkan umat dari berbagai kejahatan, kekerasan dan tindakan anarkis."Umat Muslim dituntut untuk terus berupaya mendekatkan diri dengan Allah melalui kerelaan berkorban, karena di dalamnya terkandung inovasi dan kreativitas yang bermanfaat kepada lingkungan, menghilangkan kesenjangan sosial serta berdampak mempertebal dan meningkatkan semangat kebersamaan dan persaudaraan antarwarga di masa mendatang," tandas Sam Latuconsina.Pantauan ANTARA, shalat Idul Adha tidak hanya berlangsung di Masjid Alfatah tetapi juga di masjid-masjid yang ada di Kota Ambon.Puluhan fakir miskin dan orang tua jompo, yang telah duduk pada pintu masuk pelataran Masjid Alfatah sejak pagi hari, terlihat kebagian rejeki karena banyak menerima sedekah dari umat yang datang untuk shalat.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku

Terkait

Meraih berkah Idul Adha 1442 Hijriah dengan tetap di rumah saja

FOTO - Hadrat, Keunikan Tradisi Maluku Saat Hari Raya Idul Adha

Masjid tua Wapauwe tunda pelaksanaan penyembelihan kurban Idul Adha

FOTO - Shalat Idul Adha Berjamaah di Masjid Al Fatah Ambon

Terpopuler

Polresta Ambon ringkus komplotan jambret Pasar Mardika

Petani kelapa di Maluku Utara bergairah produksi kopra, harga berfluktuasi

Penyu belimbing yang dilindungi mati tertabrak kapal di Pelabuhan Ambon

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA