1 Berikan penjelasan apa yang dimaksud dengan lean manufacturing dan apa kaitannya dengan bisnis proses?

Dalam sistem produksi, perusahaan terus berupaya memberikan terbaik untuk konsumen atau pelanggannya. Dan salah satu yang dapat ditempuh oleh perusahaan adalah penerapan lean manufacturing dalam sistem produksinya sehingga produktivitas menjadi lebih efektif dan efisien. 

Pihak konsumen akan selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk barang atau jasa dengan melihat seberapa baik produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka. Mereka tentunya tidak ingin membayar produk barang atau jasa yang kualitasnya buruk. Perusahaan harus bekerja keras dengan metode continuous improvement, yaitu tindakan perbaikan secara bertahap dan dilakukan terus menerus. Untuk itu, dibutuhkan lah lean manufacturing.


 

Apa itu Lean Manufacturing?


Lean manufacturing atau dikenal pula dengan nama Toyota Production System adalah salah satu filosofi dari Toyota yang berarti mengeliminasi muda (pemborosan), mura (ketidakteraturan) dan muri (ketidakseimbangan beban kerja) di dalam rantai pasokan (supply chain management) sehingga produk sampai di tangan konsumen.

Penemu lean manufacturing, Taiichi Ohno, mendefinisikan Toyota Production System ini sebagai segala aktivitas yang mengarah pada penjadwalan (timeline), yang dimulai sejak terdapat permintaan dari customer sampai dengan produsen memperoleh uang dari transaksi penjualannya. 

Lean manufacturing menuntut perusahaan untuk fokus pada pengurangan timeline dengan mengeliminasi pemborosan yang tidak memberi nilai tambah (non value added).

Tujuan Lean Manufacturing


Penerapan lean manufacturing pada suatu sistem produksi memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  • Untuk mengurangi pemborosan (waste) di semua aspek produksi atau dalam rantai pasokan.
  • Untuk meningkatkan kualitas output (keluaran) atau produknya dan produktivitas.
  • Untuk memperpendek lead time (waktu yang dibutuhkan dalam produksi)

Manfaat Lean Manufacturing


Lean manufacturing menjadi strategi terobosan yang memungkinkan perusahaan mendapatkan banyak manfaat, seperti berikut ini:

  • Mampu menekan biaya produksi sehingga harga jual produk bisa lebih rendah dan dapat bersaing dengan kompetitor. 
  • Mampu meningkatkan produktivitas produksi perusahaan
  • Mampu memenuhi lonjakan permintaan dari para pelanggan. 
  • Mampu meningkatkan efisiensi proses dalam menghasilkan produk.

Prinsip Lean Manufacturing

Tujuan lean manufacturing di atas menggambarkan bahwa penerapan lean manufacturing di sebuah perusahaan setidaknya harus memiliki 3 prinsip dasar, yaitu:1. Define Value Principle

Perusahaan dalam mendefinisikan nilai suatu produk berdasarkan pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Produsen menggunakan konsep QCDS (Quality, Cost, Delivery, and Service) + PME (Productivity, Motivation, and Environment) untuk menghasilkan produk barang atau jasa berkualitas superior dan penyerahan atau distribusinya tepat waktu.

  • Quality (Q), yaitu komitmen perusahaan untuk memproduksi produk barang atau jasa berkualitas tinggi secara konsisten.
  • Cost (C), yaitu perusahaan dalam memproduksi barang atau jasanya berkualitas tinggi, namun dengan biaya yang efektif.
  • Delivery (D), yaitu komitmen perusahaan untuk melakukan pengiriman tepat waktu kepada pelanggan.
  • Service (S), yaitu komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

2. Waste Elimination Principle

Dalam proses produksi perusahaan harus menghilangkan pemborosan dengan cara meminimalkan segala aktivitas yang tidak memberikan kontribusi dalam peningkatan nilai produk di mata pelanggan. Terdapat 8 jenis pemborosan (waste) yang perlu ditekan oleh perusahaan manufaktur, yaitu :

  • Pemborosan biaya transportasi, yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan pengangkutan yang tidak dibutuhkan.
  • Pemborosan gerakan, penangannanya yaitu perusahaan perlu menerapkan budaya kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seikatsu, Shitsuke) sehingga para pekerja tidak banyak membuang waktu untuk mencari atau bekerja yang tidak efisien dan tidak ergonomis.
  • Pemborosan kelebihan persediaan, yaitu jumlah stok atau persediaan yang berlebihan dan justru tidak berguna. Biasanya untuk mengatasinya perusahaan menggunakan konsep just in time (JIT) dalam sistem produksinya.
  • Pemborosan menunggu, yaitu terhambatnya aktivitas produksi dikarenakan menunggu barang untuk didatangkan dari supplier atau menunggu alat atau mesin yang tengah bekerja.
  • Pemborosan kelebihan produksi, yaitu jumlah produk yang dihasilkan melebihi permintaan pelanggan sehingga sisa produk tidak terserap atau terjual.
  • Pemborosan proses, yaitu penambahan tahapan proses produksi yang tidak menambah nilai produk dan bahkan malah menambah biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
  • Pemborosan defect, yaitu produksi yang menghasilkan produk cacat karena minimnya pengendalian kualitas.
  • Pemborosan keterampilan, yaitu pihak perusahaan tidak memberdayakan skill atau kemampuan stafnya secara tepat.

3. Support the EmployeePerusahaan memberdayakan seluruh karyawannya sehingga produktivitas kinerjanya meningkta. Mereka perlu diberikan pendidikan dan pelatihan untuk memahami metode lean manufacturing karena karyawanlah yang menjalankan operasional harian produksi.

Parameter Lean Manufacturing

Perusahaan sebaiknya mengidentifikasi kemungkinan pemborosan atau waste yang ada pada keseluruhan tingkat proses. Berikut ini adalah parameter yang dapat diidentifikasi oleh perusahaan agar tercipta keadaan yang lean antara lain:

  1. Inventory, yaitu persediaan atau simpanan cadangan, baik berupa bahan baku, work in process, atau finished goods dalam periode waktu tertentu.
  2. Raw material, yaitu bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk.
  3. Work in Process (WIP), yaitu produk yang belum selesai mengalami proses manufaktur secara lengkap. Biasanya karena masih menunggu proses selanjutnya.
  4. Finished goods (FG), yaitu produk jadi yang telah mengalami proses tahapan produksi dan siap untuk didistribusikan kepada pelanggan.
  5. Scrap, yaitu hasil sisa produksi yang tidak memiliki nilai ekonomis atau hasil sisa produksi yang tidak dapat didaur ulang.
  6. Headcount, yaitu jumlah operator yang bertugas pada suatu proses.
  7. Transportation, yaitu jarak dan waktu ditempuh suatu produk dari lokasi yang satu ke lokasi yang lain.
  8. Changeover time, yaitu waktu pergantian yang dibutuhkan untuk memproduksi satu tipe produk  ke tipe produk yang lain.
  9. Setup time, yaitu waktu yang dibutuhkan mesin atau operator untuk dari awal seting mesin sampai menghasilkan satu unit produk.
  10. Uptime, yaitu persentase waktu yang tersedia saat proses produksi pada mesin.
  11. Cycle time, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh suatu mesin atau operator untuk membuat suatu produk.
  12. Lead time, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk, dari awal kegiatan unloading material sampai loading produk jadi.

Itulah ulasan mengenai konsep lean manufacturing dalam sistem produksi. Lean manufacturing dalam sistem produksi menjadi suatu konsep operasional suatu perusahaan yang bertujuan untuk mengeliminasi pemborosan (waste) dan menghasilkan nilai lebih dalam proses produksi dengan target untuk peningkatan kualitas dan kecepatan kepada konsumen. Semoga bermanfaat.

Lean Manufacturing adalah suatu sistem manajemen ataupun metodologi yang berupaya untuk menghilangkan pemborosan (waste) dalam produksi, meningkatkan nilai tambah pada suatu produk serta memberikan nilai kepada kepada pelanggan yang dilakukan secara terus menerus (continuously Improvement) oleh suatu Industri manufaktur (pabrik). Tujuan dasar dari suatu bisnis industri manufaktur  tentunya adalah mencapai laba dalam jangka panjang agar keberadaan atau eksistensi perusahaan tersebut tetap dapat berlangsung.
Untuk mencapai Laba yang sifatnya jangka panjang, perusahaan tersebut perlu melakukan beberapa hal dibawah ini yang dikenal juga dengan konsep QCDS :

  1. Memproduksi produk yang berkualitas tinggi secara konsisten dan terunggul di kelasnya (Quality).
  2. Memastikan biaya produksinya dapat bersaing dengan perusahaan lainnya (Cost).
  3.  Pengiriman yang tepat waktu  (Delivery).
  4. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya (Service).

Lean Manufacturing dapat membantu perusahaan agar tetap dapat bersaing dengan cara meningkatkan pelayanan terbaik bagi pelanggan dan berupaya untuk mengurangi biaya produksinya secara terus menerus.

Dulu, produsen membuat suatu produk dan membebankannya kepada pelanggan (customer), dapat ditulis dalam rumus berikut ini :

Biaya + Laba = Harga Jual Produk

Artinya, Harga Jual suatu Produk ditentukan oleh Biaya produksinya ditambah dengan seberapa besar laba yang diinginkan oleh Produsen.

Tetapi apa yang terjadi pada saat ini adalah kebalikannya,  Produsen harus mengurangi biaya produksinya untuk mendapatkan laba yang diinginkannya. Penulisan rumusnya seperti dibawah ini:

Harga Jual Produk – Biaya = Laba

Artinya, Harga Jual suatu produk dikurangi biaya produksinya itulah Laba yang dapat diperoleh oleh Produsen.

Terdapat 3 Prinsip dan 6 Strategi dalam penerapan Lean Manufacturing di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri perakitan Elektronik.

3 (Tiga) Prinsip Lean Manufacturing :

3 Prinsip Lean Manufacturing yang diterapkan dalam Produksi untuk mencapai Tujuan Operasional Bisnis antara lain :

  1. Mendefinisikan Nilai suatu produk berdasarkan pandangan dan perspektif pelanggan melalui konsep QCDS + PME (Quality Cost Delivery, Service + Productivity, Motivation and Environment)
    Dalam prinsip peng-definisian Nilai suatu produk, perlu melakukan proses Value Stream identification yaitu  melakukan identifikasi terhadap NIlai-nilai yang terkandung dalam aliran proses mulai dari Supplier (pemasok) sampai ke Customer (pelanggan). Dari Identifikasi aliran proses tersebut kita dapat mengetahui mana proses atau pekerjaan yang tidak memberikan nilai tambah pada produk dan kepuasan pelanggan.

  2. Pemborosan adalah suatu pekerjaan ataupun proses yang tidak memberikan Nilai Tambah terhadap produk dan kepuasan pelanggan. Untuk lebih jelasnya anda dapat melihat artikel 7 Waste yang harus dihindari dalam Produksi.

  3. Memberikan pengetahuan tentang alat-alat (tools) yang diperlukan untuk melaksanakan Lean Manufacturing dan pelatihan (Training) yang memadai kepada karyawan-karyawati dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan Karyawanlah yang merupakan orang yang langsung berhadapan dengan pekerjaan penerapan Lean Manufacturing dan merekalah yang menjalankan operasional harian produksi dalam suatu industri.

6 (Enam) Strategi Lean Manufacturing

6 Strategi dibawah ini merupakan strategi yang digunakan untuk mendukung 3 Prinsip diatas :

  1. Yaitu Sistem penarikan material saat diperlukan saja, tujuan dari Pull system ini adalah untuk meningkatkan fleksibilitas dan dapat merespon dengan cepat kebutuhan pelanggan serta menghindari pemborosan yang akan terjadi.

  2. Dalam Lean Manufacturing, Kualitas adalah dibangun dalam proses produksinya. Dengan kata lain, produksi sendirilah yang harus menjamin kualitas produk itu sendiri. Beberapa Teknik dan metodologi yang dapat dipakai dalam menjamin kualitas dalam produksi diantaranya adalah Metodologi Six Sigma dan Konsep dasar Kualitas yaitu Jangan Menerima barang Reject, Jangan Membuat  Reject dan Jangan melewatkan Reject.

  3. Yaitu strategi dalam merencanakan Layout produksi agar dapat mengurangi pemborosan (waste) dalam proses serta pembagian tugas yang jelas pada masing-masing prosesnya.

  4. Melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap proses secara terus menerus dalam segala aspek seperti mengurangi pemborosan (waste), meningkatkan keselamatan kerja ataupun pengurangan biaya produksi. Kebudayaan Kaizen (Peningkatan yang berkesinambungan) ini harus diterapkan ke semua level karyawan di perusahaan.

  5. Pengambilan Keputusan yang benar merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan peningkatan proses yang terus menerus. Contohnya Keputusan-keputusan dalam mengubah Layout produksi,  penggunaan peralatan kerja maupun penentuan pembagian tugas. Pengambilan keputusan yang dianjurkan dalam Lean Manufacturing adalah pengambilan keputusan secar mufakat yang artinya dapat didukung oleh semua pihak yang berkaitan dengan penerapan Lean Manufacturing dalam suatu Industri.

  6. Supplier atau pemasok merupakan salah satu pihak yang terpenting dalam memberikan dukungan dalam menjalankan Lean Manufacturing disebuah perusahaan seperti memberikan dukungan dalam pengiriman yang tepat waktu, menyediakan material (bahan produksi)  yang berkualitas tinggi atau bebas dari kerusakan. Supplier (pemasok) harus dianggap sebagai bagian dari perusahaan yang menerapkan Lean Manufacturing sehingga diperlukan pengembangan dan pelatihan terhadap suppliernya.

Sumber: produksielektronik.com

January 20, 2016yolanda guci

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA