Zat pemanis sintetis berikut ini yang dicurigai dapat menyebabkan kanker adalah

Buat 10 soal beserta jawabannya tentang zat gas​

1. Apa yang dimaksud benda tak hidup?2. Bagaimana ciri gerak pada benda tak hidup?3. Jelaskan alasan mengapa makhluk hidup tidak dapat dikristalkan!4. … Tuliskan alasan virus disebut sebagai makhluk hidup!5. Mengapa virus dikatakan sebagai benda tak hidup?​

tolong kak bntr lagi dikumpulkan​

kak tolong dibantu,jawab nya jangan ngasal​

a. bagaimana cara perkembangbiakan hewan pada gambar di atas? b. buatlah diagram daur hidup dari hewan tersebut! ​

Manfaat vaquita adalah?

Pigmen apa yang terdapat pada bagian putih daun tanaman Monstera Variegata​

Ciri ciri khusus dari hewan vaquita adalah??

Tulung di bantu ya kak​

bagian mata yang berfungsi sebagai tempat memfokuskan cahaya adalahA. KorneaB. IrisC. LensaD. Retina​

Zat karsinogenik adalah zat yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker. Sumber zat ini cukup banyak, bahkan mungkin saja kita sering terpapar oleh zat-zat tersebut tanpa disadari. Lalu, apa saja yang termasuk zat karsinogenik?

Istilah kanker mengacu pada penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel-sel ganas pada organ atau jaringan tubuh. Penyebabnya masih belum diketahui dengan pasti. Namun, berbagai studi menunjukkan bahwa paparan zat karsinogenik dalam jangka panjang menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker.

Beberapa Jenis Zat Karsinogen

Tubuh manusia dapat terpapar zat karsinogenik kapan saja dan di mana saja, misalnya saat beraktivitas di dalam rumah, sekolah, kantor, atau ketika mengonsumsi makanan dan minuman tertentu.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (International Agency for Research on Cancer/IARC) sebagai bagian dari WHO mengklasifikasi zat karsinogen ke dalam beberapa kelompok, yaitu:

  • Kelompok 1: Karsinogenik untuk manusia
  • Kelompok 2A: Kemungkinan besar karsinogenik untuk manusia
  • Kelompok 2B: Dicurigai berpotensi karsinogenik untuk manusia
  • Kelompok 3: Tidak termasuk karsinogenik pada manusia

Sumber Zat Karsinogen yang Paling Sering Ditemui

Ada beberapa sumber zat karsinogenik yang sering ditemui di sekitar kita, yaitu:

Rokok dan asap rokok

Rokok tembakau dan asapnya mengandung sekitar 70 zat yang diduga dapat memicu kanker, di antaranya nikotin, karbon monoksida, amonia, arsenik, benzena, timah, hingga hidrogen sianida. Hal inilah yang membuat para perokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif, berisiko tinggi terkena kanker.

Selain itu, kebiasaan sering menghirup asap rokok juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan kesehatan serius lainnya, seperti PPOK, serangan jantung, dan diabetes.

Makanan atau minuman tertentu

Zat karsinogenik juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi. Beberapa kandungan makanan atau minuman yang diduga bersifat karsinogenik adalah:

  • Bahan tambahan (zat aditif) pada makanan atau minuman, seperti sakarin dan aspartam
  • Bahan makanan yang tercemar atau terkontaminasi pestisida, limbah industri, atau logam berat
  • Bahan pengawet atau pewarna makanan, seperti nitrat, boraks, dan formalin

Cara pengolahan makanan juga bisa menghasilkan zat karsinogenik, misalnya memasak makanan dengan cara membakar atau menggorengnya hingga kehitaman. Proses tersebut akan membentuk zat kimia acrylamide pada makanan yang merupakan salah satu zat karsinogenik.

Bahan kosmetik

Beberapa produk kosmetik memiliki bahan yang bersifat karsinogenik, tetapi kandungannya sangat kecil. Meski demikian, risiko untuk munculnya kanker tetap ada, terutama bila tubuh terpapar bahan tersebut dalam jangka waktu lama.

Beberapa bahan berbahaya dalam kosmetik yang perlu diwaspadai karena berisiko menyebabkan pertumbuhan sel kanker adalah formaldehida, paraben, merkuri, dan phthalate.

Selain meningkatkan risiko terkena penyakit kanker, pemakaian kosmetik yang memiliki kandungan berbahaya tersebut juga dapat menimbulkan bahaya lain, seperti dermatitis kontak, gangguan hormon, hingga penyakit bawaan lahir pada janin.

Untuk mencegah paparan zat karsinogen dari kosmetik, sebaiknya gunakan kosmetik yang dijual secara legal dan terdaftar di BPOM, serta telah melewati uji dermatologis.

Paparan zat karsinonegik mungkin sulit untuk dihindari sepenuhnya. Namun, Anda bisa meminimalkannya dengan beberapa cara, misalnya menggunakan alat pelindung diri saat bekerja, menggunakan masker saat terpapar polusi, menjalani pola makan sehat, dan berhenti merokok.

Selain itu, Anda juga bisa melakukan pemeriksaan secara berkala ke dokter bila sering atau berisiko terpapar zat karsinogenik. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kanker secara dini agar dapat segera ditangani.

Banyak makanan, minuman dan produk diet saat ini menggunakan pemanis buatan. Bahan pengganti gula ini diketahui memiliki manfaat yang dianggap mendukung orang-orang yang menjalani diet mengurangi berat badan. Namun jangan lupa, pemanis buatan ini juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan jika pemakaiannya berlebihan.

Pemanis buatan adalah pengganti gula sintentik. Pemanis tersebut dapat berasal dari bahan alami, seperti tanaman herba dan hasil olahan gula biasa (gula rafinasi). Pemanis buatan juga dikenal sebagai penambah rasa manis yang kuat karena rasanya jauh lebih manis dibandingkan gula biasa.

Zat kimia pengganti gula ini merupakan bahan tambahan yang meniru efek gula dengan jumlah kalori lebih rendah. Industri makanan dan minuman makin banyak  mengganti gula atau sirop jagung dengan pemanis buatan di dalam serangkaian produk-produknya. Hal ini disebabkan keuntungan dari penjualan produk dengan pemanis buatan sangat tinggi.

Beberapa bahan pemanis buatan yang sering digunakan dalam produk makanan dan minuman:

  • Aspartam. Bahan ini digunakan sebagai pemanis dalam permen karet, sereal sarapan, agar-agar dan minuman berkarbonasi. Rasa manisnya mencapai 220 kali lebih manis daripada gula biasa. Asupan yang dapat diterima tiap hari sebesar 50 mg/kg berat badan. Kandungan aspartam terdiri atas asam amino, asam aspartat, fenilalania, serta sedikit etanol.
  • Sakarin. Rasa manis yang dihasilkan mencapai 200-700 kali lebih tinggi daripada gula biasa. Pemakaian sakarin dalam sekali penyajian untuk makanan olahan tidak boleh melebihi 30 mg sedangkan untuk minuman juga tidak lebih dari 4 mg/10 ml cairan.
  • Sucralosa, dihasilkan dari sukrosa dan memiliki rasa manis 600 kali dibandingkan gula. Bahan ini biasa digunakan pada produk makanan yang dipanggang atau digoreng. Konsumsi harian sucralosa yang ideal adalah sebanyak 5 mg/kg berat badan.
  • Acelsufam potassium, bahan ini sangat stabil dalam temperatur tinggi dan mudah larut sehingga sesuai dipakai dalam banyak produk makanan. Batasan konsumsi harian yang disarankan adalah 15 mg/kg berat badan.
  • Neotam. Kandungan neotam menyatu dan membentuk rasa manis yang unik. Pemanis buatan ini banyak digunakan pada makanan rendah kalori dan penambah rasa dalam makanan lain. Secara kimia, kandungannya hampir sama seperti aspartam, namun rasanya 40 kali lebih manis dari aspartam. Dibandingkan dengan gula rafinasi, tingkat kemanisan neotam mencapai 8.000 kali lebih tinggi. Neotam dapat dikonsumsi hingga 18mg/kg berat badan dalam sehari.

Adakah Dampak Buruk Pemanis Buatan dalam Makanan dan Minuman Kita?

Selama ini, pemanis buatan terus dihujani oleh kritik karena adanya dugaan bahwa penambahan pemanis buatan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Sakarin diduga memiliki kandungan karsinogen yang menyebabkan kanker, meski hal ini belum terbukti dengan pasti. Sakarin dinyatakan sebagai karsinogen lemah yang aman bagi manusia. Kemungkinan bahaya lain dari sakarin adalah reaksi alergi dari kandungan di dalamnya yaitu sulfonamid. Sulfonamid bisa juga ditemukan di beberapa jenis antibiotik dan pada beberapa orang yang mengkonsumsinya dapat menyebabkan alergi dengan gejala seperti  kulit ruam, pusing, diare, dan kesulitan bernapas.

Sementara itu, pemanis buatan aspartam menjadi pengganti gula yang paling kontroversial.  Saat suhu aspartam sangat tinggi, alkohol kayu di dalam aspartam berubah menjadi formalin yang berbahaya bagi tubuh. Zat aspartam akan ikut tercerna di dalam lambung sehingga pada nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk yang tidak sama dengan bentuk struktur awal. Ini alasannya kenapa aspartam tidak bisa dikonsumsi seseorang yang mengalami gangguan metabolisme karena dikhawatirkan tidak akan tercerna dengan sempurna.

Kecurigaan adanya masalah kesehatan akibat konsumsi pemanis buatan sucralose, neotam, dan acelsufame potassium juga masih diselidiki oleh banyak peneliti. Sejauh ini, penelitian belum membuahkan kepastian sehingga pemanis alami itu tetap dinyatakan aman untuk dikonsumsi manusia bahkan untuk wanita hamil sekali pun.

Pemanis buatan menjadi alternatif menarik sebagai pengganti gula karena tidak menambah kalori dalam makanan. Ini menjadi pilihan yang baik terutama untuk mengendalikan berat badan dan penderita diabetes. Namun kita harus mengetahui bahwa masih terdapat perdebatan terhadap bahayanya. Karena itu, kita perlu mengikuti aturan asupan harian untuk pemanis buatan ini agar kesehatan kita tetap terjaga. Jika kita curiga mengalami gejala akibat penggunaan pemanis buatan, menghentikan penambahan zat-zat ini ke dalam makanan menjadi cara terbaik untuk memastikannya.

Terakhir diperbarui: 30 November 2016

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA