Yang mengangkut karbon dioksida selama proses respirasi dilakukan oleh

Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan suatu atom karbon. Beliau ada bangun gas pada kondisi temperatur dan tekanan standar dan ada di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi agak 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun banyak ini mampu bervariasi tergantung pada lokasi dan ketika. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena beliau menyerap gelombang inframerah dengan kuat.

Karbon dioksida dihasilkan oleh semua binatang, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karenanya, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata cairan panas.

Karbon dioksida tidak ada bangun cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung diproduksi menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bangun padat, karbon dioksida umumnya dinamakan sebagai es kering.

CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna litmus dari biru diproduksi menjadi merah muda.

Sifat-sifat kimia dan fisika

Diagram fase tekanan-temperatur karbon dioksida yang memperlihatkan titik tripel karbon dioksida

Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang semakin tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, beliau akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga mampu dirasakan ketika seseorang bersendawa sesudah meminum cairan berkarbonat (misalnya Coca Cola). Konsentrasi yang semakin agung dari 5.000 ppm tidak adil untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi semakin dari 50.000 ppm mampu membahayakan kehidupan binatang.[2]

Pada kondisi STP, rapatan karbon dioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m³, kira kira 1,5 kali semakin berat dari udara. Molekul karbon dioksida (O=C=O) mengandung dua ikatan rangkap yang ada bangun linear. Beliau tidak bersifat dipol. Senyawa ini tidak begitu reaktif dan tidak gampang terbakar, namun mampu membantu pembakaran logam seperti magnesium.

Pelet kecil dari es kering yang menyublim di udara.

Bangun kristal es kering

Pada suhu −78,51° C, karbon dioksida langsung menyublim diproduksi menjadi padat melewati proses deposisi. Bangun padat karbon dioksida biasa dinamakan sebagai "es kering". Fenomena ini pertama kali dipantau oleh seorang kimiawan Perancis, Charles Thilorier, pada tahun 1825. Es kering kebanyakan digunakan sebagai zat pendingin yang relatif murah. Sifat-sifat yang menyebabkannya sangat praktis adalah karbon dioksida langsung menyublim diproduksi menjadi gas dan tidak meninggalkan cairan. Penggunaan lain dari es kering adalah untuk pembersihan sembur.

Cairan kabon dioksida terbentuk hanya pada tekanan di atas 5,1 atm; titik tripel karbon dioksida agak 518 kPa pada −56,6 °C (Silakan lihat diagram fase di atas). Titik kritis karbon dioksida adalah 7,38 MPa pada 31,1 °C.[3]

Ada pula bangun amorf karbon dioksida yang seperti kaca, namun beliau tidak terbentuk pada tekanan atmosfer.[4] Bangun kaca ini, dinamakan sebagai karbonia, dihasilkan dari pelewatbekuan CO2 yang terlebih dahulu dipanaskan pada tekanan ekstrem (40-48 GPa atau agak 400.000 atm) di landasan intan. Penemuan ini mengkonfirmasikan teori yang menyalakan bahwa karbon dioksida mampu ada bangun kaca seperti senyawa lainnya yang sekelompok dengan karbon, misalnya silikon dan germanium. Tidak seperti kaca silikon dan germanium, kaca karbonia tidak stabil pada tekanan normal dan akan kembali diproduksi menjadi gas ketika tekanannya dilepas.

Sejarah pemahaman manusia

Pada abad ke-17, seorang kimiawan Fleming, Jan Baptist van Helmont, menemukan bahwa arang yang dibakar pada bejana tertutup akan menghasilkan debu yang massanya semakin kecil dari massa arang semula. Dia berkesimpulan bahwa beberapa arang tersebut sudah ditransmutasikan diproduksi menjadi zat yang tak terlihat, beliau menamakan zat tersebut sebagai "gas" atau spiritus sylvestre (Bahasa Indonesia: arwah liar).

Sifat-sifat karbon dioksida dipelajari semakin lanjut pada tahun 1750 oleh fisikawan Skotlandia Joseph Black. Dia menemukan bahwa batu kapur (kalsium karbonat) mampu dibakar atau diberikan asam dan menghasilkan gas yang dia namakan sebagai "fixed air". Dia juga menemukan bahwa gas ini semakin berat daripada udara dan ketika digelembungkan dalam larutan kapur (kalsium hidroksida) akan mengendapkan kalsium karbonat. Dia menggunakan fenomena ini untuk mengilustrasikan bahwa karbon dioksida dihasilkan dari pernapasan binatang dan fermentasi mikrob. Pada tahun 1772, seorang kimiawan Inggris Joseph Priestley mempublikasikan suatu jurnal yang berjudul Impregnating Water with Fixed Cairan. Dalam jurnal tersebut, dia menjelaskan proses penetesan asam sulfat (atau minyak vitriol seperti yang Priestley sebut) ke kapur untuk menghasilkan karbon dioksida dan memaksa gas itu untuk larut dengan menggoncangkan semangkuk cairan yang berkontak dengan gas.[5]

Karbon dioksida pertama kali dicairkan (pada tekanan tinggi) pada tahun 1823 oleh Humphry Davy dan Michael Faraday.[6] Deskripsi pertama tentang karbon dioksida padat dilaporkan oleh Charles Thilorier ketika pada tahun 1834 dia membuka kontainer karbon dioksida cair yang diberikan tekanan dan menemukan pendinginan tersebut menghasilkan penguapan yang menghasilkan "salju" CO2 padat.[7]

Isolasi

Karbon dioksida mampu kita dapatkan dengan distilasi udara. Namun cara ini hanya menghasilkan CO2 yang sedikit. Beragam jenis reaksi kimia mampu menghasilkan karbon dioksida, seperti reaksi pada kebanyakan asam dengan karbonat logam. Reaksi selang asam sulfat dengan kalsium karbonat adalah:

H2SO4 + CaCO3 → CaSO4 + H2CO3

H2CO3 kemudian terurai diproduksi menjadi cairan dan CO2. Reaksi ini didampingi dengan pembusaan atau penggelembungan.

Pembakaran dari semua bahan bakar yang mengandung karbon, seperti metana (gas dunia), distilat minyak bumi (bensin, diesel, minyak tanah, propana), arang dan kayu akan menghasilkan karbon dioksida. Sebagai contohnya reaksi selang metana dan oksigen:

CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O

Besi direduksi dari oksida besi dengan kokas pada tungku sembur, menghasilkan pig iron dan karbon dioksida:

2 Fe2O3 + 3 C → 4 Fe + 3 CO2

Khamir mencerna gula dan menghasilkan karbon dioksida beserta etanol pada proses pembuatan anggur, bir, dan spiritus lainnya:

C6H12O62 CO2 + 2 C2H5OH

Semua organisme aerob menghasilkan CO2 dalam proses pembakaran karbohidrat, asam lemak, dan protein pada mitokondria di dalam sel. Reaksi-reaksi yang terlibat dalam proses pembakaran ini sangatlah bertali-tali dan tidak mampu diketengahkan dengan gampang. (Lihat pula: respirasi sel, respirasi anaerob, dan fotosintesis).

Karbon dioksida larut dalam cairan dan secara spontan membentuk H2CO3 (asam karbonat) dalam kesetimbangan dengan CO2. Konsentrasi relatif selang CO2, H2CO3, dan HCO3− (bikarbonat) dan CO32−(karbonat) bergantung pada kondisi pH larutan. Dalam cairan yang bersifat netral atau sedikit basa (pH > 6,5), bangun bikarbonat mendominasi (>50%). Dalam cairan yang bersifat basa kuat (pH > 10,4), bangun karbonat mendominasi. Bangun karbonat dan bikarbonat ada kelarutan yang sangat adil. Dalam cairan laut (dengan pH = 8,2 - 8,5), ada 120 mg bikarbonat per liter.

Produksi dalam skala industri

Karbon dioksida secara garis agung dihasilkan dari enam proses:[8]

  1. Sebagai hasil samping dari pengilangan ammonia dan hidrogen, di mana metana dikonversikan diproduksi menjadi CO2.
  2. Dari pembakaran kayu dan bahan bakar fosil;
  3. Sebagai hasil samping dari fermentasi gula pada proses peragian bir, wiski, dan minuman beralkohol lainnya;
  4. Dari proses penguraian termal batu kapur, CaCO3;
  5. Sebagai produk samping dari pembuatan natrium fosfat;
  6. Secara langsung di ambil dari mata cairan yang karbon dioksidanya dihasilkan dari pengasaman cairan pada batu kapur atau dolomit.

Di atomosfer bumi

Konsentrasi CO2 yang diukur di observatorium Mauna Loa.

Informasi semakin lanjut: [[Karbon dioksida di atmosfer bumi]]

Karbon dioksida di atmosfer bumi dianggap sebagai gas kelumit dengan konsentrasi sekitar 385 ppm berdasarkan volume dan 582 ppm berdasarkan massa. Massa atmosfer bumi adalah 5,14×1018 kg [9], sehingga massa total karbon dioksida atmosfer adalah 3,0×1015 kg (3.000 gigaton). Konsentrasi karbon dioksida bervariasi secara musiman (lihat grafik di samping). Di wilayah perkotaan, konsentrasi karbon dioksida secara umum semakin tinggi, sedangkan di ruangan tertutup, beliau mampu sampai 10 kali semakin agung dari konsentrasi di atmosfer terbuka.

Karbon dioksida adalah gas rumah kaca. Lihat Efek rumah kaca untuk informasi semakin lanjut.

Peningkatan tahunan CO2 atmosfer: Rata-rata peningkatan tahunan pada tahun 1960-an adalah 37% dari rata-rata peningkatan tahunan tahun 2000-2007.[10]

Oleh karena acara manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer sudah meningkat sekitar 35% semenjak dimulainya revolusi industri.[11] Pada tahun 1999, 2.244.804.000 ton CO2 dihasilkan di Amerika Serikat dari pembangkitan energi listrik. Laju pengeluaran ini setara dengan 0,6083 kg per kWh.[12]

Lima ratus juta tahun yang lalu, keberadaan karbon dioksida 20 kali lipat semakin agung dari yang sekarang dan menurun 4-5 kali lipat semasa periode Jura dan secara lambat menurun sampai dengan revolusi industri.[13][14]

Sampai dengan 40% dari gas yang dimuntahkan oleh gunung berapi semasa ledakan subaerial adalah karbon dioksida. [15] Menurut agak paling canggih, gunung berapi melepaskan sekitar 130-230 juta ton CO2 ke atmosfer setiap tahun. Karbon dioksida juga dihasilkan oleh mata cairan panas, seperti yang ada di situs Bossoleto tidak jauh Terme Rapolano di Toscana, Italia. Di sini, di depresi yang ada bangun mangkuk dengan diameter agak 100 m, konsentrasi CO2 setempat meningkat sampai dengan semakin dari 75% dalam semalam, cukup untuk membunuh serangga-serangga dan binatang yang kecil, namun menghangat dengan cepat ketika cahaya matahari memancar dan berbaur secara konveksi semasa pagi hari.[16] Konsentrasi setempat CO2 yang tinggi yang dihasilkan oleh gangguan cairan danau dalam yang jenuh dengan CO2 diduga merupakan dampak dari terjadinya 37 kematian di Danau Moboun, Kamerun pada 1984 dan 1700 kematian di Danau Nyos, Kamerun.[17] Namun, emisi CO2 yang diakibatkan oleh acara manusia sekarang adalah 130 kali lipat semakin agung dari kuantitas yang dikeluarkan gunung berapi, yaitu sekitar 27 milyar ton setiap tahun.[18]

Di samudera

Ada sekitar 50 kali semakin banyak karbon yang terlarut di dalam samudera dalam bangun CO2 dan hidrasi CO2 daripada yang ada di atmosfer. Samudera memerankan sebagai buangan karbon raksasa dan sudah menyerap sekitar sepertiga dari emisi CO2 yang dihasilkan manusia."[19] Secara umum, kelarutan akan menjadi kurang ketika temperatur cairan lebih. Oleh karenanya, karbon dioksida akan dilepaskan dari cairan samudera ke atmosfer ketika temperatur samudera meningkat.

Kebanyakan CO2 yang ada di samudera ada bangun asam karbonat. Beberapa dikonsumsi oleh organisme cairan sewaktu fotosintesis dan sebagain kecil lainnya tenggelam dan meninggalkan siklus karbon. Ada kekhawatiran meningkatnya konsentrasi CO2 di udara akan meningkatkan keasaman cairan laut, sehiggga akan menimbulkan efek-efek yang merugikan terhadap organisme-organisme yang hidup di cairan.

Peranan biologis

Karbon dioksida adalah hasil kesudahan dari organisme yang memperoleh energi dari penguraian gula, lemak, dan asam amino dengan oksigen sebagai anggota dari metabolisme dalam proses yang dikenal sebagai respirasi sel. Hal ini meliputi semua tumbuhan, binatang, kebanyakan jamur, dan beberapa bakteri. Pada binatang tingkat tinggi, karbon dioksida mengalir di darah dari jaringan tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan. Pada tumbuh-tumbuhan, karbon dioksida diserap dari atmosfer sewaktu fotosintesis.

Peranan pada fotosintesis

Tumbuh-tumbuhan mengurangi kadar karbon dioksida di atomosfer dengan memainkan fotosintesis, dinamakan juga sebagai asimilasi karbon, yang menggunakan energi cahaya untuk menghasilkan materi organik dengan mengkombinasi karbon dioksida dengan cairan. Oksigen lepas dilepaskan sebagai gas dari penguraian molekul cairan, sedangkan hidrogen dipisahkan diproduksi menjadi proton dan elektron, dan digunakan untuk menghasilkan energi kimia via fotofosforilasi. Energi ini diperlukan untuk fiksasi karbon dioksida pada siklus Kalvin untuk membentuk gula. Gula ini kemudian digunakan untuk pertumbuhan tumbuhan melewati repirasi

Walaupun ada lubang angin, karbon dioksida haruslah dibawa masuk ke dalam rumah kaca untuk menjaga pertumbuhan tanaman oleh karena konsentrasi karbon dioksida mampu menurun selama siang hari ke level 200 ppm. Tumbuhan ada potensi tumbuh 50 persen semakin cepat pada konsentrasi CO2 sebesar 1.000 ppm.[20]

Tumbuh-tumbuhan juga mengeluarkan CO2 selama pernapasan, sehingga tumbuhan yang ada pada tahap pertumbuhan sajalah yang merupakan penyerap bersih CO2. Sebagai contoh, hutan tumbuh akan menyerap berton-ton CO2 setiap tahunnya, namun hutan dewasa akan menghasilkan CO2 dari pernapasan dan dekomposisi sel-sel mati sebanyak yang dia gunakan untuk biosintesis tumbuhan.[21] Walaupun demikian, hutan dewasa jugalah penting sebagai buangan karbon, membantu menjaga keseimbangan atmosfer bumi. Selain itu, fitoplankton juga menyerap CO2 yang larut di cairan laut, sehingga memasarkan penyerapan CO2 dari atmosfer.[22]

Toksisitas

Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi selang 0,03% (300ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi.

Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang mampu menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun untuk jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, beliau bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan kekuatan dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, beliau menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan kesukaran pernapasan yang didampingi sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, beliau menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran sesudah paparan selama lima sampai sepuluh menit."[23]

Oleh karena bahaya kesehatan yang diasosiasikan dengan paparan karbon dioksida, Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat menyalakan bahwa paparan rata-rata untuk orang dewasa yang sehat selama ketika kerja 8 jam sehari tidak boleh melebihi 5.000 ppm (0,5%). Batas lepas dari bahaya maksimum untuk balita, anak-anak, orang tua, dan individu dengan masalah kesehatan kardiopulmonari (jatung dan paru-paru) secara signifikan semakin kecil. Untuk paparan dalam jangka ketika pendek (di bawah 10 menit), batas dari Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keamanan Kerja Amerika Serikat (NIOSH) adalah 30.000 ppm (3%). NIOSH juga menyalakan bahwa konsentrasi karbon dioksida yang melebihi 4% adalah langsung berbahaya untuk keselamatan jiwa dan kesehatan.[24]

Adaptasi terhadap peningkatan kadar CO2 mampu terjadi pada manusia. Inhalasi CO2 yang berkelanjutan mampu ditoleransi pada konsentrasi inspirasi tiga persen paling sedikit selama satu bulan dan empat persen konsentrasi insiparsi selama semakin dari satu ahad. Diajukan juga bahwa konsentrasi insipirasi sebesar 2,0 persen mampu digunakan untuk ruangan tertutup (seperti kapal selam) oleh karena adaptasi ini bersifat fisiologis dan reversibel. Penurunan kinerja atau pada acara fisik yang normal tidak terjadi pada tingkat konsentrasi ini.[25][26]

Gambaran-gambaran ini berlaku untuk karbon dioksida murni. Dalam ruangan tertutup yang dipenuhi orang, konsentrasi karbondioksida akan sampai tingkat yang semakin tinggi daripada konsentrasi di udara lepas. Konsentrasi yang semakin agung dari 1.000 ppm akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap 20% penghuni dan ketidaknyamanan ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi CO2. Ketidaknyamanan ini diakibatkan oleh gas-gas yang dikeluarkan sewaktu pernapasan dan keringatan manusia, bukan oleh CO2. Pada konsentrasi 2.000 ppm, mayoritas penghuni akan merasakan ketidaknyamanan yang signifikan dan banyak yang akan mual-mual dan sakit kepala. Konsentrasi CO2 selang 300 ppm sampai dengan 2.500 ppm digunakan sebagai indikator kualitas udara dalam ruangan.

Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang kebanyakan akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapat tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar CO2 sampai tingkat yang berbahaya untuk manusia. Karbon dioksida menyebabkan kematian yang lapang di Danau Nyos di Kamerun pada tahun 1996.[27] Karbon dioksida yang semakin berat yang dikeluarkan mendorong oksigen keluar, menyebabkan kematian nyaris 2000 orang.

Fisiologi manusia

CO2 diangkut di darah dengan tiga cara yang berbeda:

  • Kebanyakan (sekitar 70% – 80%) dikonversikan diproduksi menjadi ion bikarbonat HCO3− oleh enzim karbonat anhidrase di sel-sel darah merah, dengan reaksi

CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3−.

  • 5% – 10% dilingkar-lingkarkan oleh hemoglobin sebagai senyawa karbamino

Hemoglobin, molekul pengangkut oksigen yang utama pada sel darah merah, mengangkut adil oksigen maupun karbon dioksida. Namun CO2 yang diangkut hemoglobin bebas pada tempat yang sama dengan oksigen. Beliau bergabung dengan gugus terminal-N pada empat rantai globin. Namun, karena efek alosterik pada molekul hemoglobin, pengikatan CO2 mengurangi banyak oksigen yang mampu dilingkar-lingkarkan. Penurunan pengikatan karbon dioksida oleh karena peningkatan kadar oksigen dikenal sebagai efek Haldane dan penting dalam traspor karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Sebaliknya, peningkatan tekanan parsial CO2 atau penurunan pH akan menyebabkan pelepasan oksigen dari hemoglobin, dikenal sebagai efek Bohr

Karbon dioksida adalah salah satu mediator autoregulasi setempat suplai darah. Apabila kadar karbon dioksidanya tinggi, kapiler akan mengembang untuk mengijinkan arus darah yang semakin agung ke jaringan yang dituju.

Ion bikarbonat sangatlah penting dalam meregulasi pH darah. Laju pernapasan seseorang dipengaruhi oleh kadar CO2 dalam darahnya. Pernapasan yang terlalu lambat akan menyebabkan asidosis pernapasan, sedangkan pernapasan yang terlalu cepat akan menimbulkan hiperventilasi yang mampu menyebabkan alkalosis pernapasan.

Walaupun tubuh membutuhkan oksigen untuk metabolisme, kadar oksigen yang rendah tidak akan menstimulasi pernapasan. Sebaliknya pernapasan distimulasi oleh kadar karbon dioksida yang tinggi. Akibatnya, bernapas pada udara bertekanan rendah atau campuran gas tanpa oksigen (seperti nitrogen murni) mampu menyebabkan kehilangan kesadaran. Hal ini sangatlah berbahaya untuk pilot tempur. Ini juga adalah pendapat mengapa penumpang pesawat diinstruksikan untuk memakai masker oksigen ke dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum membantu orang lain ketika tekanan kabin menjadi kurang, bila tidak karenanya terjadi risiko tidak sadarkan diri.

Menurut salah satu kajian dari Departemen Pertanian Amerika Serikat, pernapasan orang pada umumnya menghasilkan agak 450 liter (sekitar 900 gram) karbon dioksida perhari. [29]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Whorf, T.P., Keeling, CD (2005). "Atmospheric CO2 records from sites in the SIO cairan sampling network.". Trends: A Compendium of Data on Global Change. Carbon Dioxide Information Analysis Center, Oak Ridge National Laboratory, U.S. Department of Energy, Oak Ridge, Tenn., U.S.A.  Period of record: 1958-2004
  2. ^ Staff (16 August 2006). "Carbon dioxide: IDLH Documentation". National Institute for Occupational Safety and Health. //www.cdc.gov/niosh/idlh/124389.html. Diakses pada 2007-07-05.
  3. ^ "Phase change data for Carbon dioxide". National Institute of Standards and Technology. //webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?ID=C124389&Units=SI&Mask=4#Thermo-Phase. Diakses pada 2008-01-21.
  4. ^ Santoro, M.; et al (2006). "Amorphous silica-like carbon dioxide". Nature 441 (7095): 857–860. doi:10.1038/nature04879. ISSN 0028-0836. 
  5. ^ Priestley, Joseph (1772). "Observations on Different Kinds of Air". Philosophical Transactions 62: 147–264. ISSN 0260-7085. 
  6. ^ Davy, Humphry (1823). "On the Application of Liquids Formed by the Condensation of Gases as Mechanical Agents". Philosophical Transactions 113: 199–205. ISSN 0261-0523. 
  7. ^ Duane, H.D. Roller; M. Thilorier (1952). "Thilorier and the First Solidification of a "Permanent" Gas (1835)". Isis 43 (2): 109–113. ISSN 0021-1753. 
  8. ^ Pierantozzi, Ronald (2001). "Carbon Dioxide". Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical Technology. Wiley. doi:10.1002/0471238961.0301180216090518.a01.pub2. 
  9. ^ Global atmospheric mass, surface pressure, and water vapor variations
  10. ^ Dr. Pieter Tans (3 May 2008) "Annual CO2 mole fraction increase (ppm)" for 1959-2007 National Oceanic and Atmospheric Administration Earth System Research Laboratory, Global Monitoring Division (additional details.)
  11. ^ NOAA News Online (Story 2412)
  12. ^ "Carbon Dioxide Emissions from the Generation of Electric Power in the United States". //www.eia.doe.gov/cneaf/electricity/page/co2_report/co2emiss.pdf.
  13. ^ "Climate and CO2 in the Atmosphere". //earthguide.ucsd.edu/virtualmuseum/climatechange2/07_1.shtml. Diakses pada 2007-10-10.
  14. ^ [//www.geocraft.com/WVFossils/Reference_Docs/Geocarb_III-Berner.pdf "GEOCARB III: A REVISED MODEL OF ATMOSPHERIC CO2 OVER PHANEROZOIC TIME"]. //www.geocraft.com/WVFossils/Reference_Docs/Geocarb_III-Berner.pdf. Diakses pada 2008-02-15.
  15. ^ Sigurdsson, H. et al., (2000) Encyclopedia of Volcanoes, San Diego, Academic Press
  16. ^ vanGardingen PR, Grace J, Jeffree CE, Byari, S.H., Miglietta, F., Raschi, A., Bettarini, I. (1997) Long-term effects of enhanced CO2 concentrations on leaf gas exchange: research opportunities using Templat:Co2 springs. In Plant responses to elevated Templat:Co2. Evidence from natural springs. Ed. A. Raschi, F. Miglietta, R. Tognetti and P.R. van Gardingen. Cambridge University Press. pp. 69-86.
  17. ^ M. Martini (1997)Templat:Co2 emissions in volcanic areas: case histories and hazaards. In Plant responses to elevated Templat:Co2. Evidence from natural springs. Ed. A. Raschi, F. Miglietta, R. Tognetti and P.R. van Gardingen. Cambridge University Press. pp. 69-86.
  18. ^ "Volcanic Gases and Their Effects". //volcanoes.usgs.gov/Hazards/What/VolGas/volgas.html. Diakses pada 2007-09-07.
  19. ^ Doney, Scott C.; Naomi M. Levine (2006-11-29). "How Long Can the Ocean Slow Global Warming?". Oceanus. //www.whoi.edu/oceanus/viewArticle.do?id=17726. Diakses pada 2007-11-21.
  20. ^ Blom, T.J.; W.A. Straver; F.J. Ingratta; Shalin Khosla; Wayne Brown (2002-12). "Carbon Dioxide In Greenhouses". //www.omafra.gov.on.ca/english/crops/facts/00-077.htm. Diakses pada 2007-06-12.
  21. ^ "Global Environment Division Greenhouse Gas Assessment Handbook - A Practical Guidance Document for the Assessment of Project-level Greenhouse Gas Emissions". World Bank. //www-wds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2002/09/07/000094946_02081604154234/Rendered/INDEX/multi0page.txt. Diakses pada 2007-11-10.
  22. ^ Falkowski, P.; Scholes, R.J.; Boyle, E.; Canadell, J.; Canfield, D.; Elser, J.; Gruber, N.; Hibbard, K.; Hogberg, P.; Linder, S.; Mackenzie, F.T.; Moore, B 3rd.; Pedersen, T.; Rosenthal, Y.; Seitzinger, S.; Smetacek V.; Steffen W. (2000). "The global carbon cycle: a test of our knowledge of earth as a system". Science 290 (5490): 291–296. doi:10.1126/science.290.5490.291. ISSN 0036-8075. PMID 11030643. 
  23. ^ Davidson, Clive. 7 February 2003. "Marine Notice: Carbon Dioxide: Health Hazard". Australian Maritime Safety Authority.
  24. ^ Occupational Safety and Health Administration. Chemical Sampling Information: Carbon Dioxide. Retrieved 5 June 2008 from: //www.osha.gov/dts/chemicalsampling/data/CH_225400.html
  25. ^ Lambertsen, C. J. (1971). "Carbon Dioxide Tolerance and Toxicity". Environmental Biomedical Stress Data Center, Institute for Environmental Medicine, University of Pennsylvania Medical Center (Philadelphia, PA). IFEM Report No. 2-71. Retrieved 2008-05-02. 
  26. ^ Glatte Jr H. A., Motsay G. J., Welch B. E. (1967). "Carbon Dioxide Tolerance Studies". Brooks AFB, TX School of Aerospace Medicine Technical Report. SAM-TR-67-77. Retrieved 2008-05-02. 
  27. ^ New York Times, "Trying to Tame the Roar of Deadly Lakes", February 27, 2001. [1].
  28. ^ Hannan, Jerry. "Your Role in the "Greenhouse Effect"". //www.faithscience.org/oldsite/articles/90s/hannan.html. Diakses pada 2006-04-19.

Lihat pula

  • Sifat-sifat, Penggunaan, dan Aplikasi Karbon Dioksida
  • Diagram Tekanan-Temperatur Karbon Dioksida
  • Molview from bluerhinos.co.uk Melihat Karbon Dioksida secara 3D
  • Informasi Es Kering
  • Tren Karbon Dioksida Atmosfer (NOAA)
  • Diagram Fase Karbon Dioksida
  • Experimen 071 -- Titik Tripel Transisi Fase Karbon Dioksida
  • CO2 sebagai pendingin alami - FAQ
  • Cara pengurangan emisi karbondioksida dari pembangkit listrik
scope="col" class="k296u2g7-title" colspan="2" style="EFEF;;">
 

Oksida umum: CO2CO -- Oksida eksotik: C3O2 ♦ C2O ♦ CO3

 

Senyawa turunan oksida: Logam karbonil ♦ Asam karbonat ♦ Bikarbonat ♦ Karbonat

 

Senyawa ion: Sianida ♦ Isosianida ♦ Sianat ♦ Tiosianat ♦ Isotiosianat ♦ Karbida


edunitas.com

Page 2

Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Beliau berwujud gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan ada di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi agak 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan saat. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena beliau menyerap gelombang inframerah dengan kuat.

Karbon dioksida dihasilkan oleh semua binatang, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karenanya, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata cairan panas.

Karbon dioksida tidak ada bangun cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung dibuat menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bangun padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.

CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna litmus dari biru dibuat menjadi merah muda.

Sifat-sifat kimia dan fisika

Diagram fase tekanan-temperatur karbon dioksida yang memperlihatkan titik tripel karbon dioksida

Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, beliau akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika seseorang bersendawa setelah meminum cairan berkarbonat (misalnya Coca Cola). Konsentrasi yang lebih agung dari 5.000 ppm tidak adil untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi lebih dari 50.000 ppm dapat membahayakan kehidupan binatang.[2]

Pada keadaan STP, rapatan karbon dioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m³, kira kira 1,5 kali lebih berat dari udara. Molekul karbon dioksida (O=C=O) mengandung dua ikatan rangkap yang berwujud linear. Beliau tidak bersifat dipol. Senyawa ini tidak begitu reaktif dan tidak mudah terbakar, namun dapat membantu pembakaran logam seperti magnesium.

Pelet kecil dari es kering yang menyublim di udara.

Bangun kristal es kering

Pada suhu −78,51° C, karbon dioksida langsung menyublim dibuat menjadi padat melewati proses deposisi. Bangun padat karbon dioksida biasa disebut sebagai "es kering". Fenomena ini pertama kali dipantau oleh seorang kimiawan Perancis, Charles Thilorier, pada tahun 1825. Es kering kebanyakan digunakan sebagai zat pendingin yang relatif murah. Sifat-sifat yang menyebabkannya sangat praktis adalah karbon dioksida langsung menyublim dibuat menjadi gas dan tidak meninggalkan cairan. Penggunaan lain dari es kering adalah untuk pembersihan sembur.

Cairan kabon dioksida terbentuk hanya pada tekanan di atas 5,1 atm; titik tripel karbon dioksida agak 518 kPa pada −56,6 °C (Silakan lihat diagram fase di atas). Titik kritis karbon dioksida adalah 7,38 MPa pada 31,1 °C.[3]

Ada pula bangun amorf karbon dioksida yang seperti kaca, namun beliau tidak terbentuk pada tekanan atmosfer.[4] Bangun kaca ini, disebut sebagai karbonia, dihasilkan dari pelewatbekuan CO2 yang terlebih dahulu dipanaskan pada tekanan ekstrem (40-48 GPa atau agak 400.000 atm) di landasan intan. Penemuan ini mengkonfirmasikan teori yang menyalakan bahwa karbon dioksida dapat berwujud kaca seperti senyawa lainnya yang sekelompok dengan karbon, misalnya silikon dan germanium. Tidak seperti kaca silikon dan germanium, kaca karbonia tidak stabil pada tekanan normal dan akan kembali dibuat menjadi gas ketika tekanannya dilepas.

Sejarah pemahaman manusia

Pada abad ke-17, seorang kimiawan Fleming, Jan Baptist van Helmont, menemukan bahwa arang yang dibakar pada bejana tertutup akan menghasilkan debu yang massanya lebih kecil dari massa arang semula. Dia berkesimpulan bahwa beberapa arang tersebut telah ditransmutasikan dibuat menjadi zat yang tak terlihat, beliau menamakan zat tersebut sebagai "gas" atau spiritus sylvestre (Bahasa Indonesia: arwah liar).

Sifat-sifat karbon dioksida dipelajari lebih lanjut pada tahun 1750 oleh fisikawan Skotlandia Joseph Black. Dia menemukan bahwa batu kapur (kalsium karbonat) dapat dibakar atau diberikan asam dan menghasilkan gas yang dia namakan sebagai "fixed air". Dia juga menemukan bahwa gas ini lebih berat daripada udara dan ketika digelembungkan dalam larutan kapur (kalsium hidroksida) akan mengendapkan kalsium karbonat. Dia menggunakan fenomena ini untuk mengilustrasikan bahwa karbon dioksida dihasilkan dari pernapasan binatang dan fermentasi mikrob. Pada tahun 1772, seorang kimiawan Inggris Joseph Priestley mempublikasikan sebuah jurnal yang berjudul Impregnating Water with Fixed Cairan. Dalam jurnal tersebut, dia menjelaskan proses penetesan asam sulfat (atau minyak vitriol seperti yang Priestley sebut) ke kapur untuk menghasilkan karbon dioksida dan memaksa gas itu untuk larut dengan menggoncangkan semangkuk cairan yang berkontak dengan gas.[5]

Karbon dioksida pertama kali dicairkan (pada tekanan tinggi) pada tahun 1823 oleh Humphry Davy dan Michael Faraday.[6] Deskripsi pertama mengenai karbon dioksida padat dilaporkan oleh Charles Thilorier ketika pada tahun 1834 dia membuka kontainer karbon dioksida cair yang diberikan tekanan dan menemukan pendinginan tersebut menghasilkan penguapan yang menghasilkan "salju" CO2 padat.[7]

Isolasi

Karbon dioksida dapat kita dapatkan dengan distilasi udara. Namun cara ini hanya menghasilkan CO2 yang sedikit. Berbagai jenis reaksi kimia dapat menghasilkan karbon dioksida, seperti reaksi pada kebanyakan asam dengan karbonat logam. Reaksi selang asam sulfat dengan kalsium karbonat adalah:

H2SO4 + CaCO3 → CaSO4 + H2CO3

H2CO3 kemudian terurai dibuat menjadi cairan dan CO2. Reaksi ini diikuti dengan pembusaan atau penggelembungan.

Pembakaran dari semua bahan bakar yang mengandung karbon, seperti metana (gas dunia), distilat minyak bumi (bensin, diesel, minyak tanah, propana), arang dan kayu akan menghasilkan karbon dioksida. Sebagai contohnya reaksi selang metana dan oksigen:

CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O

Besi direduksi dari oksida besi dengan kokas pada tungku sembur, menghasilkan pig iron dan karbon dioksida:

2 Fe2O3 + 3 C → 4 Fe + 3 CO2

Khamir mencerna gula dan menghasilkan karbon dioksida beserta etanol pada proses pembuatan anggur, bir, dan spiritus lainnya:

C6H12O62 CO2 + 2 C2H5OH

Semua organisme aerob menghasilkan CO2 dalam proses pembakaran karbohidrat, asam lemak, dan protein pada mitokondria di dalam sel. Reaksi-reaksi yang terlibat dalam proses pembakaran ini sangatlah berbelit-belit dan tidak dapat diketengahkan dengan mudah. (Lihat pula: respirasi sel, respirasi anaerob, dan fotosintesis).

Karbon dioksida larut dalam cairan dan secara spontan membentuk H2CO3 (asam karbonat) dalam kesetimbangan dengan CO2. Konsentrasi relatif selang CO2, H2CO3, dan HCO3− (bikarbonat) dan CO32−(karbonat) bergantung pada kondisi pH larutan. Dalam cairan yang bersifat netral atau sedikit basa (pH > 6,5), bangun bikarbonat mendominasi (>50%). Dalam cairan yang bersifat basa kuat (pH > 10,4), bangun karbonat mendominasi. Bangun karbonat dan bikarbonat memiliki kelarutan yang sangat adil. Dalam cairan laut (dengan pH = 8,2 - 8,5), ada 120 mg bikarbonat per liter.

Produksi dalam skala industri

Karbon dioksida secara garis agung dihasilkan dari enam proses:[8]

  1. Sebagai hasil samping dari pengilangan ammonia dan hidrogen, di mana metana dikonversikan dibuat menjadi CO2.
  2. Dari pembakaran kayu dan bahan bakar fosil;
  3. Sebagai hasil samping dari fermentasi gula pada proses peragian bir, wiski, dan minuman beralkohol lainnya;
  4. Dari proses penguraian termal batu kapur, CaCO3;
  5. Sebagai produk samping dari pembuatan natrium fosfat;
  6. Secara langsung di ambil dari mata cairan yang karbon dioksidanya dihasilkan dari pengasaman cairan pada batu kapur atau dolomit.

Di atomosfer bumi

Konsentrasi CO2 yang diukur di observatorium Mauna Loa.

Informasi lebih lanjut: [[Karbon dioksida di atmosfer bumi]]

Karbon dioksida di atmosfer bumi dianggap sebagai gas kelumit dengan konsentrasi sekitar 385 ppm berdasarkan volume dan 582 ppm berdasarkan massa. Massa atmosfer bumi adalah 5,14×1018 kg [9], sehingga massa total karbon dioksida atmosfer adalah 3,0×1015 kg (3.000 gigaton). Konsentrasi karbon dioksida bervariasi secara musiman (lihat grafik di samping). Di wilayah perkotaan, konsentrasi karbon dioksida secara umum lebih tinggi, sedangkan di ruangan tertutup, beliau dapat sampai 10 kali lebih agung dari konsentrasi di atmosfer terbuka.

Karbon dioksida adalah gas rumah kaca. Lihat Efek rumah kaca untuk informasi lebih lanjut.

Peningkatan tahunan CO2 atmosfer: Rata-rata peningkatan tahunan pada tahun 1960-an adalah 37% dari rata-rata peningkatan tahunan tahun 2000-2007.[10]

Oleh karena acara manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat sekitar 35% semenjak dimulainya revolusi industri.[11] Pada tahun 1999, 2.244.804.000 ton CO2 dihasilkan di Amerika Serikat dari pembangkitan energi listrik. Laju pengeluaran ini setara dengan 0,6083 kg per kWh.[12]

Lima ratus juta tahun yang lalu, keberadaan karbon dioksida 20 kali lipat lebih agung dari yang sekarang dan menurun 4-5 kali lipat semasa periode Jura dan secara lambat menurun sampai dengan revolusi industri.[13][14]

Sampai dengan 40% dari gas yang dimuntahkan oleh gunung berapi semasa ledakan subaerial adalah karbon dioksida. [15] Menurut agak paling canggih, gunung berapi melepaskan sekitar 130-230 juta ton CO2 ke atmosfer setiap tahun. Karbon dioksida juga dihasilkan oleh mata cairan panas, seperti yang ada di situs Bossoleto dekat Terme Rapolano di Toscana, Italia. Di sini, di depresi yang berwujud mangkuk dengan diameter agak 100 m, konsentrasi CO2 setempat meningkat sampai dengan lebih dari 75% dalam semalam, cukup untuk membunuh serangga-serangga dan binatang yang kecil, namun menghangat dengan cepat ketika cahaya matahari memancar dan berbaur secara konveksi semasa pagi hari.[16] Konsentrasi setempat CO2 yang tinggi yang dihasilkan oleh gangguan cairan danau dalam yang jenuh dengan CO2 diduga merupakan dampak dari terjadinya 37 kematian di Danau Moboun, Kamerun pada 1984 dan 1700 kematian di Danau Nyos, Kamerun.[17] Namun, emisi CO2 yang diakibatkan oleh acara manusia sekarang adalah 130 kali lipat lebih agung dari kuantitas yang dikeluarkan gunung berapi, yaitu sekitar 27 milyar ton setiap tahun.[18]

Di samudera

Ada sekitar 50 kali lebih banyak karbon yang terlarut di dalam samudera dalam bangun CO2 dan hidrasi CO2 daripada yang ada di atmosfer. Samudera berperan sebagai buangan karbon raksasa dan telah menyerap sekitar sepertiga dari emisi CO2 yang dihasilkan manusia."[19] Secara umum, kelarutan akan menjadi kurang ketika temperatur cairan bertambah. Oleh karenanya, karbon dioksida akan dilepaskan dari cairan samudera ke atmosfer ketika temperatur samudera meningkat.

Kebanyakan CO2 yang berada di samudera berwujud asam karbonat. Beberapa dikonsumsi oleh organisme cairan sewaktu fotosintesis dan sebagain kecil lainnya tenggelam dan meninggalkan siklus karbon. Ada kekhawatiran meningkatnya konsentrasi CO2 di udara akan meningkatkan keasaman cairan laut, sehiggga akan menimbulkan efek-efek yang merugikan terhadap organisme-organisme yang hidup di cairan.

Peranan biologis

Karbon dioksida adalah hasil belakang dari organisme yang mendapatkan energi dari penguraian gula, lemak, dan asam amino dengan oksigen sebagai anggota dari metabolisme dalam proses yang dikenal sebagai respirasi sel. Hal ini meliputi semua tumbuhan, binatang, kebanyakan jamur, dan beberapa bakteri. Pada binatang tingkat tinggi, karbon dioksida mengalir di darah dari jaringan tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan. Pada tumbuh-tumbuhan, karbon dioksida diserap dari atmosfer sewaktu fotosintesis.

Peranan pada fotosintesis

Tumbuh-tumbuhan mengurangi kadar karbon dioksida di atomosfer dengan melaksanakan fotosintesis, disebut juga sebagai asimilasi karbon, yang menggunakan energi cahaya untuk menghasilkan materi organik dengan mengkombinasi karbon dioksida dengan cairan. Oksigen lepas dilepaskan sebagai gas dari penguraian molekul cairan, sedangkan hidrogen dipisahkan dibuat menjadi proton dan elektron, dan digunakan untuk menghasilkan energi kimia via fotofosforilasi. Energi ini diperlukan untuk fiksasi karbon dioksida pada siklus Kalvin untuk membentuk gula. Gula ini kemudian digunakan untuk pertumbuhan tumbuhan melewati repirasi

Walaupun ada lubang angin, karbon dioksida haruslah dibawa masuk ke dalam rumah kaca untuk menjaga pertumbuhan tanaman oleh karena konsentrasi karbon dioksida dapat menurun selama siang hari ke level 200 ppm. Tumbuhan memiliki potensi tumbuh 50 persen lebih cepat pada konsentrasi CO2 sebesar 1.000 ppm.[20]

Tumbuh-tumbuhan juga mengeluarkan CO2 selama pernapasan, sehingga tumbuhan yang berada pada tahap pertumbuhan sajalah yang merupakan penyerap bersih CO2. Sebagai contoh, hutan tumbuh akan menyerap berton-ton CO2 setiap tahunnya, namun hutan matang akan menghasilkan CO2 dari pernapasan dan dekomposisi sel-sel mati sebanyak yang dia gunakan untuk biosintesis tumbuhan.[21] Walaupun demikian, hutan matang jugalah penting sebagai buangan karbon, membantu menjaga keseimbangan atmosfer bumi. Selain itu, fitoplankton juga menyerap CO2 yang larut di cairan laut, sehingga mempromosikan penyerapan CO2 dari atmosfer.[22]

Toksisitas

Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi selang 0,03% (300ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi.

Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun untuk jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, beliau bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan kekuatan dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, beliau menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan kesukaran pernapasan yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, beliau menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh menit."[23]

Oleh karena bahaya kesehatan yang diasosiasikan dengan paparan karbon dioksida, Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat menyalakan bahwa paparan rata-rata untuk orang dewasa yang sehat selama saat kerja 8 jam sehari tidak boleh melebihi 5.000 ppm (0,5%). Batas lepas dari bahaya maksimum untuk balita, anak-anak, orang tua, dan individu dengan masalah kesehatan kardiopulmonari (jatung dan paru-paru) secara signifikan lebih kecil. Untuk paparan dalam jangka saat pendek (di bawah 10 menit), batas dari Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keamanan Kerja Amerika Serikat (NIOSH) adalah 30.000 ppm (3%). NIOSH juga menyalakan bahwa konsentrasi karbon dioksida yang melebihi 4% adalah langsung berbahaya untuk keselamatan jiwa dan kesehatan.[24]

Adaptasi terhadap peningkatan kadar CO2 dapat terjadi pada manusia. Inhalasi CO2 yang berkelanjutan dapat ditoleransi pada konsentrasi inspirasi tiga persen paling sedikit selama satu bulan dan empat persen konsentrasi insiparsi selama lebih dari satu ahad. Diajukan juga bahwa konsentrasi insipirasi sebesar 2,0 persen dapat digunakan untuk ruangan tertutup (seperti kapal selam) oleh karena adaptasi ini bersifat fisiologis dan reversibel. Penurunan kinerja atau pada acara fisik yang normal tidak terjadi pada tingkat konsentrasi ini.[25][26]

Gambaran-gambaran ini berjalan untuk karbon dioksida murni. Dalam ruangan tertutup yang dipenuhi orang, konsentrasi karbondioksida akan sampai tingkat yang lebih tinggi daripada konsentrasi di udara lepas. Konsentrasi yang lebih agung dari 1.000 ppm akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap 20% penghuni dan ketidaknyamanan ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi CO2. Ketidaknyamanan ini diakibatkan oleh gas-gas yang dikeluarkan sewaktu pernapasan dan keringatan manusia, bukan oleh CO2. Pada konsentrasi 2.000 ppm, mayoritas penghuni akan merasakan ketidaknyamanan yang signifikan dan banyak yang akan mual-mual dan sakit kepala. Konsentrasi CO2 selang 300 ppm sampai dengan 2.500 ppm digunakan sebagai indikator kualitas udara dalam ruangan.

Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang kebanyakan akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapat tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar CO2 sampai tingkat yang berbahaya untuk manusia. Karbon dioksida menyebabkan kematian yang luas di Danau Nyos di Kamerun pada tahun 1996.[27] Karbon dioksida yang lebih berat yang dikeluarkan mendorong oksigen keluar, menyebabkan kematian hampir 2000 orang.

Fisiologi manusia

CO2 diangkut di darah dengan tiga cara yang berbeda:

  • Kebanyakan (sekitar 70% – 80%) dikonversikan dibuat menjadi ion bikarbonat HCO3− oleh enzim karbonat anhidrase di sel-sel darah merah, dengan reaksi

CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3−.

  • 5% – 10% dilingkar-lingkarkan oleh hemoglobin sebagai senyawa karbamino

Hemoglobin, molekul pengangkut oksigen yang utama pada sel darah merah, mengangkut adil oksigen maupun karbon dioksida. Namun CO2 yang diangkut hemoglobin bebas pada tempat yang sama dengan oksigen. Beliau bergabung dengan gugus terminal-N pada empat rantai globin. Namun, karena efek alosterik pada molekul hemoglobin, pengikatan CO2 mengurangi jumlah oksigen yang dapat dilingkar-lingkarkan. Penurunan pengikatan karbon dioksida oleh karena peningkatan kadar oksigen dikenal sebagai efek Haldane dan penting dalam traspor karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Sebaliknya, peningkatan tekanan parsial CO2 atau penurunan pH akan menyebabkan pelepasan oksigen dari hemoglobin, dikenal sebagai efek Bohr

Karbon dioksida adalah salah satu mediator autoregulasi setempat suplai darah. Apabila kadar karbon dioksidanya tinggi, kapiler akan mengembang untuk mengijinkan arus darah yang lebih agung ke jaringan yang dituju.

Ion bikarbonat sangatlah penting dalam meregulasi pH darah. Laju pernapasan seseorang dipengaruhi oleh kadar CO2 dalam darahnya. Pernapasan yang terlalu lambat akan menyebabkan asidosis pernapasan, sedangkan pernapasan yang terlalu cepat akan menimbulkan hiperventilasi yang dapat menyebabkan alkalosis pernapasan.

Walaupun tubuh memerlukan oksigen untuk metabolisme, kadar oksigen yang rendah tidak akan menstimulasi pernapasan. Sebaliknya pernapasan distimulasi oleh kadar karbon dioksida yang tinggi. Akibatnya, bernapas pada udara bertekanan rendah atau campuran gas tanpa oksigen (seperti nitrogen murni) dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Hal ini sangatlah berbahaya untuk pilot tempur. Ini juga adalah pendapat mengapa penumpang pesawat diinstruksikan untuk memakai masker oksigen ke dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum membantu orang lain ketika tekanan kabin menjadi kurang, jika tidak karenanya terjadi risiko tidak sadarkan diri.

Menurut salah satu kajian dari Departemen Pertanian Amerika Serikat, pernapasan orang pada umumnya menghasilkan agak 450 liter (sekitar 900 gram) karbon dioksida perhari. [29]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Whorf, T.P., Keeling, CD (2005). "Atmospheric CO2 records from sites in the SIO cairan sampling network.". Trends: A Compendium of Data on Global Change. Carbon Dioxide Information Analysis Center, Oak Ridge National Laboratory, U.S. Department of Energy, Oak Ridge, Tenn., U.S.A.  Period of record: 1958-2004
  2. ^ Staff (16 August 2006). "Carbon dioxide: IDLH Documentation". National Institute for Occupational Safety and Health. //www.cdc.gov/niosh/idlh/124389.html. Diakses pada 2007-07-05.
  3. ^ "Phase change data for Carbon dioxide". National Institute of Standards and Technology. //webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?ID=C124389&Units=SI&Mask=4#Thermo-Phase. Diakses pada 2008-01-21.
  4. ^ Santoro, M.; et al (2006). "Amorphous silica-like carbon dioxide". Nature 441 (7095): 857–860. doi:10.1038/nature04879. ISSN 0028-0836. 
  5. ^ Priestley, Joseph (1772). "Observations on Different Kinds of Air". Philosophical Transactions 62: 147–264. ISSN 0260-7085. 
  6. ^ Davy, Humphry (1823). "On the Application of Liquids Formed by the Condensation of Gases as Mechanical Agents". Philosophical Transactions 113: 199–205. ISSN 0261-0523. 
  7. ^ Duane, H.D. Roller; M. Thilorier (1952). "Thilorier and the First Solidification of a "Permanent" Gas (1835)". Isis 43 (2): 109–113. ISSN 0021-1753. 
  8. ^ Pierantozzi, Ronald (2001). "Carbon Dioxide". Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical Technology. Wiley. doi:10.1002/0471238961.0301180216090518.a01.pub2. 
  9. ^ Global atmospheric mass, surface pressure, and water vapor variations
  10. ^ Dr. Pieter Tans (3 May 2008) "Annual CO2 mole fraction increase (ppm)" for 1959-2007 National Oceanic and Atmospheric Administration Earth System Research Laboratory, Global Monitoring Division (additional details.)
  11. ^ NOAA News Online (Story 2412)
  12. ^ "Carbon Dioxide Emissions from the Generation of Electric Power in the United States". //www.eia.doe.gov/cneaf/electricity/page/co2_report/co2emiss.pdf.
  13. ^ "Climate and CO2 in the Atmosphere". //earthguide.ucsd.edu/virtualmuseum/climatechange2/07_1.shtml. Diakses pada 2007-10-10.
  14. ^ [//www.geocraft.com/WVFossils/Reference_Docs/Geocarb_III-Berner.pdf "GEOCARB III: A REVISED MODEL OF ATMOSPHERIC CO2 OVER PHANEROZOIC TIME"]. //www.geocraft.com/WVFossils/Reference_Docs/Geocarb_III-Berner.pdf. Diakses pada 2008-02-15.
  15. ^ Sigurdsson, H. et al., (2000) Encyclopedia of Volcanoes, San Diego, Academic Press
  16. ^ vanGardingen PR, Grace J, Jeffree CE, Byari, S.H., Miglietta, F., Raschi, A., Bettarini, I. (1997) Long-term effects of enhanced CO2 concentrations on leaf gas exchange: research opportunities using Templat:Co2 springs. In Plant responses to elevated Templat:Co2. Evidence from natural springs. Ed. A. Raschi, F. Miglietta, R. Tognetti and P.R. van Gardingen. Cambridge University Press. pp. 69-86.
  17. ^ M. Martini (1997)Templat:Co2 emissions in volcanic areas: case histories and hazaards. In Plant responses to elevated Templat:Co2. Evidence from natural springs. Ed. A. Raschi, F. Miglietta, R. Tognetti and P.R. van Gardingen. Cambridge University Press. pp. 69-86.
  18. ^ "Volcanic Gases and Their Effects". //volcanoes.usgs.gov/Hazards/What/VolGas/volgas.html. Diakses pada 2007-09-07.
  19. ^ Doney, Scott C.; Naomi M. Levine (2006-11-29). "How Long Can the Ocean Slow Global Warming?". Oceanus. //www.whoi.edu/oceanus/viewArticle.do?id=17726. Diakses pada 2007-11-21.
  20. ^ Blom, T.J.; W.A. Straver; F.J. Ingratta; Shalin Khosla; Wayne Brown (2002-12). "Carbon Dioxide In Greenhouses". //www.omafra.gov.on.ca/english/crops/facts/00-077.htm. Diakses pada 2007-06-12.
  21. ^ "Global Environment Division Greenhouse Gas Assessment Handbook - A Practical Guidance Document for the Assessment of Project-level Greenhouse Gas Emissions". World Bank. //www-wds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2002/09/07/000094946_02081604154234/Rendered/INDEX/multi0page.txt. Diakses pada 2007-11-10.
  22. ^ Falkowski, P.; Scholes, R.J.; Boyle, E.; Canadell, J.; Canfield, D.; Elser, J.; Gruber, N.; Hibbard, K.; Hogberg, P.; Linder, S.; Mackenzie, F.T.; Moore, B 3rd.; Pedersen, T.; Rosenthal, Y.; Seitzinger, S.; Smetacek V.; Steffen W. (2000). "The global carbon cycle: a test of our knowledge of earth as a system". Science 290 (5490): 291–296. doi:10.1126/science.290.5490.291. ISSN 0036-8075. PMID 11030643. 
  23. ^ Davidson, Clive. 7 February 2003. "Marine Notice: Carbon Dioxide: Health Hazard". Australian Maritime Safety Authority.
  24. ^ Occupational Safety and Health Administration. Chemical Sampling Information: Carbon Dioxide. Retrieved 5 June 2008 from: //www.osha.gov/dts/chemicalsampling/data/CH_225400.html
  25. ^ Lambertsen, C. J. (1971). "Carbon Dioxide Tolerance and Toxicity". Environmental Biomedical Stress Data Center, Institute for Environmental Medicine, University of Pennsylvania Medical Center (Philadelphia, PA). IFEM Report No. 2-71. Retrieved 2008-05-02. 
  26. ^ Glatte Jr H. A., Motsay G. J., Welch B. E. (1967). "Carbon Dioxide Tolerance Studies". Brooks AFB, TX School of Aerospace Medicine Technical Report. SAM-TR-67-77. Retrieved 2008-05-02. 
  27. ^ New York Times, "Trying to Tame the Roar of Deadly Lakes", February 27, 2001. [1].
  28. ^ Hannan, Jerry. "Your Role in the "Greenhouse Effect"". //www.faithscience.org/oldsite/articles/90s/hannan.html. Diakses pada 2006-04-19.

Lihat pula

  • Sifat-sifat, Penggunaan, dan Aplikasi Karbon Dioksida
  • Diagram Tekanan-Temperatur Karbon Dioksida
  • Molview from bluerhinos.co.uk Melihat Karbon Dioksida secara 3D
  • Informasi Es Kering
  • Tren Karbon Dioksida Atmosfer (NOAA)
  • Diagram Fase Karbon Dioksida
  • Experimen 071 -- Titik Tripel Transisi Fase Karbon Dioksida
  • CO2 sebagai pendingin alami - FAQ
  • Cara pengurangan emisi karbondioksida dari pembangkit listrik
scope="col" class="k296u2g7-title" colspan="2" style="EFEF;;">
 

Oksida umum: CO2CO -- Oksida eksotik: C3O2 ♦ C2O ♦ CO3

 

Senyawa turunan oksida: Logam karbonil ♦ Asam karbonat ♦ Bikarbonat ♦ Karbonat

 

Senyawa ion: Sianida ♦ Isosianida ♦ Sianat ♦ Tiosianat ♦ Isotiosianat ♦ Karbida


edunitas.com

Page 3

Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Beliau berwujud gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan ada di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi agak 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan saat. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena beliau menyerap gelombang inframerah dengan kuat.

Karbon dioksida dihasilkan oleh semua binatang, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karenanya, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata cairan panas.

Karbon dioksida tidak ada bangun cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung dibuat menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bangun padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.

CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna litmus dari biru dibuat menjadi merah muda.

Sifat-sifat kimia dan fisika

Diagram fase tekanan-temperatur karbon dioksida yang memperlihatkan titik tripel karbon dioksida

Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, beliau akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika seseorang bersendawa setelah meminum cairan berkarbonat (misalnya Coca Cola). Konsentrasi yang lebih agung dari 5.000 ppm tidak adil untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi lebih dari 50.000 ppm dapat membahayakan kehidupan binatang.[2]

Pada keadaan STP, rapatan karbon dioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m³, kira kira 1,5 kali lebih berat dari udara. Molekul karbon dioksida (O=C=O) mengandung dua ikatan rangkap yang berwujud linear. Beliau tidak bersifat dipol. Senyawa ini tidak begitu reaktif dan tidak mudah terbakar, namun dapat membantu pembakaran logam seperti magnesium.

Pelet kecil dari es kering yang menyublim di udara.

Bangun kristal es kering

Pada suhu −78,51° C, karbon dioksida langsung menyublim dibuat menjadi padat melewati proses deposisi. Bangun padat karbon dioksida biasa disebut sebagai "es kering". Fenomena ini pertama kali dipantau oleh seorang kimiawan Perancis, Charles Thilorier, pada tahun 1825. Es kering kebanyakan digunakan sebagai zat pendingin yang relatif murah. Sifat-sifat yang menyebabkannya sangat praktis adalah karbon dioksida langsung menyublim dibuat menjadi gas dan tidak meninggalkan cairan. Penggunaan lain dari es kering adalah untuk pembersihan sembur.

Cairan kabon dioksida terbentuk hanya pada tekanan di atas 5,1 atm; titik tripel karbon dioksida agak 518 kPa pada −56,6 °C (Silakan lihat diagram fase di atas). Titik kritis karbon dioksida adalah 7,38 MPa pada 31,1 °C.[3]

Ada pula bangun amorf karbon dioksida yang seperti kaca, namun beliau tidak terbentuk pada tekanan atmosfer.[4] Bangun kaca ini, disebut sebagai karbonia, dihasilkan dari pelewatbekuan CO2 yang terlebih dahulu dipanaskan pada tekanan ekstrem (40-48 GPa atau agak 400.000 atm) di landasan intan. Penemuan ini mengkonfirmasikan teori yang menyalakan bahwa karbon dioksida dapat berwujud kaca seperti senyawa lainnya yang sekelompok dengan karbon, misalnya silikon dan germanium. Tidak seperti kaca silikon dan germanium, kaca karbonia tidak stabil pada tekanan normal dan akan kembali dibuat menjadi gas ketika tekanannya dilepas.

Sejarah pemahaman manusia

Pada abad ke-17, seorang kimiawan Fleming, Jan Baptist van Helmont, menemukan bahwa arang yang dibakar pada bejana tertutup akan menghasilkan debu yang massanya lebih kecil dari massa arang semula. Dia berkesimpulan bahwa beberapa arang tersebut telah ditransmutasikan dibuat menjadi zat yang tak terlihat, beliau menamakan zat tersebut sebagai "gas" atau spiritus sylvestre (Bahasa Indonesia: arwah liar).

Sifat-sifat karbon dioksida dipelajari lebih lanjut pada tahun 1750 oleh fisikawan Skotlandia Joseph Black. Dia menemukan bahwa batu kapur (kalsium karbonat) dapat dibakar atau diberikan asam dan menghasilkan gas yang dia namakan sebagai "fixed air". Dia juga menemukan bahwa gas ini lebih berat daripada udara dan ketika digelembungkan dalam larutan kapur (kalsium hidroksida) akan mengendapkan kalsium karbonat. Dia menggunakan fenomena ini untuk mengilustrasikan bahwa karbon dioksida dihasilkan dari pernapasan binatang dan fermentasi mikrob. Pada tahun 1772, seorang kimiawan Inggris Joseph Priestley mempublikasikan sebuah jurnal yang berjudul Impregnating Water with Fixed Cairan. Dalam jurnal tersebut, dia menjelaskan proses penetesan asam sulfat (atau minyak vitriol seperti yang Priestley sebut) ke kapur untuk menghasilkan karbon dioksida dan memaksa gas itu untuk larut dengan menggoncangkan semangkuk cairan yang berkontak dengan gas.[5]

Karbon dioksida pertama kali dicairkan (pada tekanan tinggi) pada tahun 1823 oleh Humphry Davy dan Michael Faraday.[6] Deskripsi pertama mengenai karbon dioksida padat dilaporkan oleh Charles Thilorier ketika pada tahun 1834 dia membuka kontainer karbon dioksida cair yang diberikan tekanan dan menemukan pendinginan tersebut menghasilkan penguapan yang menghasilkan "salju" CO2 padat.[7]

Isolasi

Karbon dioksida dapat kita dapatkan dengan distilasi udara. Namun cara ini hanya menghasilkan CO2 yang sedikit. Berbagai jenis reaksi kimia dapat menghasilkan karbon dioksida, seperti reaksi pada kebanyakan asam dengan karbonat logam. Reaksi selang asam sulfat dengan kalsium karbonat adalah:

H2SO4 + CaCO3 → CaSO4 + H2CO3

H2CO3 kemudian terurai dibuat menjadi cairan dan CO2. Reaksi ini diikuti dengan pembusaan atau penggelembungan.

Pembakaran dari semua bahan bakar yang mengandung karbon, seperti metana (gas dunia), distilat minyak bumi (bensin, diesel, minyak tanah, propana), arang dan kayu akan menghasilkan karbon dioksida. Sebagai contohnya reaksi selang metana dan oksigen:

CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O

Besi direduksi dari oksida besi dengan kokas pada tungku sembur, menghasilkan pig iron dan karbon dioksida:

2 Fe2O3 + 3 C → 4 Fe + 3 CO2

Khamir mencerna gula dan menghasilkan karbon dioksida beserta etanol pada proses pembuatan anggur, bir, dan spiritus lainnya:

C6H12O62 CO2 + 2 C2H5OH

Semua organisme aerob menghasilkan CO2 dalam proses pembakaran karbohidrat, asam lemak, dan protein pada mitokondria di dalam sel. Reaksi-reaksi yang terlibat dalam proses pembakaran ini sangatlah berbelit-belit dan tidak dapat diketengahkan dengan mudah. (Lihat pula: respirasi sel, respirasi anaerob, dan fotosintesis).

Karbon dioksida larut dalam cairan dan secara spontan membentuk H2CO3 (asam karbonat) dalam kesetimbangan dengan CO2. Konsentrasi relatif selang CO2, H2CO3, dan HCO3− (bikarbonat) dan CO32−(karbonat) bergantung pada kondisi pH larutan. Dalam cairan yang bersifat netral atau sedikit basa (pH > 6,5), bangun bikarbonat mendominasi (>50%). Dalam cairan yang bersifat basa kuat (pH > 10,4), bangun karbonat mendominasi. Bangun karbonat dan bikarbonat memiliki kelarutan yang sangat adil. Dalam cairan laut (dengan pH = 8,2 - 8,5), ada 120 mg bikarbonat per liter.

Produksi dalam skala industri

Karbon dioksida secara garis agung dihasilkan dari enam proses:[8]

  1. Sebagai hasil samping dari pengilangan ammonia dan hidrogen, di mana metana dikonversikan dibuat menjadi CO2.
  2. Dari pembakaran kayu dan bahan bakar fosil;
  3. Sebagai hasil samping dari fermentasi gula pada proses peragian bir, wiski, dan minuman beralkohol lainnya;
  4. Dari proses penguraian termal batu kapur, CaCO3;
  5. Sebagai produk samping dari pembuatan natrium fosfat;
  6. Secara langsung di ambil dari mata cairan yang karbon dioksidanya dihasilkan dari pengasaman cairan pada batu kapur atau dolomit.

Di atomosfer bumi

Konsentrasi CO2 yang diukur di observatorium Mauna Loa.

Informasi lebih lanjut: [[Karbon dioksida di atmosfer bumi]]

Karbon dioksida di atmosfer bumi dianggap sebagai gas kelumit dengan konsentrasi sekitar 385 ppm berdasarkan volume dan 582 ppm berdasarkan massa. Massa atmosfer bumi adalah 5,14×1018 kg [9], sehingga massa total karbon dioksida atmosfer adalah 3,0×1015 kg (3.000 gigaton). Konsentrasi karbon dioksida bervariasi secara musiman (lihat grafik di samping). Di wilayah perkotaan, konsentrasi karbon dioksida secara umum lebih tinggi, sedangkan di ruangan tertutup, beliau dapat sampai 10 kali lebih agung dari konsentrasi di atmosfer terbuka.

Karbon dioksida adalah gas rumah kaca. Lihat Efek rumah kaca untuk informasi lebih lanjut.

Peningkatan tahunan CO2 atmosfer: Rata-rata peningkatan tahunan pada tahun 1960-an adalah 37% dari rata-rata peningkatan tahunan tahun 2000-2007.[10]

Oleh karena acara manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat sekitar 35% semenjak dimulainya revolusi industri.[11] Pada tahun 1999, 2.244.804.000 ton CO2 dihasilkan di Amerika Serikat dari pembangkitan energi listrik. Laju pengeluaran ini setara dengan 0,6083 kg per kWh.[12]

Lima ratus juta tahun yang lalu, keberadaan karbon dioksida 20 kali lipat lebih agung dari yang sekarang dan menurun 4-5 kali lipat semasa periode Jura dan secara lambat menurun sampai dengan revolusi industri.[13][14]

Sampai dengan 40% dari gas yang dimuntahkan oleh gunung berapi semasa ledakan subaerial adalah karbon dioksida. [15] Menurut agak paling canggih, gunung berapi melepaskan sekitar 130-230 juta ton CO2 ke atmosfer setiap tahun. Karbon dioksida juga dihasilkan oleh mata cairan panas, seperti yang ada di situs Bossoleto dekat Terme Rapolano di Toscana, Italia. Di sini, di depresi yang berwujud mangkuk dengan diameter agak 100 m, konsentrasi CO2 setempat meningkat sampai dengan lebih dari 75% dalam semalam, cukup untuk membunuh serangga-serangga dan binatang yang kecil, namun menghangat dengan cepat ketika cahaya matahari memancar dan berbaur secara konveksi semasa pagi hari.[16] Konsentrasi setempat CO2 yang tinggi yang dihasilkan oleh gangguan cairan danau dalam yang jenuh dengan CO2 diduga merupakan dampak dari terjadinya 37 kematian di Danau Moboun, Kamerun pada 1984 dan 1700 kematian di Danau Nyos, Kamerun.[17] Namun, emisi CO2 yang diakibatkan oleh acara manusia sekarang adalah 130 kali lipat lebih agung dari kuantitas yang dikeluarkan gunung berapi, yaitu sekitar 27 milyar ton setiap tahun.[18]

Di samudera

Ada sekitar 50 kali lebih banyak karbon yang terlarut di dalam samudera dalam bangun CO2 dan hidrasi CO2 daripada yang ada di atmosfer. Samudera berperan sebagai buangan karbon raksasa dan telah menyerap sekitar sepertiga dari emisi CO2 yang dihasilkan manusia."[19] Secara umum, kelarutan akan menjadi kurang ketika temperatur cairan bertambah. Oleh karenanya, karbon dioksida akan dilepaskan dari cairan samudera ke atmosfer ketika temperatur samudera meningkat.

Kebanyakan CO2 yang berada di samudera berwujud asam karbonat. Beberapa dikonsumsi oleh organisme cairan sewaktu fotosintesis dan sebagain kecil lainnya tenggelam dan meninggalkan siklus karbon. Ada kekhawatiran meningkatnya konsentrasi CO2 di udara akan meningkatkan keasaman cairan laut, sehiggga akan menimbulkan efek-efek yang merugikan terhadap organisme-organisme yang hidup di cairan.

Peranan biologis

Karbon dioksida adalah hasil belakang dari organisme yang mendapatkan energi dari penguraian gula, lemak, dan asam amino dengan oksigen sebagai anggota dari metabolisme dalam proses yang dikenal sebagai respirasi sel. Hal ini meliputi semua tumbuhan, binatang, kebanyakan jamur, dan beberapa bakteri. Pada binatang tingkat tinggi, karbon dioksida mengalir di darah dari jaringan tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan. Pada tumbuh-tumbuhan, karbon dioksida diserap dari atmosfer sewaktu fotosintesis.

Peranan pada fotosintesis

Tumbuh-tumbuhan mengurangi kadar karbon dioksida di atomosfer dengan melaksanakan fotosintesis, disebut juga sebagai asimilasi karbon, yang menggunakan energi cahaya untuk menghasilkan materi organik dengan mengkombinasi karbon dioksida dengan cairan. Oksigen lepas dilepaskan sebagai gas dari penguraian molekul cairan, sedangkan hidrogen dipisahkan dibuat menjadi proton dan elektron, dan digunakan untuk menghasilkan energi kimia via fotofosforilasi. Energi ini diperlukan untuk fiksasi karbon dioksida pada siklus Kalvin untuk membentuk gula. Gula ini kemudian digunakan untuk pertumbuhan tumbuhan melewati repirasi

Walaupun ada lubang angin, karbon dioksida haruslah dibawa masuk ke dalam rumah kaca untuk menjaga pertumbuhan tanaman oleh karena konsentrasi karbon dioksida dapat menurun selama siang hari ke level 200 ppm. Tumbuhan memiliki potensi tumbuh 50 persen lebih cepat pada konsentrasi CO2 sebesar 1.000 ppm.[20]

Tumbuh-tumbuhan juga mengeluarkan CO2 selama pernapasan, sehingga tumbuhan yang berada pada tahap pertumbuhan sajalah yang merupakan penyerap bersih CO2. Sebagai contoh, hutan tumbuh akan menyerap berton-ton CO2 setiap tahunnya, namun hutan matang akan menghasilkan CO2 dari pernapasan dan dekomposisi sel-sel mati sebanyak yang dia gunakan untuk biosintesis tumbuhan.[21] Walaupun demikian, hutan matang jugalah penting sebagai buangan karbon, membantu menjaga keseimbangan atmosfer bumi. Selain itu, fitoplankton juga menyerap CO2 yang larut di cairan laut, sehingga mempromosikan penyerapan CO2 dari atmosfer.[22]

Toksisitas

Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi selang 0,03% (300ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi.

Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun untuk jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, beliau bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan kekuatan dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, beliau menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan kesukaran pernapasan yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, beliau menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh menit."[23]

Oleh karena bahaya kesehatan yang diasosiasikan dengan paparan karbon dioksida, Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat menyalakan bahwa paparan rata-rata untuk orang dewasa yang sehat selama saat kerja 8 jam sehari tidak boleh melebihi 5.000 ppm (0,5%). Batas lepas dari bahaya maksimum untuk balita, anak-anak, orang tua, dan individu dengan masalah kesehatan kardiopulmonari (jatung dan paru-paru) secara signifikan lebih kecil. Untuk paparan dalam jangka saat pendek (di bawah 10 menit), batas dari Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keamanan Kerja Amerika Serikat (NIOSH) adalah 30.000 ppm (3%). NIOSH juga menyalakan bahwa konsentrasi karbon dioksida yang melebihi 4% adalah langsung berbahaya untuk keselamatan jiwa dan kesehatan.[24]

Adaptasi terhadap peningkatan kadar CO2 dapat terjadi pada manusia. Inhalasi CO2 yang berkelanjutan dapat ditoleransi pada konsentrasi inspirasi tiga persen paling sedikit selama satu bulan dan empat persen konsentrasi insiparsi selama lebih dari satu ahad. Diajukan juga bahwa konsentrasi insipirasi sebesar 2,0 persen dapat digunakan untuk ruangan tertutup (seperti kapal selam) oleh karena adaptasi ini bersifat fisiologis dan reversibel. Penurunan kinerja atau pada acara fisik yang normal tidak terjadi pada tingkat konsentrasi ini.[25][26]

Gambaran-gambaran ini berjalan untuk karbon dioksida murni. Dalam ruangan tertutup yang dipenuhi orang, konsentrasi karbondioksida akan sampai tingkat yang lebih tinggi daripada konsentrasi di udara lepas. Konsentrasi yang lebih agung dari 1.000 ppm akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap 20% penghuni dan ketidaknyamanan ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi CO2. Ketidaknyamanan ini diakibatkan oleh gas-gas yang dikeluarkan sewaktu pernapasan dan keringatan manusia, bukan oleh CO2. Pada konsentrasi 2.000 ppm, mayoritas penghuni akan merasakan ketidaknyamanan yang signifikan dan banyak yang akan mual-mual dan sakit kepala. Konsentrasi CO2 selang 300 ppm sampai dengan 2.500 ppm digunakan sebagai indikator kualitas udara dalam ruangan.

Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang kebanyakan akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapat tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar CO2 sampai tingkat yang berbahaya untuk manusia. Karbon dioksida menyebabkan kematian yang luas di Danau Nyos di Kamerun pada tahun 1996.[27] Karbon dioksida yang lebih berat yang dikeluarkan mendorong oksigen keluar, menyebabkan kematian hampir 2000 orang.

Fisiologi manusia

CO2 diangkut di darah dengan tiga cara yang berbeda:

  • Kebanyakan (sekitar 70% – 80%) dikonversikan dibuat menjadi ion bikarbonat HCO3− oleh enzim karbonat anhidrase di sel-sel darah merah, dengan reaksi

CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3−.

  • 5% – 10% dilingkar-lingkarkan oleh hemoglobin sebagai senyawa karbamino

Hemoglobin, molekul pengangkut oksigen yang utama pada sel darah merah, mengangkut adil oksigen maupun karbon dioksida. Namun CO2 yang diangkut hemoglobin bebas pada tempat yang sama dengan oksigen. Beliau bergabung dengan gugus terminal-N pada empat rantai globin. Namun, karena efek alosterik pada molekul hemoglobin, pengikatan CO2 mengurangi jumlah oksigen yang dapat dilingkar-lingkarkan. Penurunan pengikatan karbon dioksida oleh karena peningkatan kadar oksigen dikenal sebagai efek Haldane dan penting dalam traspor karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Sebaliknya, peningkatan tekanan parsial CO2 atau penurunan pH akan menyebabkan pelepasan oksigen dari hemoglobin, dikenal sebagai efek Bohr

Karbon dioksida adalah salah satu mediator autoregulasi setempat suplai darah. Apabila kadar karbon dioksidanya tinggi, kapiler akan mengembang untuk mengijinkan arus darah yang lebih agung ke jaringan yang dituju.

Ion bikarbonat sangatlah penting dalam meregulasi pH darah. Laju pernapasan seseorang dipengaruhi oleh kadar CO2 dalam darahnya. Pernapasan yang terlalu lambat akan menyebabkan asidosis pernapasan, sedangkan pernapasan yang terlalu cepat akan menimbulkan hiperventilasi yang dapat menyebabkan alkalosis pernapasan.

Walaupun tubuh memerlukan oksigen untuk metabolisme, kadar oksigen yang rendah tidak akan menstimulasi pernapasan. Sebaliknya pernapasan distimulasi oleh kadar karbon dioksida yang tinggi. Akibatnya, bernapas pada udara bertekanan rendah atau campuran gas tanpa oksigen (seperti nitrogen murni) dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Hal ini sangatlah berbahaya untuk pilot tempur. Ini juga adalah pendapat mengapa penumpang pesawat diinstruksikan untuk memakai masker oksigen ke dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum membantu orang lain ketika tekanan kabin menjadi kurang, jika tidak karenanya terjadi risiko tidak sadarkan diri.

Menurut salah satu kajian dari Departemen Pertanian Amerika Serikat, pernapasan orang pada umumnya menghasilkan agak 450 liter (sekitar 900 gram) karbon dioksida perhari. [29]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Whorf, T.P., Keeling, CD (2005). "Atmospheric CO2 records from sites in the SIO cairan sampling network.". Trends: A Compendium of Data on Global Change. Carbon Dioxide Information Analysis Center, Oak Ridge National Laboratory, U.S. Department of Energy, Oak Ridge, Tenn., U.S.A.  Period of record: 1958-2004
  2. ^ Staff (16 August 2006). "Carbon dioxide: IDLH Documentation". National Institute for Occupational Safety and Health. //www.cdc.gov/niosh/idlh/124389.html. Diakses pada 2007-07-05.
  3. ^ "Phase change data for Carbon dioxide". National Institute of Standards and Technology. //webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?ID=C124389&Units=SI&Mask=4#Thermo-Phase. Diakses pada 2008-01-21.
  4. ^ Santoro, M.; et al (2006). "Amorphous silica-like carbon dioxide". Nature 441 (7095): 857–860. doi:10.1038/nature04879. ISSN 0028-0836. 
  5. ^ Priestley, Joseph (1772). "Observations on Different Kinds of Air". Philosophical Transactions 62: 147–264. ISSN 0260-7085. 
  6. ^ Davy, Humphry (1823). "On the Application of Liquids Formed by the Condensation of Gases as Mechanical Agents". Philosophical Transactions 113: 199–205. ISSN 0261-0523. 
  7. ^ Duane, H.D. Roller; M. Thilorier (1952). "Thilorier and the First Solidification of a "Permanent" Gas (1835)". Isis 43 (2): 109–113. ISSN 0021-1753. 
  8. ^ Pierantozzi, Ronald (2001). "Carbon Dioxide". Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical Technology. Wiley. doi:10.1002/0471238961.0301180216090518.a01.pub2. 
  9. ^ Global atmospheric mass, surface pressure, and water vapor variations
  10. ^ Dr. Pieter Tans (3 May 2008) "Annual CO2 mole fraction increase (ppm)" for 1959-2007 National Oceanic and Atmospheric Administration Earth System Research Laboratory, Global Monitoring Division (additional details.)
  11. ^ NOAA News Online (Story 2412)
  12. ^ "Carbon Dioxide Emissions from the Generation of Electric Power in the United States". //www.eia.doe.gov/cneaf/electricity/page/co2_report/co2emiss.pdf.
  13. ^ "Climate and CO2 in the Atmosphere". //earthguide.ucsd.edu/virtualmuseum/climatechange2/07_1.shtml. Diakses pada 2007-10-10.
  14. ^ [//www.geocraft.com/WVFossils/Reference_Docs/Geocarb_III-Berner.pdf "GEOCARB III: A REVISED MODEL OF ATMOSPHERIC CO2 OVER PHANEROZOIC TIME"]. //www.geocraft.com/WVFossils/Reference_Docs/Geocarb_III-Berner.pdf. Diakses pada 2008-02-15.
  15. ^ Sigurdsson, H. et al., (2000) Encyclopedia of Volcanoes, San Diego, Academic Press
  16. ^ vanGardingen PR, Grace J, Jeffree CE, Byari, S.H., Miglietta, F., Raschi, A., Bettarini, I. (1997) Long-term effects of enhanced CO2 concentrations on leaf gas exchange: research opportunities using Templat:Co2 springs. In Plant responses to elevated Templat:Co2. Evidence from natural springs. Ed. A. Raschi, F. Miglietta, R. Tognetti and P.R. van Gardingen. Cambridge University Press. pp. 69-86.
  17. ^ M. Martini (1997)Templat:Co2 emissions in volcanic areas: case histories and hazaards. In Plant responses to elevated Templat:Co2. Evidence from natural springs. Ed. A. Raschi, F. Miglietta, R. Tognetti and P.R. van Gardingen. Cambridge University Press. pp. 69-86.
  18. ^ "Volcanic Gases and Their Effects". //volcanoes.usgs.gov/Hazards/What/VolGas/volgas.html. Diakses pada 2007-09-07.
  19. ^ Doney, Scott C.; Naomi M. Levine (2006-11-29). "How Long Can the Ocean Slow Global Warming?". Oceanus. //www.whoi.edu/oceanus/viewArticle.do?id=17726. Diakses pada 2007-11-21.
  20. ^ Blom, T.J.; W.A. Straver; F.J. Ingratta; Shalin Khosla; Wayne Brown (2002-12). "Carbon Dioxide In Greenhouses". //www.omafra.gov.on.ca/english/crops/facts/00-077.htm. Diakses pada 2007-06-12.
  21. ^ "Global Environment Division Greenhouse Gas Assessment Handbook - A Practical Guidance Document for the Assessment of Project-level Greenhouse Gas Emissions". World Bank. //www-wds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2002/09/07/000094946_02081604154234/Rendered/INDEX/multi0page.txt. Diakses pada 2007-11-10.
  22. ^ Falkowski, P.; Scholes, R.J.; Boyle, E.; Canadell, J.; Canfield, D.; Elser, J.; Gruber, N.; Hibbard, K.; Hogberg, P.; Linder, S.; Mackenzie, F.T.; Moore, B 3rd.; Pedersen, T.; Rosenthal, Y.; Seitzinger, S.; Smetacek V.; Steffen W. (2000). "The global carbon cycle: a test of our knowledge of earth as a system". Science 290 (5490): 291–296. doi:10.1126/science.290.5490.291. ISSN 0036-8075. PMID 11030643. 
  23. ^ Davidson, Clive. 7 February 2003. "Marine Notice: Carbon Dioxide: Health Hazard". Australian Maritime Safety Authority.
  24. ^ Occupational Safety and Health Administration. Chemical Sampling Information: Carbon Dioxide. Retrieved 5 June 2008 from: //www.osha.gov/dts/chemicalsampling/data/CH_225400.html
  25. ^ Lambertsen, C. J. (1971). "Carbon Dioxide Tolerance and Toxicity". Environmental Biomedical Stress Data Center, Institute for Environmental Medicine, University of Pennsylvania Medical Center (Philadelphia, PA). IFEM Report No. 2-71. Retrieved 2008-05-02. 
  26. ^ Glatte Jr H. A., Motsay G. J., Welch B. E. (1967). "Carbon Dioxide Tolerance Studies". Brooks AFB, TX School of Aerospace Medicine Technical Report. SAM-TR-67-77. Retrieved 2008-05-02. 
  27. ^ New York Times, "Trying to Tame the Roar of Deadly Lakes", February 27, 2001. [1].
  28. ^ Hannan, Jerry. "Your Role in the "Greenhouse Effect"". //www.faithscience.org/oldsite/articles/90s/hannan.html. Diakses pada 2006-04-19.

Lihat pula

  • Sifat-sifat, Penggunaan, dan Aplikasi Karbon Dioksida
  • Diagram Tekanan-Temperatur Karbon Dioksida
  • Molview from bluerhinos.co.uk Melihat Karbon Dioksida secara 3D
  • Informasi Es Kering
  • Tren Karbon Dioksida Atmosfer (NOAA)
  • Diagram Fase Karbon Dioksida
  • Experimen 071 -- Titik Tripel Transisi Fase Karbon Dioksida
  • CO2 sebagai pendingin alami - FAQ
  • Cara pengurangan emisi karbondioksida dari pembangkit listrik
scope="col" class="k296u2g7-title" colspan="2" style="EFEF;;">
 

Oksida umum: CO2CO -- Oksida eksotik: C3O2 ♦ C2O ♦ CO3

 

Senyawa turunan oksida: Logam karbonil ♦ Asam karbonat ♦ Bikarbonat ♦ Karbonat

 

Senyawa ion: Sianida ♦ Isosianida ♦ Sianat ♦ Tiosianat ♦ Isotiosianat ♦ Karbida


edunitas.com

Page 4

Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan suatu atom karbon. Beliau ada bangun gas pada kondisi temperatur dan tekanan standar dan ada di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi agak 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun banyak ini mampu bervariasi tergantung pada lokasi dan ketika. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena beliau menyerap gelombang inframerah dengan kuat.

Karbon dioksida dihasilkan oleh semua binatang, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karenanya, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata cairan panas.

Karbon dioksida tidak ada bangun cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung diproduksi menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bangun padat, karbon dioksida umumnya dinamakan sebagai es kering.

CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna litmus dari biru diproduksi menjadi merah muda.

Sifat-sifat kimia dan fisika

Diagram fase tekanan-temperatur karbon dioksida yang memperlihatkan titik tripel karbon dioksida

Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang semakin tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, beliau akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga mampu dirasakan ketika seseorang bersendawa sesudah meminum cairan berkarbonat (misalnya Coca Cola). Konsentrasi yang semakin agung dari 5.000 ppm tidak adil untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi semakin dari 50.000 ppm mampu membahayakan kehidupan binatang.[2]

Pada kondisi STP, rapatan karbon dioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m³, kira kira 1,5 kali semakin berat dari udara. Molekul karbon dioksida (O=C=O) mengandung dua ikatan rangkap yang ada bangun linear. Beliau tidak bersifat dipol. Senyawa ini tidak begitu reaktif dan tidak gampang terbakar, namun mampu membantu pembakaran logam seperti magnesium.

Pelet kecil dari es kering yang menyublim di udara.

Bangun kristal es kering

Pada suhu −78,51° C, karbon dioksida langsung menyublim diproduksi menjadi padat melewati proses deposisi. Bangun padat karbon dioksida biasa dinamakan sebagai "es kering". Fenomena ini pertama kali dipantau oleh seorang kimiawan Perancis, Charles Thilorier, pada tahun 1825. Es kering kebanyakan digunakan sebagai zat pendingin yang relatif murah. Sifat-sifat yang menyebabkannya sangat praktis adalah karbon dioksida langsung menyublim diproduksi menjadi gas dan tidak meninggalkan cairan. Penggunaan lain dari es kering adalah untuk pembersihan sembur.

Cairan kabon dioksida terbentuk hanya pada tekanan di atas 5,1 atm; titik tripel karbon dioksida agak 518 kPa pada −56,6 °C (Silakan lihat diagram fase di atas). Titik kritis karbon dioksida adalah 7,38 MPa pada 31,1 °C.[3]

Ada pula bangun amorf karbon dioksida yang seperti kaca, namun beliau tidak terbentuk pada tekanan atmosfer.[4] Bangun kaca ini, dinamakan sebagai karbonia, dihasilkan dari pelewatbekuan CO2 yang terlebih dahulu dipanaskan pada tekanan ekstrem (40-48 GPa atau agak 400.000 atm) di landasan intan. Penemuan ini mengkonfirmasikan teori yang menyalakan bahwa karbon dioksida mampu ada bangun kaca seperti senyawa lainnya yang sekelompok dengan karbon, misalnya silikon dan germanium. Tidak seperti kaca silikon dan germanium, kaca karbonia tidak stabil pada tekanan normal dan akan kembali diproduksi menjadi gas ketika tekanannya dilepas.

Sejarah pemahaman manusia

Pada abad ke-17, seorang kimiawan Fleming, Jan Baptist van Helmont, menemukan bahwa arang yang dibakar pada bejana tertutup akan menghasilkan debu yang massanya semakin kecil dari massa arang semula. Dia berkesimpulan bahwa beberapa arang tersebut sudah ditransmutasikan diproduksi menjadi zat yang tak terlihat, beliau menamakan zat tersebut sebagai "gas" atau spiritus sylvestre (Bahasa Indonesia: arwah liar).

Sifat-sifat karbon dioksida dipelajari semakin lanjut pada tahun 1750 oleh fisikawan Skotlandia Joseph Black. Dia menemukan bahwa batu kapur (kalsium karbonat) mampu dibakar atau diberikan asam dan menghasilkan gas yang dia namakan sebagai "fixed air". Dia juga menemukan bahwa gas ini semakin berat daripada udara dan ketika digelembungkan dalam larutan kapur (kalsium hidroksida) akan mengendapkan kalsium karbonat. Dia menggunakan fenomena ini untuk mengilustrasikan bahwa karbon dioksida dihasilkan dari pernapasan binatang dan fermentasi mikrob. Pada tahun 1772, seorang kimiawan Inggris Joseph Priestley mempublikasikan suatu jurnal yang berjudul Impregnating Water with Fixed Cairan. Dalam jurnal tersebut, dia menjelaskan proses penetesan asam sulfat (atau minyak vitriol seperti yang Priestley sebut) ke kapur untuk menghasilkan karbon dioksida dan memaksa gas itu untuk larut dengan menggoncangkan semangkuk cairan yang berkontak dengan gas.[5]

Karbon dioksida pertama kali dicairkan (pada tekanan tinggi) pada tahun 1823 oleh Humphry Davy dan Michael Faraday.[6] Deskripsi pertama tentang karbon dioksida padat dilaporkan oleh Charles Thilorier ketika pada tahun 1834 dia membuka kontainer karbon dioksida cair yang diberikan tekanan dan menemukan pendinginan tersebut menghasilkan penguapan yang menghasilkan "salju" CO2 padat.[7]

Isolasi

Karbon dioksida mampu kita dapatkan dengan distilasi udara. Namun cara ini hanya menghasilkan CO2 yang sedikit. Beragam jenis reaksi kimia mampu menghasilkan karbon dioksida, seperti reaksi pada kebanyakan asam dengan karbonat logam. Reaksi selang asam sulfat dengan kalsium karbonat adalah:

H2SO4 + CaCO3 → CaSO4 + H2CO3

H2CO3 kemudian terurai diproduksi menjadi cairan dan CO2. Reaksi ini didampingi dengan pembusaan atau penggelembungan.

Pembakaran dari semua bahan bakar yang mengandung karbon, seperti metana (gas dunia), distilat minyak bumi (bensin, diesel, minyak tanah, propana), arang dan kayu akan menghasilkan karbon dioksida. Sebagai contohnya reaksi selang metana dan oksigen:

CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O

Besi direduksi dari oksida besi dengan kokas pada tungku sembur, menghasilkan pig iron dan karbon dioksida:

2 Fe2O3 + 3 C → 4 Fe + 3 CO2

Khamir mencerna gula dan menghasilkan karbon dioksida beserta etanol pada proses pembuatan anggur, bir, dan spiritus lainnya:

C6H12O62 CO2 + 2 C2H5OH

Semua organisme aerob menghasilkan CO2 dalam proses pembakaran karbohidrat, asam lemak, dan protein pada mitokondria di dalam sel. Reaksi-reaksi yang terlibat dalam proses pembakaran ini sangatlah bertali-tali dan tidak mampu diketengahkan dengan gampang. (Lihat pula: respirasi sel, respirasi anaerob, dan fotosintesis).

Karbon dioksida larut dalam cairan dan secara spontan membentuk H2CO3 (asam karbonat) dalam kesetimbangan dengan CO2. Konsentrasi relatif selang CO2, H2CO3, dan HCO3− (bikarbonat) dan CO32−(karbonat) bergantung pada kondisi pH larutan. Dalam cairan yang bersifat netral atau sedikit basa (pH > 6,5), bangun bikarbonat mendominasi (>50%). Dalam cairan yang bersifat basa kuat (pH > 10,4), bangun karbonat mendominasi. Bangun karbonat dan bikarbonat ada kelarutan yang sangat adil. Dalam cairan laut (dengan pH = 8,2 - 8,5), ada 120 mg bikarbonat per liter.

Produksi dalam skala industri

Karbon dioksida secara garis agung dihasilkan dari enam proses:[8]

  1. Sebagai hasil samping dari pengilangan ammonia dan hidrogen, di mana metana dikonversikan diproduksi menjadi CO2.
  2. Dari pembakaran kayu dan bahan bakar fosil;
  3. Sebagai hasil samping dari fermentasi gula pada proses peragian bir, wiski, dan minuman beralkohol lainnya;
  4. Dari proses penguraian termal batu kapur, CaCO3;
  5. Sebagai produk samping dari pembuatan natrium fosfat;
  6. Secara langsung di ambil dari mata cairan yang karbon dioksidanya dihasilkan dari pengasaman cairan pada batu kapur atau dolomit.

Di atomosfer bumi

Konsentrasi CO2 yang diukur di observatorium Mauna Loa.

Informasi semakin lanjut: [[Karbon dioksida di atmosfer bumi]]

Karbon dioksida di atmosfer bumi dianggap sebagai gas kelumit dengan konsentrasi sekitar 385 ppm berdasarkan volume dan 582 ppm berdasarkan massa. Massa atmosfer bumi adalah 5,14×1018 kg [9], sehingga massa total karbon dioksida atmosfer adalah 3,0×1015 kg (3.000 gigaton). Konsentrasi karbon dioksida bervariasi secara musiman (lihat grafik di samping). Di wilayah perkotaan, konsentrasi karbon dioksida secara umum semakin tinggi, sedangkan di ruangan tertutup, beliau mampu sampai 10 kali semakin agung dari konsentrasi di atmosfer terbuka.

Karbon dioksida adalah gas rumah kaca. Lihat Efek rumah kaca untuk informasi semakin lanjut.

Peningkatan tahunan CO2 atmosfer: Rata-rata peningkatan tahunan pada tahun 1960-an adalah 37% dari rata-rata peningkatan tahunan tahun 2000-2007.[10]

Oleh karena acara manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer sudah meningkat sekitar 35% semenjak dimulainya revolusi industri.[11] Pada tahun 1999, 2.244.804.000 ton CO2 dihasilkan di Amerika Serikat dari pembangkitan energi listrik. Laju pengeluaran ini setara dengan 0,6083 kg per kWh.[12]

Lima ratus juta tahun yang lalu, keberadaan karbon dioksida 20 kali lipat semakin agung dari yang sekarang dan menurun 4-5 kali lipat semasa periode Jura dan secara lambat menurun sampai dengan revolusi industri.[13][14]

Sampai dengan 40% dari gas yang dimuntahkan oleh gunung berapi semasa ledakan subaerial adalah karbon dioksida. [15] Menurut agak paling canggih, gunung berapi melepaskan sekitar 130-230 juta ton CO2 ke atmosfer setiap tahun. Karbon dioksida juga dihasilkan oleh mata cairan panas, seperti yang ada di situs Bossoleto tidak jauh Terme Rapolano di Toscana, Italia. Di sini, di depresi yang ada bangun mangkuk dengan diameter agak 100 m, konsentrasi CO2 setempat meningkat sampai dengan semakin dari 75% dalam semalam, cukup untuk membunuh serangga-serangga dan binatang yang kecil, namun menghangat dengan cepat ketika cahaya matahari memancar dan berbaur secara konveksi semasa pagi hari.[16] Konsentrasi setempat CO2 yang tinggi yang dihasilkan oleh gangguan cairan danau dalam yang jenuh dengan CO2 diduga merupakan dampak dari terjadinya 37 kematian di Danau Moboun, Kamerun pada 1984 dan 1700 kematian di Danau Nyos, Kamerun.[17] Namun, emisi CO2 yang diakibatkan oleh acara manusia sekarang adalah 130 kali lipat semakin agung dari kuantitas yang dikeluarkan gunung berapi, yaitu sekitar 27 milyar ton setiap tahun.[18]

Di samudera

Ada sekitar 50 kali semakin banyak karbon yang terlarut di dalam samudera dalam bangun CO2 dan hidrasi CO2 daripada yang ada di atmosfer. Samudera memerankan sebagai buangan karbon raksasa dan sudah menyerap sekitar sepertiga dari emisi CO2 yang dihasilkan manusia."[19] Secara umum, kelarutan akan menjadi kurang ketika temperatur cairan lebih. Oleh karenanya, karbon dioksida akan dilepaskan dari cairan samudera ke atmosfer ketika temperatur samudera meningkat.

Kebanyakan CO2 yang ada di samudera ada bangun asam karbonat. Beberapa dikonsumsi oleh organisme cairan sewaktu fotosintesis dan sebagain kecil lainnya tenggelam dan meninggalkan siklus karbon. Ada kekhawatiran meningkatnya konsentrasi CO2 di udara akan meningkatkan keasaman cairan laut, sehiggga akan menimbulkan efek-efek yang merugikan terhadap organisme-organisme yang hidup di cairan.

Peranan biologis

Karbon dioksida adalah hasil kesudahan dari organisme yang memperoleh energi dari penguraian gula, lemak, dan asam amino dengan oksigen sebagai anggota dari metabolisme dalam proses yang dikenal sebagai respirasi sel. Hal ini meliputi semua tumbuhan, binatang, kebanyakan jamur, dan beberapa bakteri. Pada binatang tingkat tinggi, karbon dioksida mengalir di darah dari jaringan tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan. Pada tumbuh-tumbuhan, karbon dioksida diserap dari atmosfer sewaktu fotosintesis.

Peranan pada fotosintesis

Tumbuh-tumbuhan mengurangi kadar karbon dioksida di atomosfer dengan memainkan fotosintesis, dinamakan juga sebagai asimilasi karbon, yang menggunakan energi cahaya untuk menghasilkan materi organik dengan mengkombinasi karbon dioksida dengan cairan. Oksigen lepas dilepaskan sebagai gas dari penguraian molekul cairan, sedangkan hidrogen dipisahkan diproduksi menjadi proton dan elektron, dan digunakan untuk menghasilkan energi kimia via fotofosforilasi. Energi ini diperlukan untuk fiksasi karbon dioksida pada siklus Kalvin untuk membentuk gula. Gula ini kemudian digunakan untuk pertumbuhan tumbuhan melewati repirasi

Walaupun ada lubang angin, karbon dioksida haruslah dibawa masuk ke dalam rumah kaca untuk menjaga pertumbuhan tanaman oleh karena konsentrasi karbon dioksida mampu menurun selama siang hari ke level 200 ppm. Tumbuhan ada potensi tumbuh 50 persen semakin cepat pada konsentrasi CO2 sebesar 1.000 ppm.[20]

Tumbuh-tumbuhan juga mengeluarkan CO2 selama pernapasan, sehingga tumbuhan yang ada pada tahap pertumbuhan sajalah yang merupakan penyerap bersih CO2. Sebagai contoh, hutan tumbuh akan menyerap berton-ton CO2 setiap tahunnya, namun hutan dewasa akan menghasilkan CO2 dari pernapasan dan dekomposisi sel-sel mati sebanyak yang dia gunakan untuk biosintesis tumbuhan.[21] Walaupun demikian, hutan dewasa jugalah penting sebagai buangan karbon, membantu menjaga keseimbangan atmosfer bumi. Selain itu, fitoplankton juga menyerap CO2 yang larut di cairan laut, sehingga memasarkan penyerapan CO2 dari atmosfer.[22]

Toksisitas

Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi selang 0,03% (300ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi.

Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang mampu menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun untuk jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, beliau bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan kekuatan dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, beliau menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan kesukaran pernapasan yang didampingi sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, beliau menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran sesudah paparan selama lima sampai sepuluh menit."[23]

Oleh karena bahaya kesehatan yang diasosiasikan dengan paparan karbon dioksida, Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat menyalakan bahwa paparan rata-rata untuk orang dewasa yang sehat selama ketika kerja 8 jam sehari tidak boleh melebihi 5.000 ppm (0,5%). Batas lepas dari bahaya maksimum untuk balita, anak-anak, orang tua, dan individu dengan masalah kesehatan kardiopulmonari (jatung dan paru-paru) secara signifikan semakin kecil. Untuk paparan dalam jangka ketika pendek (di bawah 10 menit), batas dari Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keamanan Kerja Amerika Serikat (NIOSH) adalah 30.000 ppm (3%). NIOSH juga menyalakan bahwa konsentrasi karbon dioksida yang melebihi 4% adalah langsung berbahaya untuk keselamatan jiwa dan kesehatan.[24]

Adaptasi terhadap peningkatan kadar CO2 mampu terjadi pada manusia. Inhalasi CO2 yang berkelanjutan mampu ditoleransi pada konsentrasi inspirasi tiga persen paling sedikit selama satu bulan dan empat persen konsentrasi insiparsi selama semakin dari satu ahad. Diajukan juga bahwa konsentrasi insipirasi sebesar 2,0 persen mampu digunakan untuk ruangan tertutup (seperti kapal selam) oleh karena adaptasi ini bersifat fisiologis dan reversibel. Penurunan kinerja atau pada acara fisik yang normal tidak terjadi pada tingkat konsentrasi ini.[25][26]

Gambaran-gambaran ini berlaku untuk karbon dioksida murni. Dalam ruangan tertutup yang dipenuhi orang, konsentrasi karbondioksida akan sampai tingkat yang semakin tinggi daripada konsentrasi di udara lepas. Konsentrasi yang semakin agung dari 1.000 ppm akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap 20% penghuni dan ketidaknyamanan ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi CO2. Ketidaknyamanan ini diakibatkan oleh gas-gas yang dikeluarkan sewaktu pernapasan dan keringatan manusia, bukan oleh CO2. Pada konsentrasi 2.000 ppm, mayoritas penghuni akan merasakan ketidaknyamanan yang signifikan dan banyak yang akan mual-mual dan sakit kepala. Konsentrasi CO2 selang 300 ppm sampai dengan 2.500 ppm digunakan sebagai indikator kualitas udara dalam ruangan.

Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang kebanyakan akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapat tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar CO2 sampai tingkat yang berbahaya untuk manusia. Karbon dioksida menyebabkan kematian yang lapang di Danau Nyos di Kamerun pada tahun 1996.[27] Karbon dioksida yang semakin berat yang dikeluarkan mendorong oksigen keluar, menyebabkan kematian nyaris 2000 orang.

Fisiologi manusia

CO2 diangkut di darah dengan tiga cara yang berbeda:

  • Kebanyakan (sekitar 70% – 80%) dikonversikan diproduksi menjadi ion bikarbonat HCO3− oleh enzim karbonat anhidrase di sel-sel darah merah, dengan reaksi

CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3−.

  • 5% – 10% dilingkar-lingkarkan oleh hemoglobin sebagai senyawa karbamino

Hemoglobin, molekul pengangkut oksigen yang utama pada sel darah merah, mengangkut adil oksigen maupun karbon dioksida. Namun CO2 yang diangkut hemoglobin bebas pada tempat yang sama dengan oksigen. Beliau bergabung dengan gugus terminal-N pada empat rantai globin. Namun, karena efek alosterik pada molekul hemoglobin, pengikatan CO2 mengurangi banyak oksigen yang mampu dilingkar-lingkarkan. Penurunan pengikatan karbon dioksida oleh karena peningkatan kadar oksigen dikenal sebagai efek Haldane dan penting dalam traspor karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Sebaliknya, peningkatan tekanan parsial CO2 atau penurunan pH akan menyebabkan pelepasan oksigen dari hemoglobin, dikenal sebagai efek Bohr

Karbon dioksida adalah salah satu mediator autoregulasi setempat suplai darah. Apabila kadar karbon dioksidanya tinggi, kapiler akan mengembang untuk mengijinkan arus darah yang semakin agung ke jaringan yang dituju.

Ion bikarbonat sangatlah penting dalam meregulasi pH darah. Laju pernapasan seseorang dipengaruhi oleh kadar CO2 dalam darahnya. Pernapasan yang terlalu lambat akan menyebabkan asidosis pernapasan, sedangkan pernapasan yang terlalu cepat akan menimbulkan hiperventilasi yang mampu menyebabkan alkalosis pernapasan.

Walaupun tubuh membutuhkan oksigen untuk metabolisme, kadar oksigen yang rendah tidak akan menstimulasi pernapasan. Sebaliknya pernapasan distimulasi oleh kadar karbon dioksida yang tinggi. Akibatnya, bernapas pada udara bertekanan rendah atau campuran gas tanpa oksigen (seperti nitrogen murni) mampu menyebabkan kehilangan kesadaran. Hal ini sangatlah berbahaya untuk pilot tempur. Ini juga adalah pendapat mengapa penumpang pesawat diinstruksikan untuk memakai masker oksigen ke dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum membantu orang lain ketika tekanan kabin menjadi kurang, bila tidak karenanya terjadi risiko tidak sadarkan diri.

Menurut salah satu kajian dari Departemen Pertanian Amerika Serikat, pernapasan orang pada umumnya menghasilkan agak 450 liter (sekitar 900 gram) karbon dioksida perhari. [29]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Whorf, T.P., Keeling, CD (2005). "Atmospheric CO2 records from sites in the SIO cairan sampling network.". Trends: A Compendium of Data on Global Change. Carbon Dioxide Information Analysis Center, Oak Ridge National Laboratory, U.S. Department of Energy, Oak Ridge, Tenn., U.S.A.  Period of record: 1958-2004
  2. ^ Staff (16 August 2006). "Carbon dioxide: IDLH Documentation". National Institute for Occupational Safety and Health. //www.cdc.gov/niosh/idlh/124389.html. Diakses pada 2007-07-05.
  3. ^ "Phase change data for Carbon dioxide". National Institute of Standards and Technology. //webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?ID=C124389&Units=SI&Mask=4#Thermo-Phase. Diakses pada 2008-01-21.
  4. ^ Santoro, M.; et al (2006). "Amorphous silica-like carbon dioxide". Nature 441 (7095): 857–860. doi:10.1038/nature04879. ISSN 0028-0836. 
  5. ^ Priestley, Joseph (1772). "Observations on Different Kinds of Air". Philosophical Transactions 62: 147–264. ISSN 0260-7085. 
  6. ^ Davy, Humphry (1823). "On the Application of Liquids Formed by the Condensation of Gases as Mechanical Agents". Philosophical Transactions 113: 199–205. ISSN 0261-0523. 
  7. ^ Duane, H.D. Roller; M. Thilorier (1952). "Thilorier and the First Solidification of a "Permanent" Gas (1835)". Isis 43 (2): 109–113. ISSN 0021-1753. 
  8. ^ Pierantozzi, Ronald (2001). "Carbon Dioxide". Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical Technology. Wiley. doi:10.1002/0471238961.0301180216090518.a01.pub2. 
  9. ^ Global atmospheric mass, surface pressure, and water vapor variations
  10. ^ Dr. Pieter Tans (3 May 2008) "Annual CO2 mole fraction increase (ppm)" for 1959-2007 National Oceanic and Atmospheric Administration Earth System Research Laboratory, Global Monitoring Division (additional details.)
  11. ^ NOAA News Online (Story 2412)
  12. ^ "Carbon Dioxide Emissions from the Generation of Electric Power in the United States". //www.eia.doe.gov/cneaf/electricity/page/co2_report/co2emiss.pdf.
  13. ^ "Climate and CO2 in the Atmosphere". //earthguide.ucsd.edu/virtualmuseum/climatechange2/07_1.shtml. Diakses pada 2007-10-10.
  14. ^ [//www.geocraft.com/WVFossils/Reference_Docs/Geocarb_III-Berner.pdf "GEOCARB III: A REVISED MODEL OF ATMOSPHERIC CO2 OVER PHANEROZOIC TIME"]. //www.geocraft.com/WVFossils/Reference_Docs/Geocarb_III-Berner.pdf. Diakses pada 2008-02-15.
  15. ^ Sigurdsson, H. et al., (2000) Encyclopedia of Volcanoes, San Diego, Academic Press
  16. ^ vanGardingen PR, Grace J, Jeffree CE, Byari, S.H., Miglietta, F., Raschi, A., Bettarini, I. (1997) Long-term effects of enhanced CO2 concentrations on leaf gas exchange: research opportunities using Templat:Co2 springs. In Plant responses to elevated Templat:Co2. Evidence from natural springs. Ed. A. Raschi, F. Miglietta, R. Tognetti and P.R. van Gardingen. Cambridge University Press. pp. 69-86.
  17. ^ M. Martini (1997)Templat:Co2 emissions in volcanic areas: case histories and hazaards. In Plant responses to elevated Templat:Co2. Evidence from natural springs. Ed. A. Raschi, F. Miglietta, R. Tognetti and P.R. van Gardingen. Cambridge University Press. pp. 69-86.
  18. ^ "Volcanic Gases and Their Effects". //volcanoes.usgs.gov/Hazards/What/VolGas/volgas.html. Diakses pada 2007-09-07.
  19. ^ Doney, Scott C.; Naomi M. Levine (2006-11-29). "How Long Can the Ocean Slow Global Warming?". Oceanus. //www.whoi.edu/oceanus/viewArticle.do?id=17726. Diakses pada 2007-11-21.
  20. ^ Blom, T.J.; W.A. Straver; F.J. Ingratta; Shalin Khosla; Wayne Brown (2002-12). "Carbon Dioxide In Greenhouses". //www.omafra.gov.on.ca/english/crops/facts/00-077.htm. Diakses pada 2007-06-12.
  21. ^ "Global Environment Division Greenhouse Gas Assessment Handbook - A Practical Guidance Document for the Assessment of Project-level Greenhouse Gas Emissions". World Bank. //www-wds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2002/09/07/000094946_02081604154234/Rendered/INDEX/multi0page.txt. Diakses pada 2007-11-10.
  22. ^ Falkowski, P.; Scholes, R.J.; Boyle, E.; Canadell, J.; Canfield, D.; Elser, J.; Gruber, N.; Hibbard, K.; Hogberg, P.; Linder, S.; Mackenzie, F.T.; Moore, B 3rd.; Pedersen, T.; Rosenthal, Y.; Seitzinger, S.; Smetacek V.; Steffen W. (2000). "The global carbon cycle: a test of our knowledge of earth as a system". Science 290 (5490): 291–296. doi:10.1126/science.290.5490.291. ISSN 0036-8075. PMID 11030643. 
  23. ^ Davidson, Clive. 7 February 2003. "Marine Notice: Carbon Dioxide: Health Hazard". Australian Maritime Safety Authority.
  24. ^ Occupational Safety and Health Administration. Chemical Sampling Information: Carbon Dioxide. Retrieved 5 June 2008 from: //www.osha.gov/dts/chemicalsampling/data/CH_225400.html
  25. ^ Lambertsen, C. J. (1971). "Carbon Dioxide Tolerance and Toxicity". Environmental Biomedical Stress Data Center, Institute for Environmental Medicine, University of Pennsylvania Medical Center (Philadelphia, PA). IFEM Report No. 2-71. Retrieved 2008-05-02. 
  26. ^ Glatte Jr H. A., Motsay G. J., Welch B. E. (1967). "Carbon Dioxide Tolerance Studies". Brooks AFB, TX School of Aerospace Medicine Technical Report. SAM-TR-67-77. Retrieved 2008-05-02. 
  27. ^ New York Times, "Trying to Tame the Roar of Deadly Lakes", February 27, 2001. [1].
  28. ^ Hannan, Jerry. "Your Role in the "Greenhouse Effect"". //www.faithscience.org/oldsite/articles/90s/hannan.html. Diakses pada 2006-04-19.

Lihat pula

  • Sifat-sifat, Penggunaan, dan Aplikasi Karbon Dioksida
  • Diagram Tekanan-Temperatur Karbon Dioksida
  • Molview from bluerhinos.co.uk Melihat Karbon Dioksida secara 3D
  • Informasi Es Kering
  • Tren Karbon Dioksida Atmosfer (NOAA)
  • Diagram Fase Karbon Dioksida
  • Experimen 071 -- Titik Tripel Transisi Fase Karbon Dioksida
  • CO2 sebagai pendingin alami - FAQ
  • Cara pengurangan emisi karbondioksida dari pembangkit listrik
scope="col" class="k296u2g7-title" colspan="2" style="EFEF;;">
 

Oksida umum: CO2CO -- Oksida eksotik: C3O2 ♦ C2O ♦ CO3

 

Senyawa turunan oksida: Logam karbonil ♦ Asam karbonat ♦ Bikarbonat ♦ Karbonat

 

Senyawa ion: Sianida ♦ Isosianida ♦ Sianat ♦ Tiosianat ♦ Isotiosianat ♦ Karbida


edunitas.com

Page 5

Tags (tagged): portal, economy, unkris, ekonomi ekonomi, merupakan, salah satu ilmu, sosial, skala, makro, asumsi bahwa semua, hal lain, tetap, bunga tukar menukar, tunjangan uji, tuntas, xbrl perbankan, alongside, ship free, carrier, free on board, impor intraday, center, of studies kekayaan, rp 37, 8, trilyun orang terkaya, kedua rachman, of studies, program kuliah, pegawai, kelas weekend, of, studies, kelas, eksekutif, indonesian, encyclopedia

Page 6

Euronext N.V. yaitu sebuah bursa saham pan-Eropa dengan anak-anak perusahaan di Belgia, Perancis, Belanda, Portugal, dan Britania Raya. Sebagai tambahan pasar ekuitas dan derivatif, grup Euronext menyediakan perbuatan yang berfaedah kliring dan informasi.

Euronext diwujudkan pada 22 September 2000 dalam sebuah penggabungan bursa saham Amsterdam, Brussel, dan Paris, dalam rangka mengambil keuntungan dari harmonisasi pasar keuangan Uni Eropa.

Pada tahun 2002 grup ini bergabung dengan bursa saham Portugal BVLP dan futures and options exchange yang berbasis di London LIFFE.

Euronext.liffe yaitu anak perusahaan Euronext yang bertanggung jawab atas perdagangan option dan kontrak masa depan, yang diwujudkan oleh penggabungan perkara derivatif dari Euronext dengan LIFFE.

Pada tanggal 4 April 2007, Euronext bergabung dengan NYSE Group untuk membentuk NYSE Euronext, bursa saham global pertama.

Referensi

  1. ^ "Euronext History". 2006-08-04. Retrieved 2010-11-29. 
  2. ^ World-exchanges.org

Tautan luar

  • (Inggris) Situs resmi
  • (Inggris) Yahoo! - Euronext Company Profile

edunitas.com

Page 7

Tags (tagged): euronext, unkris, 22 september, 20, pemilik nyse euronext, tokoh penting, sebuah, bursa saham pan, eropa anak, anak, perusahaan, bursa saham, amsterdam brussel, paris, dalam rangka, euronext bertanggung, jawab, atas perdagangan, center, of studies, global, pertama referensi euronext, history 26, 08, 04 euronext euronext, of

Page 8

Tags (tagged): europium, unkris, j, r o, p, i m yoo, roh pee, m, jenis unsur lantanida, golongan, pa, 10 1 k, 10 k, 1, k at t, k 863, 957, 1072 1234 1452, r t, poly, 35 m m, k modulus, young, 18 2 gpa, modulus shear, memiliki, lambang sm nomor, atom 63, referensi, magnetic, center of, studies w, re, os ir pt, au hg, tl, pb bi po, at rn, fr, ra ac th, pa u, np, pu europium

Page 9

Euronext N.V.TipeLokasiDidirikanpemilikTokoh pentingMata uangJumlah daftaranMarketCapVolumeIndeksWebsite

Bursa Saham Brussel
Bursa efek
Amsterdam, Belanda
22 September 2000[1]
NYSE Euronext
Duncan Niederauer (CEO)
Euro
1.176
AS$ 2.93 triliun (Des 2010)[2]
AS$ 1.9 triliun (Des 2009)
Euronext 100AEX indexCAC 40

EURO Stoxx 50

Euronext.com

Euronext N.V. yaitu suatu bursa saham pan-Eropa dengan anak-anak perusahaan di Belgia, Perancis, Belanda, Portugal, dan Britania Raya. Bagi tambahan pasar ekuitas dan derivatif, grup Euronext menyediakan afal yang berguna kliring dan informasi.

Euronext diwujudkan pada 22 September 2000 dalam suatu penggabungan bursa saham Amsterdam, Brussel, dan Paris, dalam rangka mengambil keuntungan dari harmonisasi pasar keuangan Uni Eropa.

Pada tahun 2002 grup ini bergabung dengan bursa saham Portugal BVLP dan futures and options exchange yang berbasis di London LIFFE.

Euronext.liffe yaitu anak perusahaan Euronext yang bertanggung jawab atas perdagangan option dan kontrak masa depan, yang diwujudkan oleh penggabungan keaktifan derivatif dari Euronext dengan LIFFE.

Pada tanggal 4 April 2007, Euronext bergabung dengan NYSE Group bagi membentuk NYSE Euronext, bursa saham global pertama.

Rujukan

  1. ^ "Euronext History". 2006-08-04. Retrieved 2010-11-29. 
  2. ^ World-exchanges.org

Pranala luar

  • (Inggris) Situs formal
  • (Inggris) Yahoo! - Euronext Company Profile

edunitas.com

Page 10

Euronext N.V. yaitu suatu bursa saham pan-Eropa dengan anak-anak perusahaan di Belgia, Perancis, Belanda, Portugal, dan Britania Raya. Bagi tambahan pasar ekuitas dan derivatif, grup Euronext menyediakan afal yang berguna kliring dan informasi.

Euronext diwujudkan pada 22 September 2000 dalam suatu penggabungan bursa saham Amsterdam, Brussel, dan Paris, dalam rangka mengambil keuntungan dari harmonisasi pasar keuangan Uni Eropa.

Pada tahun 2002 grup ini bergabung dengan bursa saham Portugal BVLP dan futures and options exchange yang berbasis di London LIFFE.

Euronext.liffe yaitu anak perusahaan Euronext yang bertanggung jawab atas perdagangan option dan kontrak masa depan, yang diwujudkan oleh penggabungan keaktifan derivatif dari Euronext dengan LIFFE.

Pada tanggal 4 April 2007, Euronext bergabung dengan NYSE Group bagi membentuk NYSE Euronext, bursa saham global pertama.

Rujukan

  1. ^ "Euronext History". 2006-08-04. Retrieved 2010-11-29. 
  2. ^ World-exchanges.org

Pranala luar

  • (Inggris) Situs formal
  • (Inggris) Yahoo! - Euronext Company Profile

edunitas.com

Page 11

Euronext N.V. yaitu suatu bursa saham pan-Eropa dengan anak-anak perusahaan di Belgia, Perancis, Belanda, Portugal, dan Britania Raya. Bagi tambahan pasar ekuitas dan derivatif, grup Euronext menyediakan afal yang berguna kliring dan informasi.

Euronext diwujudkan pada 22 September 2000 dalam suatu penggabungan bursa saham Amsterdam, Brussel, dan Paris, dalam rangka mengambil keuntungan dari harmonisasi pasar keuangan Uni Eropa.

Pada tahun 2002 grup ini bergabung dengan bursa saham Portugal BVLP dan futures and options exchange yang berbasis di London LIFFE.

Euronext.liffe yaitu anak perusahaan Euronext yang bertanggung jawab atas perdagangan option dan kontrak masa depan, yang diwujudkan oleh penggabungan keaktifan derivatif dari Euronext dengan LIFFE.

Pada tanggal 4 April 2007, Euronext bergabung dengan NYSE Group bagi membentuk NYSE Euronext, bursa saham global pertama.

Rujukan

  1. ^ "Euronext History". 2006-08-04. Retrieved 2010-11-29. 
  2. ^ World-exchanges.org

Pranala luar

  • (Inggris) Situs formal
  • (Inggris) Yahoo! - Euronext Company Profile

edunitas.com

Page 12

Euronext N.V.TipeLokasiDidirikanpemilikTokoh pentingMata uangJumlah daftaranMarketCapVolumeIndeksWebsite

Bursa Saham Brussel
Bursa efek
Amsterdam, Belanda
22 September 2000[1]
NYSE Euronext
Duncan Niederauer (CEO)
Euro
1.176
AS$ 2.93 triliun (Des 2010)[2]
AS$ 1.9 triliun (Des 2009)
Euronext 100AEX indexCAC 40

EURO Stoxx 50

Euronext.com

Euronext N.V. yaitu suatu bursa saham pan-Eropa dengan anak-anak perusahaan di Belgia, Perancis, Belanda, Portugal, dan Britania Raya. Bagi tambahan pasar ekuitas dan derivatif, grup Euronext menyediakan afal yang berguna kliring dan informasi.

Euronext diwujudkan pada 22 September 2000 dalam suatu penggabungan bursa saham Amsterdam, Brussel, dan Paris, dalam rangka mengambil keuntungan dari harmonisasi pasar keuangan Uni Eropa.

Pada tahun 2002 grup ini bergabung dengan bursa saham Portugal BVLP dan futures and options exchange yang berbasis di London LIFFE.

Euronext.liffe yaitu anak perusahaan Euronext yang bertanggung jawab atas perdagangan option dan kontrak masa depan, yang diwujudkan oleh penggabungan keaktifan derivatif dari Euronext dengan LIFFE.

Pada tanggal 4 April 2007, Euronext bergabung dengan NYSE Group bagi membentuk NYSE Euronext, bursa saham global pertama.

Rujukan

  1. ^ "Euronext History". 2006-08-04. Retrieved 2010-11-29. 
  2. ^ World-exchanges.org

Pranala luar

  • (Inggris) Situs formal
  • (Inggris) Yahoo! - Euronext Company Profile

edunitas.com

Page 13

Tags (tagged): europium, unkris, j r o, p i, m, yoo roh pee, m jenis, unsur, lantanida golongan, p, pa 10, 1, k 10 k, 1 k, at, t k 863, 957 1072, 1234, 1452, r t, poly 35, m k modulus, young 18, 2, gpa modulus shear, memiliki lambang, sm, nomor atom 63, referensi magnetic, pusat, ilmu pengetahuan w, re os, ir, pt au hg, tl pb, bi, po at rn, fr ra, ac, th pa u, np pu

Page 14

Euronext N.V.TipeLokasiDidirikanpemilikTokoh pentingMata uangJumlah daftaranMarketCapVolumeIndeksSitus web

Bursa Saham Brussel
Bursa efek
Amsterdam, Belanda
22 September 2000[1]
NYSE Euronext
Duncan Niederauer (CEO)
Euro
1.176
AS$ 2.93 triliun (Des 2010)[2]
AS$ 1.9 triliun (Des 2009)
Euronext 100AEX indexCAC 40

EURO Stoxx 50

Euronext.com

Euronext N.V. adalah suatu bursa saham pan-Eropa dengan anak-anak perusahaan di Belgia, Perancis, Belanda, Portugal, dan Britania Raya. Bagi tambahan pasar ekuitas dan derivatif, grup Euronext menyediakan afal yang berguna kliring dan informasi.

Euronext diwujudkan pada 22 September 2000 dalam suatu penggabungan bursa saham Amsterdam, Brussel, dan Paris, dalam rangka mengambil keuntungan dari harmonisasi pasar keuangan Uni Eropa.

Pada tahun 2002 grup ini bergabung dengan bursa saham Portugal BVLP dan futures and options exchange yang berbasis di London LIFFE.

Euronext.liffe adalah anak perusahaan Euronext yang bertanggung jawab atas perdagangan option dan kontrak masa depan, yang diwujudkan oleh penggabungan keaktifan derivatif dari Euronext dengan LIFFE.

Pada tanggal 4 April 2007, Euronext bergabung dengan NYSE Group bagi membentuk NYSE Euronext, bursa saham global pertama.

Referensi

  1. ^ "Euronext History". 2006-08-04. Retrieved 2010-11-29. 
  2. ^ World-exchanges.org

Pranala luar

  • (Inggris) Situs resmi
  • (Inggris) Yahoo! - Euronext Company Profile

edunitas.com

Page 15

Euronext N.V. adalah suatu bursa saham pan-Eropa dengan anak-anak perusahaan di Belgia, Perancis, Belanda, Portugal, dan Britania Raya. Bagi tambahan pasar ekuitas dan derivatif, grup Euronext menyediakan perbuatan yang berguna kliring dan informasi.

Euronext diwujudkan pada 22 September 2000 dalam suatu penggabungan bursa saham Amsterdam, Brussel, dan Paris, dalam rangka mengambil keuntungan dari harmonisasi pasar keuangan Uni Eropa.

Pada tahun 2002 grup ini bergabung dengan bursa saham Portugal BVLP dan futures and options exchange yang berbasis di London LIFFE.

Euronext.liffe adalah anak perusahaan Euronext yang bertanggung jawab atas perdagangan option dan kontrak masa depan, yang diwujudkan oleh penggabungan keaktifan derivatif dari Euronext dengan LIFFE.

Pada tanggal 4 April 2007, Euronext bergabung dengan NYSE Group bagi membentuk NYSE Euronext, bursa saham global pertama.

Referensi

  1. ^ "Euronext History". 2006-08-04. Retrieved 2010-11-29. 
  2. ^ World-exchanges.org

Pranala luar

  • (Inggris) Situs formal
  • (Inggris) Yahoo! - Euronext Company Profile

edunitas.com

Page 16

Euronext N.V. adalah suatu bursa saham pan-Eropa dengan anak-anak perusahaan di Belgia, Perancis, Belanda, Portugal, dan Britania Raya. Bagi tambahan pasar ekuitas dan derivatif, grup Euronext menyediakan perbuatan yang berguna kliring dan informasi.

Euronext diwujudkan pada 22 September 2000 dalam suatu penggabungan bursa saham Amsterdam, Brussel, dan Paris, dalam rangka mengambil keuntungan dari harmonisasi pasar keuangan Uni Eropa.

Pada tahun 2002 grup ini bergabung dengan bursa saham Portugal BVLP dan futures and options exchange yang berbasis di London LIFFE.

Euronext.liffe adalah anak perusahaan Euronext yang bertanggung jawab atas perdagangan option dan kontrak masa depan, yang diwujudkan oleh penggabungan keaktifan derivatif dari Euronext dengan LIFFE.

Pada tanggal 4 April 2007, Euronext bergabung dengan NYSE Group bagi membentuk NYSE Euronext, bursa saham global pertama.

Referensi

  1. ^ "Euronext History". 2006-08-04. Retrieved 2010-11-29. 
  2. ^ World-exchanges.org

Pranala luar

  • (Inggris) Situs formal
  • (Inggris) Yahoo! - Euronext Company Profile

edunitas.com

Page 17

Euronext N.V.TipeLokasiDidirikanpemilikTokoh pentingMata uangJumlah daftaranMarketCapVolumeIndeksSitus web

Bursa Saham Brussel
Bursa efek
Amsterdam, Belanda
22 September 2000[1]
NYSE Euronext
Duncan Niederauer (CEO)
Euro
1.176
AS$ 2.93 triliun (Des 2010)[2]
AS$ 1.9 triliun (Des 2009)
Euronext 100AEX indexCAC 40

EURO Stoxx 50

Euronext.com

Euronext N.V. adalah suatu bursa saham pan-Eropa dengan anak-anak perusahaan di Belgia, Perancis, Belanda, Portugal, dan Britania Raya. Bagi tambahan pasar ekuitas dan derivatif, grup Euronext menyediakan afal yang berguna kliring dan informasi.

Euronext diwujudkan pada 22 September 2000 dalam suatu penggabungan bursa saham Amsterdam, Brussel, dan Paris, dalam rangka mengambil keuntungan dari harmonisasi pasar keuangan Uni Eropa.

Pada tahun 2002 grup ini bergabung dengan bursa saham Portugal BVLP dan futures and options exchange yang berbasis di London LIFFE.

Euronext.liffe adalah anak perusahaan Euronext yang bertanggung jawab atas perdagangan option dan kontrak masa depan, yang diwujudkan oleh penggabungan keaktifan derivatif dari Euronext dengan LIFFE.

Pada tanggal 4 April 2007, Euronext bergabung dengan NYSE Group bagi membentuk NYSE Euronext, bursa saham global pertama.

Referensi

  1. ^ "Euronext History". 2006-08-04. Retrieved 2010-11-29. 
  2. ^ World-exchanges.org

Pranala luar

  • (Inggris) Situs resmi
  • (Inggris) Yahoo! - Euronext Company Profile

edunitas.com

Page 18

Tags (tagged): europium, unkris, j r o, p i, m, yoo roh pee, m jenis, unsur, lantanida golongan, p, pa 10, 1, k 10 k, 1 k, at, t k 863, 957 1072, 1234, 1452, r t, poly 35, m k modulus, young 18, 2, gpa modulus shear, memiliki lambang, sm, nomor atom 63, referensi magnetic, center, of studies w, re os, ir, pt au hg, tl pb, bi, po at rn, fr ra, ac, th pa u, np pu

Page 19

Tags (tagged): europium, unkris, eu am 63, eu tabel, periodik, penampilan putih keperakan, fase solid, massa, jenis mendekati suhu, kamar 5, 264, g cm 3, oksida basa, elektronegativitas, 2 skala pauling, energi, termal, est, 13 9 w, m k, ekspansi, termal r t, poly 35, m, center of studies, memiliki lambang, sm, nomor atom 63, referensi europium

Page 20

Tags (tagged): europium, unkris, eu am 63, eu tabel, periodik, penampilan putih keperakan, fase solid, massa, jenis mendekati suhu, kamar 5, 264, g cm 3, oksida basa, elektronegativitas, 2 skala pauling, energi, termal, est, 13 9 w, m k, ekspansi, termal r t, poly 35, m, pusat ilmu pengetahuan, memiliki lambang, sm, nomor atom 63, referensi europium

Page 21

Tags (tagged): europium, unkris, j r o, p i, m, yoo roh pee, m jenis, unsur, lantanida golongan, p, pa 10, 1, k 10 k, 1 k, at, t k 863, 957 1072, 1234, 1452, r t, poly 35, m k modulus, young 18, 2, gpa modulus shear, memiliki lambang, sm, nomor atom 63, referensi magnetic, pusat, ilmu pengetahuan w, re os, ir, pt au hg, tl pb, bi, po at rn, fr ra, ac, th pa u, np pu

Page 22

Tags (tagged): erbium, unkris, blok unsur, golongan, group group 6, f massa, atom, standar 167, oksidasi, 3 2, basic, oxide elektronegativitas 24, skala, modulus, 44, 4 gpa rasio, poisson 237, kekerasan, viker 589 mpa, hari 351, 169, tm 0 er, 14 910, er, stabil 102 neutron, pusat ilmu, pengetahuan, pt au hg, tl pb, bi, po at rn, fr ra, ac, th pa u, np pu, am, cm bk cf, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, pusat, ilmu pengetahuan, eksekutif, ensiklopedi bahasa, indonesia, ensiklopedia

Page 23

Tags (tagged): erbium, unkris, ciri umum, nama, lambang nomor atom, erbium er, 68, dibaca r b, i m, 3, massa jenis cairan, pada t, l, 8 86 g, cm 3, titik, lebur 1802 k, 24 skala, pauling, energi ionisasi pertama, 589 3, kj, mol ke, termal, 14 5, w, m k ekspansi, termal r, t, poly 12 2, m m, k, pusat ilmu pengetahuan, artikel utama, isotop, dari erbium r, erbium suatu, program kuliah, pegawai, kelas weekend, pusat, ilmu, pengetahuan, kelas eksekutif, ensiklopedi bahasa, indonesia, ensiklopedia

Page 24

Tags (tagged): erbium, unkris, ciri umum, nama, lambang nomor atom, erbium er, 68, dibaca r b, i m, 3, massa jenis cairan, pada t, l, 8 86 g, cm 3, titik, lebur 1802 k, 24 skala, pauling, energi ionisasi pertama, 589 3, kj, mol ke, termal, 14 5, w, m k ekspansi, termal r, t, poly 12 2, m m, k, center of studies, artikel utama, isotop, dari erbium r, erbium suatu, program kuliah, pegawai, kelas weekend, center, of, studies, kelas eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia

Page 25

Tags (tagged): erbium, unkris, blok unsur, golongan, group group 6, f massa, atom, standar 167, oksidasi, 3 2, basic, oxide elektronegativitas 24, skala, modulus, 44, 4 gpa rasio, poisson 237, kekerasan, viker 589 mpa, hari 351, 169, tm 0 er, 14 910, er, stabil 102 neutron, center of, studies, pt au hg, tl pb, bi, po at rn, fr ra, ac, th pa u, np pu, am, cm bk cf, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, center, of studies, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia

Page 26

Tags (tagged): unkris, erebos, merupakan salah seorang, dewa utama, dalam, melambangkan kegelapan ia, anak satu, satunya, khaos, merupakan ayah, aither hemera, menurut, hesiodos c, aristophanes c, 414, sm dia merupakan, ayah, center, of, studies menurut hyginus, dia mempunyai, anak, bernama geras erebos, center of, studies, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, of studies, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA