Yang disebut mangkok lonte sama nikita

Disclaimer : songfict from “AKB48/JKT48 – Kuchi Utsushi no Chocolate/Berikanlah Coklat dengan Bibir” and “SDN48 – I'm Sure” because it's valentine ⚠️ explicit, graphic description of sex scene, harsh word, dirty talk, food-play, kind of degradation and praise kink, rimming, blowjob, kind of breeding kink, bareback, stomach-bulging, creampie, cum-swallowing, cock-warming. Warning : penggunaan kata kotor (mmk, dll) tidak bermaksud sama sekali untuk misgendering, if you feel uncomfortable with this fict, kindly tell me through the dm. Thanks!

Kalian tahu apa yang lebih menyebalkan dari tetangga yang buang sampah sembarangan?

“ting tong...”

Ya, benar, bel apartemen ditekan di jam setengah enam pagi pada hari libur, rasanya Seungyoun ingin merendam kepala si pengganggu hari liburnya ke bak cuci piring. Meski begitu, tetap saja Seungyoun turun dari ranjangnya untuk membuka pintu —dengan bersungut-sungut tentunya—

“Good morning, sun, rise and shine~...” ucapan selamat pagi itu hanya direspon Seungyoun dengan dehaman pasrah sambil menyandarkan kepala ke kusen pintu. Mengetahui yang datang sepagi ini adalah prianya, ia berusaha untuk menekan emosi paginya, siapa pula yang tidak kesal setengah mati saat acara tidurnya diganggu?

“Kak, acara date kita kan masih jam sebelas nanti!...” nada bicara Seungyoun terdengar seperti kucing marah dan hanya dibalas anggukan dan senyum lebar —yang sedikit mengganggu— oleh Seungwoo

“Ya gapapa kan, i wanna spend my valentine with you, as soon as possible, as long as i can, because i don't wanna miss any moment in this lovely day, nih..” Seungwoo mengulurkan tangan, memberikan buket sederhana berisi beberapa batang coklat “Happy valentine day, sweetie.”

Seungyoun memutar matanya malas, “cheesy, but it's okay, masuk dulu kak.” langkah kaki mereka berdua langsung menuju ke ruang tengah dan Seungyoun langsung menjatuhkan tubuhnya ke sofa, “aku tuh semalem tidur jam 2 kaakkk huhuhuhu aku pengen tidur bentar dulu ya nanti jam sembilan bangunin.” keluh Seungyoun sambil menggeliat malas.

“Yaah.. kesini pagi-pagi dah cakep cuma buat nonton putri tidur.” Seungyoun ditarik agar bersandar di bahu lebar Seungwoo, “kalo mau tidur juga jangan di sofa, bangun-bangun bukannya seger malah linu.” tanpa babibu Seungyoun langsung digendong menuju kasur, setidaknya agar tubuhnya tidak terlalu sakit daripada tidur di sofa dan Seungwoo ikut merebahkan dirinya di atas ranjang Seungyoun.

“Kamu tuh abis ngapain coba tidur jam 2 pagi itu?” Jemari Seungwoo bertautan dengan Seungyoun, sedangkan jari yang lain sedang asyik merapikan poni sang kekasih.

Seungyoun berbalik lalu memeluk tubuh Seungwoo “sedih tau semalem nontonin gradshownya Rona huhuhu terus ga nyangka generasi 2 jeketi udah abis, kelar gradshow tiba-tiba pengen nonton setlist Idol no Yoake, tau-tau udah jam 2 pagi aja.”

Seungwoo lalu memutar tubuh Seungyoun, agar punggung yang lebih kecil berada di hadapannya dan meletakkan salah satu lengannya di bawah kepala Seungyoun —dijadikan bantal—

“Loh kok diputer, aku mau peluk.. ngantuk..” ada yang menggerutu di atas ranjang.

“Capek kan tidur cuma bentar? nanti sore aja ya jalan-jalannya, kasian kamu nyawanya masih belom full gini” Tangan Seungwoo yang bebas kini perlahan memijat tengkuk kemudian bahu lalu menuju ke pinggang Seungyoun. “Sepi banget dek, kakak puter lagu ya, gapapa kan?” Seungwoo meraih hp di saku celananya.

“Zannen Shoujo dong kak, biar berisik, ntar kalo kakak yang milih malesnya kalo ballad bikin ketiduran deh.” Hp yang ada di genggaman Seungwoo langsung di rebut dan jarinya langsung mencari playlist berjudul 'Team B 4th Stage' dan memutar lagu yang ia maksud.

“Ngalah aja deh punya pacar wota.” goda Seungwoo. “Eh kakak juga wota ya tapi males banget, ga capek apa hampir tiap hari Yokaze no Shiwaza mulu yang didengerin.” Seungyoun membalas godaan Seungwoo dengan tak kalah sengit. “Ya wajar dong, kakak kan bakal jadi suaminya Yukirin.” pijatan Seungwoo terlihat makin cepat karena gemas yang dirasakan Seungwoo, sesekali pinggang Seungyoun ia gelitiki pelan. “Tapi Yukirin jadi istri kedua ya.” Tangan Seungwoo yang dari tadi memijat langsung Seungyoun genggam erat —posesif— “istri pertamanya harus aku.”

“Eh bentar deh dek, kakak tadi bawain coklat, kamu taroh di tengah kan? kakak ambil dulu ya, lagi pengen makan.” Seungwoo beranjak dari kasur, meninggalkan Seungyoun yang kini sedang rebahan dan berpura-pura bermain gitar menirukan chord di bridge lagu Zannen Shoujo yang masih terputar.

Tak lama kemudian, Seungwoo datang dengan beberapa bungkus coklat di genggamannya, “Sengaja kakak pilihin yang polosan, lagi males aja makan coklat yang ada kacangnya.” dan melepaskan coklat-coklat tersebut di atas perut Seungyoun sampai Seungyoun mengaduh karena dihujani coklat batangan

“Laah, cadbury semua, bukan males sama kacang ini namanya, emang kakak aja sih yang lagi cari promo, aku bener kan?” Hidung mancung Seungwoo dicubit pelan, kemudian tanpa mengubah posisinya yang sudah terlanjur nyaman, Seungyoun membuka satu bungkus coklat dan menggigitnya pelan lalu Seungwoo memeluknya dari belakang seperti posisi awal.

Masing-masih masih asyik menikmati coklat di tangan mereka hingga Zannen Shoujo hampir habis, lalu Seungwoo mengambil sesuatu di saku bajunya, “dek, kakak punya ini loh, mau gak?” lalu melemparkan tatapan jahil

Berang, Seungyoun geram saat melihat apa yang ada di ujung tangan Seungwoo “BISA-BISANYA KAKAK NYIMPEN HERSHEY'S TERUS AKU DIKASIH CADBURY!!?” Dan tangannya berusaha merebut itu lalu menjambak rambut Seungwoo, bibirnya mengerucut lucu, semakin memancing Seungwoo untuk membuat Seungyoun lebih kesal.

“Kan cadbury juga enak dek.” dengan terburu-buru Seungwoo mengupas alumunium foil yang membungkus coklat mungil tersebut lalu memasukkan Hershey's ke dalam mulutnya —sambil tertawa puas tentunya karena berhasil menjahili Seungyoun—

“AAAAAAHHH, AKU PUNYA PACAR KOK YA PELIT BANGET?!!” erang Seungyoun emosi lalu membalikkan badan memunggungi Seungwoo tidak lupa dengan bibir kerucutnya, tapi, tak sampai 2 menit kemudian..

Cupp

Berikanlah coklat dengan bibir Ciuman yang biasanya itu membosankan Masuk ke dalam, putarlah paksa

Seungwoo meraih pipi Seungyoun lalu mengecup Seungyounnya cukup lama, lidahnya pelan-pelan membuka belah bibir pacarnya lalu menyalurkan coklat tersebut dari rongga mulutnya menuju rongga mulut Seungyoun, tentu saja dengan sedikit main main.

Dengan Iidah lelehkan coklatmu Perasaan cintamu ingin kukecup Bibirku ini siap mencium Perdengarkan suara desahmu

Perlahan coklat tersebut meleleh di tengah ciuman mereka, menyisakan noda-noda kecil di bibir Seungyoun, sampai akhirnya Seungyoun menyudahi ciuman mereka dengan erangan karena nafasnya hampir habis.

“Kakak sengaja ya godain aku pas Kuchi Utsushi no Chocolate?” Bahu Seungyoun tampak naik turun karena terengah-engah, lagu Zannen Shoujo telah berganti ke lagu selanjutnya yang Seungyoun sebutkan baru saja. “Enggak kok, kebetulan aja.” Seungwoo menempelkan dahi mereka berdua, terasa hawa nafsu di jarak antara wajah mereka, “Lagipula ini valentine, emang cocok lagunya buat valentine...” Seungwoo memberi jeda untuk mengecup hidung Seungyoun “..and chill.” Bibir Seungyoun lalu kembali dikecup.

kita bisa bebas berdua, 'kan? Jika ada yang melihat kita, malahan jadi semakin berani

Tangan Seungyoun tidak hanya diam, ia menahan tengkuk Seungwoo agar bibirnya bisa merasakan bibir pacarnya lebih dalam, begitupula dengan tangan Seungwoo yang dari tadi naik-turun di punggung Seungyoun

ku mulai menaiki kedua lututmu Melakukannya seperti Betty Blue wanita cantik, 'kan?

Ciuman kembali di lepaskan, Seungyoun mencolek sedikit cadbury —yang memang mudah meleleh di suhu ruang— kemudian mengoleskan coklat ke pipi dan lehernya, “Sayang banget kalo ga dimakan ini coklatnya, btw, aku masih cakep kan kak?” Seungyoun berkata seperti itu sambil menaiki paha Seungwoo yang masih telentang, pantat Seungyoun mendarat tepat di atas penis Seungwoo yang masih lengkap terbalut celana, lalu jarinya bermain di kancing baju 'Kak Pacar'nya dan mencuri satu Hershey's yang dari tadi Seungwoo sembunyikan.

“Iya enak banget, cakep, sayang kalo ga abis.” Seungwoo bangkit untuk menghabiskan coklat di leher kucingnya yang nakal, tangannya hendak mengangkat kaos yang Seungyoun pakai. Mengerti apa yang akan prianya lakukan, Seungyoun mengangkat kedua tangannya dan menjenjangkan lehernya, memberi akses agar Seungwoo lebih mudah.

Tak berhenti di leher, Seungwoo kini mengoleskan coklat di dada dan perut Seungyoun, yang diolesi coklat hanya menggeliat sensual, seperti memancing agar diolesi lebih-lebih, dan benar, Seungwoo yang semakin terpancing langsung membalikkan posisi mereka dan tanpa banyak kata langsung melepaskan bawahan Seungyoun lalu menghabiskan coklat tersebut di paha Seungyoun.

“I think it's too early for breakfast, but i'm hungry right now.” “Makan aku, kak... i'm your pancake with choco.” Seungyoun menjilati jari-jarinya, membuatnya terlihat makin menarik untuk dilahap, tentu saja Seungwoo yang lapar langsung memakan 'hidangan' yang disediakan.

Bibir Seungwoo menyusuri dada dan perut Seungyoun, lalu berhenti di dekat puting pacarnya, membuat Seungyoun terheran. “Kenapa berhenti, kak?” Matanya terus memandangi Seungwoo.

“your nipple is cute, like this hershey's, enak kali ya dimakan bareng.” Coklat kecil diletakkan di atas puting Seungyoun dan Seungwoo langsung mengulumnya, menciptakan erangan manja yang memenuhi ruangan.

Tak butuh butuh waktu lama untuk Seungwoo menghabiskan coklat di bagian atas tubuh Seungyoun, sekarang lidahnya sudah berpindah ke paha pacarnya, menikmati setiap lelehan coklat yang terasa lebih manis, tangannya melebarkan paha Seungyoun dan melanjutkan permainan lidahnya yang masih ingin bermanja-manja merasakan Seungyoun.

“Hnggh... kak, geli... jangan....” Berbeda dengan yang diucapkan, tangan Seungyoun justru semakin menahan kepala Seungwoo yang tengah asyik melahap lubangnya. Ditahan seperti itupun, tidak membuat Seungwoo lelah malah membuatnya semakin bersemangat bermain dengan lubang dan bola kembar kekasihnya. Lidahnya tak henti-hentinya naik-turun dan memutari lubang pink yang ada di depannya, permainannya benar-benar berhenti saat Seungyoun menarik rambutnya.

Aku hanya ingin jujur tentang perasaan dalam hati ini Manusia siapa saja bisa menjadi seperti hewan

Masih terpengaruh tingginya libido, Seungyoun terhuyung-huyung merangkak lalu meraih dan melepas baju Seungwoo, langsung membenamkan wajahnya saat tubuh adonis Seungwoo terekspos, kepalanya naik-turun, menggesekkan wajahnya dari dada menuju ke abs sempurna Seungwoo, menghirup aroma coklat dari parfum merk pasaran di tubuh lelakinya. Desahan demi desahan terus keluar dari mulutnya setiap aroma kekasihnya memasuki hidungnya, membuatnya semakin basah.

“Kak.. mau, mau banget .. ayo kak keluarin...” bibir Seungyoun kini menarik-narik kancing celana Seungwoo, mulutnya terasa penuh dengan liur saat membayangkan penis kekar Seungwoo memenuhi rongga mulutnya.

“Bentar sayang, pacarku yang manis, sabar ya, abis ini dikasih kontolnya kakak.” satu tangannya berusaha membuka kancing celananya dan tangan yang lain mengelus manja puncak kepala Seungyoun. Saat kancing celananya terbuka, Seungyoun tanpa kesabaran langsung menarik celana dan boxer hitam milik Seungwoo, menikmati momentum ketika penis Seungwoo menampar pipinya.

Liur Seungyoun menetes karena nafsu tinggi saat penis kesukaannya terpampang dengan jelas di hadapannya, seperti kehilangan akal, ia langsung membenamkan wajahnya menuju pangkal penis Seungwoo yang ditumbuhi rambut sedikit lebih lebat daripada miliknya sehingga terlihat maskulin, “ahhhh ... punyaku .. kontol buat adek doang.. enak, gede, kakkk...” padahal hanya diberi lihat saja sudah membuat Seungyoun memuja penis Seungwoo sebegitunya.

Dengan inisiatifnya sendiri, Seungwoo kembali mengoleskan coklat milik Seungyoun tadi ke batang penisnya, lalu mencubit pelan pipi Seungyoun. “Dek, masih mau coklat kan? Ini abisin.” ucapnya sambil terus bermain coklat di batang penisnya. Tentu saja penisnya langsung diambil alih oleh basah dan hangat dari mulut pacarnya, dan pacarnya sangat menikmati hal tersebut, terlihat Seungyoun sangat bersemangat sampai bola matanya berputar ke atas dan pipinya menirus. Tangan Seungwoo kini perlahan bergerak dari punggung menuju belahan pantat Seungyoun, meludahi kedua jarinya lalu menggeseknya ke liang senggama Seungyoun.

“Kok memeknya kedutan sih dek, udah gatel banget ya mau dientot kakak?” Mulut Seungwoo memang begini saat mereka tengah ada di puncak libido, dari yang santun menjadi penuh bahasa pasar, tapi anehnya, Seungyoun sangat suka. “I-yaah kak... udah pengen banget.” Seungyoun terlihat kepayahan saat penis Seungwoo lepas dari mulutnya, matanya seperti berkabut, terlihat juga precum yang menetes pelan dari ujung penis Seungyoun. Langsung setelah itu, ia kembali melumat bibir Seungwoo dan menggerakkan pantatnya lebih cepat, mencari gesekan nikmat yang dihasilkan oleh jari Seungwoo. Padahal jari panjang Seungwoo hanya menempel di lubang Seungyoun, tapi kucingnya sudah senakal itu, tak perlu menunggu lama, Seungwoo langsung menerobos lubang manis tersebut dengan jarinya, membuat Seungyoun terhentak kenikmatan. “Kak ayoo.. obrak-abrik memek aku kak.. udah...” hanya jari Seungwoo saja sudah bisa membuat Younie kesayangannya masuk ke subspace.

Seungyoun yang terlalu tidak sabaran merasa sudah cukup dengen performa jari Seungwoo, ia ingin kenikmatan lain, maka dari itu Seungyoun mengambil lagi coklat miliknya dan mengoleskannya ke lubangnya, tanpa babibu lagi ia mendudukkan diri di wajah Seungwoo, menghidangkan lubang manisnya langsung ke mulut Seungwoo yang tentu saja disambut dengan sapuan lidah sang dominan. “Kaakkhh.. e-enak banget, kakak su-suka memek aku kan?” Seungyoun sesekali menggoyangkan pantat dan mengocok penisnya yang dari tadi terus memunculkan titik precum di ujungnya.

Seungwoo menyudahi aksi rimmingnya, dan langsung membalik posisi hingga sang pacar berada di bawah kungkungannya, ia mengelus pipi pacarnya “Bentar ya dek, kakak ambil lube dulu..” dan menuju laci kecil tempat Seungyoun biasa menyimpan hal tersebut. sesaat kemudian, ia kembali menuju ranjang dengan membawa lube dan sebungkus kondom “kondom rasa coklat sounds good for this session, pasangin dong, dek.” Seungwoo menyerahkan kondom tersebut ke genggaman Seungyoun tetapi langsung disisihkan oleh sang submisif.

“Gausah pake ya kak, mau banget dientot kakak, aku bersih juga...” tatapan memelas Seungyoun bukannya meminta iba tetapi malah memancing sisi liar dari dominannya. “Nungging gak.” Perintah mutlak Seungwoo langsung dituruti oleh Seungyoun, ia menaikkan pantatnya se-erotis mungkin dan langsung dihadiahi oleh panasnya penis Seungwoo di belahan pantatnya, sebentar ia gesekkan belahan pantatnya ke penis dominannya tapi pinggangnya ditahan oleh Seungwoo, dan ia merasakan bahwa ujung penis Seungwoo sedang mengetuk lubang nikmatnya dan memasukinya pelan. “Kakak masukin ya...” terlambat, tanpa konfirmasi pun kepala penis Seungwoo sudah memasuki Seungyoun, dan Seungyoun langsung menikmati hal ini karena bukan pertama kalinya. “Kak, entotin aku yang enak ya.” Ujar Seungyoun saat penis Seungwoo sudah seluruhnya berada di dalamnya.

Berikanku ciuman yang lebih dalam Dari belakang peluk tubuhku Coklat yang manis bercampur pahit Racun yang kau berikan terasa lezat

Tidak lama kemudian terdengar suara decakan antara pinggang Seungwoo dan pantat Seungyoun, sengaja Seungwoo pelankan temponya tetapi ia mendorong pinggangnya dengan tenaga yang cukup kuat sehingga langsung bertemu dengan titik yang amat dihafal oleh Seungwoo dimana Seungyoun akan merasa tersengat nikmat jika titik itu dihantam.

“Hhhhhh, kaaa-kk, cepetin ... ughh, dalem bangetth.” Seungyoun nampak frustasi dengan tempo menyiksa dari Seungwoo, erangannya terdengar putus asa tapi penuh nafsu disaat yang bersamaan. Melihat Seungyounnya yang nampak lemah seperti itu mulai memantik kembali nafsu Seungwoo, ia menggigit sedikit coklat yang tersisa dan menarik tubuh Seungyoun hingga punggung bertemu dada, memeluknya dari belakang dan kembali menyatukan bibir mereka seperti yang mereka lakukan di awal —memakan coklat berdua—, jarinya yang menganggur ia gunakan untuk memilin puting serta bermain dengan penis Seungyoun yang tegak, panas dan basah.

“D-dalem bangett, enakk, kakk teruss enak bangettt” hentakan pinggang Seungwoo kini makin menggila, layaknya dipengaruhi oleh Asmodeus—iblis hawa nafsu— dan tentu saja membuat Seungyoun semakin vokal mendesah nikmat “Udah dipake berkali-kali tapi lubang kamu .. nggh kek memek perawan, memek kesayangan kakak, mau kakak bikin becek di dalem.” Bisikan kotor Seungwoo langsung membuat Seungyoun tidak kuasa dan langsung ambruk menerima rasa nikmat.

Tak peduli siapa yang mengajak siapa terlebih dahulu Kita berdua pun saling berpelukan Sementara berguling-guling di tempat tidur, kita pun menjadi satu Bagaikan sepasang kucing yang nakal Malam ini suara kita akan meningkat

Seungwoo langsung mengubah posisi Seungyoun yang sebelumnya memunggunginya menjadi telentang, dan melanjutkan agenda menggagahi lubang Seungyoun sambil melahap lagi puting submisifnya. Seungyoun tersentak kembali merasakan bahwa penis prianya masuk sangat dalam, tangannya meraba tubuhnya sendiri dan merasakan ada yang timbul-tenggelam di perutnya, “kakkhh .. kontolnya nembus dalem-ahhh, mau hamil.. mau dibanjirin peju kakak.” Seungyoun basah oleh peluh dan nafsu, putus asa karena tumbukan nikmat. Seungwoo yang mendengar ucapan nikmat Seungyoun merespon dengan baik, performanya langsung ia naikkan, dan kembali mengadu dahi mereka berdua. “Iya, nanti kakak hamilin, nanti pejunya kakak keluarin di dalem semua sampe becek, ya, adek suka kan?.. lonte kesayangan kakak suka kan dientot sampe banjir peju?” Seungwoo berbisik pelan di depan wajah Seungyoun yang memerah.

Precum semakin membasahi perut Seungyoun, bola matanya terus berputar ke atas saat merasakan titik nikmatnya bertemu dengan ujung penis yang sibuk membawa enak padanya, tangannya terus saja memainkan puting dan penisnya sendiri, sambil bibirnya terus mendesah tidak koheren.

“Kak, a-ayo kak, aku mau-.. mau ngecrot, ahh, ayo kakkk, mau peju..” sang submisif nampaknya sudah berada menuju klimaks, tentu saja Seungwoo tidak menyia-nyiakan momen ini, ia rengkuh tubuh kekasihnya sambil terus membisiki dengan kasih sayang, tak henti pula penisnya menghabisi lubang Seungyoun.

“Tahan sebentar ya sayang, nanti ngecrot sama kakak yahh .. bisa ya tahan sebentarhh, u-ughhh jangan diketatin memeknya.” Penis Seungwoo sudah terasa menggembung di dalam lubang sempit Seungyoun. Persenggamaan mereka berdua benar-benar terlihat indah disinari dengan sinar mentari pagi yang menerobos di sela-sela jendela kamar Seungyoun.

“Kakk udah kakk aku ngecrot kakk ud-aahhhh...” tubuh Seungyoun menegang karena puncak nikmat, spermanya menembak mengenai dada mereka berdua, dan kabut putih seakan menyelimuti pikiran Seungyoun, membuatnya merasa terbang.

Seungwoo yang sedang asyik menyetubuhi lubang dan menyusupkan wajahnya di selangka sang kekasih tidak lama kemudian ikut mencapai puncaknya, geraman rendahnya terdengar sangat keras di telinga Seungyoun, spermanya keluar banyak sekali di dalam, dan ia masih belum berhenti menggejot pinggangnya hingga terlihat cairan putih kental —seperti krim— menyelimuti penisnya dan lubang Seungyoun.

Lelah setelah senggama yang mendera membuat mereka berdua lemas di atas ranjang, Seungwoo melihat kesayangannya tampak cantik dengan rambut lepek karena keringat, dan jejak liur yang ada di sudut bibir, langsung saja Seungwoo kecup Seungyoun yang baru saja usai menikmati euforia klimaks.

“Kak ...... capek, tapi enak banget.” Seungyoun menggunakan tangan Seungwoo untuk mengumpulkan spermanya yang tercecer di tubuh mereka lalu menjilatinya sampai habis dan membaginya berdua dalam lumatan pelan. Seungwoo yang hendak mengganti posisi tidur mereka seketika ditahan oleh kaki Seungyoun, “jangan dicabut kak.. anget, adek suka, biarin aja didalem biar adek hamil.” Seungyoun tidak bersungguh-sungguh saat mengatakan ia ingin hamil karena memang tidak bisa tetapi Seungyoun suka dengan sensasi hangat dan basah di dalam tubuhnya.

“Nanti jadi kan kita datenya?” Seungwoo bermain dengan jari mungil Seungyoun, menyalurkan rasa sayang yang memenuhi hatinya saat ini.

“Engga usah deh kak, di rumah aja kita.. abisin coklat dari kakak tuh banyak banget.” Seungyoun menyamankan posisinya di pelukan Seungwoo. “Abis ini bantuin bersih-bersih dulu deh kak, kasian sprei aku kena coklat gini, terus beberapa coklatnya aku mau kasih ke anak unit sebelah aja deh, gapapa kan?”

Seungwoo beruntung bisa bersama Seungyounnya yang berbudi baik, ia harus berterima kasih ke orang tua Seungyoun karena telah melahirkan makhluk baik untuknya.

“Gapapa, anggap aja kita ngerayain valentine bareng.” Tatapan teduh Seungwoo selalu saja bisa menimbulkan senyum di wajah Seungyoun.

“i wanna ask this at valentine, do you love me, kak?” terdengar pertanyaan yang seharusnya Seungyoun sendiri tahu apa jawabnya.

“Oh, i'm sure..” jawaban yang terdengar tidak relevan tapi itu yang mewakili hati Seungwoo

Seungwoo yang selalu yakin, yakin untuk mencintai Seungyoun, yakin menghabiskan waktu dengan Seungyoun, yakin karena itu adalah Seungyoun.

Fin

Page 2

“Tumben sih bikin status whasup”

Ibu jari Byungchan refleks menyentuh lingkaran berwarna coklat pastel bertuliskan nama “Mas Woo (dengan sebuah emotikon hati)” mengabaikan lingkaran-lingkaran lain diatasnya, tentunya dengan ribuan bahagia dan penasaran (oke, mari kita sebut Byungchan seorang bucin), karena realitanya, Seungwoo memang sangat jarang sekali mengunggah status di aplikasi dengan ikon telepon hijau itu, kalaupun ada yang diunggah, pasti hanya tentang perkuliahannya dan satu-dua lagu yang sedang ia dengarkan, ini juga dalam sebulan tidak habis sepuluh jari, kontras dengan status whasup Byungchan yang bagai semut putih berjejeran.

“Eh eh eh kok gemes, coba ah”

Lingkaran tersebut kini menampilkan tulisan “7 TANTANGAN KEJUJURAN TENTANG SEUNGWOO” disertai tautan menuju sebuah situs sederhana yang Byungchan sendiri baru tahu keberadaannya.

“Oh jadi ini cuma jawab pertanyaan doang, oke, lumayan daripada gabut kan” dengan santainya Byungchan klik tombol “TERIMA TANTANGAN” tanpa ekspektasi yang aneh-aneh.

Permulaan. “Tolong ketik namamu”

Byungchan tidak mau terlalu obvious, jadi ia random memasukkan ‘anjir’ sebagai namanya

Pertanyaan pertama. “Siapa nama Seungwoo di kontakmu?”

Matanya terbelalak, baru pertanyaan pertama sudah membuatnya terkejut, namun, ibu jarinya tak berhenti mengetikkan jawaban.

Jawaban “Mas Woo (yang tak lupa ikut serta sebutir emotikon hati)” yang seharusnya sudah siap kirim dan Byungchan seharusnya sudah menuju pertanyaan kedua kini ia hapus lagi, entah terlalu malu atau memang ingin tidak terlalu kentara kalau ini jawaban Byungchan, akhirnya frasa ‘kok kepo’ ia gunakan jadi kunci menuju pertanyaan selanjutnya.

Pertanyaan kedua “Berikan nama panggilan untuk Seungwoo!”

“wow… makin ngadi-ngadi aja nih, tapi kok gemes” Byungchan terkikik tapi kepalanya berpikir apa yang harus ia kirimkan hingga pilihannya jatuh ke panggilan ‘Bebeb’ yang biasa ia gunakan untuk memanggil semua sahabat di lingkaran pergaulannya.

Pertanyaan ketiga “Warna apa yang paling cocok untuk Seungwoo?”

Biru, Seungwoo itu biru, tenang bagai birunya laut, cerah layaknya birunya langit tengah hari, menggembirakan seperti birunya pecahan uang limapuluhribu, tetapi juga bisa random dan absurd mirip-mirip lampu neon biru di panggung orkes dangdut.

Pertanyaan keempat. “Hubungan macam apa yang kamu inginkan dengan Seungwoo?”

“UHUKK ANJING … YANG BIKIN KUIS GAADA AKHLAK APA GIMANA SIH,” kalau saja yang digenggam Byungchan bukan ponsel satu-satunya, sudah pasti akan basah dan lengket oleh susu rasa stroberi yang membuatnya tersedak saat membaca pertanyaan tersebut.

Byungchan menginginkan titel lebih dari “sahabat” yang selama ini ia sandang bersama Seungwoo, ia sudah lelah sebenarnya dengan perasaan yang ia timbun selama ini, mungkin sejak dua atau tiga tahun lalu.

Tapi Byungchan tahu, itu adalah sebuah ketidakmungkinan yang dengan bodohnya selalu ia harapkan, Byungchan bosan mengunggah meme di status whasupnya yang sebetulnya berisi kode dan ungkapan perasaan, sialnya juga, Seungwoo lah yang selalu jadi penonton pertama status whasupnya, dan yang membuat Byungchan lebih merasa sial lagi ialah bisa-bisanya Seungwoo tidak peka akan hal tersebut.

Berbicara tentang tidak peka akan kode Byungchan, memang bukan salah Seungwoo. Seungwoo itu ‘lurus’ dan Byungchan mengerti bahwa dunia saat ini masih belum sepenuhnya menerima identitas seperti Byungchan. Ia juga merasa sedikit lebih tertekan saat ia sadar bahwa sahabatnya juga belum bisa menerima “diri” Byungchan. Jadi yang Byungchan lakukan selama ini hanyalah bertingkah sebagai seorang supportive bestfriend, mengesampingkan semua perasaannya agar sahabatnya merasa senang dan nyaman berkawan dengannya.

Tanpa sadar bibir bawah Byungchan sudah terlalu lama ia gigit sendiri, air matanya juga mulai menggenang kala mengingat sungguh malang alur hidup perasaannya. Sedetik kemudian, Byungchan kembali tertawa dan ibu jarinya menari di atas layar ponselnya, menuliskan jawaban paling jenaka yang terlintas di kepalanya, ia tidak mau semakin dalam memikirkan lara, biarlah Byungchan tertawa atas kebodohannya. Jawaban “Mas nya minta apa loh?” dengan imbuhan kalimat tawa “wkwkwkwkwk” yang cukup panjang membawa Byungchan melangkah lebih jauh.

Pertanyaan kelima. “Tuliskan yang kamu sukai dari Seungwoo”

Byungchan ingin menjerit “Aku suka semuanya”, dan memang ia suka semua yang ada pada sosok Seungwoo. Paras, senyum, wajah serius Seungwoo saat kencan dengan laptop pribadinya ditemani puluhan tugas kuliah dan script coding yang Byungchan sendiri tak paham maksudnya, bahu lebar Seungwoo yang selalu ia jadikan sandaran ketika lelah dengan hari-harinya, dan Byungchan juga suka dan ingin mendamba pada satu hal yang Seungwoo punya, yang selalu ia perhatikan kala Seungwoo hanya menggunakan celana tipis dan pendek kala waktu luang mereka berdua.

Kesimpulannya, Byungchan bucin Seungwoo seluruhnya.

Namun, Byungchan pengecut untuk menuliskan itu semua, ia hanya mengulang kembali jawaban dari pertanyaan pertama agar kuis sialan ini segera berakhir semuanya.

Pertanyaan keenam. “Tuliskan yang tidak kamu sukai dari Seungwoo”

“B Aja” adalah kalimat yang dibuat oleh ibu jari Byungchan karena ia memang tak tahu apa yang ia benci dari sosok Seungwoo, ia hanya benci mengapa perasaannya tidak diketahui dan tidak terbalas, itu saja.

Pertanyaan terakhir. “Berikan satu lagu untuk Seungwoo!”

Terputar di otaknya, bait demi bait “Hopeless Love” yang dinyanyikan solois favorit Byungchan, Jamie Park, hanya saja ia sedang enggan memikirkan perasaannya yang mustahil terwujud, jadi ia kembali menjadi badut random untuk menyelesaikan pertanyaan terakhir ini. Sesaat setelah berkali mencari jawaban, kuis tersebut diakhiri dengan jawaban paling jenaka yang ia buat. Mungkin Seungwoo akan tertawa kala melihat jawaban “Twice – Cendol dawet” tersesat disana.

“Kelar juga kuis sialan ini, capek dah gue ngebadutin diri sendiri, capek njing, capek!” Byungchan mengeluh sambil membanting diri ke atas ranjang, ia sudah muak merasakan sesak, sekali lagi, Byungchan muak atas kata “Sahabat”

“Tolong untuk kekuatan alam semesta, tolong dengan sangat, hilangkan perlahan perasaan ini.” Sejujurnya ia tak sungguh-sungguh berharap doanya terkabul, Byungchan masih ingin menyayangi Seungwoo, walaupun ia sangat paham, rasa sayangnya tidak akan dibalas dengan cara yang sama.

Bersamaan dengan mata kelamnya yang mulai terpejam, sebuah notifikasi whasup masuk ke ponselnya, hal yang mengejutkan bahwa pesan yang masuk adalah dari Seungwoo, berisi hal yang lebih tidak Byungchan sangka sebelumnya.

“Chan, ini pasti lo yang jawab kan?” begitulah yang tertulis di pesan tersebut bersamaan dengan diterimanya sebuah screenshot berisi jawaban yang tadi Byungchan kirimkan.

Belum sempat Byungchan membalas, lagi-lagi pesan dari Seungwoo masuk ke ponselnya.

“Gue tau ini cuma game, tapi typing lo gabisa bohong, gue paham lo nyembunyiin sesuatu, would u tell me what bothers you, my bro?”

Ah sialan, haruskah Byungchan berbohong kembali atau memang sudah saatnya Seungwoo tahu?, biarlah kejujuran hanya tersemat di judul kuisnya saja, ia belum siap jika terlalu jujur kepada sahabatnya.

FIN

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA