Untuk membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat teknik apa yang paling sesuai untuk digunakan?

Proses dan cara membuat keramik membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Keramik dibentuk dari bahan baku sehingga menjadi material unggulan untuk melapisi dinding dan lantai rumah. Tidak hanya itu, keramik juga dihias sedemikian rupa supaya tampilannya lebih cantik.

Tampilan keramik yang indah dan struktur yang kuat membuat material ini menjadi favorit banyak orang. Selain itu, kelebihan keramik juga menjadi pertimbangan utama dalam memilih material pelapis bangunan. Ketika melihat galeri keramik di toko bangunan, mereka pun penasaran dengan proses pembuatannya. Klopmart akan menjelaskan seluk-beluk pembuatan keramik selengkapnya di artikel ini sebagai informasi Anda.

Apa itu Keramik?

Sebelum mengetahui proses pembuatannya, ada baiknya Anda mengenal salah satu jenis kerajinan tangan ini. Keramik adalah material bangunan yang berasal dari tanah liat dan melalui proses pembakaran dalam suhu tertentu. Selain tanah liat, keramik juga terbuat dari batu, tembikar, dan gerabah. 

Salah satu hasil akhir kerajinan keramik yang sering digunakan adalah ubin. Ubin yang digunakan untuk melapisi dinding atau lantai terdiri dari enam jenis keramik, yakni keramik berlapis glasir, keramik tanpa lapisan glasir, keramik matte, cutting edge, licin, dan tekstur kasar. Ada juga hasil kerajinan keramik lainnya yang bisa menjadi barang dekorasi rumah Anda, seperti vas bunga, pot, peralatan makan, dan lain-lain.

Baca juga: 12 Ciri-Ciri Keramik yang Berkualitas Serta Cara Memilihnya

7 Cara Membuat Keramik dari Awal Hingga Jadi

Pembuatan keramik harus melewati beberapa tahap, mulai dari pengolahan bahan, pembakaran tanah liat, hingga proses menambahkan dekorasi di permukaannya. Apa saja tahap-tahap yang harus dilalui dalam pembuatan keramik? Ikuti prosesnya di bawah ini.

1. Persiapan Bahan Keramik

Sebelum proses pembuatan keramik, Anda harus menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Bahannya hanya berupa tanah liat (kaolin) dan air, sedangkan peralatannya terdiri dari saringan, mixer pengaduk tanah, filter (saringan), wadah penyimpanan keramik, dan tungku pembakaran. Semua alat dan bahan tersebut harus dalam keadaan siap pakai.

2. Pengolahan Bahan

Proses pengolahan ini dimulai dengan mencampur tanah liat dan air supaya lebih mudah dibentuk. Selain itu, pencampuran bahan ini berguna agar tidak ada debu yang beterbangan. Setelah tanah liat dan air diaduk sampai tercampur sempurna, bahan-bahan tersebut disaring dalam kondisi basah. Berikutnya, tanah liat dijemur selama satu sampai dua minggu dan disimpan dalam plastik supaya terlindung dari paparan cahaya matahari.

Baca juga: 9 Jenis Keramik yang Paling Sering Dipakai pada Bangunan

3. Pembentukan Keramik

Anda bisa mulai membentuk keramik sesuai keinginan setelah menyelesaikan langkah pertama. Langkah ini dilakukan sesuai hasil akhir keramik yang diinginkan. Para perajin keramik biasanya memiliki gambaran kasar hasil akhir kerajinan tangan sebelum memulai proses pembentukannya. Jika ingin membuat keramik lantai, contohnya, mereka akan membentuk tanah liat menjadi persegi atau segi enam sesuai bentuk yang diinginkan.

Ada tiga teknik pembuatan keramik yang populer, yaitu:

  • Handbuilding: pembentukan keramik menggunakan tangan.
  • Throwing: pembentukan keramik dengan teknik putar di atas mesin.
  • Casting: pembentukan keramik menggunakan cetakan dan dianggap sebagai teknik termudah.

4. Pengeringan Keramik

Keramik yang sudah dibentuk harus dikeringkan dahulu agar kandungan air di dalamnya hilang. Ada tiga tahap dalam proses pengeringan keramik, yaitu penguapan air, penghilangan air dari pori-pori, dan penghilangan air yang diserap dalam keramiknya. Tahap ini dilakukan dengan cara diangin-anginkan di ruang terbuka selama beberapa waktu. Makin lama proses pengeringannya, risiko keretakan keramik pun berkurang.

5. Pembakaran Keramik Tahap Pertama

Proses pembakaran keramik sejatinya dilakukan dua kali. Pembakaran merupakan proses penting supaya tekstur keramik yang awalnya lembek berubah menjadi padat dan keras sehingga siap digunakan.

Pada pembakaran tahap pertama, keramik yang sudah kering sempurna dimasukkan ke tungku pembakaran. Tungku pembakaran disetel dalam suhu tinggi, yaitu 700°C sampai 1.000°C, kemudian keramik dibakar selama 9 jam. Setelah selesai, keramik harus dibiarkan sementara sampai suhu tungku mencapai 0°C. Untuk mencapai suhu tersebut, tungku harus didiamkan selama dua hari dan dua malam.

Keramik tidak boleh langsung dikeluarkan agar tidak terjadi thermal shock, yaitu perubahan suhu secara drastis dari suhu tungku ke suhu ruangan (sekitar 30°C). Jika langsung diambil, keramik akan pecah dan tungku pembakaran pun bisa rusak.

Baca juga: 5 Tips Memilih Keramik Tangga yang Aman dan Menarik

6. Penambahan Dekorasi pada Keramik

Setelah keramik sudah aman dikeluarkan dari tungku, barulah Anda bisa menambahkan dekorasi pada permukaannya. Proses dekorasi ini biasanya menggunakan ampelas. Keramik diberi hiasan dan diwarnai hingga menghasilkan tampilan dekoratif nan cantik di permukaannya.

Keramik, khususnya ubin, terkadang dihaluskan pula menggunakan cairan glasir, meskipun tidak wajib. Fungsinya tidak hanya membuat permukaan keramik jadi lebih indah. Glasir pun membuat keramik lebih tahan air sehingga aman digunakan untuk melapisi lantai. Teknik penambahan cairan glasir bermacam-macam, seperti dituang, disemprotkan, dicelupkan, atau dioleskan.

7. Pembakaran Keramik Tahap Akhir

Proses ini dilakukan supaya keramik lebih kuat dan tidak mudah retak. Inilah rahasia kekuatan ubin lantai, meskipun harus menerima banyak tekanan di atasnya, seperti furniture atau pijakan kaki. Pada langkah ini, keramik dibakar pada suhu 1.220°C selama 10 jam. Setelahnya, keramik siap dikemas untuk dipasarkan, dipasang sebagai ubin lantai atau dinding, atau digunakan sebagai barang dekorasi.

Jika disimpulkan, proses pembuatan keramik memakan waktu yang cukup lama bahkan berhari-hari. Prosesnya tentu tidak mengkhianati hasil, terlihat dari indahnya desain keramik serta sifatnya yang tahan lama dan tidak mudah retak. 

Anda harus memberikan usaha terbaik dalam proses pemasangan keramik agar keunggulannya tidak sia-sia. Salah satunya adalah menggunakan Drymix Tile Grout Sanitized, yaitu semen siap pakai untuk mengisi nat keramiknya. Semen ini bisa menjaga nat keramik lebih terlindungi dalam jangka panjang. Lengkapi kebutuhan pemasangan keramik di rumah Anda dengan mendapatkan IM Grout hanya di Klopmart.

Itulah proses pembuatan keramik yang cukup menarik untuk diperhatikan. Cara membuat keramik di atas juga bisa diterapkan apabila Anda tertarik membuat barang dekorasi rumah sendiri.

Sumber artikel:

  • https://kumparan.com/berita-hari-ini/proses-pembuatan-keramik-dan-teknik-pembentukannya-1wBmjhbJBe7/full 
  • https://www.pinhome.id/blog/cara-membuat-keramik/

Cek harga klik disini

Ilustrasi proses pembuatan keramik. Sumber: Freepik.com

Keramik adalah salah satu kerajinan tangan yang menggunakan tanah liat sebagai bahannya. Prosesnya melalui pembakaran dengan suhu minimal 700 derajat celsius. Hasil kerajinan keramik biasa dijadikan sebagai hiasan seperti vas bunga, hiasan lampu, guci, pot bunga, piring hias, dan mug.

Cara membuat keramik membutuhkan waktu yang cukup lama. Dibutuhkan kesabaran agar keramik yang dihasilkan memuaskan dan sesuai dengan yang diharapkan. Kurangnya rasa sabar justru akan membuat hasil kerajinan keramik tidak sesuai harapan.

Amir Khosim dalam buku Geografi kelas X menjelaskan soal bagaimana proses pembuatan keramik. Ada 6 tahapan pembuatan keramik yang harus dilewati, yaitu:

Tanah liat yang masih berupa bubuk harus diolah terlebih dahulu dengan cara disaring dalam kondisi basah. Maksudnya, ketika akan disaring, tanah dicampur dengan air agar debunya tidak beterbangan sekaligus membuat tanah liat lebih mudah dibentuk.

Kemudian, tanah dijemur selama satu sampai dua minggu hingga menjadi semakin liat. Agar tetap lembap dan liat saat dipakai, tanah harus disimpan di dalam plastik yang terlindung dari cahaya.

Langkah selanjutnya adalah pembentukan tanah liat sesuai dengan kreativitas masing-masing. Dikutip dari buku Pend Seni Rupa SMP 1 (K-04) oleh Dedi Nurhadiat, ada empat teknik yang digunakan dalam pembentukan tanah liat, yaitu teknik lintingan, pijitan, butsir, dan putar.

Teknik lintingan adalah teknik yang digunakan dengan cara menyusun lintingan-lintingan kecil. Teknik pijitan adalah teknik yang digunakan dengan cara menyusun keratan lempengan bahan sesuai dengan rencana pembuat.

Teknik butsir adalah cara mengurangi sedikit-demi sedikit bahan menggunakan sudip hingga bahan terbentuk. Sedangkan teknik putar adalah teknik membuat keramik dengan menggunakan alat bernama kickwell/handwell. Teknik yang paling sering digunakan oleh para pengrajin keramik adalah teknik putar.

Ilustrasi proses pembuatan keramik. Sumber: Freepik.com

Setelah dibentuk, keramik dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Jika keramik dirasa sudah kering, proses bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya.

4. Pembakaran tahap pertama

Keramik akan dibakar hingga dua kali. Pada tahap pertama, keramik dibakar selama 9 jam pada suhu 900 derajat celsius. Setelah sampai pada suhu dan waktu tersebut, keramik tidak boleh langsung diambil. Sebab, keramik akan mengalami thermal shock (perubahan suhu yang drastis) dari oven yang panas menuju suhu ruangan.

Jika langsung dikeluarkan, keramik kemungkinan besar akan pecah dan oven bisa rusak. Oleh karena itu, keramik bisa didiamkan terlebih dahulu hingga oven mencapai suhu 0 derajat. Biasanya, untuk mencapai suhu tersebut, waktu yang dibutuhkan mencapai dua hari dua malam.

Pada tahap finishing, keramik bisa dihaluskan dan diwarnai sesuka hati. Alat yang digunakan untuk menghaluskan biasanya adalah ampelas.

Setelah keramik jadi sesuai dengan bentuk yang diinginkan, keramik dibakar kembali untuk membuatnya lebih kuat. Pembakaran kedua ini dilakukan pada suhu 1.220 derajat celsius selama 10 jam.

Setelah pembakaran kedua, keramik sudah siap untuk dijual, dijadikan hiasan, atau digunakan untuk kegiatan sehari-hari.