Tuliskan salah satu Contoh dampak negatif interaksi antar desa dan kota dalam bidang budaya

Kota dan Desa sama-sama merupakan suatu wilayah penghidupan bagi manusia di atasnya. Kota identik dengan kehidupan yang glamor, keras, individual dan rumit. 

Sementara desa terkenal dengan kehidupan yang tenteram, alami, kekeluargaan dan nyaman. Semua kota secara umum pada awalnya berkembang dari pedesaan yang tumbuh dari waktu ke waktu. 

Saat ini desa dan kota merupakan dua bagian sistem kehidupan yang saling berinteraksi satu sama lain. Desa saat ini bertugas sebagai hinterland atau daerah penyokong kota. Beberapa kebutuhan kota dipasok dari desa terutama bahan kebutuhan pangan. 


Interaksi desa dan kota saat ini semakin intens sehingga menghasilkan dampak bagi kedua belah pihak. Berikut ini dampak interaksi desa dan kota di Indonesia.

Desa kini berkembang menjadi daerah wisata

Dampak Positif

Dampak positif interaksi desa dan kota bagi kota adalah Kota akan menerima pasokan pekerja kelas menengah bawah dari desa untuk sektor industri, Bahan pangan tersedia mulai dari beras, sayuran, buah-buahan, Pertumbuhan kota semakin pesat karena banyaknya pembangunan dan Pendapatan daerah meningkat karena banyaknya penduduk yang hijrah ke kota.

Sementara itu dampak positif bagi desa adalah Pendapatan masyarakat desa relatif meningkat, Tingkat pendidikan, kesehatan masyarakat desa mulai membaik, Pola pikir mulai rasional seiring masuknya informasi dan teknologi, Fasilitas jalan mulai banyak dibangun, Banyak sektor wisata alam mulai dibangun di desa untuk memenuhi kebutuhan wisata masyarakat kota.

Dampak Negatif

Dampak negatif interaksi desa kota bagi kota adalah Banyak muncul slum area atau pemukiman kumuh di penggiran kota, Kota semakin padat dan menimbulkan kemacetan, Polusi meningkat, Volume sampah meningkat dan merusak lingkungan dan Kriminalitas meningkat.

Sementara itu dampak negatif bagi desa adalah Desa semakin kekurangan tenaga produktif, Arus modernisasi merusak tata kehidupan tradisional masyarakat desa, Lahan pertanian semakin berkurang karena ekspansi bisnis penduduk kota dan Pencemaran mulai banyak berkembang di desa.

Gambar: visitingjogja.com

Seiring perkembangan zaman, interaksi desa dan kota menjadi hal biasa yang tidak bisa terlepas dari kehidupan masyarakat dunia. Tingginya permintaan dan penawaran antar masyarakat menjadi salah satu faktor pendorong interaksi desa dan kota. Fenomena ini muncul seiring dengan keterkaitan desa dan kota dari berbagai hal, antara lain arus orang, barang dan jasa.

Sebelum lebih jauh membahas tentang faktor pendorong interaksi desa dan kota, ada baiknya kita pahami dulu pengertian interaksi ya Pahamifren. Nah, menurut KBBI, pengertian interaksi adalah saling melakukan aksi, berhubungan, dan mempengaruhi.

Menurut pakar Geografi Indonesia, Bintarto, interaksi merupakan kontak atau hubungan antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala atau masalah baru. Masalah baru ini juga ditemukan pada pola interaksi desa dan kota.

Saat ini desa dan kota menjadi bagian sistem kehidupan yang saling berhubungan satu sama lain. Contohnya kita amati misalnya pada kasus ini: Ada sebuah desa dengan sarana dan prasarana yang buruk, segala aktivitas terbatas, sehingga berpengaruh pada produktivitas masyarakat.

Sementara masyarakat desa sering mendengar kabar bahwa kota besar memiliki  sarana dan prasarana yang baik untuk mencari peruntungan. Kota juga dianggap sebagai tanah impian yang menyajikan peluang dan kesempatan untuk hidup yang lebih baik.

Persepsi ini kemudian tumbuh di masyarakat, yang pada akhirnya kota dianggap memiliki daya tarik ekonomi yang tinggi, sehingga menimbulkan gejala urbanisasi, atau perpindahan penduduk dari desa ke kota.

Contoh kasus lainnya adalah gejala ruralisasi. Fenomena perpindahan penduduk dari kota ke desa ini semakin sering terjadi belakangan ini. Penyebab utamanya adalah rasa jenuh masyarakat perkotaan terhadap kondisi kota yang semakin tidak layak huni.

Polusi udara, kemacetan, pencemaran lingkungan hingga kriminalitas yang tinggi menjadi salah satu hal ruralisasi. Harga lahan perkotaan yang mahal juga turut mendorong keinginan masyarakat kota untuk kembali tinggal di desa.

Dampak Interaksi Penduduk Desa dan Kota

Dari fenomena di atas, kamu tentu sudah menebak jika interaksi yang terjadi antara desa dan kota akan menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif. Berikut merupakan dampak yang umum terjadi:

Dampak Positif Interaksi Desa Kota

  • Terjadinya urbanisasi membuat kota menerima pasokan tenaga kerja dari desa.
  • Tersedianya pasokan bahan pangan yang memadai seperti beras, sayuran, buah-buahan hingga hewan ternak dari desa ke kota.
  • Meningkatnya pendapatan daerah akibat banyaknya penduduk yang pindah ke kota.
  • Terjadinya ruralisasi penduduk kota yang memberikan lapangan pekerjaan di desa.
  • Tingkat pendidikan kesehatan masyarakat desa mulai membaik karena adanya ruralisasi.
  • Terjadi peningkatan ekonomi desa dari transaksi jual beli dengan penduduk kota.
  • Pembangunan desa yang semakin maju karena dihuni penduduk kota.
  • Adaptasi teknologi dan informasi yang semakin berkembang di desa.

Dampak Negatif Interaksi Desa Kota

Selain dampak positif terdapat beberapa dampak negatif diantaranya:

  • Banyaknya pemukiman kumuh di pinggiran kota karena urbanisasi yang terlalu tinggi.
  • Lahan semakin sempit dan kemacetan tidak terhindarkan.
  • Polusi udara semakin meningkat.
  • Potensi kriminalitas semakin tinggi.
  • Minimnya tenaga produktif di desa akibat urbanisasi.
  • Modernisasi yang terlalu bebas merusak tatanan kehidupan tradisional masyarakat desa.
  • Berkurangnya lahan produktif yang dialihfungsikan menjadi lahan pemukiman penduduk kota.

Selain berbagai dampak tersebut, interaasi juga terjadi karena perpindahan barang dan jasa hingga perpindahan informasi. Pembangunan akses jalan tol juga semakin memudahkan perpindahan barang dan jasa dari desa ke kota.

Nah itulah beberapa faktor interaksi desa dan kota beserta dampaknya yang harus kamu ketahui. Buat kamu yang ingin mendapatkan metode belajar online yang efektif, kamu bisa mengunduh aplikasi belajar online Pahamify.

Dengan materi lengkap, video pembelajaran yang mudah dipahami dan pengajar profesional, Pahamify menjadi solusi buat kamu yang ingin belajar online dengan cara yang tidak membosankan. Yuk, cari tahu tentang paket Pahamify di sini.

Penulis: Alya Rizkia Zahra

tirto.id - Interaksi desa dengan kota terjadi karena adanya faktor pendorong dan penarik yang memicu hubungan timbal-balik di antara kedua jenis wilayah tersebut. Berbagai dampak interaksi desa-kota pun bisa timbul dalam bentuk positif maupun negatif.

Dalam kajian geografi, desa dan kota dianggap sebagai wilayah berbeda karena keduanya mempunyai karakter yang berlainan. Perbedaan desa dan kota terlihat dari segi fisiografis, sosial, ekonomi, hingga budaya.

Secara umum, masyarakat di desa lebih homogen dan komunal dibanding komunitas kota, dengan perekonomian cenderung dipengaruhi kondisi geografis wilayahnya. Banyak wilayah desa di Indonesia, misalnya, menjadi tempat bermukim masyarakat agraris sebab tersedia lahan pertanian yang memadai.

Sebaliknya, wilayah kota dihuni penduduk yang heterogen, dengan mobilitas tinggi dan sektor perekonomian yang bertumpu pada industri, perdagangan, serta jasa. Kota pun sering kali lebih padat penduduk, dengan masalah dan lembaga sosial lebih kompleks, jika dibandingkan dengan desa.

Perbedaan ini mendorong interaksi antara desa dengan kota, terutama karena potensi dan kebutuhan masyarakat di kedua wilayah tidak sama. Di sisi lain, desa dan kota saling terkait dan membutuhkan.

Pemahaman ini sejalan dengan pengertian interaksi wilayah dalam studi geografi, yakni hubungan timbal balik di antara 2 kawasan atau lebih yang saling memengaruhi, serta bisa menimbulkan dampak positif ataupun negatif, berupa kemunculan gejala, kenampakan, dan permasalahan baru. Bentuk hubungan timbal balik dalam interaksi wilayah bisa perpindahan (pergerakan) barang, gagasan atau informasi, dan manusia.

Baca juga: Pengaruh Interaksi Ruang Antar Negara di Berbagai Bidang

Kajian interaksi desa dan kota dalam studi geografi merupakan bentuk implementasi pendekatan wilayah dalam disiplin ilmu ini. Mengutip ulasan berjudul "Geografi Desa dan Pengertian Desa" karya Dilahur dalam Jurnal Forum Geografi (No. 14-15, Th. VII, 1994), pendekatan wilayah dalam geografi didasari oleh konsep areal differentiation. Konsep tersebut memuat teori bahwa interaksi antar-wilayah selalu berkembang saat ada perbedaan karakteristik antara satu kawasan dengan kawasan lainnya.

Perkembangan teori interaksi ruang (interaksi antarwilayah) berutang pada kajian Edward Ullman yang dirilis pada dekade 1940 dan 50-an, tentang ketergantungan antar-kota. Andrew J. Krmenec dan Adrian Esparza, melalui satu artikel dalam Jurnal Geographical Analysis (Vol. 25, No. 4, 1993) mencatat, sumbangan Ullman adalah identifikasi 3 faktor yang memengaruhi interaksi wilayah, yakni complementarity, transferability, dan intervening opportunity.

Faktor complementary merujuk pada hubungan antar-wilayah yang saling melengkapi karena terdapat perbedaan ketersediaan dan kualitas sumber daya alam maupun manusia. Saat ada daerah pemasok yang mengalami surplus barang, sementara area lain yang kekurangan menjadi penerima suplai, interaksi antar-wilayah terjadi.

Berikutnya, faktor transferability, yakni kemudahan proses perpindahan barang, manusia, dan informasi, dari satu wilayah pemasok ke wilayah lain yang membutuhkan. Proses ini dipengaruhi oleh jarak dan biaya maupun sarana transportasi. Dengan demikian, interaksi wilayah tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan akan hubungan saling melengkapi, tetapi juga ketersediaan sarana dan terjangkauanya biaya untuk proses perpindahan sumber daya.

Adapun faktor intervening opportunity adalah peluang intervensi dari pihak ketiga. Maksudnya, selama tidak ada alternatif untuk mengatasi kebutuhan 2 wilayah yang menjalin hubungan timbal balik, interaksi akan berlangsung. Contohnya, interaksi antara 2 wilayah yang cukup jauh jaraknya bisa berhenti ketika ada suplai barang dari daerah yang lebih dekat. Kemunculan alternatif suplai barang itu merupakan salah satu contoh intervensi pihak ketiga.

Tiga faktor tersebut sekaligus menunjukkan bahwa interaksi ruang (interaksi wilayah) merupakan sebuah proses, dan karena itu tidak bersifat stagnan. Maka, interaksi desa dan kota pun merupakan proses yang dapat berubah dari masa ke masa.

Faktor Pendorong dan Penarik Interaksi Desa dan Kota

Faktor yang memicu terjadinya interaksi desa dengan kota terbagi menjadi 2 kategori, yakni faktor pendorong dan faktor penarik. Kategori faktor pendorong berkaitan dengan kondisi yang memicu perpindahan orang atau barang dari kota ke desa. Sebaliknya, faktor penarik berhubungan dengan situasi atau kondisi yang memicu pergerakan atau perpindahan penduduk/barang dari desa ke kota.

Perincian faktor pendorong dan penarik interaksi desa dan kota, sesuai penjelasan di Modul Geografi Kelas XII KD 3.2 dan 4.2 (2020) terbitan Kemdikbud, adalah sebagai berikut.

1. Faktor Pendorong Interaksi Desa dan Kota:

  • Polusi, kemacetan, kriminalitas, tidak adanya ruang terbuka hijau, sehingga penduduk tidak nyaman.
  • Lokasi tidak sesuai lagi untuk kegiatan industri, sehingga pindah ke pinggiran kota yang lalu lintasnya lebih lancar dan penduduknya belum padat.
  • Harga tanah mahal, pajak tinggi, dan jumlah penduduk semakin banyak.
  • Ketidakpuasan orang terhadap fungsi ruang, hingga permukiman sempit, padat, dan tidak sehat.
  • Fasilitas umum tidak memadai, tidak lengkap, dan cenderung membahayakan pengguna.

2. Faktor Penarik Interaksi Desa dan Kota:

  • Lokasi dekat dengan pusat kota yang dinilai lebih strategis bagi kegiatan industri
  • Terdapat kegiatan bisnis dengan kemudahan aksesibilitas
  • Ada fasilitas umum lebih memadai untuk olahraga, hiburan, seni budaya yang dapat dikunjungi penduduk
  • Orang merasa lebih bangga tinggal dekat pusat kegiatan perdagangan atau ekonomi.

Dampak Positif dan Negatif Interaksi Desa-Kota

Perkembangan dan pertumbuhan desa maupun kota yang pesat, perluasan jaringan jalan penghubung desa-kota, serta peningkatan kebutuhan masyarakat desa ataupun kota, mendorong interaksi wilayah lebih intensif. Namun, interaksi desa dengan kota, juga menimbulkan kenyataan, gejala, kenampakan, dan masalah baru dalam wujud tertentu.

Dampak interaksi antara kota dan desa itu bisa positif maupun negatif. Apa saja dampak positif dan negatif akibat interaksi desa dengan kota?

1. Dampak Positif Interaksi Desa-Kota (Bagi Desa):

  • Meningkatnya taraf Pendidikan
  • Informasi dan komunikasi lebih mudah diterima oleh masyarakat
  • Pembangunan infrastruktur di desa meningkat sehingga memudahkan aksesibilitas
  • Meningkatnya kesejahteraan penduduk desa akibat semakin meratanya pembangunan
  • Berkembangnya organisasi di desa yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk.

2. Dampak Positif Interaksi Desa-Kota (Bagi Kota):

  • Tercukupinya kebutuhan pangan bagi penduduk kota berkat suplai barang dari desa
  • Jumlah tenaga kerja di kota bertambah banyak dan melimpah berkat suplai orang dari desa
  • Produk-produk kota dapat dipasarkan di desa
  • Peluang untuk berwirausaha bagi warga kota semakin luas.

3. Dampak Negatif Interaksi Desa-Kota (Bagi Desa):

  • Modernisasi dari pengaruh kota dapat melunturkan orientasi petani sebagai mata pencaharian
  • Siaran televisi dapat memengaruhi sikap masyarakat desa untuk hidup konsumtif
  • Tenaga muda di desa lebih tertarik bekerja di kota daripada menjadi petani
  • Tata cara dan pola hidup masyarakat kota cenderung mengubah masyarakat desa
  • Pencemaran lingkungan, meningkatnya pengangguran, pembangunan tidak terkendali, berkurangnya bahan pangan, dan lainnya.

4. Dampak Negatif Interaksi Desa-Kota (Bagi Kota)

  • Penduduk desa yang datang ke kota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan (semisal kemiskinan)
  • Penduduk berpendapatan rendah semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup
  • Nilai lahan di kota mahal, warga yang tidak mampu terpaksa menggunakan lahan yang tidak layak huni
  • Terjadinya degradasi lingkungan karena pembangunan yang tidak terkendali.

Peran Desa dan Kota dalam Interaksi Wilayah

Perkembangan dan pertumbuhan suatu daerah berkaitan erat dengan interaksi dua wilayah atau lebih. Interaksi tersebut akan menimbulkan suatu tatanan baru yang dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, pemusatan pebanguan di wilayah perkotaan, juga jaringan transportasi.

Interaksi ini terjadi karena adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa dan kota. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi geografis dan cara pengelolaannya. Maka itu, kota dan desa memiliki peran berbeda dalam proses interaksi antara dua jenis wilayah itu.

1. Peran desa dalam interaksi wilayah desa-kota:

  • sebagai penghasil bahan baku untuk kegiatan di kota
  • sebagai penyedia tenaga kerja yang dibutuhkan di kota
  • menjadi destinasi tujuan pemasaran hasil produksi industri di kota
  • sebagai tempat tujuan untuk wisata yang dimanfaatkan oleh masyarakat kota.

2. Peran kota dalam interaksi wilayah desa-kota:

  • sebagai pusat pendidikan yang dibutuhkan masyarakat desa
  • sebagai pemasok barang-barang industri yang dibutuhkan di desa
  • sebagai pusat pemerintahan, berbagai kebijakan yang diambil dapat mempengaruhi pembangunan desa
  • sebagai pusat informasi dan perkembangan teknologi yang hasilnya dibutuhkan oleh desa.

Baca juga artikel terkait INTERAKSI WILAYAH atau tulisan menarik lainnya Addi M Idhom
(tirto.id - add/add)


Penulis: Addi M Idhom
Penyelia: Iswara N Raditya

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA