Tujuan pembangunan jangka panjang 1 pada masa Orde Baru

Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun adalah satuan perencanaan yang dibuat oleh pemerintah Orde Baru di Indonesia yang dilaksanakan selama 30 tahun masa jabatan Soeharto. Program ini menerapkan pembangunan terpusat untuk ekonomi makro yang ada di Indonesia. Perancangan program Repelita berada di bawah arahan Widjojo Nitisastro pada tahun 1967 saat ia menjabat sebagai kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang disempurnakan selama kurun waktu lebih kurang setahun. [1] Selain Nitisastro, program ini juga disusun bersama dengan tokoh teknokrat lain yang juga berasal dari lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yaitu Emil Salim, Ali Wardhana, J.B. Sumarlin, Saleh Afiff, Subroto dan Mohammad Sadli. [2]

Repelita I dimulai pada tanggal 1 April 1969 setelan pengesahan Rancangan Undang Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia tahun anggaran 1969/1970 pada tanggal 31 Maret 1969.[3]

  • Repelita I (1969–1974) bertujuan memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian.
  • Repelita II (1974–1979) bertujuan meningkatkan pembangunan di pulau-pulau selain Jawa, Bali dan Madura, di antaranya melalui transmigrasi.
  • Repelita III (1979–1984) menekankan bidang industri padat karya untuk meningkatkan ekspor.
  • Repelita IV (1984–1989) bertujuan menciptakan lapangan kerja baru dan industri.
  • Repelita V (1989–1994) menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan.
  • Repelita VI (1994–tidak selesai) bertujuan meningkatkan pembangunan iklim investasi asing dalam rangka menggenjot perekonomian dan industri nasional.
  • Pembangunan Lima Tahun
  1. ^ Ardanareswari, Indira (1 April 2020). "Repelita ala Orba: Pembangunanisme yang Mengandalkan Modal Asing". tirto.id. Diakses tanggal 16 November 2021. 
  2. ^ Rosario (23 September 2020). "Widjojo Nitisastro 'Mafia Berkeley' dan Repelita di Era Soeharto". Minews ID. Diakses tanggal 16 November 2021. 
  3. ^ Fitria, Dona (1 April 2020). "Repelita 1 April 1969". kebudayaan.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 16 November 2021. 

 

Artikel bertopik Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rencana_Pembangunan_Lima_Tahun&oldid=20991026"

Pemerintah orde baru cukup berhasil dalam membawa negara Indonesia keluar dari masalah ekonomi yang kacau balau sebagai hasil dari kondisi negara di zaman pemerintahan Presiden Soekarno. Peralihan kekuasaan dari zaman Soekarno ke zaman Orde Baru juga turut mempengaruhi kondisi negara yang tidak stabil dan mempengaruhi kondisi rakyat. Sebagai negara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, dan sesuai dengan tujuan orde baru untuk mengembalikan keduanya sebagai pedoman negara, maka pembangunan pada orde baru pun harus dilakukan dengan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pembangunan sangat perlu dilakukan untuk mencapai cita – cita masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang harus diperjuangkan. Pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya dalam sistem pemerintahan pada masa orde baru tidak mungkin dicapai tanpa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak akan dapat dicapai tanpa kondisi nasional yang stabil, sehat dan dinamis.

Asas Pembangunan Pada Masa Orde Baru

Asas – asas yang memberi corak serta karakter berdasarkan latar belakang orde baru, dan juga dalam pembangunan pada orde baru yaitu:

  • Asas manfaat
  • Asas usaha bersama
  • Asas demokrasi
  • Asas adil dan merata
  • Asas perikehidupan dalam keseimbangan
  • Asas kesadaran hukum
  • Asas kepercayaan diri

Pola Dasar Pembangunan Nasional

Ada beberapa modal dasar dalam pembangunan pada orde baru berupa pola dasar yang menjadi pokok perhatian pembangunan yaitu:

  • Kemerdekaan serta kedaulatan negara
  • Kedudukan geografis
  • Sumber – sumber kekayaan alam
  • Jumlah penduduk
  • Modal rohani dan mental
  • Modal budaya
  • Potensi efektif bangsa
  • Angkatan bersenjata

Juga perlu diperhatikan faktor – faktor dominan dalam menggerakkan modal dasar agar tercapai tujuan pembangunan pada masa orde baru seperti faktor demografi dan sosial budaya, faktor geografi, hidrografi, geologi dan topografi, klimatologi, flora, fauna, dan faktor kemungkinan pengembangan pembangunan. Ketahui juga mengenai peristiwa pada masa orde baru, ciri pokok orde baru dan makna orde baru.

Trilogi Pembangunan

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Presiden Soeharto dalam bukunya, untuk mencapai cita – cita masyarakat yang adil dan makmur sesuai dasar Pancasila harus diperjuangkan dengan landasan yang kuat yaitu Pancasila dan UUD 1945. Dan hal ini tidak mungkin dicapai hanya dengan pelaksanaan selama satu periode Pelita saja. Adanya Rencana Pembangunan Jangka Panjang atau RPJP selama 25 tahun kemudian dibagi menjadi Rencana Pembangunan Lima Tahun atau Repelita. Pelita berlangsung mulai tahap I hingga tahap ke VI sebagai program pembangunan pada orde baru jangka panjang.

Pada periode Pelita III yang dilaksanakan mulai 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984, program pembangunan ditekankan melalui konsep Trilogi Pembangunan. Trilogi pembangunan merupakan rencana pembangunan nasional yang dirancang oleh pemerintah pada masa orde baru sebagai landasan untuk menentukan kebijakan politik, ekonomi dan sosial dalam melaksanakan pembangunan pada masa orde baru. Isi dari Trilogi Pembangunan yaitu:

  • Pemerataan pembangunan beserta hasil – hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia.
  • Menciptakan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Usaha untuk meratakan hasil pembangunan akan sulit tercapai tanpa adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, namun pertumbuhan ekonomi juga tidak akan dapat dicapai tanpa stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Maka berbagai unsur dalam Trilogi Pembangunan perlu dikembangkan secara selaras, serasi dan terpadu serta saling terkait. Berbagai unsur dalam Trilogi Pembangunan yaitu:

  • Pemerataan pembangunan beserta hasilnya yang berarti bahwa pembangunan harus dilakukan secara merata di seluruh wilayah tanah air dan hasilnya dapat dirasakan oleh seluruh rakyat secara adil. Yang dimaksud adalah bahwa setiap warganegara harus menerima hasil – hasil pembangunan pada orde baru yang sesuai dengan nilai kemanusiaan.
  • Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi berarti harus lebih tinggi dari angka pertumbuhan penduduk, harus tetap memperhatikan keadilan dan pemerataan dalam mengejar pertumbuhan ekonomi, harus tetap selaras dan seimbang dengan bidang pembangunan lainnya.
  • Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis dalam pembangunan pada masa orde baru berarti terjadi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang aman berkat aturan yang disepakati bersama, dan terdapat iklim baik yang mendorong berkembangnya kreativitas masyarakat dalam membangun bangsa dan negara. Ketahui juga mengenai kelebihan dan kekurangan orde baru serta kebijakan orde baru.

Jalur Pemerataan Pembangunan

Asas pemerataan selalu diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan pada orde baru, dan ada delapan jalur pemerataan yang telah ditempuh oleh pemerintah pada waktu itu.

  • Pemerataan kebutuhan pokok rakyat khususnya sandang, pangan dan papan.
  • Pemerataan untuk kesempatan mendapatkan pendidikan dan pelayanan keselamatan.
  • Pemerataan mengenai pembagian pendapatan
  • Pemerataan untuk kesempatan kerja
  • Pemerataan untuk kesempatan berusaha
  • Pemerataan dalam kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya untuk kaum wanita generasi muda.
  • Pemerataan penyebaran pembangunan di tanah air.
  • Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keadilan.

Prinsip Trilogi Pembangunan pada masa orde baru berhasil membawa peningkatan pada pertumbuhan Indonesia dari sebesar minus 2,25 persen pada 1963 menjadi naik tajam sebesar 12 persen pada 1969. Selama periode 1967 – 1997, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata – rata bisa mencapai 72 persen.

Kegagalan Trilogi Pembangunan

Meskipun konsep Trilogi Pembangunan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, berbagai kontroversi tetap terjadi karena berbagai hal berikut.

  • Pelaksanaan stabilitas politik menghasilkan peraturan dimana terbitnya sejumlah aturan yang menyebabkan pengendalian pers dan aksi mahasiswa.
  • Terbitnya UU mengenai organisasi massa dan Undang – undang Partai Politik, pertumbuhan ekonomi dapat menghasilkan penanaman pada modal asing namun bisa menghasilkan penanaman modal asing yang menimbulkan utang luar negeri.
  • Melambatnya serbuan para investor asing karena harga minyak dunia jatuh.

Kemerosotan harga minyak bumi membuat angka APBN juga ikut merosot karena ketergantungan terhadap harga minyak bumi. Pada masa itu terjadi booming minyak bumi sejak tahun 1970 hingga 1980an, sehingga APBN tergantung pada fluktuasi harga minyak bumi di pasar internasional. Akibatnya, pembangunan pada orde baru secara nasional pun terpengaruh kestabilannya karena dana untuk melaksanakan rencana pembangunan tidak ada.

Gagalnya pembangunan pada orde baru karena tidak memiliki fondasi yang kokoh untuk menopang keberhasilan pembangunan secara ekonomi pada masa itu. Pemerintah muncul dengan konsep ‘Trickle Down Effect’ yaitu menyiapkan beberapa kelompok konglomerat yang dianggap berpotensi untuk berkembang agar dapat membagi ilmu dan pengetahuannya kepada masyarakat kelompok menengah ke bawah. Dalam perkembangannya, metode ini justru menimbulkan gejolak sosial dan menimbulkan kesenjangan ekonomi yang besar.

Untuk mengatasi kegagalan pembangunan pada masa orde baru, pemerintah mengganti pusat pembangunan dengan mendasarkan pembangunan pada pendekatan kebutuhan dasar. Pemerintah menyelenggarakan kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Berbagai fasilitas kemudian dibangun seperti fasilitas pendidikan berupa SD Inpres, mengembangkan sarana transportasi dan pemukiman. Namun usaha ini juga dianggap tidak berhasil karena masyarakat setempat tidak diikutsertakan sebagai pelaku pembangunan, juga adanya anggapan bahwa kebutuhan masyarakat sama di setiap daerah sehingga rakyat tidak mengembangkan rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap hasil – hasil pembangunan.

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA