Tempat yang dipilih rasulullah saw untuk melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi adalah

Berita PT Kamis,09 September 2021

Universitas Ahmad Dahlan | 1696 kali

Nabi Muhammad Saw. menjadi nabi dan rasul terakhir yang menjadi penutup masa kenabian. Al-Quran menjadi kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepadanya sebagai pedoman hidup umat manusia hingga akhir zaman. Ustaz Ahmad Arif Rif’an, S.H.I., M.S.I. memberikan tausiah tentang mengenang peristiwa-peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw. di awal dakwahnya di Makkah.

“Rasulullah Saw. memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi di awal kenabiannya agar menjaga keselamatan umat Islam dari kekejaman orang kafir. Hampir tiga tahun lamanya Nabi Muhammad Saw. melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Pada tahun keempat, Nabi menerima wahyu agar melakukan dakwah secara terang-terangan,” ungkap Ustaz Ahmad dalam Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center UAD yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD (05-09-2021).

Kisah perjuangan hijrah Nabi Muhammad Saw. mengalami berbagai penganiayaan, ancaman, hingga kekerasan secara terang-terangan. Bahkan paman Rasulullah Saw., Abu Jahal sangat menolak ajaran yang dibawa baginda Rasul. Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Makkah selama tiga belas tahun penuh dengan rintangan dan Allah Swt. dalam Q.S. An-Najm ayat 62 pernah memerintahkan Rasul agar hijrah ke Abasya pada tahun keempat kenabiannya.

“Nabi Muhammad Saw. melakukan dakwah secara terang-terangan di Makkah selama sepuluh tahun. Rintangan dan tantangan yang Nabi Muhammad Saw. hadapi memberikan kita cerminan untuk senantiasa teguh dalam memperjuangkan ajaran Islam. Meskipun penganiayaan, hinaan, dan ancaman silih berganti, Nabi Muhammad Saw. tetap meneguhkan hati untuk mempertahankan ajaran Allah Swt.”

Hijrah ke berbagai negara tersebut menjadi salah satu bukti cinta Allah Swt., kepada Rasulullah Saw. dan pengikutnya agar senantiasa dalam keislaman, keimanan, dan ketakwaan memperjuangkan ajaran Islam. (Chk)

Setiap kali kaki ini menginjak di bukit shofa, pikiran sering kali dihantarkan untuk bertemu sosok sahabat ke tujuh dalam rangking sabiqunal awwalun, sahabat yang paling awal masuk Islam. Sahabat mulia itu adalah Abu ‘Abdullah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam dari suku Makhzum, suku yang terkenal kaya dan terpandang di Kota Mekah. Persis di bukit dimana jemaah haji dan umrah melakukan sa’i, rumah tempat tinggalnya berada.Ia masuk Islam dalam usia yang sangat muda, di tengah umumnya pemuda Mekah dikepung dan larut dalam pandemik kemusyrikan.

Pilihannya untuk mengikuti jejak Nabi bukan tanpa resiko, keluarga besarnya Bani Mahzum adalah komunitas yang begitu benci kepada Rasulllah. Alih-alih takut kepada keluarganya, Al-Arqam malah mewakafkan rumahnya untuk menjadi markas dakwah Nabi. Dalam catatan sejarah, rumah Al-Arqam itu selanjutnya disebut Darul Arqom.

Pada fase awal perkembangan Islam, dimana dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tentu saja baginda Nabi membutuhkan meeting point sebagai tempat berkumpul yang aman dan strategis untuk untuk menjaga keimanan para pengikutnya. Atas hal itu, Darul Arqom adalah jawabannya.

Posisi Darul Arqom tidak terlalu jauh dari Ka’bah. Dengan begitu semakin menguatkan deminsi spiritual dan keimanan para sahabat yang baru masuk Islam. Berikutnya, sang pemilik rumah, Al-Arqam ketika masuk Islam baru berusia 16 tahun ditambah Bani Mahzum nenek moyangnya adalah klan yang sangat konfrontatif terhadap Rasulullah. Atas fakta itu, kaum musyrikin tidak akan mengendus kalau Darul Arqom dijadikan tempat berkumpul Nabi dengan para sahabat. Dalam nalar mereka, sangat tidak mungkin keluarga yang membenci Nabi memberikan tempatnya untuk dijadikan markas dakwah.

Dalam gerakan dakwah sirriyah (sembunyi-sembunyi), Darul Arqom dijadikan Rasululloh sebagai basis dakwah untuk mengajarkan wahyu, mengatur strategi dakwah, kaderisasi, dan tentu sebagai tempat mengislamkan para sahabat. Umar bin Khatab adalah salah seorang sahabat yang di Islamkan Rasulullah di Darul Arqam. Ketika, jumlah pengikut Islam sudah cukup banyak, maka strategi dakwah berikutnya adalah terang-terangan.

Ada pelajaran berharga yang bisa kita petik dari sejarah Darul Arqam bila tarik dalam konteks pandemik covid 19 sekarang. Latar sejarah saat itu, sangat tidak memungkinkan Rasulullah untuk melakukan dakwah terbuka di ruang public. Penyebabnya respon konfrontatif masyarakat Mekah yang sangat mengancam keselamatan jiwa. Maka langkah strategisnya, dakwah dilakukan di Darul Arqom. Hari ini, karena pandemic 19 keselamatan jiwa manuisa terancam manaka aktivitas sosialnya dilakukan di ruang public.

Oleh karena itu, sejatinya rumah kita bisa menjadi Darul Arqom, yakni markas dakwah, minimal dakwah untuk keluarga. Dalam konteks ini, rumah bisa dijadikan tempat untuk melakukan interaksi dengan al-Qur’an, baik pada level qiraah, tilawah, terjemah, tafsir ataupun tahfidz. Selain itu, rumah bisa dijadikan tempat untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas ibadah fardu, dzikir, wirid dan munajat serta ibadah mahdhoh yang lainnya.

Berikutnya, rumah bisa dijadikan madrasah, yakni tempat untuk melakukan sharing empat hal; pertama, power sharing, menghimpun kekuatan seluruh anggta keluarga untuk mensolusi problem yang muncul dalam kehidupan keluarga. Kedua, information sharing, yakni berbagi informasi. Seorang ayah bisa berbagi informasi dunia kerja kepada anaknya, anak bisa berbagi informasi pada ibunya dan begitulah seterusnya. Ketiga, knowledge sharing, berbagi pengetahuan. Seluruh anggota keluarga bisa berbagi pengetahuan yang berbasis pada pengalaman yang ditemui pada kehidupannya masing-masing. Keempat, reward sharing, yakni berbagi hadiah. Dalam posisi rumah sebagai madrasah, masing-masing elemen dalam keluarga akan dihantarkan untuk saling mengapresiasi.

Bila rumah dijadikan basis dakwah seperti Darul Arqom, maka buahnya adalah transformasi ilmu. Dengan begitu, proses kaderisasi anggota keluarga yang tangguh, militan dan cinta Islam akan terbangun. Semoga.

Dr. H. Aang Ridwan, M.Ag, Pembimbing Haji Plus dan Umroh Khalifah Tour dan Dosen FDK UIN Bandung.

Sumber, Pikiran Rakyat 21 April 2020

Di rumah inilah perkumpulan beberapa orang yang hatinya telah di sinari cahaya Islam

Senin , 28 Sep 2020, 10:13 WIB

Republika/Kurnia Fakhrini

Rasulullah SAW (ilustrasi)

Rep: Ali Yusuf Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum Islam tersebar, Rasulullah berdakwah secara sembunyi-sembunyi di salah satu rumah sahabatnya yang telah menerima hidayah. Rumah pertama yang dipakai menyampaikan risalah Islam adalah rumah anak muda bernama Arqam bin Abi Arqam. Aan Wulandari dalam bukunya "Kisah Istimewa Asmaul Husna" menuliskan letak rumah Arqam ini berada di tempat yang terpencil dan tersembunyi tepatnya di bukit Shafa.  Di rumah inilah perkumpulan beberapa orang yang hatinya telah di sinari cahaya Islam. "Mereka mendengar Nabi Muhammad menyampaikan ajaran yang mulia," katanya. Kaum Muslimin ini setiap beberapa waktu sekali pergi ke rumah Arqam dengan cara sembunyi-sembunyi. Mereka takut ketahuan kaum Musyrikin yang tentunya akan membubarkan kegiatan tersebut. "Rumah Arqom menjadi Madrasah pertama bagi kaum muslimin saat itu," katanya.Rumah ini menjadi tempat berkumpulnya orang-orang pertama yang memeluk Islam. Di sinilah Rasulullah SAW mendidik mereka untuk menjadi jiwa yang tangguh dalam berdakwah dan membela Islam.Semakin lama, perkumpulan umat Islam ini semakin banyak. Hingga tercatat ada sekitar 40 orang yang datang ke rumah Arqam, mulai dari yang tua sampai muda. Ketika itu Ali Bin Abi Thalib yang paling muda, usianya baru berumur 10 tahun dan Ubaidah bin harits yang paling tua berusia 50 tahun."Mereka semangat berbaur mendengarkan Rasulullah menyampaikan pesan-pesan Islam yang damai," katanya.Ketika itu tak ada kaum musyrikin yang mencurigai rumah ini sebagai pusat dakwah islam pertama. Keislaman Arqom tidak banyak yang tahu. Apalagi kalau itu, ia masih berusia 16 tahun. Tak terbersit di benak mereka, rumah seorang remaja digunakan sebagai markas tempat berkumpulnya umat Islam kala itu.Arqom berasal dari bani Makhzum. Suku ini dikenal sangat memusuhi Bani Hisyam, suku Rasulullah SAW dan pada masanya, kedua suku ini saling bersaing sehingga, kaum musyrikin sama sekali tak akan mengira Rasulullah SAW yang mengumpulkan orang-orang di rumah orang yang berasal dari suku yang memusuhi sukunya sendiri.Aan Wulandari mengatakan kisah ini dikaitkan dengan Asmaul Husna Al Jaamil yang artinya Maha Mengumpulkan. Dalam surah Saba ayat 26 Allah berfirman. "Katakanlah, "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua....."Makna ayat di atas adalah Al Jaami Yang Maha mengumpulkan di padang Mahsyar ketika hari kiamat tiba. Hikmah dari cerita ini adalah, berkumpul dan bergaullah dengan teman-teman yang baik, karena mereka akan membuat kita jadi orang baik."Mereka bagaikan minyak wangi yang akan memberi manfaat untuk kita," katanya.

  • Arqam bin Abi Arqam
  • rumah arqam
  • penyebaran islam
  • rasulullah

 sebutkan hukum bacaan surah az-zumar ayat 1-10 dan berikan penjelasanya​

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Perhatikan hadis berikut! Bagaimana menurutmu hikmah yang didapatkan berdasarkan hadis … di atas? HOTS Jawab: Jelaskan waktu polakom 2. ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها​

1. Selain salat fardu, Islam juga meng- anjurkan ibadah salat sunah, baik sunah muakad maupun gairu muakad. Keduanya sama-sama memberikan pahala apabi … la dikerjakan dengan ikhlas. Hikmah yang tepat berdasarkan pernyataan tersebut adalah .... HOTS a. banyak cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.. b. salat fardu pahalanya sedikit dan harus ditambah pahala sunah salat adalah ibadah yang rumit Islam agama yang memberatkan 1:1 C. d. 5.​

tolong jawab plissss​

Berdasarkan peristiwa tersebut, tulislah dua kesimpulan yang terkait dengan perilaku yang mencerminkan beriman kepada qadha dan qadar

Ubahlah kalimat berikut ke dalam Bahasa Indonesia ! أذهب إلى معمل اللغة عند درس اللغة​

Terjemahkan hadist berikut ini Ma min harijin khorojan bin solabil ilmi ila wado'at lahul malaika ajni ataha ridon bima yas nahu

asbabun nuzul dari hadis riwayat muslim dari abu hurairah dan hadis riwayat muslim dari mustaurid bin syaddad tentang adanya hubungan kehidupan dunia … dan akhirat?​

Bagiamana memberikan kuasa berhaji kepada orang lain karena berhalangan​

Fiil madhi minimal 14 Fiil mufore minimal 14 Fiil amar minimal 6 tolong yang baik hati bikin beserta terjemahannya ya​tolong masukin harokat beserta a … lifnya​

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA