255. Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Apa manfaat ayat kursi?
Manfaat pertama apabila kita membaca Ayat Kursi sehabis sholat adalah kita akan dijaga Allah SWT dari berbagai godaan setan, kejahatan manusia, binatang buas yang bersifat negatif bagi diri kita (membahayakan), perlindungan untuk keluarga dan harta benda.
Apa manfaat membaca ayat kursi sebelum tidur?
Rasullah SAW bersabda: “Apabila engkau mendatangi tempat tidur (pada malam hari) maka bacalah Ayat Kursi, niscaya Allah SWT akan senantiasa menjagamu. Selain itu, setan tīdak akan mendekatimu hingga waktu pagi.” (HR. Bukhari).
surat Al-Baqarah ayat 255 menjelaskan tentang asmaul husna apa?
Surah Al Baqarah ayat yang ke 255 menjelaskan tentang beberapa Asmaul Husna Allah di mana salah satunya adalah Asmaul Husna Al Hayyu dan Asmaul Husna Al Qayyum.
Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum surat apa?
Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum adalah penggalan dari ayat kursi yang terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 255. Ayat ini merupakan salah satu bacaan umat Muslim sehari-hari. Dalam Alquran , ayat kursi merupakan salah satu ayat yang memiliki kedudukan yang tinggi.
Apa manfaat membaca ayat kursi 7 kali?
7 Manfaat Ayat Kursi dan Keutamaannya Sehari-hari
- Mendapat perlindungan dari Allah SWT.
- 2. Dijaga 2 malaikat selama tidur.
- 3. Dimudahkan untuk mencerna dan memahami sesuatu.
- 4. Dilimpahkan rezeki oleh Allah SWT.
- Terhindar dari segala kejahatan.
- 6. Mendapat kasih sayang Allah SWT.
- 7. Dijaga saat dalam perjalanan.
Kenapa disebut dengan ayat kursi?
Bacaan ayat kursi Arab dan latin terdapat pada surat Al Baqarah ayat 255. Imam Ibnu Katsir mengatakan, dinamakan ayat kursi karena ayat ini memiliki kedudukan yang besar. Dalam sebuah hadits sahih, disebutkan ayat kursi merupakan ayat yang sangat agung melebihi langut dan bumi.
Siapa yang membaca ayat kursi setelah sholat?
“Barang siapa membaca ayat kursi sehabis sholat dijamin masuk surga,” ucap Syekh Ali Jaber. Bahkan sebisa mungkin, dan sesibuk apapun kita dalam beraktivitas harus diupayakan membaca ayat kursi.
Surat Apakah yang menjelaskan tentang Asmaul Husna?
Allah mempunyai 99 nama yang disebut Asmaul Husna. Hal tersebut dijelaskan dalam dalam Al Quran surat Al A’Raf ayat 180.
Surat Apakah Asmaul Husna?
2. QS Al A’raf ayat 180 Artinya: “Dan Allah memiliki Asma’ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma’ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum artinya apa?
Artinya. “Allah, tidak ada Tuhan (yang berkah disembah) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
-
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
255. Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar.
Asmaul Husna merupakan kumpulan nama-nama yang menjelaskan sifat-sifat baik dan keagungan Allah SWT. Bacaan Asmaul Husna tersebut dapat mendatangkan manfaat dan keutamaan bagi setiap muslim yang membaca dan mengafalkannya.
Untuk memahaminya lebih lanjut, kamu dapat menyimak artikel yang ada di bawah ini.
Menurut buku Keutamaan Dzikir dan Doa Asmaul Husna oleh Hamid Sakti Wibowo dan Mustaqim, secara bahasa, pengertian Asmaul Husna diambil dari kata "Asma" (nama) dan "Husna" (indah) yang berarti nama-nama indah serta agung bagi Allah SWT.
Hal tersebut seperti yang tertulis dalam Al-Quran surat Taha ayat 8 yang berbunyi:
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى
Allahu Laa Ilaaha Illaa huwa Lahul Asmaaul Husna
Artinya:, "Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Asmaul Husna (nama-nama baik)." (QS. Taha: 8).
قُلِ ٱدْعُوا۟ ٱللَّهَ أَوِ ٱدْعُوا۟ ٱلرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَّا تَدْعُوا۟ فَلَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَٱبْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا
Artinya: “Katakanlah: Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula.” (QS. Al-Isra: 110).
Tidak hanya kedua surat itu saja, penyebutan Asmaul Husna juga terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 255. Arti dari ayat tersebut adalah, "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (mahlukNya)."
Bagi umat Islam, penting untuk memahami Asmaul Husna, tidak hanya menghafalnya. Syekh Shâlih al-Ja’fari mengatakan bahwa berdoa dengan menyebut Asmaul Husna juga merupakan bentuk permohonan untuk meminta kebaikan-kebaikan seperti makna tiap Asmaul Husna.
“Orang yang berdoa dengan Asma’ul Husna maka telah meminta kebaikan seluruhnya, dan membuat pencegahan di antara dirinya dan keburukan seluruhnya. Jadi apabila engkau menyebut ar-Rahmân ar-Rahîm, maka kamu telah meminta rahmat, dan jika kamu menyebut al-Lathîf maka kamu telah meminta kelembutan, dan seterusnya.” (Muhammad bin Alwi al-Aidarus, Khawwâsh Asmâ' ul-Husnâ Littadâwi wa Qadhâ il-Hâjât, Dar el-Kutub, Shan’a, Cet. Ke-3 2011, Hal. 16).
Ilustrasi Asmaul Husna. Foto: Pixabay.comRasulullah pernah menyebut secara eksplisit bahwa Allah memiliki 99 nama indah atau lebih dikenal sebagai Asmaul Husna.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa menjaganya maka dia masuk surga. Sesungguhnya Allah itu satu dan menyukai hal yang ganjil.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Setiap nama menjadi perwujudan sifat-sifat Allah SWT seperti yang tertulis dalam beberapa ayat di Alquran. Tidak hanya itu, Asmaul Husna juga memiliki berbagai keistimewaan, salah satunya sebagai doa.
Dalam Al-Quran surat al-A'raf ayat 180 disebutkan:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا، وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ، سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya: “Allah memiliki Asmaul Husna maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna (nama-nama terbaik) itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan” (QS. Al-Araf : 180).
Apa saja Lafal Asmaul Husna?
Ilustrasi Asmaul Husna. Foto: Pixabay.comMelansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama Indonesia, berikut ini adalah daftar 99 Asmaul Husna beserta artinya yang perlu diketahui:
Ar Rahman (الرَّحْمَنُ): Yang Maha Pengasih
Ar Rahiim (الرَّحِيْمُ): Yang Maha Penyayang
Al Malik (المَّلِكُ): Yang Maha Merajai
Al Quddus (القُدُوْسُ): Yang Maha Suci
As Salaam (السَّلَامُ): Yang Maha Memberi Kesejahteraan
Al Mu`min (المُؤْمِنُ): Yang Maha Memberi Keamanan
Al Muhaimin (المُهَيْمِنُ): Yang Maha Mengatur
Al Aziz (العَزِيْزُ): Yang Maha Perkasa
Al Jabbar (الجَبَّارُ): Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
Al Mutakabbir (المُتَكَبِّرُ): Yang Maha Megah
Al Khaliq (الخَالِقُ): Yang Maha Pencipta
Al Baari (البَارِئُ): Yang Maha Melepaskan
Al Mushawwir (المُصَوِّرُ): Yang Maha Membentuk Rupa
Al Ghaffaar (الغَفَّارُ): Yang Maha Pengampun
Al Qahhaar (القَهَّارُ): Yang Maha Memaksa
Al Wahhaab (الوَهَّابُ): Yang Maha Pemberi Karunia
Ar Razzaaq (الرَّزَّاقُ): Yang Maha Pemberi Rezeki
Al Fattaah (الفَتَّاحُ): Yang Maha Pembuka Rahmat
Al `Aliim (العَلِيْمُ): Yang Maha Mengetahui
Al Qaabidh (القَابِضُ): Yang Maha Menyempitkan
Al Baasith (البَاسِطُ): Yang Maha Melapangkan
Al Khaafidh (الخَافِضُ): Yang Maha Merendahkan
Ar Raafi (الرَّافِعُ): Yang Maha Meninggikan
Al Mu`izz (المُعِزُّ): Yang Maha Memuliakan
Al Mudzil (المُذِلُّ): Yang Maha Menghinakan
Al Samii (السَّمِيْعُ): Yang Maha Mendengar
Al Bashiir (البَصِيْرُ): Yang Maha Melihat
Al Hakam (الحَكَمُ): Yang Maha Menetapkan
Al `Adl (العَدْلُ): Yang Maha Adil
Al Lathiif (اللَّطِيْفُ): Yang Maha Lembut
Al Khabiir (الخَبِيْرُ): Yang Maha Mengenal
Al Haliim (الحَلِيْمُ): Yang Maha Penyantun
Al `Azhiim (العَظِيْمُ): Yang Maha Agung
Al Ghafuur (الغَفُوْرُ): Yang Maha Memberi Pengampunan
As Syakuur (الشَّكُوْرُ): Yang Maha Pembalas Budi
Al `Aliy (العَلِىُّ): Yang Maha Tinggi
Al Kabiir (الكَبِيْرُ): Yang Maha Besar
Al Hafizh (الحَفِيْظُ): Yang Maha Memelihara
Al Muqiit (المُقِيْتُ): Yang Maha Pemberi Kecukupan
Al Hasiib (الحَسِيْبُ): Yang Maha Membuat Perhitungan
Al Jaliil (الجَلِيْلُ): Yang Maha Luhur
Al Kariim (الكَرِيْمُ): Yang Maha Pemurah
Ar Raqiib (الرَّقِيْبُ): Yang Maha Mengawasi
Al Mujiib (المُجِيْبُ): Yang Maha Mengabulkan
Al Waasi (الوَاسِعُ): Yang Maha Luas
Al Hakiim (الحَكِيْمُ): Yang Maha Maka Bijaksana
Al Waduud (الوَدُوْدُ): Yang Maha Mengasihi
Al Majiid (المَجِيْدُ): Yang Maha Mulia
Al Baa`its (البَاعِثُ): Yang Maha Membangkitkan
As Syahiid (الشَّهِيْدُ): Yang Maha Menyaksikan
Al Haqq (الحَقُّ): Yang Maha Benar
Al Wakiil (الوَكِيْلُ): Yang Maha Memelihara
Al Qawiyyu (القَوِىُّ): Yang Maha Kuat
Al Matiin (المَتِيْنُ): Yang Maha Kokoh
Al Waliyy (الوَلِىُّ): Yang Maha Melindungi
Al Hamiid (الحَمِيْدُ): Yang Maha Terpuji
Al Muhshii (المُحْصِى): Yang Maha Menghitung
Al Mubdi (المُبْدِئُ): Yang Maha Memulai
Al Mu`iid (المُعِيْدُ): Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
Al Muhyii (المُحْيِى): Yang Maha Menghidupkan
Al Mumiitu (المُمِيْتُ): Yang Maha Mematikan
Al Hayyu (الحَيُّ): Yang Maha Hidup
Al Qayyuum (القَيُّوْمُ): Yang Maha Mandiri
Al Waajid (الوَاجِدُ): Yang Maha Penemu
Al Maajid (المَاجِدُ): Yang Maha Mulia
Al Wahid (الوَاحِدُ): Yang Maha Tunggal
Al Ahad (الاَحَدُ): Yang Maha Esa
As Shamad (الصَّمَدُ): Yang Maha Dibutuhkan
Al Qaadir (القَادِرُ): Yang Maha Menentukan
Al Muqtadir (المُقْتَدِرُ): Yang Maha Berkuasa
Al Muqaddim (المُقَدِّمُ): Yang Maha Mendahulukan
Al Mu`akkhir (المُؤَخِّرُ): Yang Maha Mengakhirkan
Al Awwal (الأَوَّلُ): Yang Maha Awal
Al Aakhir (الأَخِرُ): Yang Maha Akhir
Az Zhaahir (الظَّاهِرُ): Yang Maha Nyata
Al Baathin (البَاطِنُ): Yang Maha Ghaib
Al Waali (الوَالِي): Yang Maha Memerintah
Al Muta`aalii (المُتَعَالِي): Yang Maha Tinggi
Al Barru (البَرُّ): Yang Maha Penderma
At Tawwaab (التَّوَّابُ): Yang Maha Penerima Tobat
Al Muntaqim (المُنْتَقِمُ): Yang Maha Pemberi Balasan
Al Afuww (العَفُوُّ): Yang Maha Pemaaf
Ar Ra`uuf (الرَّؤُوْفُ): Yang Maha Pengasuh
Malikul Mulk (مَالِكُ المُلْكِ): Yang Maha Penguasa Kerajaan
Dzul Jalaali Wal Ikraam (ذُوْ الجَلَالِ وَ الإِكْرَامِ): Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
Al Muqsith (المُقْسِطُ): Yang Maha Pemberi Keadilan
Al Jamii` (الجَامِعُ): Yang Maha Mengumpulkan
Al Ghaniyy (الغَنِىُّ): Yang Maha Kaya
Al Mughnii (المُغْنِى): Yang Maha Pemberi Kekayaan
Al Maani (المَانِعُ): Yang Maha Mencegah
Ad Dhaar (الضَّارُّ): Yang Maha Penimpa Kemudharatan
An Nafii (النَّافِعُ): Yang Maha Memberi Manfaat
An Nuur (النُّوْرُ): Yang Maha Bercahaya
Al Haadii (الهَادِئ): Yang Maha Pemberi Petunjuk
Al Badii’ (البَدِيْعُ): Yang Maha Pencipta
Al Baaqii (البَاقِي): Yang Maha Kekal
Al Waarits (الوَارِثُ): Yang Maha Pewaris
Ar Rasyiid (الرَّشِيْدُ): Yang Maha Pandai
As Shabuur (الصَّبُوْرُ): Yang Maha Sabar