Siapa raja pada masa majapahit berkembang secara pesat

Sejarah Kerajaan Hindu Buddha tidak bisa dilepaskan dari kemaharajaan Majapahit di dalamnya sebagai kerajaan bercorak Hindu Buddha terbesar. Majapahit memiliki wilayah yang terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan hingga Indonesia bagian timur. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1293 Masehi dan berada di puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Adapun keruntuhannya sekitar pada tahun 1478 Masehi diakibatkan oleh mulai berkembangnya pengaruh kerajaan Islam di Jawa, terutama Kesultanan Demak. 

Puncak kejayaan kerajaan ini ditandai dengan salah satunya oleh kehidupan keberagaman yang penuh toleransi. Hal tersebut ditandai dengan dukungan bukti-bukti data tekstual, dalam arti peninggalan karya sastra pada eranya seperti Kakawin Negarakertagama, Kakawin Sutasoma, Kakawin Arjunawiwaha, Sorandakan dan Pararaton. Adapun peninggalan karya sastra ini selain berfungsi sebagai peninggalan seni, juga di dalamnya memuat informasi-informasi mengenai kehidupan pada masa Kerajaan Majapahit.

Jadi, opsi jawaban benar adalah D.

Siapa raja pada masa majapahit berkembang secara pesat

Pernyataan Benar. Kemaritiman Kerajaan Majapahit dapat berkembang cepat dengan adanya "Sumpah Palapa" yang diikrarkan oleh Gajah Mada. Awalnya Gajah Mada bertujuan mempertahankan Jawa terhadap kemungkinan ekspansi dari negara-negara dari luar kawasan Nusantara, maka ia melakukan kegiatan diplomasi. Tercatat beberapa negara seperti Thailand, Myanmar, Kamboja, Vietnam dan masih banyak lagi. Pada masa Tribhuana, wilayah Majapahit telah diperluas ke Bali seperti apa yang pernah dilakukan oleh Kertanegara, maka tidaklah terlalu berlebihan jika Sumpah Palapa sebenarnya merupakan kelanjutnya dari politik Dwipantara yang pernah ditetapkan oleh Kertanegara yaitu politik untuk menguasai kerajaan-kerajaan yang ada di seberang. Dengan mampu menguasai kerajaan-kerajaan lain itu akan mempermudah perkembangan kemaritiman Kerajaan Majapahit. 

Alasan Benar. Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka atau 1336 Masehi. Dari isi Sumpah Palapa tersebut dapat diketahui bahwa pada masa diangkatnya Gajah Mada, sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum dikuasai oleh Majapahit. Namun, dengan kegigihan tekad Gajah Mada akhirnya Majapahit mampu menguasai sebagian besar wilayah di Nusantara dan berhasil menjadi kerajaan agraris serta kerajaan maritim yang tangguh.

Namun, perkembangan pesat kemaritiman Kerajaan Majapahit tidak disebabkan oleh Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Gadjah Mada dalam upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka atau 1336 Masehi.

Sehingga kedua pernyataan benar tetapi tidak mempunyai hubungan sebab akibat.

Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah B.

tirto.id - Sejarah Hayam Wuruk erat kaitannya dengan kisah masa kejayaan kerajaan Majapahit. Hayam Wuruk adalah raja keempat dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Bergelar Sri Rajasanegara, ia memimpin Majapahit sejak tahun 1350 hingga 1389 Masehi.

Bersama Mahapatih Gajah Mada, Prabu Hayam Wuruk membawa Majapahit mencapai masa kejayaan, termasuk menyatukan sebagian besar wilayah Nusantara.

Sejarah Hayam Wuruk

Dikutip dari hasil penelitian Beni Suprianto dan Santi Sidhartani bertajuk "Karakter Tokoh Hayam Wuruk" yang terhimpun dalam Jurnal Visual Heritage (Volume 1, 2019), Hayam Wuruk adalah putra dari Tribhuwana Tunggadewi dan Sri Khertawardhana.

Baca juga:

  • Sejarah Kerajaan Kristen di Indonesia: Larantuka, Siau, dan Manado

Nama Hayam Wuruk bermakna “ayam terpelajar”. Saat ia dilahirkan, alam menyambutnya dengan terjadinya gempa bumi, hujan lebat, dan meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur.

Tulisan Agus Susilo dan Andriana Sofiarini bertajuk "Gajah Mada Sang Mahapatih Pemersatu Nusantara di Bawah Majapahit Tahun 1336 M-1359 M" dalam Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora atau KAGANGA (Volume 1, 2018) menyebutkan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Amukti Palapa di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi saat Hayam Wuruk baru saja dilahirkan.

Hayam Wuruk merupakan sosok yang pemberani dan tegas. Ia juga memiliki keahlian dalam bidang pemerintahan. Inilah yang kemudian membawanya sukses membawa Imperium Majapahit mencapai masa kejayaan.

Baca juga:

  • Sejarah Kerajaan Larantuka: Lokasi, Pengaruh Agama dan Peninggalan
  • Sejarah Singkat Majapahit, Pusat Kerajaan, & Silsilah Raja-Raja
  • Sejarah Kerajaan Sunda Galuh, Keruntuhan, & Peninggalan Pajajaran

Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit

Timbul Haryono melalui riset berjudul "Kerajaan Majapahit: Masa Sri Rajasanagara sampai Girindrawarddhana" yang terhimpun dalam Jurnal Humaniora (Volume 5, 1997), menyebutkan bahwa Hayam Wuruk dinobatkan menjadi Raja Majapahit bergelar Sri Rajasanagara pada 1350 M.

Dikutip dari Cribb dan Kahin dalam Historical Dictionary Of Indonesia (2012), Hayam Wuruk dinobatkan setelah Ratu Tribhuwana Tunggadewi menyerahkan takhta Majapahit kepadanya. Ketika menjadi Raja Majapahit, Hayam Wuruk baru berusia 16 tahun.

Peran Mahapatih Gajah Mada sebagai sosok yang telah berpengalaman sangat penting dalam pemerintahan kerajaan yang dipimpin oleh Hayam Wuruk. Gajah Mada sudah mengasuh Hayam Wuruk sejak kecil.

Bersama Gajah Mada, Hayam Wuruk membangun Majapahit ke puncak kejayaan berdasarkan falsafah kenegaraan: Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa yang bermakna "Meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu dan tidak ada kerancuan dalam kebenaran”.

Falsafah Majapahit dengan bahasa Sanskerta inilah yang kemudian diadaptasi sebagai semboyan bangsa Indonesia yang majemuk namun tetap menjadi satu-kesatuan.

Baca juga:

  • Sejarah Kerajaan Kristen di Indonesia: Larantuka, Siau, dan Manado
  • Kesultanan Aceh Darussalam: Sejarah Masa Kejayaan dan Peninggalan
  • Sejarah Kerajaan Samudera Pasai: Pendiri, Masa Jaya, & Peninggalan

Wafatnya Hayam Wuruk

Pada masa Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Majapahit tidak hanya berhasil memperluas daerah kekuasaannya. Kemakmuran benar-benar dirasakan seluruh rakyat Nusantara yang bernaung di bawah panji-panji Majapahit, demikian tulis Purwadi dalam The History of Javanese Kings (2010).

Selain itu, Hayam Wuruk juga memperhatikan bidang kebudayaan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya candi yang dibangun, seperti Candi Tikus dan Candi Jabung.

Kemajuan juga terwujud di bidang sastra, dengan ditulisnya karya-karya besar seperti Kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca dan Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular.

Tahun 1389, setelah mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaan, Hayam Wuruk meninggal dunia pada usia 55 tahun. Sebelumnya, Mahapatih Gajah Mada telah wafat terlebih dulu pada 1364.

Sepeninggal Gajah Mada dan Hayam Wuruk, Majapahit tidak kunjung mendapatkan pemimpin yang sepadan. Perlahan-lahan, kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang pernah menjadi imperium besar di Nusantara ini kehilangan pamor, hingga akhirnya tamat pada 1478 akibat serangan dari kerajaan Islam pertama di Jawa, Kesultanan Demak.

Daftar Raja-Raja Majapahit

Kerajaan Majapahit pernah menjadi bagian dari sejarah besar bangsa Indonesia di Nusantara. Pusat pemerintahan atau ibu kota kerajaan yang berdiri pada akhir abad ke-13 Masehi ini beberapa kali berpindah lokasi di Jawa Timur seiring era kepemimpinan raja-raja yang pernah berkuasa. Berikut daftar raja-raja kerajaan Majapahit.

  • Raden Wijaya/Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309)
  • Kalagamet/Sri Jayanagara (1309-1328)
  • Sri Gitarja/Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350)
  • Hayam Wuruk/Sri Rajasanagara (1350-1389)
  • Wikramawardhana (1389-1429)
  • Suhita /Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447)
  • Kertawijaya/Brawijaya I (1447-1451)
  • Rajasawardhana/Brawijaya II (1451-1453)
  • Purwawisesa /Girishawardhana/Brawijaya III (1456-1466)
  • Bhre Pandansalas/Suraprabhawa/Brawijaya IV (1466-1468)
  • Bhre Kertabumi/Brawijaya V (1468 -1478)
  • Girindrawardhana/Brawijaya VI (1478-1489)
  • Patih Udara/Brawijaya VII (1489-1527)

Baca juga:

  • Sejarah Kerajaan Kristen Larantuka & Kaitannya dengan Majapahit
  • Sejarah Kesultanan Demak: Kerajaan Islam Pertama di Jawa
  • Sejarah Keruntuhan Kerajaan Demak: Penyebab dan Latar Belakang

Baca juga artikel terkait Hayam Wuruk atau tulisan menarik lainnya Alhidayath Parinduri
(tirto.id - hdy/isw)

Penulis : Alhidayath Parinduri
Editor : Iswara N Raditya