Seorang anak yang suka membentak bentak orang tuanya disebut anak

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Jangan membentak anak agar mendapat perhatiannya

KOMPAS.com – Kebanyakan orangtua menginginkan setiap buah hatinya bisa tumbuh menjadi pribadi yang disiplin.

Anak-anak diharapkan memiliki sikap mental untuk melakukan hal-hal pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu.

Tapi, untuk mendidik anak agar bisa menjadi disiplin, para orangtua sendiri tentu harus berjuang ekstra.

Baca juga: Ini 11 Efek Buruk dari Suka Marah Selain Bikin Darah Tinggi

Mereka salah satunya, harus belajar mengatakan “tidak” secara tegas dengan sabar, penuh kasih sayang, dan berwibawa.

Jangan sampai para orangtua bersikap tegas sambil menunjukkan kemarahan dan membentak anak. 

Jika hal itu sampai dilakukan, para orangtua akhirnya harus menanggung sendiri risiko anak tumbuh dengan pribadi yang tidak diharapkan.

Dalam buku 5 yang Dilarang (2013) karya Arfiani dan Rinna Rahmawati, dijelaskan ada 5 dampak buruk dari membentak anak.

Berikut kerugiannya:

1. Minder

Apabila anak selalu dicela dan dibentak serta tidak pernah menerima perhatian positif saat melakukan kebaikan, mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri atau minder.

Rasulullah SAW mengajarkan tidak berkata kasar ke orang tua.

Jumat , 25 Sep 2020, 10:39 WIB

Rizky suryarandika / Republika

Rasulullah SAW mengajarkan tidak berkata kasar ke orang tua. Ilustrasi berbakti kepada orang tua.

Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Seorang Muslim hendaknya tidak mencaci orang tua, sebab hal ini termasuk ke dalam dosa besar.  

Baca Juga

Pendakwah Ustadz Firanda Andirja menjelaskan riwayat berikut ini: 

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رضي الله عنهما أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: “مِن الكَبَائِرِ: شتم الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ” قِيْلَ: وَهَلْ يَسُبُّ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ؟ قَالَ: “نَعَمْ، يَسُبُّ أَبَا الرَّجُلِ، فَيَسُبُّ الرجل أَبَاهُ، وَيَسُبُّ أُمَّهُ، فَيَسُبُّ أُمَّهُ .” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari sahabat ‘Abdullah bin Amr bin Ash RA bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda, "Di antara dosa besar adalah seorang lelaki memaki kedua orang tuanya." 

Maka ditanyakan kepada Nabi ﷺ, "Apakah ada seorang mencaci maki kedua orang tuanya?" Rasulullah ﷺ bersabda, "Ya ada, seseorang mencaci ayah orang lain, maka orang lain tersebut kembali mencaci ayahnya. Dan (demikian juga) ia mencaci maki ibu orang lain, lalu orang lain tersebut mencaci ibunya pula." (HR Bukhari dan Muslim). 

Adapun seorang anak diperintahkan untuk berkata-kata yang terlembut kepada kedua orang tuanya. Oleh karenanya, Allah ﷻ berfirman:  

فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنۡہَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلاً ڪَرِيمًا

"Janganlah engkau berkata kepada keduanya "uff" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia." QS surat Al-Isra: 23).

Kata "Uff" merupakan suatu kalimat yang menunjukkan tadhojjur atau kejengkelan dan "uff" adalah kalimat yang paling rendah yang menunjukkan kejengkelan. Kalau  diartikan dalam bahasa mungkin bisa dikatakan "ah", yang tidak ada kalimat yang menunjukkan kejengkelan yang lebih ringan daripada "ah". 

Disebutkan sebagian ahli tafsir, seandainya ada kalimat dalam bahasa Arab yang lebih ringan daripada kalimat "uff", maka Allah akan sebutkan dalam Alquran. Tetapi kalimat "uff" adalah kalimat kejengkelan yang paling ringan. Jika "ah" sudah dilarang, maka apalagi membentak mereka berdua.   

Apabila seorang bisa berkata-kata yang halus kepada teman, kepada saudara, apalagi kepada bos, maka kepada orang tua merupakan yang lebih utama untuk berkata-kata halus.  

Kalau mengucapkan "Ah" kepada orang tua saja merupakan perkataan yang haram, apalagi jika sampai mencaci maki atau melaknat orang tua. Oleh karenanya, ketika Rasulullah ﷺ mengatakan, "Di antara dosa besar adalah seorang laki-laki mencaci kedua orang tuanya". Maka hal ini mengherankan para sahabat. Sehingga para sahabat kemudian bertanya, "Ya Rasulullah, apakah ada seseorang mencaci maki kedua orang tuanya?"

Hadits ini terjadi di zaman Nabi ﷺ dan para sahabatnya, maka kecil kemungkinan terjadi hal yang demikian itu (ada seorang anak memaki kedua orang tuanya). 

Oleh karenanya para sahabat heran. Berbeda  dengan di zaman sekarang. Zaman sekarang banyak didengar ada anak-anak yang mencaci maki, membentak-bentak, dan menghina kedua orang tuanya.  


Ketika diingatkan sudah waktunya tidur atau membuat PR, si praremaja Mama malah melengos dan membentak. Mungkin anak sedang terpengaruh gaya bicara teman sepergaulannya,” kata Jane Nelsen, penulis buku Positive Dicipline. ”Ketika anak balas menyahut atau membantah perintah orang tuanya, sering kali yang sedang ia lakukan itu adalah pernyataan rasa marah, frustrasi, takut, atau terluka. Jadi, ajaklah anak bicara tentang masalah yang sedang mengganggu pikiran, dan ajari ia mengekspresikan perasaannya tersebut dengan cara yang lebih baik,” kata Nelsen.
1. Tetap tenang. Tahan diri Anda agar tidak terlibat dalam perdebatan untuk menentukan siapa yang lebih berkuasa di rumah. Tetapi jangan pula mendiamkan perilaku ini. Dengan intonasi rendah namun tegas, katakan bahwa Anda tidak menyukai kata-kata dan nada bicaranya.
2. Tutup telinga. Jika si praremaja mulai berbicara judes dan menolak memperbaiki gaya berbicaranya, sudah waktunya bagi Anda ‘menutup telinga’. Katakan, ”Mama tidak mau berbicara sampai kamu bisa bicara dengan kata yang bagus.” Sesudah itu, tinggalkan ia ke ruangan lain.
3. Tetapkan batas. ”Anak belajar dari kebiasaan. Jika sekali saja dibiarkan bertindak melewati batas, ia akan melakukannya lain waktu,” kata Wade Hom, psikolog klinik dari Maryland, Amerika Serikat.
4. Pahami perasaannya. Ketika si praremaja mulai berulah, biarkan ia tahu bahwa Anda peduli kepada perasaannya, meski tidak menyukai tingkah lakunya.
5. Fokus ke solusi. Melalui obrolan dari hati ke hati, akan ketahuan apa yang menjadi penyebab ulah menjengkelkan anak. (foto: fotosearch)

Baca Juga: Cara Hindari Membentak Anak



Membentak anak seringkali dilakukan oleh sebagian orang tua dalam mendisiplinkan anak mereka.

Padahal, hal tersebut dapat memengaruhi proses tumbuh kembang mereka lho, Moms!

Setiap anak terlahir istimewa dengan keunikan dan sifat masing-masing.

Namun, membesarkan dan mendidik anak memang tak semudah yang diucapkan.

Ada kalanya emosi mendominasi kita sebagai orang tua saat berusaha mengajarkan Si Kecil dalam berbagai hal.

Ketika anak tidak patuh dengan orang tua, rasa ingin membentak anak itu ada, hal ini dilakukan agar ia dapat mengikuti apa yang dikehendaki orang tuanya.

Meskipun membentak anak adalah salah satu cara dalam mendidik, tedapat dampak dari tidndakan tersebut yang perlu Moms ketahui.

Baca Juga: Cara Mengatasi Anak ‘Nakal‘ dan Manja

Bahaya Membentak Anak

Foto: parenting.firstcry.com

Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak dengan usia mulai dari 0-5 tahun masih berada dalam proses perkembangan yang meningkat pesat.

Di sinilah peran orang tua sangat penting dalam mendukung tumbuh kembangnya.

Namun bila orang tua malah melakukan sebaliknya, proses tumbuh Si Kecil akan terganggu, atau bahkan dapat menimbulkan efek negatif di masa depan.

Salah satu tindakan salah yang sering dilakukan oleh orang tua kepada anak mereka yang masih berkembang adalah membentak.

Membentak anak nyatanya dapat memicu sejumlah dampak yang berkaitan dengan perkembangan otak, mental, dan sikap.

"Membentak sekali memang belum dapat memberi efek yang signifikan pada anak, namun jika orang tua membentak anak setiap hari maka dapat meningkatkan risiko perkembangan otak yang terganggu," jelas Samanta Elsener, M.Psi., Psikolog Anak dan Keluarga, dalam Webinar "Waspada Membentak Dapat Merusak Kesehatan Mental Anak" di Orami Playdate Festival pada Rabu, 23 Maret 2022.

Membentak Anak dalam Islam

Foto: Orami Photo Stock

Walaupun marah adalah hal yang manusiawi, namun sebaiknya kita sebagai orang tua sedapat mungkin menahan diri untuk tidak melakukannya kepada anak.

Terlebih jika luapan itu dikeluarkan dalam bentuk kata-kata kasar, omelan hingga membentak Si Kecil.

Membentak anak dalam islam sebagai salah satu cara mendidik anak, sebuah hadis menjelaskan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ (رواه البخاري ومسلم)

Artinya: Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, sungguh orang yang kuat adalah yang mampu menguasai dirinya ketika marah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjelaskan bahwa jangan sampai orang tua menampakkan emosi berlebih atau kemarahan yang sangat tidak terkontrol.

Hal ini dikarenakan dengan kondisi tersebut bisa menaikkan emosi untuk memukul.

Orang tua yang bersikap terlalu keras sehingga membentak anak akan tidak disukai dengan anak-anaknya.

Padahal orang tua seharusnya menjadi figur dan teladan bagi anak-anak.

Jika orang tua terlalu keras dan sering membentak anak, anak akan mencari perhatian dan perlindungan lain selain orang tuanya.

Hal ini karena membentak anak dapat menimbulkan rasa trauma atau takut, sedangkan anak butuh kepercayaan diri yang seharusnya didukung oleh orang tua.

Baca Juga: Jangan Marah Dulu, Moms! Begini Cara Menghadapi Ucapan Menyebalkan Anak

Dampak Membentak Anak

Foto: Orami Photo Stock

Menurut penelitian National Institutes of Health, berteriak atau membentak anak dapat membuat anak-anak menjadi lebih agresif, secara fisik dan verbal.

Berteriak atau membentak anak adalah bentuk dalam meluapkan emosi.

Hal ini membuat takut anak-anak dan membuat mereka merasa tidak aman.

Adapun dampak lainnya dari membentak anak bisa Moms simak berikut ini.

Baca Juga: 6 Makanan dengan Nutrisi Otak Tinggi agar Anak Tumbuh Cerdas, Moms Wajib Baca!

1. Anak Menjadi Tertutup

Orangtua yang suka membentak anak tentu akan menimbulkan rasa takut bagi anak.

Anak-anak yang ketakutan sangat mungkin tumbuh menjadi pribadi yang tertutup. Ketika mereka tertutup, rasa untuk bercerita dengan orang tuanya akan berkurang.

Kondisi ini sangat memengaruhi psikologis anak dan membuat anak merasa tertekan ketika menghadapi masalah tanpa berkonsultasi dengan orang tuanya.

Ketika anak mulai mengasingkan diri dari orang tuanya, ia akan mencari perlindungan dari orang lain. Sehingga peran orang tua dalam mengasuh anak akan tidak diperhatikan.

2. Menjadi Pemberontak

Membentak anak akan memberikan dampak psikologis di masa depannya.

"Kalau kita menasihati anak dengan cara membentak mereka terus-menerus, bukan perilaku baik yang kita dapatkan, justru perilaku anak bahkan akan menjadi lebih buruk," jelas Samanta.

Anak yang sering dibentak oleh orang tuanya, akan memicu ia menjadi sosok pemberontak dan keras kepala.

Hal tersebut dapat membuat anak membantah atau tidak patuh dengan kehendak orang tuanya. Hal ini karena mereka merasa tidak dihargai.

Melakukan hal ini adalah salah satu cara meluapkan amarah orang tua terhadap anaknya, namun hal ini sangat menganggu kejiwaan anak dan tindakannya.

Semakin emosi orang tua, maka anak-anak akan semakin melawan dan membantah kita.

Baca Juga: Kenapa Anak Sering Menangis di Malam Hari?

3. Tidak Percaya Diri

Ketika membentak Si Kecil karena kesalahan yang tidak terlalu besar atau sepele, ini membuat kepribadian anak tumbuh menjadi sosok yang kurang percaya diri dan minder.

Anak yang tidak percaya diri akan menyulitkan ia dalam menjalani aktivitas. Ia akan merasa tidak dihargai, tidak berguna hingga merasa selalu berbuat salah.

Membentak membuat anak bertanya-tanya apakah kesalahan yang ia perbuat.

Anak akan merasa bersalah dalam jangka panjang dan memicu rasa tidak percaya dri.

Hal ini tidak baik untuk kesehatan mental yang akan memicu depresi.

4. Traumatik Jangka Panjang

Melansir penelitian yang diterbitkan pada Science Direct, dampak membentak buah hati akan memengaruhi psikologis anak sehingga membuat ia frustasi dan depresi.

Meluapkan emosi secara verbal terhadap anak-anak dapat memiliki efek yang bertahan lama setelah insiden terjadi.

Menurut penelitian ini, efek psikologis jangka panjang dari membentak anak dapat menyebabkan gejala berikut ini:

  • Kegelisahan
  • Tidak dihargai
  • Pandangan negatif tentang diri sendiri
  • Masalah sosial
  • Masalah perilaku
  • Agresif
  • Depresi
  • Memicu bullying

Bila anak mengalami hal tersebut, kehidupan mereka akan terganggu, terutama saat proses belajar.

"Anak-anak yang depresi tidak akan bisa berkonsentrasi saat belajar," ungkap Samanta.

Selain itu, anak-anak yang sering dibentak juga akan menjadi sulit untuk dapat tampil di sekolah atau sekadar berpresentasi dalam beberapa mata pelajaran.

Samanta juga menjelaskan bahwa beberapa anak yang sering dibentak akan cenderung menjadi orang yang sering grogi dan mengalami serangan panik.

Selain itu, membentak anak dapat menghasilkan efek jangka panjang di mana anak akan memiliki kecenderungan PTSD (post-traumatic stress disorder).

"Anak-anak yang PTSD seringkali merasa takut yang berlebihan dan menjadikan seluruh panca indra anak selalu merasa terancam.

Ini termasuk indra pendengaran, penglihatan, dan penciuman," papar Samanta.

5. Berdampak pada Kesehatan Fisik

Tidak hanya dari dalam saja, nyatanya membentak anak juga bisa berdampak pada fisik anak.

"Anak yang sering dibentak seringkali memiliki postur yang bungkuk, yang mencerminkan postur seseorang yang tidak percaya diri," tutur Samanta.

Jika terus dibiarkan, hal tersebut dapat menyebabkan obesitas, daya tahan tubuh menurun, darah tinggi, hingga darah rendah, serta beberapa gangguan fisik lainnya.

Baca Juga: Hindari Anak Stres di Rumah, Lakukan 5 Aktivitas Seru Ini

Dampak Membentak Anak pada Sel Otak

Foto: Orami Photo Stock

Mendidik anak dalam fase balita adalah hal yang perlu diperhatikan.

Usia balita merupakan masa-masa golden age dimana miliaran sel otak anak berkembang amat pesat di umur 0-6 tahun.

Itu sebabnya dalam fase emas ini, apa yang diserap anak dari kesehariannya diyakini dapat mempengaruhi sikap, karakter, kecerdasan, serta skill lainnya di kemudian hari.

Termasuk ketika ia tumbuh dewasa.

Nah, sel otak tersebut akan berkembang sempurna tergantung pada stimulasinya.

Jadi, jika anak lebih sering dibentak dibanding diberi stimulasi terkait kecerdasan, maka bukan tak mungkin sel-sel otak tersebut akan rusak.

Sebab secara ilmiah jika sering membentak anak, ia akan merasa takut. 

Ketika itu terjadi, produksi hormon kortisol di otak meningkat.

Semakin tinggi produksi hormon itu akan memutuskan sambungan sel-sel di otaknya.

Baca Juga: Anak Suka Membentak? Mungkin Ini Penyebabnya

Hal yang Perlu Dilakukan sebagai Orang Tua

Foto: theguardian.com

Bagaimana jika orang tua terlanjur berkata kasar atau sering membentak anak dalam keseharian? Kita tentu pernah merasa amat bersalah setelahnya, bukan?

Di sisi lain, orang tua juga perlu memikirkan dampak pada Si Kecil jika sering menerima bentakan.

Yakni ia menjadi agresif atau malah meniru dengan ikut berbicara sambil membentak-bentak juga.

Kalau sudah begitu, ketika anak membentak, orang tua harus berbicara dengan lembut dan tidak terpancing emosinya.

Melakukan kontak fisik, berbicara dengan lembut, dan memberi waktu untuk anak menenangkan dirinya.

Berikut beberapa hal lain yang bisa Moms lakukan menurut Samanta Elsener, M.Psi., antara lain:

  • Menenangkan diri dengan menjauh untuk sementara waktu dari anak dan melakukan introspeksi diri, namun pastikan anak masih dalam pengawasan
  • Mengubah bahasa tubuh menjadi lebih kalem, dan mengatur intonasi suara menjadi kecil sehingga Moms terhindar dari teriak-teriak saat berbicara
  • Berkomunikasilah dengan anak sejujurnya tentang perasaan Moms, menjelaskan dan memberikan pemahaman dengan kalimat sederhana, serta memberikan kalimat reflektif yang membuat anak dapat berpikir
  • Tanyakan perasaan anak dengan tujuan meregulasi emosi mereka, sehingga anak menjadi terbuka pada orang tuanya
  • Sebelum baligh, orang tua sebaiknya mengantar anak hingga tertidur dengan membacakan buku bersama atau berbicara bersama. hal ini dapat menenangkan hati anak sebelum tidur.
  • Mengatakan kepada anak untuk melakukan yang terbaik saat di malam hari sebelum tidur.

Baca Juga: Benarkah Sering Mimpi Buruk Adalah Tanda Awal Masalah Kesehatan Mental Pada Anak?

Itulah informasi terkait dampak membentak anak dan hal-hal yang bisa Moms Moms dan Dads dalam menghadapinya.

Sebisa mungkin tidak membentak anak secara berlebihan ya, sebab hal tersebut akan sangat berpengaruh pada diri anak ketika dewasa nanti.

Page 2

Kumpulan artikel seputar kesehatan balita, nutrisi balita, perlengkapan balita, mainan balita, dan perkembangan balita untuk mendukung pertumbuhan Si Kecil usia 2-3 tahun.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA