Selain sebagai tempat tinggal rumah adat biasa juga digunakan sebagai

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam suku dan budaya. Keanekaragaman tersebut terlihat dalam berbagai rumah adat yang memiliki ciri khas di setiap daerahnya.

Menurut Abdul Azis Said dalam buku “Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional Toraja”, rumah adat adalah suatu bangunan dengan struktur, cara pembuatan, bentuk, fungsi, serta ragam hias yang memiliki ciri khas tersendiri dan diwariskan secara turun temurun untuk dapat digunakan sebagai tempat tinggal oleh penduduk sekitarnya.

Di ujung timur Indonesia, terdapat provinsi Papua. Selain keindahan alamnya, Papua juga memiliki adat dan budaya yang sangat beragam. Sejak tahun 2003, Papua dibagi dalam 2 Provinsi. Provinsi Papua Barat dengan ibu kota Manokwari dan Provinsi Papua dengan ibu kota Jayapura. Saat ini, ada 255 suku di Papua dengan bahasa yang masing-masing berbeda, menurut portal resmi Pemerintah Provinsi Papua.

Keragaman suku di Papua dapat dilihat ari beberapa rumah adat yang memiliki ciri khas sesuai suku. Tetapi, nama rumah adat Papua yang paling terkenal adalah rumah adat Honai.

Rumah Adat Honai

Rumah adat Papua adalah rumah Honai. Dalam buku “Rumah Adat Nusantara” yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dijelaskan, rumah Honai tidak dapat ditemukan di seluruh Papua, hanya dapat temui di lembah dan pegunungan bagian tengah Papua.

Rumah adat Honai adalah rumah bagi suku Dani yang tinggal di bagian lembah Baliem atau Wamena, suku Lani di Pegunungan Toli, dan suku-suku asli Papua lainnya. Rumah Honai terdiri atas 3 jenis, yaitu:

Advertising

Advertising

  • Honai: Rumah untuk para lelaki.
  • Ebei: Rumah untuk para wanita.
  • Wamai: Rumah untuk ternak.

Rumah Honai dibuat berkelompok karena terkadang satu keluarga membutuhkan lebih dari satu rumah untuk tempat ternak dan anak-anak yang sudah dewasa.

Rumah Honai memiliki tinggi 2 hingga 2,5 meter dan terdiri atas 2 lantai. Lantai pertama biasanya digunakan untuk tempat tidur, sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat beraktivitas, ruang santai, ruang makan, tempat mengerjakan kerajinan tangan, dan lain-lain.

Baca Juga

Untuk tempat tidur, laki-laki tidur pada lantai dasar secara melingkar, sementara perempuan tidur di lantai dua. Terdapat api unggun di tengah ruangan pada lantai pertama yang digunakan untuk menghangatkan diri.

Rumah Honai biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang. Bangunan dibuat tanpa jendela karena untuk melindungi suku Dani yang tinggal di daerah dengan udara sangat dingin pegunungan Papua. Oleh karena itu, bentuk rumah Honai juga dibuat menyesuaikan udara di sekitarnya.

Bahan untuk membangun rumah didapat dari alam sehingga ramah lingkungan, seperti kayu yang dibuat menjadi badan rumah, jerami sebagai bahan atapnya, papan kayu kasar sebagai bahan dinding, dan rumput atau jerami sebagai bahan lantai.

Rumah Honai memiliki bentuk bulat untuk mengurangi suhu dingin maupun tiupan angin yang kencang. Atap rumah berbentuk bulat kerucut atau setengah bola yang terbuat dari jerami atau ilalang.

Bentuk atap tersebut berfungsi agar dinding tidak terkena air hujan dan dapat mengurangi suhu dingin agar tidak masuk ke dalam rumah. Atap rumah Honai memakai ilalang tidak hanya sebagai penutup atau atap, tetapi juga memiliki makna.

Gambar rumah adat Honai di Papua (sim.ciptakarya.pu.go.id)

Makna Rumah Adat Honai

Ilalang atau jerami yang digunakan sebagai atam mungkin terlihat lemah. Tetapi, ilalang juga bisa sangat tajam. Makna dari rumah Honai menurut buku yang terbuat dari ilalang adalah mandiri, kuat kritis, dan mudah menyesuaikan diri, menurut buku “Rumah Adat Nusantara”

Selain itu, rumah Honai juga membutuhkan tiang untuk menahan bentuk rumah. Tiang rumah Honai terbuat dari kayu besi karena dianggap kuat. Tiang merupakan bahan penting sebagai penyangga.

Dinding kayu pada rumah Honai disusun secara melingkar. Maknanya adalah sebagai simbol kesatuan dan persatuan untuk mempertahankan dan mewariskan budaya suku, nilai, harga diri yang sehati dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Baca Juga

Lantai rumah Honai hanya berupa rumput atau jerami. Bahan rumput dan jerami dipilih karena menggambarkan makna kesederhanaan. Di dalam rumah Honai tidak disediakan tempat duduk. Suku Dani mempersilakan tamunya untuk duduk di bawah dengan alas jerami.

Hal itu dilakukan untuk membentuk kebersamaan antar sesama suku Dani. Rumah Honai bentuknya sangat sederhana karena suku Dani termasuk suku nomaden sehingga kesederhanaan rumah memudahkan perpindahan mereka ke tempat lain.

Fungsi rumah Honai, selain sebagai tempat tinggal, adalah tempat penyimpanan alat-alat perang dan berburu serta tempat mendidik anak laki-laki agar menjadi orang yang kuat saat dewasa dan berguna bagi sukunya.

Rumah Honai juga berfungsi sebagai tempat menyusun strategi perang jika terjadi peperangan dan tempat menyimpan barang berharga yang sudah ditekuni sejak dulu.

Bahan-bahan dalam Pembangunan Rumah Honai

Menurut Fangnania Trifena Rumthe dalam buku “Rumah Bundar”, Honai berbentuk bundar atau lingkaran seperti sarang burung. Tidak ada honai yang tidak bundar. Pada awalnya honai dibuat sama sekali tidak menggunakan paku, baik untuk sambungan atau pun memperkuat papan.

Bahan-bahan untuk membuat rumah Honai meliputi:

  • Papan cincang, disebut papan cincang karena kedua ujung papan itu dibuat runcing seperti tombak. Ujung papan yang runcing akan ditanam ke dalam tanah. Papan cincang dimanfaatkan sebagai dinding honai.
  • Balok kayu untuk tiang tengah atau tiang utama. Tiang utama berfungsi menyangga atap honai.
  • Kayu buah untuk rangka penutup atap honai.
  • Lokop/Pinde bentuknya seperti bambu kecil panjang berfungsi sebagai alas tempat tidur.
  • Rumput alang-alang sebagai atap honai.
  • Tali rotan, berasal dari akar-akar pohon, atau tanaman sulur-suluran yang berfungsi seperti tali.

Keluarga yang mau membuat honai akan mengundang kerabat dan saudara-saudaranya. Selama proses pembangunan, mereka akan makan bersama-sama. Tradisi makan bersama ini disebut “bakar batu”.

Baca Juga

Ada beberapa rumah adat Papua yang lain karena suku di Papua beragam. Beberapa rumah adat lain di Papua adalah:

  • Rumah Jew dari suku Asmat.
  • Rumah Kaki Seribu dari suku Arfak.
  • Rumah Pohon dari suku Korowai.
  • Rumah Kariwari dari suku Tobati.

Dibalik kesederhanaan dari rumah adat Papua, terdapat berbagai makna penting tentang kebersamaan dan gotong royong. Oleh sebab itu, mengenal rumah adat Papua penting dilakukan untuk turut melestarikan kebudayaan Indonesia.

Lihat Foto

Kompas.com/Ronny Adolof Buol

Bangunan Tongkonan Lempe yang halamannya dijadikan lokasi untuk melihat pemandangan yang diselimuti awan di bawahnya.

KOMPAS.com - Rumah adat mudah dikenali karena bentuk atapnya yang unik dan mengundang perhatian. Bahkan bentuk atap rumah juga menjadi simbol suatu wilayah atau suku di Indonesia, seperti:

Atap rumah tongkonan

Masyarakat Indonesia tentu sudah mengenal bentuk atap rumah adat Toraja ini. Atap rumah ini memiliki bentuk melengkung mirip dengan tanduk kerbau.

Ada pula yang mengatakan bentuk melengkung ini mirip seperti perahu yaang sedan telungkup dengan buritan.

Pada bagian atasnya dilapisi dengan ijuk hitam. Selain itu, atap rumah ini juga kerap ditumbuhi tanaman hijau yang justru memperindah bentuk rumah.

Ciri lain yang menonjol adalah penggunaan kepala kerbau dan tanduk yang menempel di depan rumah. Jumlah tanduk dan kepala kerbau menunjukkan derajat penghuni rumah.

Semakin banyak tanduk yang dipasang, maka semakin tinggi pula status sosial keluarga penghuni rumah tersebut.

Atap rumah ini didukung dengan beberapa kolom yang bertumpu pada batu. Kolom utamanya menjadi penyangga struktur atap pada sisi ujungnya.

Di sisi barat dan timur bangunan, terdapat jendela kecil tempat masuknya sinar matahari dan aliran angin.

Hampir semua rumah adat Toraja menghadap ke utara, yang melambangkan arah tempat leluhur berada. Masyarakat Toraja percaya hal ini akan membawa berkah.

Indonesia sangatlah kaya akan keberagaman, baik budaya, suku, ras, dan agamanya. Selain itu, di Indonesia juga memiliki sekitar 34 rumah adat yang berbeda-beda di setiap provinsi. 

Berbagai rumah adat provinsi tersebut tentunya juga memiliki keunikan, fungsi, dan ciri khasnya masing-masing. Keanekaragaman inilah yang membuat Indonesia menjadi negara yang kuat.

Nah, sebentar lagi Indonesia juga akan menambah 3 provinsi baru, yang terletak di daerah Papua. Tentunya, calon provinsi baru tersebut juga memiliki rumah adat yang telihat menawan.

Daftar Rumah Adat Provinsi di Indonesia

Apakah Anda penasaran bagaimana wujud dari rumah adat dari setiap provinsi di Indonesia? Bila ya, yuk, simak deretan rumah adat di Indonesia berikut ini.

Sumber : steemit.com

Rumah Krong Bade dari Aceh ini berbentuk memanjang dari timur ke barat menyerupai persegi panjang. Di bagian depan rumah dilengkapi dengan tangga untuk masuk ke dalam rumah.

Umumnya, tangga pada  rumah adat Aceh ini jumlahnya ganjil, yaitu sekitar 7 hingga 9 anak tangga. 

2. Rumah Adat Sumatera Utara: Bolon

Sumber : inhabitat.com

Pada rumah adat Bolon ini, terdapat dua bagian yang berbeda, yaitu Jabu Bolon dan juga Jabu Parsakitan. Jabu Bolon biasa menjadi tempat untuk keluarga besar, sedangkan Jabu Parsakitan adalah tempat untuk membicarakan masalah adat.

Keunikan dari rumah adat Sumatera Utara ini adalah tidak ada sekatan antara setiap ruangan. Jadinya, semua anggota keluarga tidur bersama di dalam ruangan besar.

3. Rumah Adat Sumatera Barat: Gadang

Sumber : quora.com

Rumah adat satu ini terlihat mewah, bukan? Berasal dari Sumatera Barat, rumah ini memiliki beberapa atap yang runcing dan menjulang ke atas.

Rumah adat Gadang terbuat dari ijuk dan bentuknya mirip seperti tanduk kerbau, yang melambangkan kemenangan suku Minang dalam perlombaan adu kerbau di Jawa.

4. Rumah Adat Riau: Selaso Jatuh Kembar

Sumber : arcadiadesain.com

Rumah ini memiliki arti rumah dengan dua selasar. Masyarakat Riau tidak menjadikan Rumah Selaso Jatuh Kembar sebagai tempat tinggal mereka, tetapi hanya menggunakannya untuk acara adat.

5. Rumah Adat Kepulauan Riau: Rumah Atap Limas Potong

Sumber : backpackerjakarta.com

Rumah adat dari Kepulauan Riau ini terlihat sangat sederhana. Berbentuk seperti rumah panggung, yang memanjang ke belakang dengan dinding kayu tersusun secara vertikal.

Atap dari rumah adat Limas Potong memiliki lima bumbungan dengan menggunakan seng berwarna merah.

6. Rumah Adat Provinsi Bengkulu: Bubungan Lima

Sumber : daerahkita.com

Rumah adat dari Bengkulu ini memiliki tiang penopang dan menggunakan kayu khusus untuk membuatnya, yaitu kayu Medang Kemuning. Untuk memasuki rumah ini, Anda juga harus menggunakan tangga, yang berada pada bagian depan rumah.

Sama seperti rumah adat dari Riau, masyarakat Bengkulu menggunakan rumah ini untuk acara adat saja, bukan untuk menjadi tempat tinggal. 

7. Rumah Adat Provinsi Jambi: Panggung

Sumber : ruangguru.co

Rumah adat provinisi dari Jambi ini adalah desain yang tertua di daerah tersebut, dengan bentuk persegi panjang. Rumah Adat Panggung dilengkapi dengan tangga di depan rumah.

Orang-orang sering menyebutkan bagian atap dari Rumah Panggung ini sebagai “Gajah Mabuk” karena bentuknya yang menyerupai perahu dengan ujung melengkung. Biasanya, rumah adat dari Jambi digunakan untuk tempat tinggal dan juga tempat bermusyawarah.

8. Rumah Adat Provinsi Lampung: Rumah Nuwo Sesat

Sumber : nesabamedia.com

Rumah adat Provinsi Lampung memiliki nama Nuwo Sesat. Ciri khas dari rumah ini adalah bentuknya panggung dan di sisi-sisinya terdapat ornamen yang khas. Biasanya, ukuran dari rumah ini sangat besar, tetapi saat ini banyak yang membuat Rumah Nuwo Sesat berukuran lebih kecil. 

Namun, rumah ini tidak dibangun sebagai tempat tinggal. Sama seperti rumah adat lainnya,  Rumah Nuwo Sesat ini hanya dibangun untuk acara adat dan melakukan musyawarah. 

9. Rumah Adat Sumatera Selatan: Rumah Limas

Sumber : indonesia.go.id

Rumah adat satu ini memiliki bentuk yang sesuai dengan namanya, yaitu menyerupai limas. Tamu yang berkunjung ke rumah ini harus singgah ke ruang atas atau teras rumah. Hal ini merupakan tradisi masyarakat Sumatera Selatan agar dapat merasakan budaya mereka, yang tampak pada ukiran di dalamnya.

Baca Juga:   25 Desain Rumah Tingkat Minimalis yang Nyaman

10. Rumah Adat Bangka Belitung: Rumah Rakit

Sumber : pariwisataindonesia.id

Karena Bangka Belitung memiliki banyak yang tergenang air atau di tepi laut, warga setempat harus menyesuaikan diri, yaitu dengan membangun rumah di atas air juga yang dinamakan Rumah Rakit. 

Bentuk rumah adat provinsi Bangka belitung terlihat sangat unik karena merupakan perpaduan rumah Melayu dengan aksen arsitektur Tionghoa.

Pembuatan rumah ini menggunakan bambu khusus dan bahan lainnya, yang tentunya kuat dan membuatnya dapat mengapung di atas air. Rumah Rakit ini biasa menjadi tempat tinggal warga.

11. Rumah Adat Banten: Rumah Baduy

Sumber : indonesia-tourism.com

Rumah adat dari Banten ini merupakan tempat tinggal suku Baduy, yang merupakan suku asli di wilayah tersebut. Biasanya, suku Baduy membuat rumah ini menggunakan bambu dan ijuk untuk atapnya.

Suku Baduy juga memiliki asas kekeluargaan yang amat kental. Inilah yang membuat mereka membangun rumah secara gotong royong sebagai tempat tinggal.

12. Rumah Adat DKI Jakarta: Rumah Kebaya

Sumber : gardencenter.co.id

Rumah Kebaya dari DKI Jakarta mengusung corak khas suku Betawi. Atap dari rumah ini menyerupai pelana terlipat dan memiliki corak-corak yang khas seperti kebaya.

Rumah Kebaya memiliki teras yang luas bertujuan untuk menjadi tempat santai keluarga dan menyambut tamu.  

13. Rumah Adat Jawa Barat: Rumah Kasepuhan

Sumber : materibelajar.co.id

Rumat adat dari Jawa Barat ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Islam di wilayah tersebut. Rumah yang sering disebut Keraton Kasepuhan ini sebenarnya merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati. Tidak heran bila pintu utama keraton terlihat unik dan menawan.

14. Rumah Adat Jawa Tengah: Rumah Joglo

Sumber : toriqa.com

Mungkin Anda sudah sering mendengar rumah adat dari Jawa Tengah yang sering disebut sebagai Rumah Joglo ini. Biasanya, bagian depan rumah akan ada pendopo untuk menjamu tamu.

Rumah adat Jawa Tengah ini memiliki empat tiang penopang. Selain itu, Anda juga bisa melihat sentuhan kejawen dari suku Jawa di sisi-sisi rumah.

15. Rumah Adat DI Yogyakarta: Rumah Joglo

Sumber : rumahjoglo.net

Sama seperti Rumah Joglo di Jawa Tengah, rumah dari DI Yogyakarta ini juga memiliki 4 tiang penopang dan terdiri dari dua bagian, yaitu rumah induk dan rumah tambahan. Bagian induk adalah tempat utama seperti rumah pada umumnya yang memiliki pendopo, teras, dan lain-lain. Sedangkan rumah tambahan, berisi pelengkap untuk rumah induk. 

16. Rumah Adat Jawa Timur: Rumah Joglo

Sumber : pinterest @widyahalim

Memang merupakan ciri khas dari Rumah Joglo memiliki 4 tiang penopang. Ini pula yang terlihat dari rumah adat Jawa Timur. Ciri khas dari Rumah Joglo ini terletak pada bentuk dan ukurannya yang unik dan juga makna seni yang tinggi.

Umumnya, rumah joglo di daerah ini tidak hanya digunakan sebagai tempat tinggal, tetapi juga untuk menyimpan peninggalan sejarah.

17. Rumah Adat Kalimantan Barat: Rumah Panjang

Sumber : 1001indonesia.net

Rumah adat Provinsi Kalimantan Barat ini mempunyai ukuran yang besar dan terdiri dari dua bagian, yaitu bangunan atas dan bawah.

Rumah ini sangat unik karena memadukan kesan modern dan tradisional sekaligus. Arsitektur Rumah Panjang bertema budaya Suku Dayak pada beberapa sisi bangunannya.

18. Rumah Adat Kalimantan Timur: Rumah Lamin

Sumber : moondoggiesmusic.com

Rumah Lamin dari Kalimantan Timur juga tidak kalah uniknya. Gaya arsitektur yang khas dan juga luas bangunannya menjadi ciri khas dari Rumah Lamin. Pada bagian atap rumah terdapat ornamen kepala naga dari kayu. Di sisi-sisi bangunannya juga terdapat ukiran atau lukisan budaya yang unik. 

19. Rumah Adat Kalimantan Selatan: Rumah Bubungan Tinggi

Sumber : indonesiakaya.com

Menggunakan konsep panggung dan terbuat dari kayu ulin tentunya membuat rumah ini memiliki ketahanan yang kuat, dan akan lebih kuat lagi jika terkena air. Uniknya lagi, atap dari rumah ini memiliki sudut kemiringan 45 derajat. Keren sekali, bukan?

20. Rumah Adat Kalimantan Tengah: Rumah Betang

Sumber : indonesia.go.id

Rumah Betang dari Kalimantan Tengah ini seperti panggung dengan kayu tinggi yang menopangnya dengan tujuan untuk menghindari banjir. Karena rumah ini sangat besar dan panjang, penghuninya dapat mencapai 150 orang loh, Ruppers

21. Rumah Adat Kalimantan Utara: Rumah Baloy

Sumber : celebes.co

Rumah adat Provinsi Kalimantan Utara ini sangat unik loh, Ruppers. Bagaimana tidak rumah ini harus menghadap ke arah utara dan pintu utamanya di arah sebaliknya, yaitu selatan.

Selain itu, Rumah Baloy memiliki empat bagian, yaitu lamin dalom, ambir tengah, ambir kanan, dan juga ambir kiri.

22. Rumah Adat Gorontalo: Rumah Dulohupa

Sumber : srikebudayaandaerah.blogspot.com

Rumah Dulohupa ini memiliki tiang kayu sebagai penopang dan juga penghias. Di kedua sisi rumah terdapat tangga,yang merupakan lambang dari tangga adat Gorontalo, yaitu Tolitihu. 

23. Rumah Adat Sulawesi Barat: Rumah Boyang

Sumber : nesabamedia.com

Rumah Boyang dari Sulawesi Barat berkonsep seperti panggung dengan tiang-tiang penopangnya. Tiang penopang tersebut tidak menancap ke dalam tanah melainkan berdiri di atas batu datar agar rumah tidak tumbang. 

24. Rumah Adat Sulawesi Tengah: Rumah Souraja

Sumber : servergambar01.blogspot.com

Rumah adat Provinsi Sulawesi Tengah ini memiliki tiga ruangan di dalamnya. Ruang pertama merupakan ruang depan untuk menerima tamu. Sedangkan pada ruang kedua terdapat ruang tengah, yang juga merupakan ruang tamu.

Ruangan ini punya tujuan agar penghuninya bisa saling lebih dekat. Untuk ruang terakhir, merupakan ruang rahasia.

25. Rumah Adat Sulawesi Utara: Rumah Walewangko

Sumber : lenteramata.com

Rumah Walewangko ini merupakan rumah adat yang mendominasi di Sulawesi Utara. Sama seperti rumah adat provinsi lainnya, Rumah Walewangko ini juga memiliki arsitektur yang unik dan filosofi yang sangat kental dengan adat penduduknya.

Baca Juga:   15 Wallpaper Dinding Ruang Makan Minimalis Terbaik

26. Rumah Adat Sulawesi Tenggara: Rumah Buton

Sumber : pariwisataindonesia.id

Rumah Buton ini terbagi ke dalam tiga strata sesuai pemilik rumahnya. Pertama adalah Kamali (Malige), yang biasanya berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga sultan. Kedua, Tare Pata Pale, yaitu untuk pejabat pengadilan. Terakhir, adalah Tare Talu Pale untuk masyarakat biasa.

27. Rumah Adat Sulawesi Selatan: Rumah Adat Tongkonan

Sumber : wowshack.com

Anda pastinya sering mendengar Rumah Tongkonan ini. Rumah ini merupakan rumah adat suku Toraja yang berada di Sulawesi Selatan.

Tongkonan berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat dan juga tempat acara adat. Arsitekturnya yang unik dan khas ini membuat rumah ini terlihat indah.

28. Rumah Adat Bali: Rumah Gapura Candi Bentar

Sumber : rumahulin.com

Rumah adat Provinsi Bali ini terdiri dari dua bagian, yaitu rumah huniannya dan juga Gapura Candi Bentar.

Arah bangunan, letak, dimensi pekarangan, dan beberapa aspek lainnya, harus mengikuti aturan khusus yang berlaku sesuai aturan agama. Hal inilah yang menjadi keunikan dari Rumah Gapura Candi Bentar. 

29. Rumah Adat Nusa Tenggara Timur: Rumah Musalaki

Sumber : pariwisataindonesia.id

Rumah Musalaki ini biasanya menjadi tempat tinggal bagi kepala suku atau pemimpin daerah dan juga untuk menyelenggarakan acara adat. Rumah adat ini juga menjadi tempat untuk bermusyawarah dan melakukan ritual.

Uniknya, Rumah Musalaki berdiri di atas batu besar, yang berfungsi sebagai pondasinya untuk mengurangi risiko keretakan, jika terjadi bencana alam.

30. Rumah Adat Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam Loka

Sumber : milenialjoss.com

Rumah Dalam Loka terlihat cukup besar dan megah karena merupakan kediaman raja di daerah tersebut. Di rumah ini, hanya terdapat satu pintu besar sebagai akses keluar masuk.

31. Rumah Adat Maluku: Rumah Baileo

Sumber : greatnesia.id

Rumah adat lain yang tidak kalah unik adalah Rumah Baileo dari Maluku. Tidak ada dinding di rumah ini dan berbentuk panggung.

Untuk menyangganya, ada 9 tiang di rumah ini dengan batu pamali yang melengkapinya. Biasanya, warga setempat juga menggunakan batu pamali ini sebagai tempat sesaji bagi roh leluhurnya.

32. Rumah Adat Maluku Utara: Rumah Sasadu

Sumber : adatnusantara.web.id

Sasadu merupakan rumah adat Suku Sahu. Desain rumah ini menggambarkan tentang kisah hidup bermasyarakat Suku Sahu. Selain memiliki keunikan dari sisi arsitektur, rumah ini juga menyimpan banyak filosofi. 

33. Rumah Adat Papua: Rumah Adat Kariwari

Sumber: saferkidsandhomes.com

Kariwari adalah rumah adat asal provinsi Papua yang didiami oleh suku Tobati-Enggros. Bentuknya cenderung lebih modern dibandingkan dengan rumah adat lainnya di Pulau Papua.

Atap dari rumah ini berbentuk segi delapan, serta tiga tingkat lantai yang dipercaya oleh masyarakat dapat menjaga rumah dari cuaca ekstrem. Lantai pertama dari rumah ini biasanya berfungsi untuk melatih remaja laki-laki untuk menjadi pria dewasa yang kuat dan bertanggung jawab.

Kemudian, lantai kedua biasanya menjadi tempat berkumpulnya para kepala adat untuk mendiskusikan hal penting terkait desa. Terakhir, lantai tiga digunakan untuk sembahyang kepada para leluhur dan Tuhan.

34. Rumah Adat Papua Barat: Rumah Adat Mod Aki Aksa

Sumber : phinemo.com

Rumah Mod Aki Aksa ini termasuk rumah adat terunik loh, Ruppers. Bagian atapnya terbuat dari ilalang dengan lantai dari anyaman rotan. Dinding-dindingnya tersusun dari kayu dan terlihat saling mengikat satu sama lain.

35. Rumah Adat Papua Pegunungan Tengah: Rumah Honai

Sumber : romadecade.org

Berikutnya ada rumah adat dari Provinsi Papua bernama Rumah Honai. Rumah ini berbentuk mengerucut dengan bagian atas ditutupi jerami kering. Atapnya mirip dengan batok kelapa dan tidak terlalu tinggi agar dapat menghangatkan bagian dalam rumahnya.

Rumah ini khusus untuk tempat tidur dan beristirahat, sedangkan aktivitas lainnya seperti mandi dan makan berada di tempat yang berbeda.

36. Rumah Adat Papua Selatan: Rumah Jew

Sumber: mongabay.co.id

Dari provinsi baru yang ada di Pulau Papua ini, yaitu Papua Selatan, ternyata juga ada rumah adat, lho. Rumah adat dari Papua Selatan ini bernama Rumah Jew, yang ditempati oleh Suku Asmat.

Rumah Jewberukuran besar dengan panjang 15 meter dan lebar 10 meter. Wajar saja, karena rumah ini ditempati oleh anggota Suku Asmat yang sangat banyak jumlahnya.

Uniknya lagi, hanya laki-laki belum menikah yang boleh tinggal di rumah ini, lho. Para wanita serta anak laki-laki dibawah 10 tahun tidak boleh masuk ke dalamnya.

Nah, nantinya di dalam rumah ini, para laki-laki tersebut akan belajar dari seniornya tentang berbagai keterampilan hingga pendidikan.

37. Rumah Adat Provinsi Papua Tengah: Rumah Adat Karapao

Sumber: docplayer.info

Beralih ke provinsi baru selanjutnya, yaitu Papua Tengah. Di provinsi ini, terdapat rumah adat bernama Karapao yang didiami oleh suku Kamoro.

Bentuknya seperti rumah panggung persegi panjang, yang ukurannya disesuaikan dengan jumlah anak-anak di desa tersebut. Rumah Karapao berfungsi sebagai tempat adat istiadat serta untuk pembelajaran bagi para anak-anak suku Kamoro.

Uniknya, pintu di rumah adat satu ini dibuat dengan menyesuaikan jumlah anak-anak yang akan belajar, lho. Misalnya, ada 20 anak yang belajar, maka akan dibuat 20 pintu pula. Keren sekali, bukan?

Wah, ternyata rumah adat di Indonesia sangat beragam dan memukau ya, Ruppers! Banyak sekali keunikan di dalamnya yang tentunya akan membuat kita semakin bangga dengan Indonesia.

Apakah Anda ingin membuat rumah dengan desain seperti rumah adat Indonesia? Bila ya, Anda bisa mengunjungi Ruparupa.com, yang memiliki banyak sekali pilihan furnitur unik untuk dekorasi di rumah.

Yuk, belanja perabot rumah tangga hanya di Ruparupa.com dan dapatkan berbagai penawaran menarik.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA