Salah satu tanggapan para pewaris Kitab yang disebutkan dalam surah Fatir Ayat 32 adalah

rmol.co

Tsumma auratsnal kitaabal la-dziinash thafainaa min 'ibaadinaa fa minhum zhaalimul li nafsihii wa minhum muqta-shiduw wa minhum saabiqum bil khairaati bi idznillahi = Kemudian Kami wariskan Kitab itu untuk orang-orang yang kami pilih diantara para hamba Kami; diantara mereka ada yang menganiaya dirinya, diantaranya ada yang sederhana keadaanya dan diantaranya ada yang memdahului orang dalam semua kebajikan dengan izin Allah.

Kami wahyukan al-Qur'an kepadamu, kemudian kami berikan kepada orang-orang yang telah kami pilih dari hamba-hamba kami, yaitu umat yang telah dijadikan dengan sebaik-baik umat. 

Allah telah membagikan umat atas 3 golongan:

  • Pertama: Golongan yang menzalimi diri sendiri, meninggalkan sebagian yang wajib dan meninggalkan sebagian yang haram.
  • Kedua: Golongan yang terkadang mengerjakan agama dan sekali-kali pernah meninggalkannya.
  • Ketiga: Golongan yang dengan izin Allah mendahului orang lain dalam segala macam kebajikan, menunaikan segala kewajiban, segala yang sunnat, serta meninggalkan segala yang haram, segala yang makhruh, serta sebagian yang mubah.

Kata al-Hasan: " Orang yang dikatakan zalim(aniaya) dalam ayat ini adalah orang yang lebih banyak melakukan kaejahatan daripada melakukan kebajikan. yang dikatakan muqtashid(sedang) adalah yang sama antara kebajikan dengan kaejahatan, dan yang dikatakan sabiq (mendahului) adalah orang yang lebih banyak kebajikan daripada kejahatannya.

Ayat ini mengandung suatu kemusykilan, yaitu bagaimana persesuaian antara orang yang menzalimi diri sendiri dengan Firman Allah " yang telah Kami pilihkan" dan Dengan firman Allah yang akan datang , yaitu:" Surga- surga ada yang mereka masuk kedalamnya". Bagaimana seseorang dikatakan zalim padahal  dia  adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah dan bagaimana dia masuk kedalam golongan yang masuk ke dalam surga.

Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan yang zalim disini adalah orang-orang kafir atau orang-orang fasih atau orang-orang yang mengerjakan dosa besar. orang-orang yang zalim tidak masuk surga. Pendapat pertama diriwayatkan oleh Umar, Utsman, Abu Darda', Ibn Mas'ud, Uqbah ibn Amir Dan Aisyah.

Dzaalika huwal Fadhlul Kabiir= itulah keutamaan yang besar.

Apa yang telah diberikan dan yang telah dipilih oleh Allah adalah keutamaan yang besar dan kita tidak menilai harganya.

melihat orang lain hafal Al-Quran

BincangSyariah.Com – Al-Qur’an kitab suci umat Islam sebagai petunjuk dalam mengarungi kehidupan ini agar menjadi terarah dan tak salah tujuan, karena ada banyak orang  tersesat, keliru memahami isinya disebabkan tak memiliki ilmu pendukung seperti ilmu Bahasa Arab, Kaidah Tafsir, Ushul Fikih, dan disiplin ilmu yang lainnya.

Umat Nabi Muhammad SAW sebagai umat yang moderat seharusnya bersikap dengan bijak dengan menghilangkan sikap ekstrim dan menjauhkan kefanatikan kelompok terutama dalam memahami dan mengamalkan isinya Al-Qur’an. Allah berfirman dalam Surah Fatir ayat 32:

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

Artinya:

”Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. Fatir: 32)

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa terdapat tiga macam orang mengamalkan Al-Qur’an, sebagaimana berikut:

Pertama, orang yang dzalim kepada dirinya sendiri yaitu orang yang berlebihan dalam mengamalkan sebagian kewajiban, serta seringkali melakukan sesuatu hal yang terlarang. Menurut Ibnu Abbas golongan ini kelak akan mendapatkan Syafaat dari Nabi Muhammad SAW.

Kedua, orang yang tak berlebihan yaitu orang yang melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan tetapi seringkali meninggalkan ibadah sunnah dan melakukan hal-hal yang dimakruhkan. Mereka akan masuk surga atas anugerah yang telah diberikan Allah.

Ketiga, orang yang selalu berlomba-lomba dalam kebaikan yaitu orang yang menjalankan kewajiban juga hal yang disunnahkan serta menjauhi hal yang haram dan yang dimakruhkan serta meninggalkan sesuatu yang dihukumi mubah. Golongan ini akan diberikan keistimewaan oleh Allah yaitu masuk surga tanpa adanya perhitungan amal (hisab).

Dari sini dapat dipahami bahwa banyak orang yang mengetahui isi Al-Qur’an namun prilakunya belum mencerminkan ajarannya, maka dari itu seyogianya umat Islam sebagai umat Nabi harus berusaha mengamalkan isi Al-Qur’an sebatas kemampuannya serta tak merasa paling mengerti isi kandungannya.

Selengkapnya di Islami.co

Daftar Isi > Fatir > Fatir 32

ثُمَّ أَوْرَثْنَا ٱلْكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِٱلْخَيْرَٰتِ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْكَبِيرُ

Arab-Latin: ṡumma auraṡnal-kitāballażīnaṣṭafainā min 'ibādinā, fa min-hum ẓālimul linafsih, wa min-hum muqtaṣid, wa min-hum sābiqum bil-khairāti bi`iżnillāh, żālika huwal-faḍlul-kabīr

Artinya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.

« Fatir 31 ✵ Fatir 33 »

GRATIS! Dapatkan pahala jariyah dan buku rahasia rezeki berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Tafsir Surat Fatir Ayat 32 (Terjemah Arti)

Paragraf di atas merupakan Surat Fatir Ayat 32 dengan text arab, latin dan artinya. Terdokumentasikan pelbagai penjelasan dari banyak ulama terkait kandungan surat Fatir ayat 32, misalnya sebagaimana berikut:

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Kemudian Kami memberikan al-Qur’an (setelah binasanya umat-umat) kepada orang-orang yang kami pilih dari umat Muhammad, diantara mereka ada yang menzhalimi dirinya sendiri dengan melakukan sebagian kemaksiatan, diantara mereka ada yang pertengahan, yaitu orang yang menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan, dan diantara mereka ada yang berlomba-lomba dalam kebaikan dengan izin Allah, yakni bersungguh-sungguh dan bersegera dalam melakukan amal-amal shalih, baik yang fardhu maupun yang sunnah. Pemberian kitab suci itu dan pemilihan umat ini adalah karunia yang besar.

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

32. Kemudian Kami memberi umat Muhammad yang Kami pilih di atas umat-umat lainnya Al-Qur`ān, di antara mereka ada orang yang menzalimi dirinya sendiri dengan melakukan hal-hal yang haram dan meninggalkan kewajiban-kewajiban, di antara mereka ada yang pertengahan dengan melakukan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang haram disertai meninggalkan sebagian hal-hal yang dianjurkan, di antara mereka ada orang yang berlomba dalam kebaikan-kebaikan dengan izin Allah, hal itu dengan menjalankan kewajiban-kewajiban dan hal-hal yang dianjurkan, meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan yang dimakruhkan. Yang demikian itu, yakni pemilihan umat ini dan pemberian Al-Qur`ān kepada mereka adalah karunia besar yang tidak tertandingi oleh karunia manapun.

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah

32. Kemudian Kami mewariskan kitab Kami yang paling mulia bagi hamba yang Kami pilih; sebagian mereka menzalimi diri mereka sendiri dengan mencampur antara amal shalih dengan amal keburukan. Sebagian lain menjadi orang yang pertengahan dengan mencukupkan diri dengan meninggalkan hal haram dan menjalankan hal wajib. Dan sebagian lainnya menjadi orang yang berlomba-lomba untuk meraih kebaikan; mereka adalah orang-orang memiliki semangat tinggi, jiwa yang damai, dan ruh yang selalu rindu kepada keutamaan; sungguh itu merupakan karunia yang besar dan kemuliaan yang agung.

GRATIS! Dapatkan pahala jariyah dan buku rahasia rezeki berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah32. ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ (Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami) Yakni hai Muhammad, Kami wariskan kepada orang-orang yang berilmu dari umatmu kitab yang Kami turunkan kepadamu. Dan tidak diragukan lagi bahwa orang berilmu dari umat ini adalah para sahabat dan orang-orang setelahnya. Allah memuliakan mereka atas hamba-hamba yang lain, dan menjadikan mereka umat pertengahan yang akan menjadi saksi atas umat yang lain, serta Allah memuliakan mereka dengan menjadikan mereka umat bagi Nabi yang terbaik dan pemimpin para Bani Adam. Kemudian Allah membagi mereka menjadi tiga golongan, sebagaimana yang disebutkan dalam lanjutan ayat. فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ(lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan) Orang yang menzalimi diri sendiri adalah orang yang lalai dalam menjalankan kewajibannya atau orang yang melakukan perbuatan haram. Dan orang pertengahan adalah orang yang pertengahan dalam menjalankan agama; dia menjalankan kewajibannya dan menjauhi perbuatan haram, namun tidak lebih dari itu, dan mereka termasuk penghuni surga. Sedangkan orang yang lebih dulu berbuat kebaikan adalah orang yang bersegera dan mendahului orang lain dalam urusan agama; golongan ini adalah golongan yang terbaik dari tiga golongan ini. ذٰلِكَ (Yang demikian itu) Yakni pewarisan kitab al-Qur’an ini dan pemilihan Allah terhadap mereka ini. Pendapat lain mengatakan yang dimaksudkan adalah, orang yang bersegera dalam kebaikan itu.

هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ(adalah karunia yang amat besar)

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

32. Kemudian Kami wariskan dan berikan Al-Qur’an kepada ulama’ yang Kami pilih dari hamba-hamba Kami. Di antara mereka ada yang zhalim terhadap diri sendiri dengan berbuat maksiat dan menghamburkan (diri) di dalamnya sehingga keburukannya mengungguli kebaikannya. Di antara mereka juga ada yang sederhana dan tengah-tengah dalam beramal. Dia banyak mengamalkan Al-Qur’an dan mencampur amal shalih dengan yang buruk. Di antara mereka juga ada yang mengutamakan untuk beramal shalih dengan hanya menginginkan Allah dan pertolonganNya. Dialah yang terbaik di antara ketiganya. Pewarisan Al-Qur’an dan pemilihan itu adalah keutamaan besar dari Allah SWT atas mereka.

Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Kemudian Kami mewariskan} Kami memberikan {kitab itu} Al-Qur’an {kepada orang-orang yang Kami pilih} Kami pilih {di antara hamba-hamba Kami. Lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri} mengerjakan hal-hal yang diharamkan dan meninggalkan hal-hal yang diwajibkan {ada yang pertengahan} mengerjakan hal-hal yang diwajikan dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan {dan ada yang lebih dahulu berbuat kebaikan} yang mengerjakan hal-hal yang diwajibkan dan hal-hal yang disukai (Allah), dan meninggalkan hal-hal yang haram dan makruh {dengan izin Allah. Itulah karunia yang besar

GRATIS! Dapatkan pahala jariyah dan buku rahasia rezeki berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H32. Maka dari itu Allah berfirman, “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami.” Mereka yang terpilih tersebut adalah umat ini. “Lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri,” dengan perbuatan-perbuatan maksiat selain kekafiran, “dan di antara mereka ada yang pertengahan,” hanya melakukan hal-hal yang diwajibkan kepadanya dan meninggalkan yang diharamkan, “dan di antara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan.” Maksudnya, segera melakukannya dan bersungguh-sungguh hingga mengalahkan orang yang lain. Dia adalah orang yang selalu menunaikan apa-apa yang fardhu dan banyak mengerjakan amalan-amalan sunnah, meninggalkan yang haram dan yang makruh. Mereka semua dipilih oleh Allah untuk mewarisi kitab al-Quran ini, sekalipun tingkatan-tingkatan mereka berbeda-beda dan kondisi mereka tidak sama, namun masing-masing dari mereka mempunyai bagian dari warisannya hingga orang yang zhalim terhadap dirinya sendiri sekalipun, sebab sesungguhnya dasar iman, ilmu-ilmu iman, dan amal-amal iman yang mereka miliki merupakan bagian dari warisan al-KItab (al-Quran), karena yang dimaksud warisan al-Kitab adalah warisan ilmu, amal, dan mempelajari lafazh-lafazhnya, serta mengambil makna-maknanya. Sedang Firman Allah “Dengan izin Allah.” Kalimat ini merujuk kepada “yang lebih dahulu berbuat kebaikan” agar ia tidak tertipu dengan amal kebajikannya. Sebab, ia tidak akan bergegas melakukan kebaikan-kebaikan kecuali karena taufik dari Allah dan pertolonganNya. Maka semestinya dia aktif bersyukur kepada Allah atas karunia yang telah dikaruniakan kepadanya.

“Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” Maksudnya, warisan al-Kitab yang sangat mulia bagi orang yang dipilih oleh Allah di antara hamba-hambaNya itulah karunia yang sangat besar, yang semua nikmat bila dibandingkan dengannya sama sekali tidak ada artinya. Jadi, nikmat yang paling besar secara keseluruhan dan karunia yang paling agung adalah warisan kitab suci al-Quran ini.

An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Fatir ayat 32: Allah mengabarkan bahwasanya Al Qur’an ini yang Allah telah turunkan kepada Nabi-Nya Muhammad ﷺ adalah sebagai warisan bagi umatnya, di mana Allah memilih ﷺ dari sekian banyak umat. Kemudian Allah menjelaskan bahwa berpegangnya manusia dengan Al Qur’an ini terbagi beberapa golongan. Golongan yang mendzalimi dirinya sendiri, golongan yang pertengahan dan juga golongan yang lebih dahulu berbuat kebaikan.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.IYaitu umat Islam. Dengan meremehkan dalam mengamalkannya atau lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya atau melakukan maksiat namun di bawah kufur. Yakni mengamalkannya pada sebagian besar waktunya atau orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya atau membatasi dirinya dengan yang wajib dan meninggalkan yang haram. Yakni orang-orang yang kebaikannya sangat banyak dan jarang berbuat kesalahan. Ada pula yang berpendapat, bahwa yang dimaksud yang lebih dahulu berbuat kebaikan adalah orang yang menggabung ilmunya dengan mengajarkan dan mengamalkannya. Ada pula yang berendapat, bahwa maksudnya adalah orang yang bersegera dan bersungguh-sungguh sehingga ia mendahului yang lain, ia mengerjakan yang wajib dan menambah dengan yang sunat, serta meninggalkan yang haram dan yang makruh. Meskipun demikian, semuanya dipilih oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala meskipun tingkatan mereka berbeda-beda, masing-masingnya mendapat warisan kitab-Nya itu (Al Qur’an) bahkan orang yang menzalimi dirinya sekali pun. Adapun maksud mewarisi kitab-Nya adalah mewarisi ilmunya dan pengamalannya, mempelajari lafaznya dan menggali maknanya. Kata-kata “dengan izin Allah” ini kembali kepada orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan agar ia tidak tertipu dengan amalnya, karena ia tidaklah sampai seperti itu kecuali dengan taufik dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan pertolongan-Nya, sehingga sepatutnya ia menyibukkan dirinya untuk bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala atas nikmat-Nya itu.

Yakni mewarisi kitab-Nya yang agung itu merupakan karunia yang besar, di mana semua nikmat jika dibandingkan dengannya menjadi tidak ada apa-apanya. Sehingga nikmat yang paling besar secara mutlak adalah mewarisi kitab Al Qur’an ini.

GRATIS! Dapatkan pahala jariyah dan buku rahasia rezeki berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Fatir Ayat 32

Kemudian kitab Al-Qur'an itu kami wariskan kepada orang-orang yang benar-benar kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu mereka terbagi menjadi tiga kelompok; di antara mereka ada yang menzalimi diri sen-diri, yakni kurang memperhatikan pesan-pesan kitab tersebut sehingga lebih banyak berbuat salah daripada berbuat baik; ada yang pertengahan, yaitu orang yang kebaikannya setara dengan keburukannya, dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Mereka itulah orang yang segera dan berlomba berbuat kebajikan sehingga kebaikannya sangat banyak dan amat sedikit jarang berbuat salah. Yang demikian itu, yakni pewarisan Al-Qur'an kepada umat nabi Muhammad dan kesegeraan mereka berbuat kebajikan, adalah karunia yang besar. 33. Mereka akan mendapat surga 'adn; mereka masuk ke dalamnya. Di dalamnya mereka diberi berbagai kenikmatan jasmani dan rohani. Di antara kemikmatan jasmani ialah perhiasan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.

GRATIS! Dapatkan pahala jariyah dan buku rahasia rezeki berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Itulah beberapa penjelasan dari beragam ulama terhadap isi dan arti surat Fatir ayat 32 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita. Support dakwah kami dengan memberi hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA